Suara Dzaki terhenti mendadak.Dia menatapku dengan linglung, di dalam hatinya muncul rasa panik yang tak bisa dijelaskan. Seolah-olah, diriku saat ini bisa menghilang dari pandangannya kapan saja.Aku perlahan bangkit dan bersandar pada dinding sambil menyeka darah di wajahku, lalu menatap ibuku dan berkata, "Aku dan Dzaki nggak pernah mendaftarkan pernikahan. Jadi, dia bisa langsung mendaftarkan pernikahannya dengan Inara."Ibuku, Qila, tampak terkejut dan bertanya, "Kalian belum mendaftarkan pernikahan?"Wajah Dzaki tampak sangat muram. Dia mengerutkan kening dan menjelaskan, "Dulu selalu sibuk. Lama-lama ya ... lupa saja."Namun, ibuku malah bertepuk tangan dan berkata, "Belum terdaftar itu malah bagus."Anakku menatapku dengan ragu lalu bertanya, "Kalau begitu, ke depannya Bibi akan jadi mamaku?"Aku mengangguk ke arahnya dan tersenyum, "Kamu senang?"Mirda melompat kegirangan sambil berseru, "Hebat! Mulai sekarang Bibi adalah mamaku!"Seolah takut aku tersinggung, dia buru-buru m
Read more