Bagaimana Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat Meningkatkan Percaya Diri?

2025-10-22 06:40:49 19

3 Answers

Ivy
Ivy
2025-10-23 22:49:05
Kadang rasa legawa itu datang dari keputusan kecil buat nggak terlalu serius ngurusin penilaian orang lain, dan itulah yang bikin 'bodo amat' terasa seperti latihan percaya diri buatku. Awalnya aku mikir ini cuma gaya hidup rebahan, tapi lama-lama kelihatan manfaatnya: pas aku berhenti overthinking, aku berani nyobain hal-hal yang sebelumnya aku takutkan—ngomong di depan kelas, upload karya seadanya, atau cuma bilang tidak tanpa merasa bersalah. Energi mental yang biasanya terbuang buat mikirin kemungkinan orang nge-judge, tiba-tiba jadi modal buat tindakan nyata.

Prinsipnya sederhana: percaya diri tumbuh dari pengalaman dan feedback yang nyata. Kalau kamu terus ditahan sama rasa takut, kesempatan itu nggak pernah ada. Dengan 'bodo amat' yang sehat, aku mulai membuat eksperimen kecil—misalnya posting gambar kasar, ikut panel kecil, atau latihan ngomong pake waktu 60 detik. Setiap kali ada hasil, sekecil apapun, percaya diri aku nambah sedikit. Plus, aku belajar buat menempatkan standar diri sendiri; bukan mengukur dari ekspektasi semua orang.

Yang juga penting, 'bodo amat' yang baik itu bukan berarti nyerah atau cuek total. Untukku, itu soal memilih pertempuran: menjaga energi untuk hal yang benar-benar penting dan melepaskan kebutuhan diterima semua orang. Ada kekuatan tersendiri pas aku sadar kebanyakan kritik nggak relevan dan aku berhak milih lingkungan yang suportif. Semua proses ini bikin aku lebih otentik, dan jadi otentik itu sendiri adalah sumber percaya diri yang stabil.
Zoe
Zoe
2025-10-24 08:35:52
Gue pake pendekatan simpel: kalau gue terus mikirin penilaian orang, gue nggak bakal pernah ngelakuin hal yang riskan tapi berfaedah. Jadi gue sengaja latihan buat 'bodo amat' lewat tantangan kecil—misal ngomong satu pendapat yang beda di grup chat atau upload klip pendek tanpa edit berlebihan. Setiap keberanian kecil itu ngasih feedback langsung: kalau banyak yang muak, ya bukan akhir dunia; kalau ada yang nyangkut, itu validasi.

Selain itu, gue belajar untuk bedain kritik konstruktif dan komentar yang cuma lempar random. Kalo yang pertama, gue simpen dan perbaiki; yang kedua, gue abaikan tanpa drama. Triknya adalah konsistensi: makin sering lo menanggung sedikit rasa malu, makin pendek juga rentang waktu ketakutan itu. Pada akhirnya, 'bodo amat' bukan soal jadi acuh tak acuh, tapi soal milih mana buat jadi sumber energi—dan itu bikin gue jalan lebih lempeng sama apa yang pengen gue capai.
Zane
Zane
2025-10-25 06:29:47
Gue nggak bakal mentes-mentesin, tapi pengalaman langsung beneran ngefek: waktu pertama gue nekat unggah fan art yang nggak rapi, responnya campur aduk—ada yang puji, ada yang nyinyir. Daripada nyerah, gue pake itu sebagai bahan latihan. Lama-lama, makin sering gue nge-post tanpa edit panjang, makin kebal juga gue sama komentar negatif, dan ego gue nggak lagi gampang kepancing. Itu yang bikin percaya dirinya beda: gak lagi dibangun di atas ekspektasi sempurna, tapi di atas kebiasaan nyobain dan bertahan.

