3 Answers2025-09-03 10:03:32
Aku sering bingung sendiri dulu pas belajar nuance kata ini, jadi aku senang bisa nulis penjelasan simpel dan contoh yang langsung bisa dipakai.
Secara garis besar, 'considering' punya beberapa fungsi berbeda. Pertama, sebagai preposisi berarti 'mengingat' atau 'dengan memperhatikan' dan biasanya diikuti noun phrase: "Considering the weather, we stayed home." -> "Mengingat cuacanya, kami memilih tetap di rumah." Ini ringkas dan sering dipakai untuk menyatakan alasan singkat. Kedua, 'considering' bisa jadi verb bentuk -ing: "I'm considering moving" yang artinya 'aku sedang mempertimbangkan untuk pindah' (memikirkan suatu pilihan). Itu lebih ke proses berpikir, bukan menjustifikasi sesuatu.
Lalu 'considering that' biasanya diikuti klausa lengkap (subject + verb), misalnya: "Considering that she had no experience, she did well." -> "Mengingat bahwa dia tidak punya pengalaman, dia melakukannya dengan baik." Tambahan 'that' membuat alasan terdengar lebih eksplisit dan kadang lebih formal. Kamu juga bisa menjatuhkan 'that' di bahasa percakapan: "Considering you're new..." sama artinya tapi lebih santai. Intinya: pakai 'considering' + noun untuk ringkas, pakai 'considering that' ketika mau jelaskan dengan klausa penuh, dan pakai 'considering' + -ing ketika bicara soal mempertimbangkan tindakan.
Kalau aku kasih tips praktis: kalau ingin menulis alasan singkat, pakai "considering + noun"; kalau butuh subjek dan predikat jelas, pakai "considering that + clause"; dan jangan lupa kalau maksudnya 'mempertimbangkan untuk melakukan sesuatu', gunakan "considering + gerund". Simpel, kan? Aku sering pakai pola ini waktu nulis caption atau komentar, dan rasanya langsung lebih natural.
3 Answers2025-09-03 22:02:01
Biar aku jelasin dengan cara santai dulu—considering itu seringkali berperan seperti kata penghubung singkat yang artinya mirip 'mengingat' atau 'mengingat bahwa'.
Kalau kamu menemukan considering di awal kalimat diikuti kata benda, biasanya terjemahannya paling pas ke 'mengingat' atau 'dengan mempertimbangkan'. Contoh sederhana: "Considering the weather, we stayed inside." Dalam bahasa sehari-hari kamu bisa bilang, "Mengingat cuacanya, kami tetap di dalam." Itu menangkap nuansa bahwa fakta cuaca mempengaruhi keputusan. Sedangkan kalau ada considering + that + klausa, terjemahannya sering jadi 'mengingat bahwa' atau 'karena'. Misal: "Considering that he was sick, he still came" → "Mengingat bahwa dia sakit, dia tetap datang."
Ada trik cepat untuk pemula: coba ganti considering dengan 'given', 'in view of', atau 'seeing that'—kalau kalimat masih masuk akal, artinya kamu bisa pakai terjemahan 'mengingat' atau 'dengan mempertimbangkan'. Hati-hati jangan salah kaprah mengartikan considering selalu jadi 'mempertimbangkan' dalam arti aktif (seperti 'I am considering buying it' = 'Aku sedang mempertimbangkan membeli itu'). Di situ considering adalah bentuk verb kontinu dan artinya berbeda: 'sedang memikirkan/mempertimbangkan'. Jadi intinya: cek posisi dan bentuknya—apakah berfungsi sebagai preposisi/pengantar alasan, atau sebagai bentuk kerja yang menunjukkan tindakan? Semoga penjelasan ini bikin istilah itu nggak kerasa asing lagi; aku suka banget pas lihat orang baru nangkep pola kecil kayak gini, rasanya puas sendiri juga.
3 Answers2025-09-03 03:55:33
Aku sering kebingungan melihat terjemahan 'considering' yang kadang sama sekali nggak nyambung sama konteks aslinya.
Biasanya masalahnya karena 'considering' itu bocah bandel dalam bahasa Inggris: dia bisa berarti 'mengingat', 'mempertimbangkan', atau bahkan berfungsi seperti 'meskipun' tergantung struktur kalimatnya. Contohnya, "Considering how tired he is" lebih pas diterjemahkan jadi "Mengingat dia sangat lelah", tapi "Considering he tried his best" bisa jadi "Meskipun dia sudah berusaha" atau "Kalau dipikir-pikir dia sudah berusaha" — nuansanya beda jauh. Subtitler yang buru-buru sering ketemu frasa terpotong (fragmen), audio nggak jelas, atau naskah asli nggak tersedia, jadi mereka kadang cuma menerjemahkan kata per kata.
