Bagaimana Batasi Akun Ketika Teman Toxic Adalah Aktif?

2025-10-23 21:47:18 50

4 Answers

Violet
Violet
2025-10-25 03:27:46
Ini bukan soal teknologi doang—ini soal energi dan prioritas. Pertama aku refleksi cepat: apakah hubungan ini masih memberi hal positif, atau cuma bikin stres? Kalau jawabannya negatif, aku langsung ambil langkah kecil yang gampang diterima: mute story dan hide posts dulu. Langkah itu terasa ringan tapi efektif supaya feed nggak jadi toxic bomb.

Berikutnya aku atur batas komunikasi. Aku kirim pesan singkat kalau perlu, sesuatu yang nggak emosional: katakan aku lagi nggak mau bahas hal tertentu atau minta kontak dibatasi. Kalau teman itu tetap ngeyel, aku mulai kurangi interaksi aktif—jawab seadanya atau tunda respons. Secara teknis aku juga manfaatin fitur block sementara di platform; itu memberi jeda tanpa drama besar.

Paling penting, aku jaga dukungan sosial lain: curhat ke teman yang netral, atau habiskan waktu di komunitas yang positif. Kadang melepaskan sedikit kontrol atas siapa yang lihat akun kita terbukti bikin mental jauh lebih stabil. Akhirnya, aku lebih pilih aman demi ketenangan batin.
Zachary
Zachary
2025-10-25 19:52:15
Aku punya trik sederhana yang sering kuselipkan supaya gak kepancing drama: bedakan antara tindakan teknis dan batasan personal.

Pertama, secara teknis aku biasanya langsung pakai fitur mute atau hide story di platform. Kadang aku pake fitur 'close friends' atau bikin daftar terbatas supaya postingan tertentu cuma dilihat orang yang kusuka. Kalau teman itu mulai nge-mention aku di banyak posting yang toxic, aku ubah setting notifikasi atau atur filter kata kunci supaya nggak terus-menerus muncul di feed. Kalau obrolan personalnya yang toxic, fitur 'restrict' atau memindahkan chat ke folder lain sangat membantu; aku bisa baca tanpa harus merespon seketika.

Kedua, secara personal aku tetap kasih batas yang jelas: aku bilang singkat dan sopan kalau aku butuh space, atau jelaskan bahwa topik tertentu nggak nyaman buatku. Kalau terus mengulang dan merugikan kesehatan mental, aku nggak ragu untuk block sementara atau hapus dari daftar pertemanan. Yang penting, aku selalu catat pola berulangnya supaya langkahku bukan reaksi emosional, tapi keputusan yang melindungi diriku. Akhirnya, istirahat dari sosmed itu sah-sah saja—kadang offline beberapa hari bikin kepala jauh lebih tenang.
Skylar
Skylar
2025-10-26 06:08:46
Langsung aja: aku biasanya bikin checklist singkat yang langsung kupraktekkan. Pertama, mute atau hide story supaya nggak kebawa emosi. Kedua, ubah setting privasi dan batasi siapa yang bisa nge-tag atau comment. Ketiga, kalau masih ngeganggu, pake fitur restrict atau block sementara.

Selain itu aku selalu simpan bukti kalau perilaku itu berulang—screenshot dan catatan waktu—biar kalau perlu report ke platform lebih gampang. Di level personal, aku bilang tegas tapi singkat bahwa aku perlu jarak. Kalau teman itu tetap toxic, aku ngurangin interaksi atau cabut akses ke akun. Yang penting buatku adalah menjaga kesehatan mental, bukan menjaga hubungan yang bikin rusak mood. Kadang keputusan tegas itu bikin lega.
Finn
Finn
2025-10-28 11:49:04
Ngomong soal akun dan teman yang toxic, aku sering pakai pendekatan defensif yang praktis: atur privasi dulu. Lock profile, batasi siapa yang bisa tag atau comment, dan matikan notifikasi untuk komentar dari non-friends. Kalau dia aktif nyebar drama di grup, aku mute grup itu dan cek nanti kalau mood udah stabil.

