Share

113. Pengakuan yang Tak Diinginkan

Pintu tertutup. Bahu yang semula tegak kini luruh seiring deraian air mata yang mengalir di pipi. Nadya merasa terluka entah akibat goresan yang mana. Dia bahkan mulai berpikir, kalau pun ada luka di hatinya saat ini, itu terjadi akibat ulahnya sendiri. Maka tak salah jika dia menerima semua itu. Bahkan ... jika dengan mudah Pramono menemukan yang baru, dia berhak melakukan itu.

‘Jadi kenapa aku harus kecewa?’

Dengan tangan gemetar, Nadya meraih buku dan hasil riset di meja Pramono. Kemudian dengan tubuh setengah terhuyung, perempuan itu melangkah keluar melewati beberapa orang yang memandangnya dengan tatapan tak mengerti, dan bisik-bisik yang tak bisa dia dengar.

Nadya mengabaikannya. ‘Air mata sialan!’ umpatnya dalam hati. Satu tangan mengusap pipi dengan ujung jari, mencegah tetes demi tetes air mata itu mengalir lebih banyak.

Brak!

Buku dan file di tangan Nadya terjatuh. Tubuh perempuan itu terpental dua langkah ke belakang. Sorot matanya kosong, tertuju pada lantai. Nadya be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status