Share

Hancur sudah!

  Adrian yang sedari tadi sudah megatakan banyak hal namun Celine mengabaikannya begitu saja, sedangkan saat Joni memberikan hadiah dengan cepat Celine segera berbicara kepadanya.

  "Ini hari ulang tahunmu, Celine?" ucap Adrian ia menepuk dahinya cukup keras, dan akhirnya ia ingat jika hari ini adalah hari ulang tahun Pacarnya.

  Pantas saja sejak ia datang kemari untuk bertemu dengannya, Celine selalu membuang muka dan mengabaikan keberadaannya, akhir-akhir ini memang benar Adrian selalu menemani Ayahnya dirumah sakit dan tidak memikirkan hal-hal lain termasuk ulang tahun pacarnya sendiri, ia selalu memikirkan tentang kesembuhan Ayahnya saja.

 "Kau memang sangat lucu ya sampah! bagaimana mungkin ada laki-laki sepertimu yang sampai melupakan ulang tahun pacarnya sendiri?" cibir Putri yang sedari tadi memperhatikannya, "Biar kutebak, kau pasti sengaja melupakan hari ulang tahun Celine karna tidak memiliki uang untuk membelikannya hadiah ulang tahun kan?" lanjutnya dengan menahan tawanya.

  Adrian melengos dengan kesal kearah Putri yang sedari tadi terus membicarakan dirinya, "Aku akan pergi dan membelikanmu hadiah ulang tahun sekarang, Celine!" ucap Adrian, ia kemudian segera berbalik untuk pergi.

  "Sudah tidak usah! ucap Celine yang akhirnya mengucapkan kata-katanya kepada Adrian dan menghentikannya yang akan pergi.

   Kemudian dia melirik sebentar kearah Adrian dan dengan dinginny berkata "Katakan saja ada keperluan apa kau mau menemuiku!?".

  Adrian teerdiam sesaat, ia menggertakan giginya sebelum berkata dengan perasaan yang bercampu aduk "Ayahku membutuhkan biaya untuk menjalani oprasi,,!"

  "Apa!, jadi kau kemari hanya untuk meminjam uang kepada Celine!?" Putri terdiam kehabisan kata-kata mendengarnya, "Pertama! hari ini adalah hari ulang tahunnya, dan kau tidak memberikan hadiah apappun kepada Celine, dan yang ke dua! apa kamu tidak malu untuk meminjam uang kepadanya!" Putri berkata dengan jijik.

  Adrian mencoba tidak menghiraukan perkataan Putri, ia harus fokus ketujuan awalnya kemari, yaitu meminjam uang untuk biaya oprasi Ayahnya, "Celine tolong kau pinjamkan dulu sedikit uangmu padaku, aku berjanji akan mengembalikannya padamu se-segera mungkin!" wajah Adrian mulai memerah setelah mengucapkan kata-kata itu, jujur ini adalah kali pertama seumur hidupnya meminjam uang kepada orang lain, namun mau bagaimanapun Adrian terpaksa melakukannya.

  Joni yang berdiri disamping Adrian berkata dengan nada mencibir "Adrian, Adrian, kau benar-benar sangat tidak tahu malu yaa meminjam uang kepada seorang wanita, apalagi dia adalah pacarmu sendiri!"

 "Memangnya jika aku meminjamkan uangnya kepadamu, apa kamu yakin akan mampu membayar semuanya? sekarang ini semua orang sudah tahu jika Ayahmu sudah gulung tikar, dan mempunyai banyak hutang kepada bank, jika kau mau berhutang lagi, kau mau membayarnya dengan apa?"

  Adrian mengepalkan tangannya dengan kuat, ketika ia datang pertama kali kerumah Celine dan melihat perkumpulan orang kaya ini, ia sudah menduga jika pasti dirinya akan di sangat di permalukan dan di rendahkan oleh semua orang.

  Dan yang membuatnya merasa benar-benar terguncang karna tujuan awalnya datang kemari untuk bertemu dengan Celine, namun sayangnya dari awal Celin tidak pernah mau membelanya, bahkan sikapnya juga terkesan dingin pada Adrian, hal itu benar-benar membuatnya kecewa dan sakit hati.

  "Celine kumohon, kondisi Ayahku saat ini sedang dalam bahaya, tolonglah diriku dan Ayahku atas nama pertemanan kedua Ayah kita!" pinta Adrian, ia benar-benar sudah menghilangkan rasa malunya karna keadaan yang benar-benar mendesak ini.

  Putri engerutkan keningnya cukup dalam setelah mendengar ucapan Adrian "Apa kamu takut jika Celine tidak mau meminjamkanmu uang, sampai-sampai kau menggunakan nama Om Irfan untuk membujuk Celine?, Apa kau ini masih seorang laki-laki!" perkataan Putri ini sudah jelas bermaksud memanaskan situasi saat ini.

  Dan benar saja, Celine segera menatap Adrian dengan tatapan jijik dan penuh rasa kecewa di wajahnya yang tertuju kepada Adrian.

  "Celine bukan begitu maksudku,,,"

 "Sudahlah! kamu tidak perlu mengatakan apapun lagi kepadaku!" Celine segera pergi meninggalkan semua orang dan kembali ke dalam rumah untuk mengabil uang sebesar 300 juta kepada Adrian.

  "Tadi Ayahku menelpon, dan menyuruhku menyiapkannya untuk di berikan kepadamu, aku bisa memberikannya kepadamu dengan mudah, hanya saja ada syarat yang harus kuberikan kepadamu!" Ucap Celine dengan tangan membawa sekoper uang di dalamnya.