Selain itu, ada masalah praktis: batas karakter per baris, kecepatan baca penonton, dan kebutuhan supaya subtitle tetap natural di layar. Kalau penerjemah terlalu literal, subtitle jadi kaku; kalau terlalu longgar, informasi penting bisa hilang. Machine translation juga sering memperparah karena algoritma tidak selalu peka ke konteks pragmatik. Aku biasanya coba baca gesture, ekspresi, dan reaksi tokoh untuk menentukan mana arti yang paling pas — seringkali itu yang membedakan 'mengingat' dengan 'mempertimbangkan' atau 'meskipun'. Pada akhirnya, penerjemah harus menimbang antara akurasi literal dan kelancaran baca; nggak mudah, tapi kalau dilakukan dengan teliti, hasilnya terasa jauh lebih humanis dan enak ditonton.
3 Answers2025-09-03 12:08:01
Buatku, kata 'considering' selalu terasa seperti pisau serbaguna dalam terjemahan—artinya berubah tergantung bagaimana ia dipakai dalam kalimat.
Sebagai kata depan atau frasa pembuka seperti dalam "Considering the weather, we stayed home", terjemahan paling natural di subtitle biasanya 'mengingat' atau 'mengingat bahwa': "Mengingat cuaca, kami tetap di rumah." Kalau konteksnya proses berpikir atau keputusan—misal "I'm considering going"—lebih tepat diterjemahkan jadi 'sedang mempertimbangkan (untuk pergi)' atau disingkat 'aku sedang berpikir untuk pergi' agar enak dibaca di layar. Pada penggunaan yang bersifat kontras atau pengecualian, misalnya "He's pretty tall, considering", sering kali kita pakai padanan yang ringkas dan idiomatik seperti 'cukup tinggi juga, kalau dipikir-pikir' atau 'lumayan tinggi, untuk ukuran itu'.
Dalam praktik subtitle aku selalu jaga singkatnya tanpa kehilangan makna: pilih kata yang ekonomis, sesuai tone karakter, dan mudah dicerna dalam 1–2 baris. Hindari terjemahan literal seperti 'mempertimbangkan' ketika konteks sebenarnya bersifat 'mengingat' atau 'meskipun', karena itu bisa membuat dialog terasa canggung. Akhirnya aku selalu baca ulang baris sebelum dan sesudahnya supaya pilihan 'mengingat', 'mempertimbangkan', atau blander seperti 'soalnya' benar-benar pas dengan alur bicara—dan rasanya lebih hidup di layar ketika pilihan katanya natural.
3 Answers2025-09-03 02:25:03
Aku sering memperhatikan dialog dalam novel dan kata 'considering' selalu terasa seperti alat rahasia penulis untuk mengatur nada pembicaraan. Dalam percakapan, 'considering' sering dipakai untuk menunjukkan bahwa si pembicara sedang melakukan perhitungan di kepalanya — bukan sekadar menyatakan fakta, tapi menimbang, membandingkan, atau memberi alasan mengapa sesuatu masuk akal. Misalnya, kalimat seperti "Considering how late it is, we should leave" nggak hanya mengatakan waktu; ia menunjukkan logika spontan sang karakter dan memberi pembaca jendela ke proses berpikirnya.
Selain itu, penggunaan 'considering' memengaruhi ritme dan warna suara. Aku suka ketika penulis menyelipkannya untuk membuat dialog terasa lebih alami atau sedikit formal—tergantung konteks. Dalam adegan tegang, 'considering' bisa jadi penawar: ia meredam tuduhan langsung menjadi penilaian yang lebih halus. Dalam adegan sarkastik, kata itu bisa jadi pisau: "Considering the mess you made, sure, that's brilliant." Jadi, kata sederhana ini fleksibel—bisa menandai kebimbangan, menutup celah info, atau mengungkapkan sikap tersembunyi.
Sebagai pembaca yang agak analitis, aku juga memperhatikan bagaimana penerjemah menanganinya. Di bahasa kita, 'considering' sering diterjemahkan menjadi 'mengingat' atau 'kalau dipikir-pikir', tapi nuansanya bisa hilang kalau tidak disesuaikan dengan suara karakter. Pada akhirnya, penulis pakai kata itu karena ia efisien: memberi konteks, menunjukkan proses berpikir, dan menambah lapisan kepribadian dalam satu kata. Aku suka saat itu digunakan dengan cerdik—rasanya kaya, bukan sekadar ornamen kosong.
