Apa Motif Uchiha Obito Di Balik Rencana Infinite Tsukuyomi?

2025-10-09 13:30:35 104

3 Jawaban

Wyatt
Wyatt
2025-10-11 01:39:21
Melihat dari sudut lain, motivasinya lebih rumit daripada sekadar "ingin kuasa"—ada perpaduan antara trauma, ideologi, dan manipulasi. Aku sering mengulang adegan-adegan di mana Obito mengingat Rin yang tewas; itu memicu kebencian terhadap dunia shinobi yang menurutnya penuh kebohongan dan kekerasan. Dari sana muncul pemikiran radikal: kalau dunia ini menyakiti orang yang aku sayang, lebih baik ciptakan dunia dimana orang nggak bisa lagi tersakiti.

Obito juga dipengaruhi secara intelektual oleh narasi Madara soal mimpi dan kendali—Madara memberi kerangka untuk melaksanakan ide itu secara besar-besaran. Jadi Obito gabungin dendam personal dengan solusi teknis: jadikan semua orang dalam genjutsu massal agar konflik berhenti. Metodenya brutal karena menghapus pilihan dan realitas; itu bukan kedamaian, melainkan penindasan lewat kebohongan indah. Aku sering mikir, tindakan Obito itu contoh ekstrem dari etika yang rusak: kalau tujuanmu 'mulia' (mengakhiri penderitaan), apakah semua cara jadi dibenarkan? Buat aku jawabannya jelas: tidak.

Di sisi lain, ada aspek penebusan yang menarik—obito sempat ragu, berkonflik, dan akhirnya memilih mengorbankan diri. Itu menunjukkan bahwa motivasinya tidak hitam-putih: dia tersesat dalam rasa sakit, tapi bukan tanpa nurani. Jadi memahami Obito berarti menerima ambiguitas moralnya, bukan cuma mencap dia jahat total.
Carter
Carter
2025-10-12 18:12:07
Bicara soal Obito, aku melihat dua lapis motivasi yang saling tumpang tindih: cinta yang jadi obsesi dan keputusasaan yang jadi solusi ekstrem. Awalnya dia patah karena kehilangan Rin dan trauma masa kecil; rasa itu membentuk keyakinan bahwa dunia ini lebih baik kalau penderitaan dihapus. Dari titik itu muncul ide praktisnya—mengaktifkan 'Infinite Tsukuyomi' untuk memasukkan semua orang ke dunia mimpi di mana luka nggak pernah ada.

Tapi jangan lupa: dia juga diperdaya dan dipengaruhi oleh pandangan Madara, yang memberikan rancangan teknis dan justifikasi filosofis. Jadi Obito pernah merasa dia melakukan tindakan penyelamatan, bukan kejahatan—meski faktanya dia merampas kebebasan dan realitas banyak orang. Yang aku suka dari karakternya adalah konflik batin itu; di akhir, ada penyesalan dan pengorbanan yang mengembalikan sebagian kemanusiaannya. Intinya, rencananya lahir dari cinta yang salah arah dan ketidakmampuan menerima dunia yang sakit, sehingga dia memilih mimpi paksa sebagai obat yang terlihat efektif tapi sesungguhnya menghancurkan kemanusiaan.
Yasmine
Yasmine
2025-10-13 05:05:40
Setiap kali aku memikirkan Obito, yang paling menggangguku adalah betapa tragis dan personalnya motivasi dia untuk menciptakan 'Infinite Tsukuyomi'. Aku nggak cuma melihatnya sebagai villain klasik yang pengin kuasa; bagi aku, langkah itu lahir dari luka mendalam—kehilangan Rin yang dia anggap segalanya, ditambah pengalaman berulang melihat kekejaman dunia shinobi. Rasa bersalah, penyesalan karena gagal melindungi orang yang dia cintai, dan kemarahan terhadap sistem yang bikin orang saling bunuh-membunuh membentuk landasan emosional rencananya.

