ELLE, Julia n'était qu'une jeune femme, innocente , insouciante avec plein de vie. quand est apparu quand sa vie Oliver, cet homme qui changera le cours de son existence. Julia comprit alors que tout n'était pas rose dans la vie et qu'il fallait se battre parfois au péril de sa vie pour avoir ce qu'on veut.
View MoreDon’t feel stupid if you don’t like what everyone else pretends to love
“Dhe, kamu pulang hari ini, kan? Langsung ke rumah Mama, ya!” Suara Alena yang khas, lembut dengan intonasi yang terjaga sempurna, menyapa telinga bahkan sebelum aku sempat mengucapkan sepatah kata pun.
“Lena, please, kamu nelpon aku cuma buat nanya ini? Jam berapa di sana?” dari balik selimut aku menjawab pertanyaan Alena sambil beberapa kali menguap lebar.
“Kamu pulang, kan?” Kakak semata wayangku kembali bertanya tanpa menggubris pertanyaanku, “Aku, Mama sama Papa nungguin kamu di rumah,” nada suara Alena menjadi lebih menuntut.
“Iya,” aku menarik napas panjang. Tidak ada gunanya berdebat dengan Alena. Sama seperti Mama, Alena terbiasa mendapatkan semua yang diinginkannya dan tidak pernah terbiasa dengan penolakan, “Aku pulang hari ini.”
Sambil menyimak aku membuat mental note untuk menghubungi Mang Ujang agar membersihkan rumah lalu meminta jasa penyewaan mobil yang biasa aku gunakan untuk menjemput di bandara dan menitipkan sebagian besar bagasiku kepada Ann, asistenku, yang baru akan kembali ke Jakarta lusa.
“Asyik!” Alena berteriak riang dan sekesal apa pun aku saat ini, aku tidak bisa menahan diri untuk tersenyum membayangkan Alena. Dia antara kami berdua, Alena lebih ekspresif.
“Tapi Len,” suaraku terdengar lelah dan aku tidak berusaha untuk menyamarkannya, “Aku mohon, nggak ada pesta kayak tahun lalu atau tahun-tahun sebelumnya. Aku serius!”
“Apa artinya ulang tahun kalau nggak ada pesta perayaan?”
“Alena, please.”
“Dhe, kamu tahu betapa menyedihkannya ulang tahun tanpa pesta perayaan? Kenapa, sih, kamu benci ulang tahun?”
“Aku nggak benci, Len. Aku cuma nggak pengin dirayain. Itu aja.”
Tahun berbeda, percakapan yang sama. Aku tidak habis pikir kenapa Alena dan Mama sulit sekali untuk memahami kalau aku tidak menginginkan pesta apapun. Aku tidak ingin merayakannya. Aku hanya ingin hari ini cepat berlalu dan tanpa kesan apa pun. Ulang tahun, usia yang bertambah, semua itu hanya menyakitkanku. Membuka kembali luka yang tidak pernah berhasil tertutup secara sempurna. Di hari yang lain aku bisa mengacuhkannya. Berpura-pura seakan luka itu sudah sembuh. Hanya di hari ulang tahun aku tidak bisa mengabaikannya.
“Semua orang pasti pengin ngehabisin hari ulang tahunnya dengan orang-orang yang mereka sayang. Dengan keluarga,” Sepertinya Alena lupa kalau aku bukan dia. Alena tentu senang merayakan ulang tahunnya di kelilingi banyak orang. Sementara aku tidak, “Kamu juga, kan?”
“Alena,” aku turun dari tempat tidur dan dengan bertelanjang kaki mendekati jendela kamar hotel yang menawarkan pemandangan Hong Kong dari lantai 27, “Aku bukan kamu yang suka ngumpul-ngumpul, pesta atau apalah istilahnya. Aku nggak suka. Sesusah apa, sih, buat ngerti itu? Aku juga nggak kenal siapa yang kamu dan Mama undang. Satu lagi, aku malas dengar pertanyaan yang sama dari semua orang yang datang.”
“Pertanyaan apa? Oh! Tentang kamu kapan nikah? Di mana salahnya? Itu artinya semua orang perhatian dan sayang sama kamu. Kalau kamu bosan dengan pertanyaan itu, ya, kamu tinggal ajak calon pasangan kamu aja. Nggak susah, kan?”
“Alena!” Kali ini aku tidak berhasil menahan teriakanku.
“Ah, kamu masih belum punya calon?” Suaranya penuh dengan perasaan ingin tahu dan aku mengerti dengan baik ke mana arah pembicaraan ini, “Pacar?”