Selain kebal mental, 'bodo amat' bikin gue lebih cepet ambil keputusan. Daripada ngitung untung rugi opini orang lain mulu, gue tetapkan standar pribadi—apa yang bikin gue berkembang, apa yang cuma buat pamer. Kalo sesuatu terasa penting buat gue, gue lakuin; kalo cuma buat ngikut tren, gue skip. Efeknya, waktu dan energi gue fokus ke hal yang ningkatin skill dan koneksi yang beneran dukung, dan percaya diri itu tumbuh natural. Sekarang gue lebih sering ngomong, nerapin ide konyol, dan ternyata seringnya malah berbuah peluang yang nggak gue duga sebelumnya.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Bagaimana Mungkin?
Bagaimana Mungkin?
Shayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-mana keluarga prialah yang melamar anak gadis bukan malah sebaliknya ...," protes Shayra tak percaya dengan keputusan ibunya. "Lalu kamu bisa menolaknya lagi dan pria itu akan makin menghancurkan perusahaan peninggalan almarhum papamu! Atau mungkin dia akan berbuat lebih dan menghancurkan yang lainnya. Tidak!! Mama takakan membiarkan hal itu terjadi. Kamu menikahlah dengannya supaya masalah selesai." Ibunya Karina melipat tangannya tegas dengan keputusan yang tak dapat digugat. "Aku sudah bilang, Aku nggak mau jadi isterinya Ma! Asal Mama tahu saja, Adien itu setengah mati membenciku! Lalu sebentar lagi aku akan menjadi isterinya, yang benar saja. Ckck, yang ada bukannya hidup bahagia malah jalan hidupku hancur ditangan suamiku sendiri ..." Shayra meringis ngeri membayangkan perkataannya sendiri Mamanya Karina menghela nafasnya kasar. "Dimana-mana tidak ada suami yang tega menghancurkan isterinya sendiri, sebab hal itu sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri. Yahhh! Terkecuali itu sinetron ajab, kalo itu sih, beda lagi ceritanya. Sudah-sudahlah, keputusan Mama sudah bulat! Kamu tetap harus menikah dangannya, titik enggak ada komanya lagi apalagi kata, 'tapi-tapi.' Paham?!!" Mamanya bersikeras dengan pendiriannya. "Tapi Ma, Adien membenc-" "Tidak ada tapi-tapian, Shayra! Mama gak mau tahu, pokoknya bagaimana pun caranya kamu harus tetap menikah dengan Adien!" Tegas Karina tak ingin dibantah segera memotong kalimat Shayra yang belum selesai. Copyright 2020 Written by Saiyaarasaiyaara
10
51 Chapters
Bagaimana Denganku
Bagaimana Denganku
Firli menangis saat melihat perempuan yang berada di dalam pelukan suaminya adalah perempuan yang sama dengan tamu yang mendatanginya beberapa hari yang lalu untuk memberikannya dua pilihan yaitu cerai atau menerima perempuan itu sebagai istri kedua dari suaminya, Varel Memilih menepi setelah kejadian itu Firli pergi dengan membawa bayi dalam kandungannya yang baru berusia delapan Minggu Dan benar saja setelah kepergian Firli hidup Varel mulai limbung tekanan dari kedua orang tuanya dan ipar tak sanggup Varel tangani apalagi saat tahu istrinya pergi dengan bayi yang selama 2 tahun ini selalu menjadi doa utamanya Bagaimana Denganku?!
10
81 Chapters
Rahasia Asrama Seni
Rahasia Asrama Seni
Aku seorang mahasiswa baru. Pelatihan ospek baru selesai kemarin. Pacarku yang sudah menahan rindu hampir setengah bulan, langsung tak sabar memanggilku ke asrama putri. Dengan bantuan dia dan teman asramanya yang membantuku bersembunyi, aku berhasil lolos dari pemeriksaan ibu penjaga asrama dan diam-diam menginap semalam di sana ….
8 Chapters
Penguasa Seni Racun
Penguasa Seni Racun
Long Tian merupakan pewaris naga langit, berjalan di dunia kultivator yang kejam dan penuh kekacauan. Bertahan hidup demi membalas dendam, menjadi yang terkuat dan mencapai keabadian. "Takdir hanyalah permainan, dan aku akan memainkan takdirku sendiri! Langit dan Surga, akan kuguncang dengan kekuatanku sendiri!" Long Tian.
9.3
281 Chapters
Sebuah Penyesalan
Sebuah Penyesalan
WARNING! BUKU INI PENUH ADEGAN DEWASA! BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN! TIDAK UNTUK BAHAN OLOKAN PORNOGRAPHY. Mengisahkan seorang laki-laki bernama Steven Alessio. Dia terjebak pada seorang wanita yang baru dikenalnya hingga mengakibatkan terjadinya pembunuhan pada istrinya. Saat Steven hendak membalas dendam, dirinya terjebak pada keluarga wanita tersebut hingga terbongkarnya semua kebobrokan keluarganya. Itu adalah awal merasakan; Sebuah Penyesalan. Sebuah Penyesalan apa itu?
10
40 Chapters
SEBUAH PENGHIANATAN
SEBUAH PENGHIANATAN
Aku sempat berpikir bahwa aku tidak seberuntung seperti orang yang sangat beruntung di planet ini. Aku Tere. Gadis yang hidup sebatang kara dan hanya berteman dengan kesunyian dan kegelapan. Sejak usiaku 7 tahun, aku telah kehilangan keluarga ku. Bukan karena kecelakaan melainkan karena mereka tega membuang ku ke jalanan. Entah apa salahku? Aku tidak cacat dan aku juga tidak meminta untuk di lahirkan ke dunia ini. Tapi mereka sangat tega kepadaku? Mereka tega membuang ku ke jalanan dengan alasan aku hanya membawa kesialan di dalam kehidupan mereka. Saat itu aku berusaha memohon agar mereka tak meninggalkan ku di tempat asing ini. Tapi tak satupun di antara mereka memiliki keinginan untuk membawaku pulang. Mereka membawa ku jauh dari rumah agar tak satupun ada orang yang mengenaliku ataupun mengenali keluargaku. Mereka meninggalkan ku seorang diri di tempat ini dalam kondisi kelaparan. Tubuhku yang kurus ini juga merasa sangat kedinginan karena hujan deras mengguyur tubuhku. Aku berusaha berjalan untuk mencari pertolongan, tapi sepertinya tempat ini jauh dari pemukiman warga karena tak melihat seorang pun melewati tempat ini. Karena tubuh kurus ku ini tak sanggup menahan rasa dingin yang menusuk hingga terasa sampai ke tulang akhirnya aku pun perlahan lemas karena perutku juga sangat kelaparan. Langit pun perlahan mulai gelap dan hujan semakin deras, tubuhku mulai sangat lemas hingga akhirnya aku terjatuh dan tak sadarkan diri. Bagaimana nasib Tere selanjutnya? Temukan kisahnya dalam bab- bab yang telah di suguhkan untuk anda para pembaca setia Good Novel. Selamat membaca Salam dari saya buat kalian semua _Riri Kaori_
10
35 Chapters