Secara praktis, Obito ngikutin peta yang ditinggalkan Madara: mengumpulkan Ekor, jadi wadah Ten-Tails, lalu memantulkan Mata Bulan dengan 'Infinite Tsukuyomi' agar seluruh umat manusia tertidur dalam genjutsu. Tapi di balik teknis itu ada logika yang kelam—dia percaya kalau mengunci semua orang dalam mimpi bahagia adalah satu-satunya cara untuk menghapus penderitaan. Itu utilitarian ekstrem: mengorbankan kebebasan, realitas, dan nyawa demi kedamaian yang dipaksakan. Aku masih merasa terguncang tiap inget adegan di mana Obito tersenyum energik tapi matanya kosong—itu simbol pengorbanan diri berubah jadi penghapusan kemanusiaan.

Yang bikin karakternya menarik adalah konflik internalnya. Dia bukan cuma boneka Madara; ada sisa-sisa kebaikan yang akhirnya muncul balik lewat hubungan dengan Kakashi dan Naruto. Pada akhirnya, pengorbanan terakhirnya nunjukin bahwa niatnya, walau salah caranya, berasal dari rasa cinta dan keputusasaan. Jadi buatku, 'Infinite Tsukuyomi' adalah cermin: tunggu sampai hatimu pecah, dan kamu mungkin tergoda memilih mimpi abadi daripada menghadapi kebenaran hidup yang perih.
Lihat Semua Jawaban
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Buku Terkait