3 Answers2025-09-03 06:36:27
Aku sering pakai kata 'considering' ketika ingin memberi celah kecil di narasi—seperti menyelipkan komentar yang setengah serius, setengah bercanda, atau untuk menunjukkan sikap karakternya tanpa harus panjang-lebar menjelaskan. Dalam fanfic, fungsinya mirip sebagai sinyal: pembaca tahu ada kontras atau alasan tersembunyi di balik tindakan. Misalnya, aku suka menulis kalimat seperti, “Dia tersenyum, considering sepatunya sudah penuh lumpur,” untuk menonjolkan absurdnya situasi sambil membuat suara narator terasa santai dan sedikit sinis.
Secara teknis, pakai 'considering' saat kamu butuh jembatan emosional—menjelaskan kenapa pembaca harus menerima sesuatu yang aneh, atau menekankan bahwa karakter punya alasan untuk tetap tenang padahal keadaan tidak ideal. Ini juga berguna ketika kamu mau menjaga tempo: satu klausa singkat dengan 'considering' bisa menggantikan satu paragraf penjelasan panjang. Aku biasanya meletakkannya di awal atau di sela kalimat untuk memberi penekanan; percobaan dengan koma dan jeda suara sering mengubah nuansa dari lucu jadi getir.
Kalau ditanya kapan jangan pakai: hindari kalau konteks belum matang. 'Considering' kehilangan efeknya bila pembaca belum punya cukup info untuk merasakan kontrasnya. Jadi sebelum kamu memasukkan frasa itu, pastikan ada cukup petunjuk tentang apa yang sedang dibandingkan—apa yang seharusnya membuat reaksi berbeda. Kalau terpaksa memaksa, hasilnya malah terdengar dipaksakan. Aku suka mencoba beberapa versi, baca keras-keras, dan pilih yang paling natural bunyinya karena intonasi sering menentukan apakah 'considering' terasa clever atau cuma klise.
3 Answers2025-09-03 03:51:07
Bicara soal padanan slang untuk 'considering', aku sering pakai kata-kata yang terasa santai dan gampang dipakai di obrolan sehari-hari. Buat aku yang sering ngobrol pake bahasa gaul, opsi yang paling sering muncul itu 'ngeliat' atau 'liat'—misalnya, instead of "Considering the weather..." bisa jadi "Ngeliat cuaca hari ini...". Nuansanya jadi lebih casual, seperti lagi mikirin sesuatu sambil liat-liat situasinya.
Selain itu ada juga 'mengingat' yang agak lebih netral tapi tetap sering dipakai informal, kadang disingkat jadi 'ngingetin' atau 'ngingat'. Contoh lain yang sering kudengar dari teman-teman: 'soal' atau 'soalnya'—misal, "Soal harga, kita bisa nego"—yang dipakai untuk nyambungin alasan atau pertimbangan. Kalau mau bikin kalimat terdengar lebih remeh tapi tetap jelas, 'mikirin' atau 'dipikir' juga works: "Mikirin budget, kita nggak bisa ikut."
Intinya, pilihan kata sangat tergantung konteks dan orang yang diajak ngomong. Aku sih sering beralih antara 'ngeliat', 'mengingat', dan 'mikirin' tergantung suasana: yang santai pakai 'ngeliat' atau 'mikirin', yang agak formal pakai 'mengingat' atau 'mempertimbangkan'. Kadang lucu juga liat gimana satu kata kecil bisa ngerubah tone obrolan—buatku itu yang bikin bahasa sehari-hari jadi hidup.
3 Answers2025-09-03 22:06:48
Buat aku, 'considering' itu semacam shortcut halus buat nunjukin alasan atau kondisi tanpa harus pakai kalimat panjang. Aku sering pakai kata ini waktu nulis pesan pendek atau caption karena cepat dan terdengar natural. Contohnya: "Considering the rain, we'll meet indoors" — artinya, mengingat hujan, kita akan ketemu di dalam. Atau "Considering how busy she is, I didn't expect a reply so soon" — mengingat seberapa sibuk dia, aku tidak mengira bakal dibalas secepat itu.
Selain fungsi 'mengingat', 'considering' juga enak dipakai untuk nyatakan evaluasi: "Considering the price, the phone performs well" — mempertimbangkan harganya, ponsel ini performanya oke. Atau yang lebih santai: "Considering everything that happened, we're lucky" — melihat semua yang terjadi, kita beruntung. Aku suka variasi ini karena bisa bikin nada kalimat berubah tipis; lebih objektif kalau dipakai sebelum klausa, atau lebih personal kalau dipakai sebagai komentar di akhir kalimat.
Kalau mau latihan, coba ganti 'considering' dengan 'mengingat' atau 'mempertimbangkan' dalam terjemahan untuk merasakan nuansanya. Dalam obrolan sehari-hari, 'considering' cocok dipakai waktu mau ngasih konteks singkat tanpa terdengar bertele-tele — dan itu kenapa aku sering banget pakai kata ini di chat dan postinganku.