Related Questions

Bagaimana Saya Menerapkan Ajaran Dari Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat?

3 Answers2025-10-22 06:01:24
Mestinya nggak semua hal layak dikasih energi—itulah yang bikinku tertarik ke 'Seni Bersikap Bodo Amat'. Aku mulai memaknai ajaran itu bukan sebagai izin untuk cuek total, melainkan sebagai pedang seleksi: memilih apa yang benar-benar layak diurus. Pertama-tama aku identifikasi nilai inti yang penting bagiku; buatku, itu adalah kreativitas, persahabatan yang sehat, dan ketenangan. Setiap kali ada gangguan—drama sosial, komentar sinis, atau tekanan performa—aku menanyakan pada diri sendiri apakah itu menyentuh salah satu nilai itu. Selanjutnya aku pakai trik kecil dari dunia game: tambahkan dua status bar. Bar pertama adalah 'kontrol' (apa yang bisa aku ubah), bar kedua 'pengaruh' (apa yang orang lain pikirkan atau reaksi yang di luar jangkauan). Fokus pada bar kontrol saja membuat energiku lebih efisien. Kadang aku juga melakukan eksperimen micro-caring: aku tentukan satu minggu untuk menahan diri memberi pendapat di grup chat, lalu amati hasilnya. Praktik ini juga butuh ritual—misalnya napas tiga kali sebelum balas pesan yang memicu emosi, menulis prioritas harian, dan membuat skenario 'kalau ini terjadi, aku akan...' sehingga responku nggak reaktif. Yang paling penting, aku masih berusaha tetap empatik; bodo amat yang sehat itu berbeda dengan jadi acuh. Dengan latihan berulang aku malah merasa lebih hangat dan fokus, bukan dingin. Itu terasa seperti upgrade sistem operasi mental—lebih ringan, lebih tahan banting, dan lebih bisa menikmati hal-hal yang benar-benar penting bagi hidupku.