Di Balik Hujan
Di Balik Hujan
Hari ini, adalah hari yang sangat mengharukan. Dimana, tepat ketika tetesan air hujan mulai turun, aku di lahirkan ke dunia ini. Tangis bahagia memecah keheningan malam. Semua orang menyambut hangat kedatanganku. Namun, di setiap pertemuan, pasti ada perpisahan. Ayahku mengalami penyakit yang sangat serius pada saat itu. Tepat setelah Ayah mencium keningku yang mungil, ia pun menghembuskan nafas terakhirnya.
10
19 Bab
Di Balik Tirai
Di Balik Tirai
Di Balik Tirai adalah kisah perjuangan seorang ibu, Maria Lestari, dalam melarikan diri dari belenggu kekerasan rumah tangga dan jejaring kejahatan tersembunyi. Setelah bertahun-tahun terjebak dalam hubungan penuh kontrol dan kekerasan bersama suaminya, Rizal Pratama, Maria akhirnya memutuskan untuk melarikan diri bersama kedua anaknya, Putri dan Arif. Kehidupan baru mereka dimulai di Desa Harmoni, sebuah tempat yang tenang dan jauh dari kota. Di sana, Maria bertemu Dewi, tetangga yang menjadi sahabat sekaligus pendukung utamanya. Dengan bantuan Dewi, Maria membangun bisnis kecil menjahit yang memberinya kekuatan ekonomi dan kepercayaan diri. Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama. Rizal yang obsesif kembali muncul, menyebarkan teror melalui pesan-pesan anonim dan bayang-bayang pengawasan. Situasi kian memburuk saat Maria mengetahui bahwa Rizal terlibat dalam organisasi kriminal bernama Lingkaran Hitam, jaringan gelap yang menguasai banyak lini kehidupan dari bisnis hingga politik. Dengan dukungan Farhan, seorang detektif idealis, Maria terlibat dalam penyelidikan berbahaya yang membawanya pada rahasia besar dan kejahatan lintas negara. Di tengah ketegangan dan pelarian, Maria tidak hanya menghadapi musuh eksternal, tetapi juga harus melawan rasa takut dan trauma dalam dirinya. Ia menyadari bahwa untuk benar-benar bebas, ia harus menghancurkan sistem yang mengurungnya, bukan hanya melarikan diri darinya. Di Balik Tirai adalah kisah tentang keberanian, ketangguhan, dan harapan. Sebuah perjalanan seorang ibu dalam melindungi anak-anaknya, membebaskan diri dari masa lalu, dan menantang kekuasaan gelap yang ingin mengendalikannya. Sebuah cermin tentang kekuatan perempuan dalam menghadapi dunia yang keras.
Belum ada penilaian
107 Bab
Di Balik Senyum Istri
Di Balik Senyum Istri
“Laki-laki itu tidak perlu ijin istri untuk menikah lagi,” katanya. Mendengar ucapan Ayah bisa kulihat Ibu malah tertunduk lagi, ada apa sebenarnya? kenapa dia hanya diam tanpa suara? “Dari sekian banyak sunah nabi kenapa harus poligami, Riana biar kutanya langsung padamu, bersediakah kamu jadi istri kedua suamiku?” “Hmm, aku, tolong kasih aku waktu, aku engga bisa ngasih keputusan sekarang,” jawab Riana. “Kenapa nak Riana bukannya kamu dan Bagas sudah saling kenal, bukankah kalian sudah dekat sejak kuliah?” tanya Ayah mertua. Hah? Apa ini jadi mereka pernah dekat? Kenapa hidup serumit ini. Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum menyaksikan permainan takdirku. “Kenapa Dek, kenapa kamu malah senyum,” Mas bagas menatap heran ke arahku, raut mukanya tampak gelisah mungkin dia takut aku akan meledak. “Kenapa dunia ini begitu sempit Mas? kamu sendiri gimana? maukah menikahi mantan teman sebangkuku?” Aku harus memastikan ini sendiri disaksikan kedua orang tuanya. Dia lagi-lagi tak menjawab. “Tentu saja suamimu tidak akan menolak menikah dengan wanita cantik seperti Riana, toh mereka juga sudah saling mengenal,” sambar ayah mertuaku. “Kalau tolak ukur menikahi wanita hanya dilihat dari kecantikannya, apakah setelah menikah ada jaminan dia akan memiliki anak laki-laki, kalau tidak bukankah semuanya sia-sia.” Rasa sakit tak melulu harus ditampakkan dengan air mata, dan senyum tak selamanya memiliki arti bahagia. Senyum itu mampu menghilangkan luka walau hanya sekejap. Memberikan kekuatan baru agar aku bisa lebih kuat menghadapi kenyataan pahit.
10
52 Bab
Petaka Di Balik Gairah
Petaka Di Balik Gairah
Setelah bercerai dengan suamiku, aku mencoba pijat dengan terapis pria untuk menghilangkan kesedihan dalam hatiku. Namun, tidak kusangka terapis pria itu ternyata seorang ahli dalam "menggoda" wanita. Dia membuatku benar-benar "terbawa suasana" hingga seluruh tubuhku terasa melayang ....
8 Bab
Mentari di Balik Awan
Mentari di Balik Awan
Aeliana Araminta, tidak seperti nama lengkapnya yang berarti bunga matahari, Lian lebih mirip bunga es rapuh dengan banyak luka di hatinya. Dunia tempat tinggalnya yang dingin membuat Lian menyerah untuk mencintai seseorang dan meraih kebahagiaan. Kemudian Awan tersenyum padanya. Di satu sisi Lian ingin tulus dicintai pria ini. Namun seandainya Awan mengetahui tentang rahasianya, apakah pria itu tetap akan mengulurkan tangannya pada Lian? Atau justru akan mengalihkan pandangannya dan berlari menjauh? Awan Kalani, seorang protagonis yang tiba-tiba saja hadir dalam dunia Lian dan menghangatkan wanita itu dengan sifatnya yang secerah langit di siang hari. Awalnya Awan hanya menganggap Lian sebagai asisten profesor sekaligus mahasiswi S2 di tempat dia bekerja. Kemudian Lian memuji matanya yang mirip galaksi. Tanpa sadar Awan mulai jatuh hati padanya. Ia bersedia membuka hati seluas-luasnya untuk wanita itu. Kecuali satu ruang rahasia yang jika Lian tahu, Awan takut Lian akan menunjukkan punggungnya dan berlari menjauh.
10
18 Bab
Di Balik Rupa Burukku
Di Balik Rupa Burukku
"Aina, demi kebaikanmu, sembunyikan wajahmu dari dunia, Mamak tidak mau kau bernasib sama seperti Mamak," kata Nur. Aina hanya bisa menuruti apa kata ibunya, walaupun kenyataannya dengan wajah buruk rupa ini, masalah dalam hidupnya tidak juga selesai, dia tetap akan dijual oleh mucikari kejam di lokalisasi.
10
263 Bab

Pertanyaan Terkait

Bagaimana Uchiha Obito Dipengaruhi Oleh Kehilangan Rin?

