Share

PULANG KE RUMAH ISTRI TUA

RAHASIA SUAMIKU (7)

''Ternyata kamu sudah pulang Zal, Om kira kamu tidak akan pulang lagi.'' cecar Om Wira, aku kira yang datang adalah Kinan. Ah, tapi ... masa iya Kinan, ia 'kan tidak tahu alamat rumah ini dan aku pun sama sekali tidak akan membeberkan padanya. Bisa mati perlahan aku jika kedua istriku tahu bahwa rahasiaku sudah terbongkar.

''I-iya, Rizal sudah pulang. Pekerjaan di luar kota telah selesai, jadi langsung saja pulang ke rumah ini bertemu dengan anak dan istri tercinta,'' jelasku sembari tersenyum. Hatiku merasa kaget, sungguh tak sanggup bila ada satu orang pun yang tahu rahasia yang aku sembunyikan rapat-rapat.

''Oh begitu, bagus deh. Hmm ... oh iya, Om mau bicara sesuatu sama kamu boleh? Ini soal pekerjaan yang akan kita bangun sebentar lagi,'' tanya Om lagi diiringi dengan senyuman tipis

Sesaat aku menatap wajah Om Wira. Entah kenapa firasatku mengatakan bahwa sesuatu akan terjadi, tapi aku tidak boleh gegebah atau pun gugup, bisa curiga kalau Om Wira sampai tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi.

''Sepertinya ada hal serius. Ya sudah kalian bicara saja di luar, aku mau menidurkan anak kita dulu ya, Mas.'' Sinta bangkit dan mempersilahkan aku dan Om Wira berbicara empat mata. Kemudian kami berdua melangkah dan duduk di luar rumah.

''Sebetulnya Om tidak ingin membahasnya, tapi ada sesuatu hal yang sangat mengganjal dalam fikiran. Om mau tahu sesuatu dan ingin kamu jujur mengatakan hal yang sebenarnya,'' ucap Om Wira menatap tajam.

Keningku mengerut, tiba-tiba saja dadaku berdetak lebih cepat. Apa yang akan ditanyakan oleh Om Wira? Apa jangan-jangan ....

''Maksud Om apa ya? Bukankah kita akan membicarakan masalah pekerjaan. Tapi kenapa ....'' 

''Sudah jawab saja, apakah kamu punya wanita idaman lain selain Sinta?'' Belum selesai aku menjawab, Om Wira langsung berbicara. Pertanyaannya membuat hatiku merasa kurang nyaman. Namun perasaanku merasa aneh, kenapa Om Wira menanyakan hal ini seolah-olah ia tahu semuanya. Tidak, tidak mungkin aku mengatakan hal yang sebenarnya pada Om Wira, bisa-bisa Sinta marah.

''Om Wira bisa saja, mana mungkin saya berani mengkhianati Sinta. Dia wanita yang baik, solehah. Apalagi ia sudah memberikan bidadari yang sangat cantik. Om Wira ada-ada saja.'' cibirku sembari tersenyum.

''Om serius Rizal, Om dengar dari seseorang bahwa kamu mempunyai idaman wanita lain dan kalian berdua sudah menikah. Om hanya ingin tahu saja kebenarannya dari mulut kamu.'' Aku tertegun mendengar ucapannya. Namun, aku harus bisa menguasai diri dan tidak goyah untuk mengatakan kebenarannya.

''Tidak sama sekali Om, mungkin mereka salah lihat dan menyangka lelaki yang berselingkuh adalah saya. Jujur, saya belum pernah mengkhianati Sinta dan tidak akan pernah berniat seperti itu. Karena saya yakin, separuh hidup jiwa ini hanya untuk Sinta seoarang saja.'' jelasku berbohong dan menyakini Om Wira. 

''Om hanya takut saja, apalagi Sinta adalah keponakan satu-satunya. Om percaya sama kamu dan semoga saja kamu bisa setia terus dan mampu membahagiakan Sinta dan juga Tasya.'' ujar Om Wira tersenyum.

''Om tenang saja dan jangan khawatir,'' Aku tetap santai karena tidak ingin ketahuan.

''Kalau begitu Om pergi dulu ya. Maaf barusan berbohong, karena Om tak ingin Sinta tahu apa yang akan kita obrolkan.'' ujar Om Wira pamit. Dia bangkit dan berlenggang pergi.

''Iya Om, tidak apa-apa.''

Aku langsung menghela nafas panjang setelah kepergian Om Wira. Dia pergi meninggalkan rumah ini dengan kendaraan mewah miliknya.

Aku terdiam menatap jalanan yang begitu ramai, sekarang entah kenapa pikiranku tertuju dengan Kinan. Tanpa fikir panjang aku langsung meneleponnya takut ia keluar tanpa sepengetahuanku.

NOMER YANG ANDA TUJU SEDANG TIDAK AKTIP, COBALAH BEBERAPA SAAT LAGI.

''Aahhhh ... sialan!''

Nomer ponsel Kinan sama sekali tidak bisa dihubungi, padahal ia selalu saja mengangkat sesaat aku meneleponnya. 