  Saat melihat koper ditangan Celine, dengan cepat Adrian menganggukan kepalanya, ia sudah tidak peduli dengan syarat apapun yang akan di berikan kepadanya, asalkan ia berhasil mendapatkan uang itu "Katakan saja Celine, aku sia melakukan apapun syarat yang kau berikan!".

  "Syaratnya cukup mudah, yaitu, mulai hari ini hubungan kita berakhir sampai disini, sekarang keluargamu sudah miskin, aku atas nama Celine bersumpah! bahkan sampai mati pun aku tidak akan pernah mau membiarkan pria miskin sepertimu menikah denganku!" Ucap Celine dengan mengangkat dagunya dengan penuh rasa bangga dan kesombongan, seperti seorang bangsawan yang menatap rakyat miskin.

  Adrian memandang Celine dengan tatapan yang sulit diartikan, ia benar-benar tidak percaya bahwa Celine bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu dari mulutnya.

  "Cepat ambil uang ini, lalu pergi dari rumahku sekarang juga!" Celine berkata dengan datar, kemudian ia segera melemparkan koper berisi uang ratusan juta itu ke lantai.

  Perasaan Adrian saat ini sudah benar-benar hancur, ia juga sebenarnya sangat ingin pergi meninggalkan tempat ini, akan tetapi ketika ia memikirkan kondisi Ayahnya yang sangat membutuhkan uang itu, akhirnya Adrian membungkukan badannya untuk mengambil uang itu dengan tangan gemetaran.

  Tapi pada saat Adrian akan mengambilnya, dia sama sekali tidak menyangka jika Joni yang dengan cepat mengambilnya terlebih dahulu, sebelum ia sempat memegangnya.

  "Kamu! cepat berikan uang itu kepadaku!" Adrian melotot tajam dengan berteriak kencang kearah Joni, dan dengan cepat ia melangkah maju untuk merebut kembalu uang itu, namun ia di hadang oleh dua orang kekar sebelumnya dan ditendang sampai tersungkur ke lantai.

  "Apa kau sangat menginginkan uang ini, Adrian?" Joni duduk di atas tubuh Adrian, dan dengan menggunakan kakinya, ia menekan kepala Adrian dengan sangat keras ke lantai "Jika kau mau menggonggong seperti anjing, aku akan memberikan uang ini kepadamu, jadi cepatlah lakukan!".

  Adrian merasakan rasa sakit di kepa;anya yang berdenyut, ia akhirnya menuruti perkataan Joni dengan kedua bibir yang bergetar "GUUKK"

"Hahaha,,,," semua orang yang ada disana tertawa terbahak bahak melihatnynya.

  Celine juga yang melihatnya memberikan tatapan penghinaan tanpa rasa kasihan sedikitpun "Pria sampah tidak berguna sepertimu memang pantas di perlakukan seperti itu!" pikirnya.

  "Katakan lebih keras lagi, cepat!" Joni dengan bangganya berbicara kepada Adrian di depan Celine"Aku adalah Adrian, dan aku adalah seekor anjing, guuk, guuk,, cepat katakan seperti itu!"

  "Aku adalah Adrian, dan aku adalah seekor anjing, guuk,gukk,!" Adrian tidak punya pilihan lain lagi, dia butuh uang, dia benar-benar sangat membutukan uang itu.

 "Hahaha,,," semua orang kembali tertawa dengan lantang.

  untungnya saat ini Joni menepati perkataannya, ia memberikan uang itu kepada Adrian, dan langsung menyuruhnya pergi dari situ dengan menendang punggung Adrian.

  Untungnya Adrian bisa menyeimbangkan tubuhnya sehingga ia tidak sampai kembali terjatuh, kemudian ia segera berlari dengan cepat meninggalkan tempat itu, dan kembali menuju rumah sakit.

  Selama aku bisa menyelamatkan nyawa Ayah, penghinaan ini tidak ada apa-apanya bagiku! pikir Adrian.

  Namun sesampainya ia di rumah sakit, rombongan perawat dan Dokter sedang terburu-buru di dalam kamar pasien.

  "Tiga ratus miligram adrenaline! bersiap untuk sengatan listrik!"

  "Tambahkan ke 250 joule, lakukan sekali lagi!"

  TIT,,TIT,,TIT,,,,

EKG yang ada di layar itu berubah menjadi garis lurus, Adrian menyaksikan Dokter itu mencabut selang oksigen dari Ayahnya, dan setelahnya ia menutupi seluruh tubuh Ayahnya dengan kain putih sampai menutupi mukanya.

  Adrian terdiam mencerna apa yang semuanya ia lihat "Ayah,,,!" perasaan hancur di hati Adrian rasakan.

  "Maaf! kami telah melakukan yang terbaik sesuai kemampuan kami!"

  "Tidak! Ayahku tidak mungkin mati kan?" tanya Adrian mencoba tenang

  "Kau sudah melihatnya sendiri, dan untuk apa kami berbohong kepadamu!"

  "Bagaimana mungkin, bagaimana mungkin! Ayahku bisa mati bukankah kemarin ia masih baik-baik saja! ini semua pasti karna kalian takut aku tidak bisa membayar semuanya kan? jadi kalian menyerah melakukan perawatan kepada Ayahku! iya kan?" Adrian sudah benar emosi, ia mencengkram kerah pakaian Dokter dengan sangat kencang!

  Dia sudah berhasil membawa uang, namun Ayahnya sudah pergi terlebih dahulu meninggalkannya

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status