Di chat pribadi, aku lebih suka fitur 'read receipts' dan 'last seen' dimatikan kalau memungkinkan; itu bikin aku nggak merasa harus jawab langsung. Untuk kasus yang makin ekstrem, aku pakai opsi block atau report—kadang itu satu-satunya cara supaya pola toxic nggak balik lagi. Intinya, jangan paksakan interaksi; akun itu alat, bukan panggilan buat nolongin semua hubungan. Jaga energi dan kenyamanan sendiri dulu.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

AKUN KLONINGAN SUAMIKU
AKUN KLONINGAN SUAMIKU
Nia, wanita yang diselingkuhi karena dinilai tak pandai berhias, kini ia membalasnya dengan memainkan rencana melalui akun fake suaminya, dan akun fake tersebut dibuat menjadi dua. Jadi, seolah-olah suaminya yang membocorkan semuanya, padahal nyatanya itu adalah Nia.
10
32 Chapters
Bagaimana Mungkin?
Bagaimana Mungkin?
Shayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-mana keluarga prialah yang melamar anak gadis bukan malah sebaliknya ...," protes Shayra tak percaya dengan keputusan ibunya. "Lalu kamu bisa menolaknya lagi dan pria itu akan makin menghancurkan perusahaan peninggalan almarhum papamu! Atau mungkin dia akan berbuat lebih dan menghancurkan yang lainnya. Tidak!! Mama takakan membiarkan hal itu terjadi. Kamu menikahlah dengannya supaya masalah selesai." Ibunya Karina melipat tangannya tegas dengan keputusan yang tak dapat digugat. "Aku sudah bilang, Aku nggak mau jadi isterinya Ma! Asal Mama tahu saja, Adien itu setengah mati membenciku! Lalu sebentar lagi aku akan menjadi isterinya, yang benar saja. Ckck, yang ada bukannya hidup bahagia malah jalan hidupku hancur ditangan suamiku sendiri ..." Shayra meringis ngeri membayangkan perkataannya sendiri Mamanya Karina menghela nafasnya kasar. "Dimana-mana tidak ada suami yang tega menghancurkan isterinya sendiri, sebab hal itu sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri. Yahhh! Terkecuali itu sinetron ajab, kalo itu sih, beda lagi ceritanya. Sudah-sudahlah, keputusan Mama sudah bulat! Kamu tetap harus menikah dangannya, titik enggak ada komanya lagi apalagi kata, 'tapi-tapi.' Paham?!!" Mamanya bersikeras dengan pendiriannya. "Tapi Ma, Adien membenc-" "Tidak ada tapi-tapian, Shayra! Mama gak mau tahu, pokoknya bagaimana pun caranya kamu harus tetap menikah dengan Adien!" Tegas Karina tak ingin dibantah segera memotong kalimat Shayra yang belum selesai. Copyright 2020 Written by Saiyaarasaiyaara
10
51 Chapters
Bagaimana Denganku
Bagaimana Denganku
Firli menangis saat melihat perempuan yang berada di dalam pelukan suaminya adalah perempuan yang sama dengan tamu yang mendatanginya beberapa hari yang lalu untuk memberikannya dua pilihan yaitu cerai atau menerima perempuan itu sebagai istri kedua dari suaminya, Varel Memilih menepi setelah kejadian itu Firli pergi dengan membawa bayi dalam kandungannya yang baru berusia delapan Minggu Dan benar saja setelah kepergian Firli hidup Varel mulai limbung tekanan dari kedua orang tuanya dan ipar tak sanggup Varel tangani apalagi saat tahu istrinya pergi dengan bayi yang selama 2 tahun ini selalu menjadi doa utamanya Bagaimana Denganku?!
10
81 Chapters
AKUN KLONINGAN SUAMIKU
AKUN KLONINGAN SUAMIKU
Raline tidak menyangka jika Galih, suami yang dianggapnya setia dan bertanggungjawab ternyata memiliki akun sosial media yang menggunakan nama palsu untuk mencari pacar virtual. Bukan hanya satu, dua, bahkan lebih. Galih pun menyenangkan pacar virtualnya dengan uang dan perhiasan Raline yang dijualnya. Bagaimanakah cara Raline membongkar kedok suaminya di depan ibu mertuanya yang selalu menganggap Raline istri yang buruk? Akankah Raline terus mempertahankan pernikahannya?
10
51 Chapters
AKUN PALSU CALON SUAMI
AKUN PALSU CALON SUAMI
Dinda berpikir, kalau dunianya benar-benar baik-baik saja, semua yang di susun akan berakhir sesuai dengan rencana. Hingga dia lupa, kalau ada Tuhan yang mengatur skenario hidupnya. Hingga pada akhirnya, Dinda harus menerima sebuah fakta pahit, kalau Arkan--calon suaminya justru berkhianat dengan seseorang yang tidak pernah Dinda duga sebelumnya. Ya, Arkan ternyata berkhianat dengan Nadin--salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan Dinda. Bak ditikam panah dari depan dan belakang. Dinda amat sangat terkejut, dunianya hancur berkeping-keping, begitupun dengan harapan yang telah mimpikan selama ini. Namun, Dinda yang tak ingin bila kedua pengkhianatan itu bahagia di atas penderitaannya, langsung menyusun sebuah rencana cantik, agar keduanya bisa mendapatkan balasan yang setimpal. Arkan sendiri tak sungguh-sungguh dalam mencintai Dinda. Pria itu hanya menginginkan harta kekayaan yang keluarga Dinda milikki, karena pada saat bersama Dinda saja, Arkan tak hanya menjalin hubungan dengan satu wanita saja. Begitupun dengan Nadin. Wanita itu tahu, bila Arkan adalah calon suami dari bosnya. Tetapi, dengan sangat keras kepalanya, Nadin tak mengindahkan hal tersebut dan tetap menjalin hubungan secara diam-diam dengan Arkan. Lantas, apa yang akan Dinda dan keluarganya lakukan untuk membalas semua perbuatan Arkan dan Nadin? Akan 'kah semua yang telah Dinda susun kali ini, berjalan dengan lancar atau justru sebaliknya? Atau justru, di sini Arkan dan Nadin yang akan berhasil dalam memb*d*hi Dinda dan keluarganya, hingga berhasil menguasai hartanya?
Not enough ratings
25 Chapters
STATUS ISTRIKU DI AKUN FACEBOOKNYA
STATUS ISTRIKU DI AKUN FACEBOOKNYA
Karena kemalasan Revan, Rina iseng membuat status di akun fesbuknya. Dia membuat status seolah menjual suaminya karena malas bekerja. Sudah tiga tahun, Revan tidak menafkahi Rina istrinya, membuat Rina kesal pada Revan. Jauh sebelum tiga tahun lamanya Revan tidak bekerja, Rina sudah sempat ingin berpisah dengan Revan, Namun saat itu orang tua Rina tidak mengizinkan, dengan alasan Revan pasti akan berubah. Karena sampai saat ini tidak ada perubahan, keputusan Rina sudah bulat untuk bercerai dengan Revan. Selain Revan yang pemalas, Kakak iparnya juga sangat nyebelin. Kali ini orang tuanya pun, setuju. Luka-liku hidup, di alami oleh Revan setelah ia bercerai, sampai titik dimana ia bisa merubah sifat pemalasnya itu.
10
20 Chapters