3 Jawaban2025-09-09 01:01:42
Obito itu bikin hati cenat-cenut setiap kali ingat Rin. Waktu ngikutin lagi adegan-adegannya di 'Naruto', aku selalu ngerasa kehilangan Rin bukan sekadar tragedi personal — itu adalah pemutus simpul identitas dia. Di awal, Obito punya idealisme yang polos; dia mau melindungi teman-temannya, percaya sama masa depan. Ketika Rin mati, semuanya runtuh. Bukan cuma sedih, tapi ada rasa bersalah ekstrem karena dia nganggap dirinya penyebabnya, dan rasa itu membentuk setiap keputusan setelahnya. Yang menarik, cara dia bereaksi bukan linear. Dia nggak langsung berubah jadi penjahat; ada fase kelam di mana dia nyari makna dan akhirnya gampang dimanipulasi. Sosok Madara masuk pada momen itu, menawarkan solusi akhir — dunia mimpi tanpa penderitaan. Buat Obito, itu terasa seperti penebusan: jika dia nggak bisa melindungi Rin di dunia nyata, dia bisa ciptakan realitas di mana Rin nggak pernah menderita. Ide ini ngubah empati jadi obsesif, kasih sayang jadi pembenaran untuk kejahatan yang masif. Kalau dipikir lagi, topeng yang dia pakai juga simbol. Topeng itu bukan cuma menyembunyikan wajah; itu menutupi rasa malu, rasa bersalah, dan keinginan untuk kembali ke kenangan manis dengan Rin. Aku sering ngerasa sedih gara-gara betapa tragisnya pilihan itu — ia memilih kepastian dunia tanpa penderitaan daripada menghadapi rasa bersalah dan berproses. Ending kisahnya tetap berasa pilu, karena di balik semua tindakan ekstrem itu ada manusia yang hancur karena kehilangan.

Bagaimana Uchiha Obito Memperoleh Sharingan Dan Rinnegan?

3 Jawaban2025-09-09 18:01:48
Obito itu selalu bikin aku mikir panjang karena kombinasi nasib sial dan manipulasi yang dalam—cara dia punya Sharingan dan Rinnegan bukan sekadar soal kekuatan, melainkan rangkaian keputusan yang tragis. Obito lahir sebagai Uchiha, jadi Sharingan itu bagian dari warisannya; dia sudah punya Sharingan sejak muda, sama seperti anak Uchiha lain yang emosinya memicu mata itu. Tragedi besar terjadi waktu dia tertimpa batu, lalu nyawanya diselamatkan oleh Madara. Saat itulah satu mata dimakamkan dalam alur cerita—dia sempat kehilangan satu mata yang kemudian diberikan ke Kakashi. Setelah kejadian-kejadian traumatis—terutama insiden dengan Rin yang membuatnya bahagia berubah jadi kebencian—Obito akhirnya mengaktifkan Mangekyō Sharingan. Mangekyō itu memberinya Kamui, teknik ruang-waktu yang jadi ciri khasnya. Kalau soal Rinnegan, itu bukan sesuatu yang dia bangkitkan sendiri. Rinnegan yang dia pakai sebenarnya berasal dari Madara; Madara dulu mengembangkan Rinnegan dengan kombinasi chakra Uchiha dan sel-sel Hashirama, lalu menaruh mata itu ke seorang anak dari Amegakure (Nagato) untuk menyimpannya. Setelah serangkaian rencana dan manipulasi, Rinnegan tersebut akhirnya kembali ke skenario Madara/Obito—satu mata berpindah ke Obito lewat transplantasi. Intinya, Sharingan Obito adalah darah dan trauma; Rinnegan-nya adalah hasil transfer mata yang sudah melalui rantai panjang yang dimulai dari Madara. Aku selalu merasa sedih memikirkan bagaimana otoritas orang lain merombak takdirnya, bukan pilihan dia sendiri.

