Emily Rose Stewart, 23 tahun, kehilangan kontak dengan kekasihnya dan kembali ke sebuah pulau di masa lalunya, dimana ia pernah mengalami kekelaman paling mengerikan. Kembali terjebak di antara Kembar-kembar bangsawan tampan Vagano dan tiga gadis tak dikenal yang misterius, ternyata Kutukan Angka Tiga belum berakhir setelah menghabisi 3 nyawa. Akankah Emily menjadi pengantin wanita seorang Vagano ataukah haruskah ia menjadi korban kutukan terakhir?
view more"Emily...?"
Suara lelaki muda yang rendah menawan itu sepertinya tak asing lagi bagi gadis cantik 23 tahun yang sekarang kembali terbaring di atas ranjang ruang tidur tamu mewah yang pernah ditidurinya 3 tahun silam.
Emily Rose Stewart lagi-lagi terhenyak. Mata cokelatnya seketika terbelalak. Keringat dingin turun menganak sungai di wajahnya. Ia sudah sangat terbiasa dengan semua mimpi buruk maupun indah yang ia alami tentang Ocean, Sky maupun Earth. Ketiga kembar tampan Vagano, 26 tahun, yang sama-sama bermata biru cerah dan berambut cokelat indah.
Walaupun ia 'sengaja' kembali berada di Pulau Vagano agar Earth mengurungkan niatnya untuk menikahinya. Sebab Emily sudah memiliki seorang kekasih, guru muda rekan pengajar di Evertown High bernama Alexander Chan-Meyer. Ya, setidaknya sampai beberapa saat silam.
Entah di mana dan bagaimana kabar Xander sekarang! Ia tertinggal di Evertown tanpa bisa diberi kabar. Ironisnya, di Pulau Vagano ini pun kini tak ada sosok Ocean. Sang kakak sulung belum juga dapat ditemukan, masih menghilang secara misterius, setidaknya bagi mereka yang mengenalnya. Malah Emily berjumpa lagi dengan Sky, alias Eagle Eyes, yang malam itu sempat menyanyi di kafe M's Brew, tempat Earth bekerja, sebelum kejadian 'penculikan' yang 'memisahkan' dirinya dengan Xander.
Kehadiran kedua gadis bangsawati kembar cantik Kate dan Katy Forrester yang masih berada di pulau itu sedikit banyak turut meresahkannya. Tampaknya semula mereka ada di tempat ini untuk dijodohkan dengan Ocean atau Sky, namun rencana itu gagal total. Katy, selain tampaknya mengalami gangguan jiwa, telah menjadi seorang 'tersangka pembunuh,' sementara Kate berubah dari gadis periang menjadi seorang gadis malang yang tampak frustasi menunggu-nunggu kehadiran Ocean Stallion Vagano, 'tunangannya' yang masih hilang entah kemana.
"Suara itu! Apakah itu kau, Earth?" Emily segera duduk tegak di ranjangnya. Ia belum menerima lamaran ataupun jadi menikah dengan Earth Avalanche Vagano, si bungsu. Kematian tragis Doc Lilian, satu-satunya dokter serta ibu asuh bagi ketiga pemuda kembar Vagano di ujung tajam pedang terkutuk Dangerous Attraction terlalu menyisakan duka mendalam bagi semua penghuni pulau. Dangerous Attraction pun segera kembali ke 'penjara-nya', bahkan kali ini dimasukkan Sky ke dalam sebuah brankas baja super kuat yang terkunci rapat dengan kombinasi angka rahasia.
Tak ada seorangpun yang diizinkan untuk mendekat ke tempat rahasia dimana pedang itu tersimpan. Kemungkinan besar, Lorong Bawah Tanah. Sumber segala misteri dan malapetaka. Kini, tak ada seorangpun berani turun ke sana lagi, barangkali untuk selamanya.
"Earth?" panggil Emily sekali lagi. Pemuda itu masih sering mendekatinya, berusaha untuk mengambil hatinya. Namun Emily yang masih belum mau dinikahi selalu berusaha mengelak dan menjauhinya.
Sky, yang tetap menjaga jarak dari adik kembarnya, telah memperingatkan Earth untuk 'tetap menunggu kehadiran Ocean' sebelum berani menyentuh Emily, walau ia sendiri belum yakin apabila Ocean dapat segera ditemukan, hidup atau mati. Ia menjaga agar mereka tetap berdamai,walau belum bisa menerimanya sebagai saudara kandung, sebagaimana dahulu dirinya bisa bersama dengan Ocean.