Related Questions

Apa Tanda Awal Bahwa Teman Toxic Adalah Manipulatif?

4 Answers2025-10-23 21:38:52
Aku mulai curiga ketika perubahan kecil itu terus-terusan terjadi: dia bicara manis di depan orang lain lalu sok lupa saat aku mengangkat masalah yang sama. Di paragraf pertama aku biasanya perhatikan pola—bukan satu kejadian. Manipulasi teman toxic sering terlihat lewat inkonsistensi: mereka memberi pujian besar lalu tiba-tiba meremehkan usahamu di depan orang lain. Itu bikin kamu ragu sendiri, dan tujuan mereka biasanya memang membuat kamu terasa butuh persetujuan mereka. Aku pernah punya teman yang selalu 'menguji' apakah aku setia dengan sengaja menolak ajakan orang lain, lalu bilang 'Lihat kan, cuma aku yang ngerti kamu'. Selain itu, ada juga taktik halus seperti membuatmu merasa bersalah tanpa alasan jelas, memutarbalikkan fakta (gaslighting), atau membocorkan rahasia untuk mempermalukanmu. Sinyal lain: mereka menolak tanggung jawab, suka melemparkan kesalahan padamu, dan sering pakai drama untuk mengalihkan perhatian. Kalau kamu mulai merasa sering minta maaf padahal tidak salah, itu lampu merah besar. Aku akhirnya menjaga jarak dan lebih banyak berbagi dengan orang yang konsisten—itu langkah yang menenangkan hati.