Mengapa Uchiha Obito Muncul Sebagai Antagonis Utama?

2 Jawaban2025-09-09 14:04:22
Salah satu alasan kenapa Obito jadi antagonis utama selalu bikin aku merinding: dia bukan sekadar penjahat klasik, dia cermin gelap dari semua hal yang bikin cerita 'Naruto' bergetar. Aku ingat waktu nonton ulang adegan-adegan besar, betapa dalamnya lapisan tragedi dan ideologi yang dibungkus rapi lewat sosok Obito Uchiha. Bukan hanya tentang kekuatan atau rencana jahat, tapi tentang bagaimana kehilangan, pengkhianatan, dan harapan yang patah bisa mengubah seseorang menjadi ancaman terbesar bagi dunia. Secara emosional, Obito bekerja karena dia mudah dihubungkan—kita lihat transformasinya dari pemuda yang idealis jadi seseorang yang percaya bahwa mimpi baik harus dipaksakan demi mengakhiri penderitaan. Kematian Rin, rasa bersalah terhadap Kakashi, dan manipulasi halus dari Madara membuat jalur psikologisnya terasa masuk akal. Itu bikin konflik jadi terasa personal: bukan sekadar ninja versus ninja, tapi konflik nilai antara orang yang memilih untuk memperbaiki dunia dengan memaksanya menjadi ilusi sempurna versus mereka yang memilih menerima kenyataan dan memperbaikinya perlahan. Jadi ketika Obito menghidupkan ide Infinite Tsukuyomi, itu bukan karena dia haus kuasa semata—itu karena dia benar-benar kehilangan arah dan memilih jalan yang ekstrem sebagai solusi final. Dari sudut plot, menempatkan Obito sebagai antagonis utama juga genius secara naratif. Dia awalnya berperan sebagai bayangan misterius—topeng, identitas palsu, klaim sebagai Madara—yang membuat twist besar saat kebenaran perlahan terungkap jadi momen cerita yang kuat. Selain itu, hubungan Obito dengan Kakashi dan Naruto memberikan stakes emosional yang tinggi: Naruto sebagai perwujudan harapan dan empati, Kakashi sebagai representasi rasa bersalah, dan Obito sebagai manifestasi trauma yang tak terselesaikan. Kontras ini memperkaya tema utama 'Naruto' tentang siklus kebencian dan usaha memutusnya. Akhirnya, walau dia antagonis, arc Obito juga tentang penebusan—yang menegaskan bahwa dia ditulis bukan sekadar untuk dikalahkan, tapi dipahami, dan itu bikin karakternya bertahan di benak fans lama seperti aku.

Apa Teori Penggemar Tentang Masa Kecil Uchiha Obito?

3 Jawaban2025-09-09 04:23:06
Seringkali aku kepikiran bagaimana masa kecil Obito sebenarnya terlihat, jauh sebelum semuanya runtuh. Sebagai penggemar yang sudah bolak-balik nonton 'Naruto', salah satu teori favoritku bilang kalau Obito tidak dibesarkan dalam lingkungan Uchiha yang kaku seperti yang sering digambarkan — melainkan semacam rumah yang penuh harapan kecil, tapi ringkih. Teori ini berangkat dari kontras kuat antara sifat ceria Obito sebagai anak dan keputusan besar yang dia ambil kemudian; banyak fan membayangkan masa kecilnya diwarnai cinta sederhana dari teman dan figur pengganti keluarga, mungkin dari sosok di luar klan yang membuatnya percaya pada kebaikan manusia lebih lama daripada Uchiha biasanya. Dari sudut lain, ada teori gelap yang mengklaim Obito sebenarnya sempat merasa terasing karena asal-usul keluarganya—bukan soal garis keturunan Uchiha melulu, tapi tentang dinamika internal klan: tekanan, ekspektasi, dan perbandingan konstan dengan anak-anak berbakat lain. Beberapa fan menyuruh bahwa trauma kecil—seperti kehilangan seseorang yang sangat dia harapkan bisa melindunginya—memicu keretakan psikologis yang kemudian dimanfaatkan oleh orang seperti Madara. Aku suka teori yang menggabungkan kedua sisi ini: masa kecil penuh kehangatan tapi juga kegelisahan. Itu membuat transformasinya terasa tragis sekaligus masuk akal; bukan sosok jahat yang tiba-tiba melompat ke kegelapan, melainkan seseorang yang perlahan-lahan dipisah dari harapannya sendiri. Kalau digabung, teori-teori ini memberi wajah manusiawi pada Obito; aku merasa ini yang paling menyakitkan sekaligus paling membuat simpati. Berpegang pada rasa kehilangan yang berulang membuat semua tindakannya—sekilas logis, tapi emosional—menjadi lebih paham bagi yang menonton ulang 'Naruto'.