Walau Earth selalu mengklaim kepada semua orang bahwa Emily telah resmi menjadi kekasihnya, Sky, yang sempat bernyanyi di panggung bersama Emily, tahu betul bahwa malam itu Emily datang sebagai tamu yang berpasangan. Ia punya pacar lain! Sky sendiri sebetulnya sama saja dengan kedua saudaranya. Masih ingin memiliki Emily juga! Ia tak tahu mengapa, yang jelas, ia begitu menginginkan gadis itu!
"Earth, kaukah itu?" Emily mengulang panggilannya. Tapi tak ada sahutan, tak ada siapa-siapa di luar sana.
Emily merinding sendiri. Setelah kematian tragis Zeus, Hannah dan yang terbaru Lilian, semestinya tak ada lagi jejak kutukan maupun dendam. Semua orang dari masa lalu sudah tak ada, jadi, apakah kejadian buruk masih bisa terjadi?
Memang Ocean belum ditemukan. Ia mungkin telah tiada juga. Emily sedikit banyak sedih juga, mengingat Ocean pernah begitu dekat dengannya dulu. Pemuda itu yang pertama kali menyelamatkannya pada awal perkenalan!
Hingga akhirnya Earth 'hadir' di antara mereka berdua. Hingga kini, pemuda itu masih begitu kuat menimbulkan dilema berkepanjangan di dalam dirinya. Emily tak tahu mengapa ia tak bisa memilih mereka, bahkan hingga kini!
Bahkan ia tak tahu apakah ia mencintai semua pria muda yang pernah bersamanya! Mereka yang pernah menerobos semua batas demi memasuki ruang maha suci dan menduduki singgasana terdalamnya sekalipun!
"Aaaargh!" Suara itu! Kali ini bukan erangan Earth seperti jauh di masa lalu.
Kali ini, suara seorang wanita muda!
Dan Emily sudah beberapa kali mendengarnya.
Itu suara Kate, atau Katy Forrester!
Bulan dini hari perlahan muncul dari balik awan-awan mendung di angkasa, memberi penerangan dalam udara pantai Pulau Vagano yang masih sangat dingin menusuk tulang."Ternyata kau juga hadir di tempat ini, Alexander!""Lara? Huh, sudah kuduga kau akan berhasil tiba di sini. Pastinya kau senang sudah bertemu kembali dengan saudara-saudara tiri yang selama ini kau cari dan rindukan!" Xander tersenyum kecut, "I see. Satu orang Vagano diam-diam sudah jadi tawanan kecilmu! Sungguh hebat!""Huh, kejutan hebat! Mengapa kau bisa ada di sini? Aku benci padamu, Guru Muda Pengecut! sejak di Evertown aku seharusnya sudah menghabisimu, andai aku tahu sedari awal Emily berhasil kau miliki!" geram Sky yang masih ada di bawah todongan dua senjata di tangan Lara."Oh, jadi itu kau, Eagle Eyes Sang Penyanyi? Menarik sekali kau juga ingin gadis yang sama dengan kakak dan adikmu. Kalian bertiga sama-sama jatuh cinta pada kekasihku selama bertahun-tahun lamanya tanpa ada yang mau mengalah! Akan tetapi, tak
"Ada apa sebenarnya di tempat ini?" Xander menemukan dirinya berada di sebuah lokasi yang masih asing baginya.Langit dini hari terselubung awan tebal kelabu hitam diselingi petir sambar-menyambar yang enggan berhenti. Di kejauhan, debur ombak menggempur pantai terjal tiada henti. Gelombang-gelombang air tinggi seolah menggapai-gapai naik turun hendak menenggelamkan Pulau Vagano, menyeret turun semua yang ada di atas permukaan tanah. Samar-samar, Xander hanya bisa melihat hamparan batu-batu nisan dan salib penanda makam, lama dan baru di sekitarnya. Beberapa tampak baru dan rapi, beberapa sudah dalam keadaan rusak menyedihkan."Apa yang dapat kulakukan di sini?" Tiba-tiba petir menyambar, hanya beberapa meter saja dari lokasi Xander berada. Pedang Terkutuk dalam genggaman tangannya bersinar dan teracung ke tempat yang 'ditunjukkan' petir itu."Tunggu mereka di sana!" Terdengar suara misterius yang menuntun Xander hingga tiba di titik ini. "Mereka akan segera datang!"********** Sem
