Share

Bab 35 Potongan teka-teki

Satu bulan kemudian...

Angin berhembus kencang, pepohonan tua bahkan bergemuruh karenanya. Langit hitam pekat tanpa bintang, hanya sebuah lentera berapi kecil yang menjadi penerang.

Amarta merasakan kaki telanjangnya menginjak bebatuan berselimut tanah basah, "Jalan setapak ini? Aku tahu jalan ini...kenapa aku kembali ke sini?" Netranya menyusuri sekeliling, merasa janggal dengan apa yang ia lihat.

Suara geraman terdengar dari arah semak belukar, membuat tubuhnya merinding. Dengan terpaksa Amarta melanjutkan langkahnya. Ia berusaha berlari namun kain jarit yang membalut tubuhnya membuat langkahnya terhambat. Beberapa kali kakinya tersandung bebatuan, luka gores yang menimbulkan rasa perih pun tak lagi ia gubris.

"Kenapa aku kembali ke sini? Kenapa? Dimana letak Kaputren itu? Aku harus menemukannya!" Amarta mulai menggila, begitupun dengan suara-suara aneh di dalam hutan. Ada yang seperti mentertawakannya, ada pula suara samar yang mengajaknya untuk singgah.

Hingga akhirnya semua suar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status