“Udah, ya. Aku nggak mau …”
“Kalau kamu belum punya pacar, aku punya beberapa temen yang mungkin cocok sama kamu,“ Alena dan obsesinya untuk menjodohkanku dengan salah seorang kenalannya, “Terus kemarin juga ada teman Mas Bri yang main ke rumah. Kayaknya kalian bakalan cocok, deh. Dia itu lulusan …”
“Berapa kali kita harus bahas masalah ini, Len?” Aku mengatupkan gigi ketika berbicara. Berusaha untuk mengendallikan emosiku sebaik mungkin, “Aku capek dengan obsesimu. Please, berhenti. Coba untuk mengerti kata cukup, Len.”
“Maksudku baik, Dhe. Aku pengin bantuin kamu. Kamu itu adik aku satu-satunya. Aku pengin llihat kamu bahagia. Salah?”
“Kamu nggak salah,” aku tidak pernah ingin menyakiti Alena, “Cuma aku minta kamu buat ngerti posisi aku.”
“Kamu udah punya calon sendiri, ya?” Ada semangat yang kembali tersulut dalam suara Alena saat ini.
“Len, kamu lupa sama kondisi aku? Aku nggak mungkin untuk punya pacar, pasangan apalagi suami.”
“Dhe..”
“Setop, Len. Berhenti,” aku menarik napas panjang. Membutuhkan tekad yang kuat untuk mengucapkan ini, “Berhenti merasa bersalah dan berusaha menebusnya dengan menjodohkanku. Aku nggak pernah nyalahin kamu. Itu bukan salah kamu, Len. Please, biarin aku sendiri.”
“Ayolah, Dhe..”
“Aku mohon, Len. Aku udah mutusin ini jadi aku mohon biarin aku menjalaninya dengan tenang. Aku capek kalau tiap tahun harus ngomongin masalah ini. Aku capek ngomongin pasangan, pernikahan,” aku mengigit sudut bibirku sekuat tenaga hingga lidahku mencecap asinnya darah, “Aku capek berharap suatu hari bakal ada cowok yang dengan tulus nerima aku apa adanya.”
“Dhe, maaf,” hanya itu yang berhasil diucapkan Alena setelah terdiam selama beberapa saat.
“Bukan salah kamu,” aku menengadahkan pandangan, berharap ini akan berhasil menahan air mata, “So, no party?”
“Maaf tapi aku sama Mama udah nyiapin semuanya. Aku janji ini yang terakhir!”
Kenapa ulang tahunku harus selalu dimulai dengan drama? Aku kembali menarik napas panjang, “Oke. Terakhir. Dan aku mohon kali ini kamu benar-benar nepatin janji.”
“Janji!” Alena mengucapkannya dengan penuh kesungguhan. Setidaknya itu yang aku dengar dari suaranya.
“Aku sampai rumah sore ini. Sekarang aku mau siap-siap. Flight-ku jam sembilan.”
“See you, Dhe”
“See you, Lena,” lalu aku memutuskan sambungan telepon dan melempar smartphone ke tempat tidur.
Aku menyandarkan kepala pada kusen jendela. Menikmati pemandangan kota Hong Kong yang berkilau tertimpa cahaya matahari pagi. Seandainya bisa memilih aku lebih memilih untuk menghabiskan hari ulang tahunku dengan mengelilingi Hong Kong dan mengumpulkan inspirasi untuk rancangan musim berikutnya. Pulang dan menghadapi puluhan pertanyaan kapan aku akan menyusul Alena adalah pilihan terakhir yang tidak pernah ingin aku jalani.
Pernikahan.
Bukan aku tidak ingin menikah. Siapa yang tidak memimpikan pernikahan? Bahkan sejak kecil aku selalu berharap akan tiba hari di mana seorang pria, tidak perlu pangeran berkuda putih karena aku hanya membutuhkan seorang pria yang mencintaiku tanpa karena. Seseorang yang berani memintaku kepada Papa lalu kami akan menikah dan menjalani kehidupan bersama hingga embusan napas terakhir.
Dulu Alena sering menggodaku. Katanya, itu bukan mimpi karena itu terlalu sederhana. Dan aku mengamininya.
Sekarang aku belajar, mimpi sederhana itu ternyata tidak sederhana.