Kapan Putus Jika Teman Toxic Adalah Merusak Kesehatan?

4 Answers2025-10-23 10:52:40
Gue pernah punya teman yang bikin napas seret setiap kali ketemu. Dulu aku ngotot bertahan karena ingat momen seru bareng, tapi tubuh dan mood ngasih sinyal: sakit kepala kronis, susah tidur, dan kecemasan yang nggak hilang setelah jauh. Pada titik itu aku mulai ngebatesin interaksi jadi pertemuan singkat dan selalu ada teman lain. Aku pakai cara kecil dulu—jarak sosial, read receipts dimatiin, dan nggak join obrolan yang toxic. Setelah beberapa kali ulangan pola yang sama tanpa perubahan nyata, aku coba ngomong jujur dan langsung: jelaskan efek perilaku dia ke kesehatanmu, kasih contoh konkret, dan sebut ekspektasi perubahan. Kalau dia nurut, beres, tapi kalau jawaban baliknya defensif atau manipulatif, itu tanda majornya; kamu bukan terapisnya. Kalau sudah berdampak fisik atau mental—misal muntah gara-gara stres, panic attack, atau jadi depresi ringan—aku nggak mikir dua kali lagi. Tinggalkan dulu, jaga jarak, dan prioritaskan istirahat serta dukungan dari orang yang sehat. Nanti kalau energi udah pulih terserah mau evaluasi lagi, tapi prioritas utama tetap kesehatan. Aku lega banget waktu akhirnya ambil langkah itu.

Apa Dampak Jangka Panjang Saat Teman Toxic Adalah Dekat?

4 Answers2025-10-23 20:11:32
Mulai dari hal-hal kecil yang sering dianggap remeh: komentar yang merendahkan, guyonan sarkastik yang terus-menerus, sampai panggilan telepon tengah malam yang bikin aku selalu tegang. Dulu aku menyepelekan semuanya karena pikirku itu cuma kebiasaan dia, tapi lama-lama rasa aman ikutan terkikis. Dalam jangka panjang, dekat dengan teman toxic bikin pola pikir berubah. Aku jadi sering meragukan diri sendiri, merasa harus minta izin untuk bersenang-senang, dan kadang menolak kesempatan karena takut komentar sinis mereka. Sosialku menyempit karena aku mulai memilih teman berdasarkan apa yang mereka pikirkan tentang si teman toxic, bukan apa yang kusuka. Itu bikin peluang baru—kerja, hobi, hubungan yang sehat—terlewatkan. Yang paling nyata adalah efeknya ke kesehatan: stres kronis bikin tidur kacau, mood gampang meledak, dan aku mulai merasa lelah setiap hari. Proses keluar bukan cuma soal memutuskan hubungan; butuh waktu untuk mengembalikan rasa percaya diri dan belajar ulang batasan. Sekarang aku pelan-pelan membangun lingkungan yang lebih suportif dan berusaha menata ulang prioritas supaya hidupku nggak lagi dikendalikan kerumitan sosial yang beracun.

Bagaimana Membedakan Teman Toxic Adalah Kritis Atau Jujur?

4 Answers2025-10-23 08:38:08
Pernah ada titik di mana aku bingung sendiri membedakan apakah kritik dari teman itu membangun atau justru melelahkan—jadi aku mulai mencatat pola kecil yang sebenarnya cukup telling. Yang pertama, kalau teman memberikan kritik yang spesifik dan disertai contoh, biasanya itu jujur dan berniat membantu. Misalnya mereka tidak hanya bilang ‘kamu toxic’, tapi menyebutkan perilaku tertentu dan kapan itu terjadi. Itu terasa seperti ajakan untuk berubah, bukan hinaan. Di sisi lain, kritik yang selalu samar, menyerang kepribadian, atau diberikan di depan orang banyak biasanya lebih ke arah memancing reaksi atau merendahkan. Yang kedua, perhatikan timing dan frekuensi. Kritik yang muncul sekali-kali saat kamu minta pendapat berbeda dengan komentar yang terus-menerus muncul di momen sensitif. Kalau setiap kali kamu ceritakan masalah, teman itu langsung menghakimi tanpa empati, itu tanda buruk. Aku biasanya menguji dengan menanyakan, ‘Apa maksudmu?’ atau bilang bagaimana perasaanku, dan lihat apakah mereka mau berdiskusi. Kalau mereka defensif, balik menyerang, atau memakai kata-kata kasar, itu bukan jujur yang membangun—itu toxic. Intinya, niat dan efeknya pada dirimu yang menentukan apakah itu kritis atau sekadar jujur.

