Share

Bab 138

Bab 138

Suara muntahan itu berlangsung 5 menit.

“Nak Tika… apakah kamu baik – baik saja?” tanya Iswati cemas sambil mengetuk pintu toilet. Dia meninggalkan Amina yang masih berdiri di depan pintu.

Senyap, kemudian terdengar suara benda jatuh dari dalam.

“Nak Tika, Nak Tika, buka pintunya.” Panggi Iswati. Dia mencoba membuka pintu toilet. Sayangnya pintu itu terkunci itu dari dalam.

Menyadari tetap tidak ada jawaban dari dalam. Amina tergerak mendekat. “Maaf, Te.” Tanpa menunggu persetujuan Iswati, dia menempelkan telinganya ke pintu. Tidak ada suara maupun pergerakan di dalam.

“Kita dobrak saja pintunya, Te,” usul Amina. “Saya khawatir terjadi sesuatu di dalam.”

“Lakukan saja, bila kamu bisa,” kata Iswati gugup.

Amina mengambil tempat perkakas di dapur. Ia hapal tempatnya, karena ia yang merapikannya sebelum pindah. Beberapa detik kemudian, dia mencoba mencongkel pintunya dengan obeng. Peluh bergerombol di dahinya.

Iswati berdiri di samping Amina dan memperhatikannya dengan serius. “A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status