Share

117b. Bait-bait Curahan Hati

“Apa kau tidak dekat dengan ayahmu?”

Sesaat pertanyaan itu terasa menyengat bagi Nadya. Dia sempat terpaku menatap Edwin yang memandang lekat ke arahnya. Sedetik kemudian bahunya kembali terguncang seiring air mata yang deras berjatuhan.

Wanita itu menggeleng. “Ayah adalah laki-laki yang tegas. Terlampau tegas, dalam pandanganku. Sulit sekali mengubah jalan pikiran ayah. Sesulit mendekatinya,” jelasnya di antara isak tangis.

Nadya merasakan genggaman di tangannya semakin erat. “It’s ok, Nadya. Aku paham perasaanmu.” Edwin menenangkan. “Lalu sekarang, apa kau masih mencintai suamimu?”

Pertanyaan itu seketika membuat Nadya menoleh pada laki-laki di belakang kemudi. Pertanyaan yang sama, pun akhirnya muncul di benaknya. Apakah aku masih mencintai Pramono? Bahkan, apa aku pernah mencintainya?

***

Waktu menunjukkan pukul delapan malam saat Nadya tiba-tiba merasakan melilit di lambung. Dia baru ingat tak sempat belanja sore tadi karena insiden di rumah Edwin.

“Hubungi aku jika kau but
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status