LOGINAku menunggu donor jantung selama dua tahun, tetapi jantung itu malah ditransplantasikan oleh suamiku kepada putri palsu keluarga kaya, Inara. Dokter mengatakan aku hanya memiliki sisa waktu hidup satu minggu. Karena itu, aku memutuskan untuk membekukan jenazahku. Aku menyumbangkan jasadku sendiri kepada studio milik Inara. Pada hari aku menandatangani surat donasi, anakku berlari memelukku dan berkata bahwa akhirnya Mama dan Bibi sudah berdamai kembali. Orang tuaku memujiku karena akhirnya aku mengerti arti kasih sayang antarsaudari dan mau saling membantu. Suamiku pun merasa lega, mengatakan bahwa aku akhirnya melepaskan ganjalan di hati dan menjadi lebih pengertian. Aku tersenyum tipis. Ya, kali ini aku benar-benar sudah belajar untuk patuh. Aku akan mengembalikan identitas putri Keluarga Mahardian kepada Inara dan mengabulkan keinginan kalian semua.
View MoreQila bertanya dengan mata memerah, "Di mana putriku? Aku ingin melihat putriku."Staf menyahut dengan dingin, "Putri Anda sudah tertidur. Sesuai peraturan, nggak seorang pun boleh menemuinya.""Kalau nggak, eksperimen pembekuan akan terhenti. Kalau sampai begitu, dia benar-benar nggak akan punya kemungkinan untuk hidup kembali."Qila ketakutan dan segera melambaikan tangan. "Nggak ... jangan hentikan eksperimennya. Aku ... aku nggak akan menemuinya, nggak akan ...."Dzaki sudah mendengar penjelasan rinci tentang eksperimen ini dari asistennya di perjalanan. Meskipun dia juga merasa terdengar seperti dongeng belaka, selama masih ada satu dari miliaran kemungkinan, dia tidak ingin melewatkannya.Dengan mata memerah, dia bertanya, "Apa ... yang ditinggalkan istriku untukku?"Barulah staf menyerahkan sebuah amplop kepadanya dan berkata dengan nada datar, "Sesuai aturan, setiap pendonor akan meninggalkan sedikit barang peninggalan untuk keluarganya. Bu Qila hanya meninggalkan satu surat. Si
Inara tersentak sadar. Dia buru-buru menarik kembali senyumnya dan berkata dengan panik, "Mana mungkin. Aku ... aku nggak percaya Kak Perdita sudah meninggal. Pasti Kak Perdita Cuma berpura-pura untuk menakut-nakuti kita."Namun di dalam hatinya, dia tahu jelas bahwa Perdita memang sudah meninggal. Karena dua malam lalu, dia sudah menerima informasi donor di grup kerja rumah sakit.Nama pendonornya adalah Perdita.Hanya saja, karena tidak disertai foto, awalnya dia masih belum sepenuhnya yakin.Memikirkan hal itu, Inara kembali menangis. Dia mengulurkan tangan kepada Dzaki, memperlihatkan pergelangan tangannya yang terkelupas kulitnya.Dengan nada memelas dia berkata, "Kak Dzaki, sakit sekali ...."Dzaki belum sempat berkata apa-apa ketika Yanto sudah lebih dulu bertanya dengan suara dingin, "Ibumu sudah pingsan, tapi kamu sama sekali nggak bereaksi. Kamu malah hanya peduli sama luka sekecil itu. Apa kamu masih punya hati?"Saat itu, asisten Dzaki sudah memberi Qila obat jantung yang b
Pada saat bersamaan, di rumah Keluarga Wiranata.Tangan Dzaki yang memegang ponsel terus gemetar. Dia memutar ulang video itu berkali-kali.Di dalam video, wajah Inara yang selama ini selalu tampak lemah lembut dan polos berubah menjadi begitu mengerikan. Dia tidak pernah menyangka bahwa wanita yang tampak polos itu, ternyata adalah wanita iblis yang begitu menakutkan.Sama halnya dengan Qila dan Yanto.Mata kedua orang itu langsung memerah. Dengan suara bergetar, Qila berkata, "Sayang, kita benar-benar salah paham sama Perdita. Cepat ... cepat pergi dan bawa Perdita pulang.""Aku harus bilang padanya, ini salah Mama ... semua ini salah Mama ...."Yanto terisak dan berkata, "Aku akan langsung menelepon dokter penanggung jawabnya. Perdita pasti ada di sana. Dia pasti marah sama kita, jadi sengaja berbohong dan bilang dia sudah meninggal. Iya ... pasti begitu."Dzaki mengangguk dan berkata, "Benar. Kemarin dia masih mengirim pesan padaku, bilang kalau dia baik-baik saja dan menyuruhku un
Ayahku, Yanto, bertanya dengan sedikit terkejut, "Jadi kamu sudah memaafkannya?"Qila menghela napas dan bertanya, "Sayang, apa kita selama ini terlalu keras sama Perdita?""Sekarang dia juga sudah belajar patuh. Ke depannya, mari kita sayangi dia dengan baik dan perlahan mengajarinya mana yang benar."Yanto mengangguk dan berkata, "Aku ikut keputusanmu."Sebenarnya, dia tidak sebenci itu pada Perdita. Lagi pula, wajah Perdita hampir mirip dengannya. Setiap kali melihat Perdita, Yanto seperti melihat dirinya sendiri di masa muda.Kalau saja Perdita tidak begitu mengecewakan, dia juga tidak akan sengaja bersikap dingin padanya dan membiarkan orang lain memberi pelajaran pada Perdita demi mendisiplinkannya. Pasangan suami istri itu pun berdiskusi tentang bagaimana cara menebus Perdita. Namun, mereka tidak tahu bahwa pada saat yang sama, Perdita sudah dimasukkan ke dalam kapsul tidur.Di sisi lain, setelah Dzaki memasuki Keluarga Mahardian, dia langsung mencari Perdita dengan panik. Hanya












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.