Bagaimana Cara Bicara Kepada Teman Toxic Adalah Tanpa Memicu Konflik?

4 Answers2025-10-23 00:43:45
Bukan sesuatu yang gampang, tapi aku pernah mencoba cara ini dan hasilnya cukup berbeda. Pertama, aku mulai dengan menjaga jarak emosional: bukan buat dingin, tapi supaya aku nggak langsung terpancing. Saat ngobrol, aku tarik napas, dan pakai kalimat kuratif seperti, 'Aku dengar kamu ngomong begitu, aku pengen ngerti alasanmu.' Teknik ini ngebuat lawan bicara merasa didengar, bukan diserang, jadi mereka nggak perlu langsung bertahan. Kedua, aku konkret dan spesifik. Daripada bilang 'kamu toxic', aku jelaskan perilaku yang nyakitin—misalnya, 'Waktu kamu nyela ide aku di depan teman, aku merasa dilecehkan.' Fokus ke perasaan dan aksi, bukan label. Barengan itu aku juga kasih opsi solusi kecil: minta jeda, atau set aturan obrolan. Cara ini sering nurunin eskalasi dan malah kadang bikin teman sadar tanpa harus berantem. Aku sendiri ngerasa lebih tenang dan kadang dapat respon jujur yang malah bikin hubungan membaik.

Bagaimana Cara Mengatasi Jika Teman Toxic Adalah Sumber Stres?

4 Answers2025-10-23 09:04:50
Ada hal yang kerap bikin kepala kusut: temen yang selalu bikin suasana jadi tegang dan bikin aku overthinking. Pertama, aku mulai dengan nge-label perasaan sendiri—apa yang aku rasakan: capek, cemas, atau marah. Setelah itu aku bikin aturan simpel buat diri sendiri: kapan boleh jawab chat, topik apa yang aku tolerir, dan kapan aku harus ambil jarak. Contohnya, kalau dia suka ngegas di grup soal hal sepele, aku pilih mute grup dulu dan bales personal cuma kalau perlu. Langkah praktis lain yang kupakai adalah menyiapkan skrip singkat—kalimat yang gampang diulang tanpa emosi, misal: "Aku nggak nyaman kalau dibahas gitu, tolong jangan." Kalau batas itu dilanggar terus, aku kurangi frekuensi ketemuan dan kasih konsekuensi: nggak lagi diajak nongkrong bareng atau nggak sharing hal pribadi. Temen toxic kadang baru paham kalau kita konsisten. Di luar itu, aku selalu cari dukungan dari orang lain yang netral, dan nggak ragu bilang stop kalau perlu. Pada akhirnya, menjaga kesehatan mental itu prioritas—lebih baik kehilangan satu relasi yang bikin rusak mood daripada kehilangan rasa aman sendiri.

Apa Langkah Aman Ketika Teman Toxic Adalah Rekan Kerja?

4 Answers2025-10-23 10:40:58
Lingkungan kerja yang penuh dinamika kadang bikin hubungan personal jadi rumit, apalagi kalau teman yang toxic adalah rekan sekantor. Aku mulai dengan menjaga jarak emosional tanpa terlihat dingin: tetap sopan, profesional, dan jawab komunikasi singkat tapi jelas. Kalau obrolan mulai menjurus ke gosip atau sindiran, aku ubah topik atau beri respons netral supaya tidak memberi bahan untuk provokasi. Ini bukan pura-pura baik; ini strategi bertahan yang membuat aku nggak kehabisan energi setiap hari. Catat juga semua interaksi bermasalah—tanggal, waktu, saksi, dan isi percakapan—supaya kalau perlu berbicara ke pihak HR atau atasan, aku punya bukti. Selain itu, aku punya batasan yang jelas: aku tolak diajak hangout yang berpotensi mendramatisir kondisi kerja dan lebih memilih berbicara di tempat umum bila ada urusan penting. Menjaga kesehatan mental itu prioritas, jadi aku juga cari dukungan dari teman kantor lain yang tepercaya supaya nggak merasa sendiri. Di akhirnya, aku ingatkan diri sendiri untuk fokus pada pekerjaan dan tujuan jangka panjang. Bila situasinya makin merusak, aku susun rencana keluar atau pindah divisi—tetap realistis tapi tegas. Rasanya lega ketika aku bisa kembali tenang tanpa drama yang berulang.