"Aku, aku, sesungguhnya aku bukan..." kembali ke masa kini, Sky yang diarahkan Lara dalam rencananya itu begitu ingin membantah jika ia bukanlah Ocean. Ia merasa kesal, mengapa si gadis gila Katy Forrester tiba-tiba datang dan mengancamnya seperti itu. Merasa terjepit dan diprovokasi oleh dua wanita yang ia tidak sukai, Sky begitu ingin berteriak, kesal pada nasibnya. "Kau mau bilang jika kau bukan Ocean? Huh, jangan membantah! Kau kemari ingin memindahkan jenazah kakakku Kate dan berusaha menghilangkan barang bukti pembunuhan? Takkan kubiarkan! Kemarikan kakakku, lalu serahkan nyawamu kepadaku, Ocean Vagano!" Terpancing dan terbakar amarah, Sky tadinya ingin melawan, ingin dihempaskannya saja jenazah Kate ke tanah. Namun dua todongan moncong senjata di punggungnya serta bisikan Lara menghalangi niat pemuda itu, "Jangan berani kau lakukan apa-apa, Saudara tiriku! Awas jika kau berani kacaukan semua yang kita sepakati hingga bertemu keluargamu lagi! Hei, Katy!" Lara beralih mengajak K
Keputusan sudah diambil, mereka harus pergi. Ocean, satu-satunya yang belum sadarkan diri dari 'Kelompok Lounge', menjadi masalah terakhir mereka sebelum bisa keluar dari dalam puri. Aina bersikeras tak ingin meninggalkan pemuda itu bersama penjaga, padahal membawanya dalam keadaan seperti ini tentu sangat menyulitkan. Earth menawarkan diri sebagai pembawa tubuh kakak sulungnya hingga Ocean terjaga. Emily dan Carl akhirnya setuju jika Ocean digendong oleh Earth. Karena tugasnya, pemuda itu tak bisa memimpin dan memegang sepucuk senjata.Mereka bersiap-siap sekadarnya sebelum pergi dari puri. Seorang penjaga senior membagikan masing-masing sepucuk senjata api dari lemari rahasia kepada semua anggota Kelompok Lounge. Semula Carl menolak karena tak ingin ada lagi kekerasan. Namun Aina memberinya saran, "Tuan, aku tahu kita bukan orang jahat, namun kita masih butuh perlindungan dan senjata pembela diri. Meskipun aku yakin Ocean dilindungi sebentuk kekuatan, kita semua tentu tak ingin cela
Sementara itu, ke mana gerangan Alexander pergi? Pemuda itu masih membawa Dangerous Attraction dalam genggamannya. Ia tak begitu mengenal lorong-lorong Puri Vagano ini, namun suatu kekuatan tak kasat mata seolah menuntunnya. Pedang terkutuk bagaikan lentera panjang bercahaya menerangi jalan.Beberapa kali ia bertemu dengan sosok-sosok korban penusukan Katy di lantai, setengah mati maupun sudah tak bernyawa. Mereka yang masih hidup menggapai-gapai dengan segenap sisa tenaga. Beberapa orang muncul dari balik lemari atau tembok kemudian mendekat, walau bergidik ngeri setelah melihat senjata yang pria itu genggam."Tu-tu-tuan! Siapapun Anda, tolonglah kami! Kami tak ingin berada di sini!""Wanita itu membunuh! Tolong, lindungi kami!"Namun Xander mengabaikan semua permohonan mereka itu. Dilangkahinya saja mayat-mayat maupun jejak darah di karpet. Sesekali ia berhenti dan menatap dingin tanpa arti. Barangkali merenung, merasa kasihan, atau berpikir keras berusaha mencari jawaban. Akan teta
"Nama saya Sofia." tanpa diminta, gadis remaja misterius yang dipertanyakan Emily segera memperkenalkan diri, "Nona Emily, maafkan keberadaanku di sini, saya berada di sini untuk meminta perlindungan. Saya..." gadis itu menggigit bibir, berusaha menahan tangis."Astaga... kau bisa tahu aku, apakah kau juga tinggal di pulau ini? Orang tuamu bekerja di sini?" Emily segera mendekati gadis itu."Ya. Tadinya... Sebelum Nona Katy Forrester mengamuk di pesta dan membunuh mereka semua! Aku sudah yatim piatu saat ini!" Sofia tak bisa lagi berdiam diri. Didekapnya Emily. Air matanya tumpah. "Anda semua ke mana? Mengapa kami kalian tinggalkan? Di mana lagi ada lokasi aman di pulau mengerikan ini? Apakah kita akan bertahan hingga pagi nanti?""Sudah, sudah, tenangkan dirimu, Sofia." Emily berusaha menghiburnya dan balas mendekapnya, "Katy Forrester ada di luar sana, kau aman di sini bersama kami. Aku turut berduka. Aku tahu apa yang sudah kau alami. Kita di sini bersama-sama bertahan sambil berus
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments