Share

Bab 24

Cerita Dari Farah

Kini aku ada di rumah Mei karena diantar Rafan sebelum ke kantor tadi. Di rumah duka ini hanya tersisa orangtua dan mertua Mei, sementara yang lain entah ke mana. Aku dan Mei kini berada dalam kamar, Farah izin menyusul siang nanti karena ada urusan penting. 

Mata perempuan yang tengah mengandung itu sangat bengkak dan marah. Ia lusuh seperti tidak punya tujuan hidup. Sebagai seorang sahabat aku gegas memberi motivasi dan saran-saran untuk mengembalikan semangatnya. Memang tidak semudah itu bangkit kembali ketika separuh jiwa telah pergi, tetapi Mei harus kuat. Ini bukan akhir dari segalanya.

Anak dalam kandungan itu butuh Ibu yang kuat meski tanpa Ayah lagi. Bahkan ada orangtua, mertua dan yang lainnya termasuk aku membutuhkan dan menyayangi Mei. Ia tidak sendiri, ada Allah pula di hatinya. Perpisahan memang begitu menyakitkan, terlebih ketika sedang mengandung.

Perih seketika menjalar dalam kalbu. Aku memeluk tubuh lemas itu seket

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status