Bagaimana Ringkasan Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat?

5 Answers2025-09-10 21:38:07
Ada satu trik mental yang sering kubawa ke segala hal: tentukan apa yang benar-benar pantas untuk mendapatkan emosimu. Bagiku, seni untuk 'bodo amat' bukan soal jadi acuh tak acuh atau malas, melainkan selektif terhadap apa yang kupedulikan. Pertama, aku mulai dengan menuliskan nilai-nilai inti—apa yang buatku merasa hidup dan apa yang cuma bikin energi terkuras. Setelah itu, aku latih diri berkata 'tidak' pada gangguan kecil: opini orang yang nggak kita hormati, drama kantor yang bukan urusan kita, atau tren yang cuma bikin stres. Itu langkah praktis yang paling sering kulakukan. Ada juga aspek penerimaan: ketika sesuatu nggak bisa diubah, aku memilih menerima dan mengalihkan energi ke hal yang bisa aku kontrol. Buku seperti 'The Subtle Art of Not Giving a F*ck' pernah ngebantu aku merangkai konsep ini, tapi intinya sederhana—pilih perjuanganmu sendiri. Kalau aku lagi capek, aku ingat bahwa batasan itu sehat, dan kadang cuek adalah bentuk cinta pada diri sendiri. Akhirnya, 'bodo amat' buatku jadi aksi kecil sehari-hari, bukan slogan kosong. Itu terasa lega—dan jujur, lebih bahagia.

Apa Kutipan Paling Viral Dari Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat?

3 Answers2025-10-22 11:09:11
Baris itu nempel di kepala saya: 'Kamu tidak istimewa.' Itu kutipan yang sering diangkat dari 'Seni Bersikap Bodo Amat', dan terus terang, tiap kali saya melihatnya di timeline, rasanya seperti ditepuk lembut sekaligus ditampar halus. Kalimat singkat itu mengusik kenyamanan karena menolak mitos bahwa semua orang harus terus merasa luar biasa tanpa henti. Bagi saya, daya viralnya bukan cuma karena provokatif, tapi karena ia membebaskan—membuat ruang untuk menerima kekurangan sendiri tanpa harus malu berlebihan. Duduk di kafe sambil melihat orang-orang sibuk memoles citra di media sosial, saya sering mikir kenapa baris ini cocok jadi slogan pembangkangan terhadap tekanan performa. Banyak yang salah paham, menganggapnya sebagai ajakan untuk menyerah, padahal intinya adalah memilih hal yang pantas untuk dipedulikan. Itu pelajaran yang saya bawa ketika harus memutuskan prioritas: energi terbatas, jadi jangan habiskan untuk hal yang nggak penting. Satu hal yang membuat kutipan ini terus bergaung adalah kemampuannya untuk bertahan di caption, meme, dan komentar pedas sekaligus manis. Aku masih sering membagikannya ke teman yang terjebak perfeksionisme, karena di balik kesederhanaannya ada pembebasan—sebuah reminder untuk fokus pada tanggung jawab yang benar-benar kita pilih, bukan ekspektasi yang dipaksakan orang lain.

Mengapa Banyak Orang Membahas Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat?

