Share

PERNIKAHAN TERLARANG DENGAN MUSUH KELUARGA
PERNIKAHAN TERLARANG DENGAN MUSUH KELUARGA
Penulis: Afiqahly

AWAL MULA

Di rumah yang sangat besar dan mewah nampak dua orang dewasa tengah bermain-main di halaman belakang dengan 1 anak kecil laki-laki yang masih berumur 4 tahun. Mereka adalah anggota keluarga Giory. 

Siapa yang tak mengenal marga itu? Menempati posisi ke 2 sebagai keluarga paling kaya di dunia membuat semua orang mengenalnya. Terutama keturunan ke 5 dari keluarga itu, yang mana merupakan dia merupakan anak tunggal. 

“Arsya mau dedek, bunda,”  ucap sang anak yang bernama Draco Arsya Giory. 

Sedangkan 2 orang dewasa itu bingung setelah mendengar penuturan sang anak. Tak biasanya Arsya meminta itu, dulu ia tak mau memiliki adik. Namun mengapa sekarang malah meminta adik?. 

“Adik kan udah jadi dedek,” jawab sang bunda yang bernama Reta. 

“Betul tuh,” timpal suami Reta yang bernama Alif. 

Mendengarkan jawaban dari kedua orang tuanya, Arsya mengerucutkan bibirnya sebal namun di mata Alif dan Reta itu sangat menggemaskan. Reta mencubit pipi Arsya karena tak tahan melihat wajahnya yang lucu. Sedangkan Arsya yang dicubit semakin kesal. 

“Bunda, Ayah, Arsya mau dedek pokoknya,” tutur Arsya seolah-olah tak ingin dibantah. 

Reta menatap sang suami dengan alis ditautkan, sedangkan Alif tak tau mau menjawab apa. Mereka tak ingin mempunyai anak, apalagi Reta yang tak ingin jika Arsya kekurangan kasih sayang darinya. 

Alif berkata, “Kalau Arsya punya adik, nanti adiknya sayang sama keluarga Louwen.”  

Mendengar penuturan dari ayahnya Arsya menggeleng tegas. “Arsya ndak mau punya dedek,” ucapan Arsya membuat Alif dan Reta tersenyum puas. 

Namun tiba-tiba terdengar suara langkah kaki, Arsya dan dua orang dewasa itu menoleh ke asal suara. Melihat siapa yang datang, Arsya pun berlari kearahnya dengan senyum mengembang. 

“KAKEK ARSYA KANGEN,” teriak Arsya sembari berlari ke arah orang yang baru saja datang tadi. Dia adalah Wisnu orang tua dari Alif. 

Wisnu menggendong tubuh Arsya. “Kakek juga kangen sama, Adek,” ucapnya lalu berjalan ke arah Alif dan Reta yang tengah duduk. 

“Tumben kesini?” Ucap Alif, tak biasanya Wisnu datang berkunjung tanpa memberitahu mereka terlebih dahulu. 

“Papa mau ngomong sama Arsya tentang 'Itu' dan kalian diam saja,” ucap Wisnu sembari menatap anak dan menantunya satu persatu. 

Wisnu menaruh tubuh mungil Arsya kepangkuannya, sedangkan Arsya hanya diam menurut matanya melihat ke arah sang kakek. Wisnu menyuruh Arsya mendengarkan ucapannya, dan dia pun menurutinya. 

“Arsya tau kan musuh kita siapa?” tanya Wisnu kepada Arsya, seketika Arsya mengangguk. 

“Kalau Arsya besar, Arsya harus bisa mengalahkan keluarga Louwen. Kita harus menjadi nomer 1,” ucap Wisnu menggebu-gebu. 

Sedangkan Arsya mengangguk semangat. “Arsya akan menjadikan keluarga ini nomer 1,” ucapnya semangat. 

Wisnu mengacak rambut Arsya. “Bagus. Kamu akan menjadi cucu kakek yang hebat,” pujinya.

“Arsya harus bisa mengalahkan Louwen dan Giory akan menjadi nomer satu. Keluarga Louwen lah yang membuat kita berada di posisi kedua,” imbuh Wisnu. 

Arsya mengelus lembut pundak tegap Wisnu. “Arsya akan membuat nama Louwen diurutan terakhir. Musuh akan tetap menjadi musuh dan Sera akan menjadi musuh Arsya selama-lamanya. Arsya akan menghancurkan Sera,” ucap Arsya, mereka yang ada disana tersenyum puas. Tak sia-sia mereka memanjakan Arsya, sekarang anak kecil itu sangat penurut. Mungkin satu perusahaan akan Wisnu berikan kepadanya karena telah menjadi anak yang penurut. 