Bagaimana Cara Mendiskusikan Toxic Relationship Artinya Dengan Teman Dekat?

5 Answers2025-09-19 03:15:27
Membicarakan tentang toxic relationship dengan teman dekat sebenarnya bisa jadi momen yang sangat membuka mata. Pertama-tama, aku akan memilih waktu yang santai dan relax, seperti di kafe atau saat kita berjalan-jalan. Atmosfer yang tenang sangat membantu. Begitu kami mulai, aku akan mengajak mereka berbagi pengalaman pribadi tentang hubungan yang pernah mereka jalani. Dengan cara ini, aku bisa lebih mudah menghasratkan pemahaman dan empati. Selanjutnya, aku akan mengaitkan pengalaman itu dengan bagaimana ciri-ciri toxic relationship dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional. Menggunakan contoh dari film atau anime yang kami nikmati bisa jadi teknik yang efektif. Misalnya, kita bisa membahas karakter dari 'Kimi no Na wa' yang melewati ketidakpastian emosional. Hal tersebut dapat membuka jalan bagi diskusi yang lebih dalam. Yang paling penting adalah menciptakan suasana di mana mereka merasa nyaman untuk berbagi tanpa merasa dihakimi. Dalam pengalaman pribadiku, berbicara tentang hubungan yang beracun bisa jadi sangat menegangkan. Kadang, kita terlalu membela diri atau merasa bahwa apa yang kita alami seolah normal. Untuk membantu teman, aku suka memulai dengan mendengarkan cerita mereka terlebih dahulu tanpa interupsi. Ini sangat membantu mereka merasa didengar dan lebih terbuka. Aku perhatikan bahwa ketika kita berbicara dalam suasana akrab, itu bisa mendorong mereka untuk lebih jujur tentang perasaan mereka. Pun, menekankan bahwa tidak ada yang salah dalam mendapatkan bantuan jika mereka merasa terjebak sering kali memberikan efek positif. Itu adalah langkah awal yang sangat penting untuk memulai perubahan. Selain itu, aku juga suka melemparkan beberapa pertanyaan reflektif. Misalnya, 'Bagaimana kamu merasa setelah berinteraksi dengan mereka?' atau 'Apa yang terjadi ketika kamu memiliki momen tidak nyaman dengan pasanganmu?' Pertanyaan semacam ini sering kali membuat mereka menyadari dinamika yang sebenarnya terjadi. Salah satu hal penting yang selalu aku ingat adalah untuk menjaga nada suara tetap tenang dan mendukung, seolah-olah kita berjalan bersama di jalur ini. Satu hal lumrah yang bisa sangat memengaruhi diskusi adalah penggunaan kutipan atau gambaran dari media yang mereka kenal. Mengingat bakal banyak dari kita mengaitkan pengalaman pribadi dengan konten yang kita nikmati, seperti dalam 'Attack on Titan,' bisa jadi contoh menarik tentang pengkhianatan dan drama hubungan. Dengan cara ini, kita bisa menciptakan diskusi yang lebih ringan dan relatable. Tapi jangan lupa, jika hubungan tersebut berpotensi membawa kerugian ataupun bahaya fisik, selalu lebih baik mendukung teman untuk mencari bantuan profesional. Menyadari batasan dan kapan harus mendukung dengan alat yang tepat adalah bagian penting dari persahabatan yang sehat. Yang terpenting bagi aku adalah mengingatkan mereka bahwa mereka tidak sendirian dalam perjalanan ini, dan alangkah baiknya kita ada untuk saling mendukung.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status