Mengapa Uchiha Obito Memakai Masker Selama Bertahun-Tahun?

3 Jawaban2025-10-09 04:39:55
Satu hal yang selalu mengganggu pikiranku setiap ngulang 'Naruto' adalah betapa topeng Obito nggak cuma alat praktis — itu simbol seluruh kepingan dirinya yang hancur. Dulu dia dikubur hidup-hidup, nyaris mati, lalu diselamatkan sama Madara. Setelah itu dia kehilangan banyak — identitas, muka yang sempat hancur, dan yang paling penting: rasa aman sebagai Obito. Jadi topeng itu pertama-tama berfungsi sebagai penutup luka fisik dan identitas yang dia anggap harus lenyap. Selain menutupi bekas lukanya, topeng juga penting buat manipulasi. Waktu ia muncul sebagai 'Tobi' dan kemudian berperan sebagai perpanjangan dari ambisi Madara, anonimitas itu bikin semua orang kebingungan — rekan Akatsuki, musuh, bahkan sahabat lamanya. Dengan menutupi wajah, ia bisa mengendalikan narasi: orang takut, bingung, percaya pada persona yang ia ciptakan. Secara emosional, topeng juga melindungi Obito dari kehancuran batinnya sendiri; dia bisa melakukan hal-hal kejam tanpa harus menghadapi bayangan dirinya yang dulu. Yang paling menyentuh buatku adalah momen pengungkapan identitasnya ke Kakashi, karena itu nunjukin bahwa topeng itu juga tembok antara dua orang yang pernah bersaudara. Ketika topeng lepas, bukan cuma wajah yang terlihat — semua rasa bersalah dan penyesalan ikut terbuka. Bagi aku, topeng Obito adalah perpaduan antara luka, strategi, dan tragedi personal yang bikin karakternya tetap salah satu yang paling kompleks di 'Naruto'.

Bagaimana Hubungan Uchiha Obito Dengan Kakashi Setelah Perang Shinobi?

3 Jawaban2025-09-09 04:25:20
Satu adegan kecil di akhir pertempuran itu masih sering muncul di pikiranku—pertukaran tatapan mereka setelah semua kehancuran dan pengorbanan. Aku ingat bagaimana Obito akhirnya memilih jalan penebusan, dan bagaimana Kakashi, yang selama ini membawa beban besar, memberi ruang untuk memaafkan. Dari sudut pandang emosional, hubungan mereka setelah Perang Shinobi lebih mirip warisan daripada persahabatan aktif. Obito memang mati setelah membantu menutup perang dan menyingkirkan ancaman terbesar, jadi tidak ada banyak interaksi langsung setelah itu. Namun, dampak tindakan Obito terasa sangat dalam pada Kakashi: rasa bersalahnya berkurang, tapi tidak lenyap—digantikan oleh rasa hormat yang tenang. Aku membayangkan Kakashi sering merenungkan momen-momen terakhir mereka, memikirkan kata-kata maaf dan pengakuan yang akhirnya keluar dari Obito. Sebagai penggemar yang sering mengulang adegan-adegan dari 'Naruto' dan 'Naruto Shippuden', aku merasakan bahwa penutupan ini penting untuk karakter Kakashi. Dia bukan sekadar kehilangan teman; dia memperoleh pemahaman baru tentang penderitaan manusia dan tentang bagaimana memaafkan bisa membebaskan. Hubungan mereka setelah perang hidup lewat kenangan, keputusan Kakashi dalam membimbing generasi baru, dan cara ia menghargai nilai pengorbanan. Itu bukan penutupan penuh yang manis, tapi penutupan yang realistis: berisi luka, tapi juga penerimaan yang dewasa.