3 Answers2025-10-22 21:20:39
Satu hal yang selalu muncul di timelineku adalah diskusi soal 'seni bersikap bodo amat'. Aku ngamatin ini dari sudut yang agak personal: banyak orang butuh cara cepat untuk mengurangi beban emosi. Di era di mana setiap hal kecil bisa jadi drama publik, memilih untuk tidak peduli kadang terasa seperti napas lega—sebuah cara membangun batas supaya nggak kecemplung ke semua hal yang bukan urusan kita. Aku pernah coba menerapkan gaya itu untuk beberapa hal sepele, dan rasanya benar-benar mengurangi kecemasan sesaat. Tapi bukan berarti semua orang paham konsekuensinya. Banyak yang mengadopsi konsep ini secara dangkal—hanya bilang 'aku bodo amat' ke segala sesuatu tanpa memfilter apa yang penting atau tidak. Itu berbahaya karena bisa menutupi penghindaran tanggung jawab atau bahkan sikap tidak empati. Ada juga sisi sosialnya: jadi nggak peduli kadang dipakai sebagai tanda keren, semacam sinyal identitas di medsos. Aku sering lihat orang yang sekilas tampak santai, padahal sebenarnya capek banget. Akhirnya, buatku 'bodo amat' itu bermanfaat kalau dipakai sebagai alat seleksi prioritas, bukan senjata untuk mengelak. Menentukan apa yang layak energi kita itu seni—dan seperti seni lain, butuh latihan biar nggak jadi alasan malas berpikir. Kalau dipakai bijak, efeknya menenangkan; kalau dipakai seenaknya, hasilnya malah merusak hubungan dan reputasi. Aku sekarang lebih sering pakai kata itu sebagai pengingat: pilih perjuangan yang layak, sisanya lepas saja.

Apakah Seni Bersikap Bodo Amat Bisa Membuat Kita Lebih Bahagia?

3 Answers2025-09-23 06:49:23
Tentu saja, seni bersikap bodo amat itu seperti menemukan kunci rahasia untuk membuka pintu kebahagiaan yang tersembunyi! Dalam dunia yang penuh tekanan dan ekspektasi dari orang lain, belajar untuk tidak terlalu peduli adalah langkah penting. Saya ingat saat-saat ketika saya terlalu fokus pada apa yang orang lain pikirkan tentang saya—terutama di komunitas anime. Apakah saya cukup geeky untuk menyukai karakter tertentu? Apakah koleksi figure saya dianggap keren? Namun, ketika saya mulai mengadopsi sikap bodo amat, kebahagiaan saya meningkat drastis. Saya menikmati anime dan manga untuk diri sendiri, tanpa beban memberi penjelasan kepada orang lain. Dengan bersikap bodo amat, saya bisa lebih bebas mengeksplorasi minat saya tanpa merasa tertekan. Misalnya, saya bisa menikmati 'Attack on Titan' tanpa merasa harus menjelaskan mengapa saya suka karakter yang antagonis sekaligus menarik, seperti Eren Yeager. Saya menemukan kebahagiaan dalam diri sendiri, bukan dari usaha untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Ini juga membuka pintu untuk bertemu banyak orang lain yang berpikiran sama, yang sebenarnya merayakan hobi kita dengan cara yang sama. Di samping itu, ada kepuasan luar biasa saat kita bisa mengabaikan omongan negatif. Kami terhubung bukan karena popularitas, tetapi karena kecintaan yang tulus terhadap cerita dan karakter yang ada. Jadi, bisa dibilang seni bersikap bodo amat adalah mantra bahagia yang bisa membuat kita lebih puas dengan diri kita sendiri!

Siapa Penulis Asli Dari Sebuah Seni Bersikap Bodo Amat?

3 Answers2025-10-22 11:20:41
Nama penulisnya itu Mark Manson, gampang diingat karena gaya bahasa bukunya nancep banget. Gue sempet ngulik soal latar belakangnya: dia awalnya nulis blog yang ngebahas hubungan, psikologi, dan dinamika hidup dengan nada blak-blakan. Tulisan itu yang akhirnya berkembang jadi buku yang terkenal, yaitu 'The Subtle Art of Not Giving a F*ck' — yang di Indonesia sering muncul sebagai terjemahan berjudul 'Seni Bersikap Bodo Amat'. Buku itu keluar sekitar 2016 dan langsung meledak karena pendekatannya yang nyaris anti-self-help klasik; dia ngajak pembaca milih nilai yang bener-bener penting dan nyerahin hal lain. Dari sisi gue pribadi, yang bikin menarik bukan cuma titel provokatifnya, tapi juga cara Mark ngegabungin cerita pengalaman pribadi, riset psikologi, dan humor pahit yang bikin konsepnya gampang dicerna. Dia sering nunjukin bahwa nggak semua hal penting dan itu sah-sah aja, jadi pendekatannya ngasih ruang buat nentuin prioritas hidup. Buat pembaca yang bosen sama jargon motivasi manis, bukunya fresh dan kadang kasar — tapi efektif. Aku masih sering ingat beberapa bagian yang nyentil sampai sekarang, terutama soal tanggung jawab dan batasan pribadi.

