Share

Belum siap!

''Setya, apakah aku salah mengharapkan janinku kembali? Selama aku mengandungnya, aku sangat menyayangi. Tetapi, kenapa Tuhan mengambilnya, padahal belum sempat aku melihat wajah dan merawat anakku sendiri,'' lirihnya. Air matanya tak berhenti menetes.

"Anak hanya titipan Kinan, kapan pun bila Tuhan berkehendak pasti akan kembali. Kita harus sabar, ikhlas menghadapi cobaan. Kamu harus kuat dan sembuh. Perjalanan hidupmu masih panjang.'' Aku berucap kembali.

Seketika Kinan terdiam. Dia tak menangis kencang seperti tadi. Nampaknya ia mulai berusaha meredakan rasa sedih dan amarahnya. Aku yakin, Kinan adalah wanita kuat, ia mampu melewati cobaan buruk menjadi bersinar kembali.

Perlahan, aku mengusap air mata yang menetes di kedua pipinya. Kinan begitu tenang sekarang. Aku tersenyum melihatnya yang nampak tegar. Tak lama berselang, Kinan meminta izin untuk terlelap hingga kondisinya kembali stabil.

***

Jam di pergelangan tangan telah menunjuk ke arah pukul 05:15 WIB. Waktu telah hampir m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status