Kapan Uchiha Obito Benar-Benar Meninggal Dalam Seri Naruto?

3 Jawaban2025-09-09 06:50:05
Masih terekam jelas di kepala bagaimana suasana hatiku waktu nonton ulang momen-momen itu: ada dua titik mati yang sering bikin orang bingung soal nasib Obito. Pertama, 'kematian' yang paling sering diasosiasikan dengan nama Obito terjadi saat Perang Shinobi Ketiga — saat dia terjepit batu dan semua orang mengira dia tewas. Itu sebenarnya kematian fisik versi awal yang membuat Rin dan Kakashi trauma, tapi itu bukan akhir dari kisahnya karena Madara menyelamatkannya dan membentuknya jadi tokoh bertopeng yang dikenal banyak fans. Jadi kalau orang bilang "Obito mati saat itu," jelas itu salah paham populer. Kematian yang benar-benar final baru terjadi di puncak Perang Dunia Shinobi Keempat, setelah seluruh konflik dengan Ten-Tails/Madara dan kebangkitan Kaguya. Di situ Obito balik haluan, bekerja sama dengan Naruto, Kakashi, dan teman-teman untuk menebus semua kesalahan. Dia terluka parah berkali-kali dan pada akhirnya mengorbankan dirinya demi menyelamatkan orang-orang serta menutup jalan bagi Kaguya. Itu adalah kematian yang permanen: tubuhnya benar-benar tak lagi hidup setelah pertempuran itu, dan kita melihat dampak emosionalnya, terutama pada Kakashi. Jadi intinya, Obito dua kali 'mati' dalam arti berbeda — satu kali dianggap mati waktu kecil (padahal selamat), dan satu kali benar-benar mati setelah pertarungan akhir di Perang Keempat. Aku selalu merasa arc itu tragis sekaligus memuaskan secara naratif; redemption-nya terasa tulus karena konsekuensi nyata sampai akhir.

Apa Perbedaan Versi Anime Dan Manga Soal Uchiha Obito?

3 Jawaban2025-09-09 01:57:51
Gila, pengungkapan Obito selalu bikin jantung berdebar—tapi bedanya antara versi 'teks' dan versi 'layar' itu nyata sekali kalau kamu perhatiin. Di anime 'Naruto' (terutama di bagian 'Shippuden') sutradara benar-benar meluaskan momen-momen kunci: ada banyak flashback tambahan, adegan Rin diperpanjang, dan monolog batin Obito yang dibuat lebih emosional lewat musik dan ekspresi visual. Ini bikin latar belakang traumanya terasa lebih personal; kita diberi lebih banyak waktu untuk nangis bareng dia saat mengenang mimpi-mimpi gagal serta tekanan dari Madara. Di manga, Mishima (masyarakat pengarang) cenderung lebih ekonomis: panel-panelnya padat, pengungkapan lebih cepat, dan beberapa nuansa psikologis disampaikan lewat dialog singkat dan gambar ekspresif tanpa durasi panjang. Perbedaan teknis lain: anime sering menambah adegan perkelahian berlama-lama, variasi penggunaan kemampuan seperti Kamui yang diperlihatkan lebih sinematik, dan beberapa flashback ditempatkan ulang untuk dramatisasi. Manga menyampaikan cerita inti lebih ringkas; beberapa momen emosional yang terasa sangat intens di anime sebenarnya dibangun dari rangkaian panel pendek di manga. Buatku, anime itu seperti versi sinematik yang memanjakan perasaan, sementara manga memberi pukulan emosional yang lebih terfokus dan, menurutku, lebih rapih secara naratif.
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status