-- oui... Les enfants sont trop choux.-- vous rêvez d'avoir des enfants ?-- bien-sûr... J'en veux 4. Deux filles et deux garçons.Cette réponse lui fait sourire. Un sourire franc et sincère. C'était bien le première qui venait du coeur.-- et combien d'enfants désiriez vousPour ça, il fallait d'abord que Adriana en veuille. Elle avait horreur des enfants et ne les supportait pas. Oliver eut honte d'avouer que sa femme ne pouvait sentit un enfant sans éternuer.-- non... J'espère en avoir. j'espère...marmona t-il-- vous n'êtes pas si vieux ,vous en aurez à coup sûre.-- dois je comprendre que vous me trouvez vieux?Elle rougissait jusqu'au os, jamais elle n'avait penser être aussi gêner. Cet homme devait avoir la trentaine et elle en avait 23. Sept
Sa voix l'avait surpris, il semblait d'être plus doux que tout à l'heure. Elle remuait la tête en guise de oui. Il se levait et l'aidait à se lever. Un serveur les voyant quitter leur table se dirigeait vers eux.-- monsieur... Désolé de vous avoir fait patienter.-- mais non sa n'a rien avoir avec. Nous sommes dans le regret de vous quitter. Ma femme ne sent pas bien.Elle avait failli tomber à la renverse pour ne pas dire qu'elle avait failli avaler sa langue. Le serveur semblait être déçu.-- très bien. Portez vous bien madame.Ils sortaient du restaurant en direction de la voiture. Elle était plus que pâle, l'expression de son visage avait littéralement changer et il l'avait aussi remarquer. Une fois dans la voiture , il s'excusait d'avoir inventé ce mensonge. Peut Être était elle gêner par ce qu'
Très tôt le matin, Julia avait fait venir Alyn. Il était hors de question qu'elle lui cette histoire par téléphone. Cette dernière c'était affoler en venant.-- tu es souffrante ? Le froid ne te va pas ?-- non... Même si je déteste l'hiver. Non j'ai mieux à te raconter.-- vas y. Dit t-elle excité.-- tu te rappel de l'homme du restaurant, celui qui avait égaré son porte feuille?-- oui raconte...-- il était là hier.-- comment es ce qu'il à fait pour connaître ton adresse ?-- il à fait quelques recherche et je dois te dire que ses informations m'inquiète.-- ce n'est pas ce qui m'intéresse. Comment es ce qu'il est? S'enquit t-elle les yeux pétillant.-- oh Alyn il est divinement , beau.-- Hiiiii... Julia tou
Après avoir passé une journée infernale. Oliver décidait de rendre une visite à sa mystérieuse inconnu. Julia où Monica, il ne savait comment l'appeler.Il garait devant le petit immeuble et regardait au troisième étage. Il vit une jeune femme assise au balcon de la maison de droite. Les autres lumière étaient toutes éteintes. Il jetait un autre coup d'œil à sa montre. 20h17 , à cette heure de la nuit cet immeuble était plonger dans la noirceur total. Il entreprit de monter quand même.Il montait les marches puis frappait à la porte.Julia était assise au balcon à contempler la Lune. Elle n'entendit pas les premiers coup, puis les coup devenaient plus fort. Elle sursauta et allait rapidement au salon. Elle n'attendait pourtant personne. Alyn n'était pas censée être ici et a part , Julia n'
-- Julia MCFORD âgé de 23ans, elle a eut son diplome en histoire et est coach sportive à Fitness et gardienne d'enfants à la crèche de Santa Maria, Elle réside à Brooklyn dans un petit immeuble de la place.-- son passé ? S'enquit Oliver.-- j'adore cette partie.Oliver froncait les sourcils interrogateur.-- Ses parents sont des clandestins, Julia n'est pas américaine en vérité elle s'appelle Monica Matinez . Espagnol de naissance, elle à eut sa nationalité il y a à bien des années de cela.-- pas de casier?-- non elle est clean.-- je veux son adresse.Il lui remit la carte sur laquelle il l'avait noter.-- j'irai lui dire merci en personne. Déclara Oliver.-- mon travail s'arrête là, j'espère ne plus recevoir...-- si, je
Julia c'était de bonheur, aujourd'hui elle avait une séance à la salle de sport avec les femmes. Elle enfilait rapidement sa tenue de yoga avant de sortir de l'appartement. Ce fut un autre détour lorsque madame Griselda l'interpellait pour l'aider à monter ses paquets. Cette vieille ne pouvait plus se passer de Julia et maintenant elle ne jurait que par son nom. Elle lui confiait même sa paye de la retraite. Julia voyait en elle la grand mère qu'elle n'avait jamais pu avoir.-- bonne journée madame Griselda.-- je suis une demoiselle. Répond la vieille.Comme à son habitude, elle avait horreur qu'on l'a traitre de vieille femme. Julia se mit à sourire avant de lui plaquer un baiser sur la joue.-- à ce soir miss Griselda. Rectifia t-elle.Puis elle filait à la salle de sport. Comme à son habitude elle était pile &agr
Bienvenue dans Goodnovel monde de fiction. Si vous aimez ce roman, ou si vous êtes un idéaliste espérant explorer un monde parfait, et que vous souhaitez également devenir un auteur de roman original en ligne pour augmenter vos revenus, vous pouvez rejoindre notre famille pour lire ou créer différents types de livres, tels que le roman d'amour, la lecture épique, le roman de loup-garou, le roman fantastique, le roman historique et ainsi de suite. Si vous êtes un lecteur, vous pouvez choisir des romans de haute qualité ici. Si vous êtes un auteur, vous pouvez obtenir plus d'inspiration des autres pour créer des œuvres plus brillantes. De plus, vos œuvres sur notre plateforme attireront plus d'attention et gagneront plus d'adimiration des lecteurs.
Comments