Aku memang lelaki pecemburu, tapi hidupku tak ingin memiliki satu wanita. Sudah sejak lama aku tidak pernah menjalani hubungan dengan kesetian, tapi dengan sempurnya perselingkuhanku tidak pernah terbongkar. 

Aku mempunyai istri dua sekarang, Sinta memang sangat cantik tapi ia tidak menggoda seperti Kinan. Kinan yang sehari-hari menggunakan pakaian sexy membuatku tak ingin jauh dari pelukannya. Tapi sekarang aku terpaksa jauh dengannya karena sama sekali tidak ingin Sinta tahu bahwa aku telah mengkhianatinya. 

Jika difikir lucu juga memiliki dua wanita sekaligus dijadikan istri, Sinta tergolong wanita unik, dia wanita yang sangat pengertian dan selalu mengetahui apa yang aku harapkan dan inginkan. Tapi soal ranjang  ia nol besar, tidak seperti Kinan yang hobinya selalu sopping dan aku selalu puas jika dilayani olehnya. 

''Mas ... kamu kenapa melamun? Mana Om Wira?'' tanya Sinta yang tiba-tiba datang mengagetkan aku.

''Kamu ini bikin Mas kaget saja. Barusan Om Wira pulang, katanya ada urusan mendadak jadinya ia tidak pamit dulu padamu,'' jelasku berbohong.

''Oh begitu, hmm ... aku boleh minta sesuatu tidak sama kamu Mas?'' Sinta menatap.

''Kamu memangnya mau minta apa dariku, Sayang?'' tanyaku sembari mencium pipinya dengan keromantisan.

Sinta terkekeh geli, ''Begini Mas, uang yang selalu Mas transfer setiap bulannya sudah habis. Apakah aku boleh memintanya, sebab keperluan di rumah sudah habis. Apalagi susu Tasya dan pempersnya sudah habis juga,'' pintanya memelas.

Dengan terpaksa aku segera mengeluarkan uang dari dalam dompet dan memberikannya langsung pada Sinta.

''Kebetulan Mas hanya punya uang lima ratus ribu, kamu hemat-hemat ya sampai akhir bulan. Kebetulan juga dua minggu lagi Mas akan kembali bekerja di luar kota untuk bisa memenuhi segala kebutuhanmu,'' imbuhku mengulurkan uang berwarna merah pada Sinta. Ia terlihat seperti menelan saliva dan dengan senang hati menerimanya. 

Setiap bulan terkadang aku selalu memberikannya jatah sebesar tujuh ratus ribu pada Sinta, tapi sekarang aku memberikannya lima ratus ribu. Aku sangat tak ingin merelakan uang banyak padanya karena percuma saja akan habis dengan keperluannya yang sama sekali kutidak ketahui.

Ya, Sinta memang selalu membayar listrik, sayuran dan kebutuhan Tasya. Tapi ia begitu boros sama sekali tidak bisa mengatur keuangan. Berbeda halnya dengan Kinan, walaupun ia belum bisa memberikan aku anak tapi setiap bulannya aku selalu memberikan uang jatah sebanyak lima belas juta perbulan. Memang sangat besar aku memberi pada Kinan, tapi  pelayananya sama sekali tidak sebanding dengan Kinan yang sangat tidak bisa membuatku merasa keta*ihan.

''Apa Mas? Dua minggu lagi? Apa tidak bisa menunggu sampai satu bulan saja? Soalnya aku sangat takut Tasya akan bersedih,'' Sinta terlihat murung.

''Tidak bisa, Sayang. Mas memang harus pergi dua minggu lagi. Jika tidak kita Mas nggak akan punya uang, jadi mengertilah dengan posisi Mas sekarang,'' ujarku padanya.

''Ya sudah, jika memang itu yang Mas Inginkan. Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik saja.'' sahut  Sinta tersenyum tipis.

''Nah begitu dong, ini baru namanya istri Mas yang sangat cantik dan pengertian.'' cecarku merayunya.

Sinta memang selalu seperti itu, ia lugu tapi sangat mudah dibodohi. Aku pun  bersyukur punya istri seperti dirinya. Jika suatu saat nanti aku bosan dengan Kinan maka ada Sinta yang akan pastinya menerimaku dengan sepenuh hati.

Tiba-tiba ... Terdengar suara deringan telepon, nomernya begitu tidak dikenali. 

''Sebentar ya, Sayang, aku angkat telepon dulu.'' ujarku pada Sinta. 

''Silahkan saja, Mas.''

Aku menjauh dari Sinta dan langsung mengangkat panggilan telepon darinya.

''Hallo, maaf, ini dengan siapa?'' tanyaku setelah panggilan telepon terhubung.

''Kami dari pihak ke polisian ingin memberitahu soal istri bapak yang mengalami kecelakaan. Sekarang tengah berada di Rumah sakit Setia dimas.'' ujar seseorang yang mengakui polisi.

''Apa? Lalu bagaimana sekarang keadaannya?'' aku begitu kaget dan tak percaya dengan ucapanya.

''Sekarang kondisinya sudah ......''

BERSAMBUNG....

Berikan komen gemesnya dong💖 Oh iya, jangan lupa subcribe ya untuk selalu tahu kisah cerita ini.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dian Suhermina Setiati
Baik cuma terganjal dengan koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status