Bagaimana Seni Untuk Bersikap Bodo Amat Dapat Mempengaruhi Kreativitas?

5 Answers2025-09-27 10:47:09
Setiap kali aku merenungkan tentang seni bersikap bodo amat, aku teringat pada pepatah kuno bahwa 'kreativitas berasal dari kebebasan.' Bersikap bodo amat di sini bukan berarti tidak peduli, melainkan lebih kepada membebaskan diri dari ekspektasi dan penilaian orang lain. Dalam proses kreatif, sering kali kita terkekang oleh apa yang diharapkan oleh orang lain. Dengan melepaskan beban tersebut, kita bisa mengeksplorasi ide-ide segar yang mungkin sebelumnya terhalang. Misalnya, beberapa seniman dan penulis besar, seperti Haruki Murakami dan Yayoi Kusama, sering kali mengekspresikan diri mereka tanpa rasa takut akan reaksi dunia luar. Dengan bersikap bodo amat, kita menjadi lebih berani dalam mengambil risiko dan menguji batas-batas imajinasi kita. Ketika aku melakukan hal ini, aku mendapati bahwa ide-ide yang paling unik sering kali muncul saat aku berhenti memikirkan apa yang orang akan katakan. Misalnya, saat aku mengerjakan proyek seni digital, aku mulai menggunakan warna-warna yang jarang dipadupadankan, dan hasilnya ternyata jauh lebih menarik daripada apa yang biasanya aku lakukan. Mengabaikan komentar negatif atau ketakutan gagal memungkinkan kita untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar orisinal. Dengan kata lain, seni bersikap bodo amat adalah tentang menemukan suara kita yang sesungguhnya tanpa takut akan kritik. Ini adalah sebuah perjalanan eksplorasi yang bisa sangat memuaskan dan membawa kita menuju ide-ide yang tidak terduga, menjadikan perjalanan kreatif itu sendiri sama pentingnya dengan tujuan yang tercapai.

Siapa Tokoh Terkenal Yang Menerapkan Seni Bersikap Bodo Amat?

3 Answers2025-10-10 07:08:19
Ketika membahas tentang tokoh terkenal yang menerapkan seni bersikap bodo amat, salah satu nama yang langsung terlintas di benakku adalah Steve Jobs. Karisma dan gaya kepemimpinannya memang luar biasa! Dia dikenal sangat fokus pada visinya dan tidak terlalu peduli pada kritik negatif yang sering datang kepadanya. Jobs mampu mengabaikan pandangan orang lain ketika dia yakin dengan ide-ide briliannya, misalnya dalam menciptakan produk ikonik seperti iPhone dan iPad. Ia tidak berusaha menyesuaikan diri dengan ekspektasi pasar yang ada; yakni dia menghadirkan inovasi yang berani, meskipun banyak pihak yang meragukannya pada awalnya. Lebih dari sekadar keberanian menjajal ide-ide baru, sikap ini mencerminkan keberanian untuk ‘bodo amat’—melupakan konvensi yang sudah ada dan berfokus pada pencapaian tujuan jangka panjangnya. Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki visi yang jelas dalam menciptakan hal-hal yang transformatif. Tentu, banyak sisi gelap dalam perjalanan kariernya, seperti kurangnya empati terhadap karyawan, tetapi hal itulah yang membuatnya sejalan dengan penerapan seni itu. Ada satu kutipan favoritku yang selalu kuingat: 'Inovasi membedakan antara pemimpin dan pengikut.' Keduanya sangat relevan dengan cara Jobs menavigasi perjalanan kariernya. Memang tak semua orang bisa menerapkan sikap ini tanpa konsekuensi, tetapi memahami dan mengaplikasikan ‘bodo amat’ dalam konteks yang tepat bisa membawa pada pencapaian yang luar biasa!
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status