Arsya pun ikut tersenyum puas mendengar kalimat demi kalimat yang terucap dari mulutnya. Arsya tak tau jika ucapannya di masa depan akan sangat berpengaruh. Arsya hanya tau jika musuh keluarga Giory adalah keluarga Louwen. Dari kecil ia sudah diajarkan untuk mengenal siapa musuh bebuyutan keluarganya. 

“Adek mau minta mainan apa sama, Kakek?” tanya Wisnu. 

Mata Arsya berbinar setelah mendengarnya. “Mau mobil-mobilan, kakek beliin yah.”

“Apapun yang cucu kakek mau akan kakek belikan,” tutur Wisnu seraya mengacak rambut Arsya dengan gemas. 

Alif dan Reta tersenyum ketika melihat sang anak mendapati perhatian lebih dari Kakeknya. Arsya cucu tunggal Wisnu. Jadi, apapun yang dia inginkan pasti terwujud. Bahkan sebelum Arsya lahir, Wisnu sudah memberikan dia hadiah yang banyak. Setiap Arsya ulang tahun, Wisnu akan merayakannya dengan meriah. 

***

Ditempat lain diwaktu yang sama juga terdapat beberapa orang dewasa tengah menemani anak perempuan berusia 4 tahun. Anak perempuan itu bernama Sera Capela Louwen yang merupakan cucu tunggal dari keluarga Louwen. 

“Sera, sini sayang,” panggil wanita dewasa yang tak lain adalah Citra, mama Sera. 

Sera berlari kearah mamanya yang tengah duduk bersama keluarganya yang lain. Disana sudah ada kakeknya dan papanya, Sera duduk diantara opa dan papanya. Sedangkan Citra memilih untuk duduk disebelah suami. 

“Sera, sekarang umur kamu berapa?” tanya sang opa yang bernama, Fikri. 

Sera mengangkat jarinya membentuk angka 4. “Sera, umur 4 tahun Opa,” ucapnya. 

“Pintar,” puji Fikri dan mencium pipi berisi milik sang cucu. 

“Sera, nggak boleh main sama Arsya lagi. Kalau ada Arsya, Sera ajakin berantem aja, jangan lupa kalau Sera udah besar harus bisa mertahanin kedudukan keluarga Louwen menjadi nomer 1. Sera, harus bersaing dengan keluarga Giory. Pokoknya keluarga Giory ngak boleh rebut posisi kita,” tutur Fikri dengan mimik wajah serius. 

Sedangkan Sera mendengarkan dengan seksama ucapan sang opa. Setiap kalimat yang opanya keluarkan Sera langsung mengangguk semangat. 

“Sera, harus bikin posisi keluarga Giory berada diurutan paling dibawah,” Ucap papa Sera yang bernama Rama. 

Sera mengangguk semangat. “Sera, akan buat keluarga Giory miskin. Sera juga bakal mengingat kalau mereka musuh keluarga kita. Musuh tetap musuh, kalau ketemu sama Arsya harus ngeluarin mata yang serem. Arsya adalah musuh Sera, dan Sera akan selalu benci sama Arsya,” ucap Sera panjang lebar dengan nafas memburu.

“Pintar,” Puji mereka semua. 

“Anak papa sama mama memang pintar. Keturunan Louwen tak ada yang bodoh!” ujar Rama dan mendapatkan anggukan setuju dari semua orang. 

“Sera ngak boleh sayang sama Arsya!” peringat Fikri. 

“Sayang? Apa itu?” tanya Sera tak paham, umurnya baru 4 tahun mana mengerti soal sayang-sayangan. 

Fikri berkata, “Kalau Sera udah besar pasti tau tentang apa itu cinta dan sayang.”

“Harus nunggu Sera besar baru tau?” tanya Sera memastikan. 

Semua yang ada disana mengangguk dan tersenyum kearah Sera, apalagi Fikri yang sudah berhasil menghasut Sera supaya membenci Arsya. Dari generasi pertama keluarga Giory dan keluarga Louwen memang bermusuhan. 

Arsya dan Sera menyandang status sebagai generasi ke 5 dari masing-masing keluarga. Baik Arsya maupun Sera hanya tau jika permusuhan ini berasal dari generasi ke 1. Mereka dari kecil sudah diajarkan untuk tak boleh jatuh cinta satu sama lain. Mereka saling membenci, atas hasutan dari masing-masing keluarga. Bagaimanakah kisah mereka saat dewasa, apakah permusuhan itu akan tetap ada dari generasi ke generasi?. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status