3 Jawaban2025-10-13 13:22:59
Nada bicara bisa bikin frasa sederhana berlapis-lapis makna. Aku pernah merasakan ini saat menimbang mau beli figur edisi terbatas: kalau aku bilang "it's more expensive", itu bisa terdengar seperti observasi netral, atau pernyataan kecewa, atau bahkan pembenaran untuk tetap membeli—semua tergantung nada. Dalam percakapan santai dengan teman, nada datar biasanya menyampaikan fakta; tapi kalau ada nada naik di akhir, itu jadi pertanyaan terselubung: "benarkah ini lebih mahal?". Nada marah atau frustrasi membuat frasa itu jadi keluhan—orang tahu kamu menilai harga itu tidak adil.
Selain intonasi lisan, mode penulisan juga berpengaruh. Aku sering lihat orang mengetik "more expensive" dengan huruf kapital atau tanda seru—itu langsung memberi kesan emosi yang kuat. Penggunaan kata tambahan seperti "a bit" atau "much" juga mengubah bobot: "much more expensive" terasa dramatis, sedangkan "a bit more expensive" terdengar lebih toleran. Di dunia belanja koleksi, ini penting: nada bisa membuat perbandingan harga menjadi alasan logis untuk menahan diri, atau pembenaran emosional agar tetap membeli.
Dari pengalaman pribadi, aku jadi lebih perhatian menilai bukan cuma angka di label tapi juga bagaimana orang menyampaikannya. Kalau penjual bilang dengan nada lembut, harga yang lebih tinggi terasa wajar karena digabungkan dengan kesan layanan atau kualitas. Sebaliknya, nada sinis dari teman malah bikin aku meragukan nilai barang itu. Intinya, tone memberi lapisan interpretasi yang kadang lebih menentukan keputusan daripada angka itu sendiri.
3 Jawaban2025-10-13 09:52:53
Dalam pemakaian sehari-hari, 'more expensive' sebenarnya cuma menunjukkan perbandingan antara dua atau lebih benda—bukan vonis mutlak soal 'mahal' dalam segala konteks. Aku ingat waktu memilih antara dua edisi manga: edisi biasa lebih murah, sementara edisi spesial berisi artbook dan cetakan kertas yang lebih bagus. Jadi secara teknis edisi spesial itu "more expensive" daripada edisi biasa, tapi bukan berarti edisi spesial itu otomatis "mahal" kalau dibandingkan standar hidupku.
Buat aku, dua hal penting yang membedakan kata "lebih mahal" dan istilah "mahal" mutlak adalah konteks dan kemampuan bayar. Sesuatu bisa lebih mahal karena kualitas material, karena merek, atau karena kelangkaan—tapi tetap terjangkau kalau kantongmu cukup. Sebaliknya, barang yang harganya relatif rendah bisa terasa mahal jika kamu sedang hemat atau punya prioritas lain.
Selain itu, banyak biaya tersembunyi yang bikin sesuatu jadi lebih mahal tanpa tampak: ongkos kirim internasional, pajak impor, perawatan jangka panjang, dan risiko rusak. Pernah aku beli figur impor yang 'lebih mahal' daripada versi lokal; di atas kertas harganya cuma beda sedikit, tapi setelah ditambah ongkir dan pajak, terasa jauh lebih mahal. Jadi kalau ditanya apakah "more expensive" selalu berarti mahal, jawabanku: tidak selalu—itu tergantung siapa yang membayar, apa perbandingannya, dan apa yang termasuk dalam hitungannya. Aku sih biasanya timbang antara kepuasan dan biaya sebelum nekat beli, biar nggak nyesel nantinya.
3 Jawaban2025-10-13 06:15:02
Aku selalu kepo setiap kali lihat iklan yang nyantumkan kata 'more expensive', karena maknanya sering lebih rumit daripada sekadar 'lebih mahal'. Dalam konteks iklan barang, 'more expensive' biasanya dipakai sebagai perbandingan: produk A dikatakan 'more expensive' dibanding produk B atau dibanding rata-rata pasar. Tapi di iklan itu bukan cuma soal angka di harga label—frasa ini sering dipakai untuk menyiratkan kualitas, bahan, atau eksklusivitas. Iklan bisa membangun narasi kalau sesuatu lebih mahal karena menggunakan bahan premium, proses pembuatan yang rumit, atau karena merek ingin memposisikan produk sebagai barang mewah.
Dari perspektif pemasaran, mengatakan sesuatu 'more expensive' juga adalah teknik penempatan harga (price positioning). Iklan sering menampilkan versi yang lebih mahal di samping versi standar untuk membuat opsi menengah terlihat lebih wajar—itu yang biasa disebut anchoring atau efek kontras. Kadang iklan menambahkan klausa penjelas seperti "but worth it" atau data pendukung tentang ketahanan dan layanan purna jual, supaya konsumen memaklumi selisih harga. Di kasus lain, 'more expensive' dipakai sebagai pembenaran moral: misalnya produk yang lebih mahal karena fair trade, organik, atau ramah lingkungan.
Pengalaman pribadi bilang, jangan langsung terpancing kata-kata itu. Lihat detailnya: apakah perbandingan jelas, ada bukti, atau cuma trik framing? Cek harga per unit, total cost of ownership, dan jaminan layanan. Kalau iklan cuma bilang "more expensive" tanpa konteks, biasanya itu sinyal untuk gali informasi lebih jauh sebelum menilai apakah layak bayar lebih atau cuma dipengaruhi framing marketing.
3 Jawaban2025-10-13 19:10:35
Gue sering pakai contoh belanja biar gampang: pakai 'more expensive' waktu mau bandingin harga dua barang atau lebih yang nilainya beda. Secara grammar, 'more expensive' itu bentuk komparatif untuk kata sifat 'expensive' — artinya satu barang harganya lebih tinggi daripada barang lain. Biasanya formatnya 'X is more expensive than Y' atau dalam bahasa Indonesia, 'X lebih mahal daripada Y'. Contoh simpel: 'This laptop is more expensive than that one.'
Selain itu, ada beberapa nuansa praktis yang suka gue jelasin: pakai 'more expensive' kalau kamu bandingkan dua item spesifik, atau ketika mau nyebut tingkat harga tanpa nunjukin angka pasti — misal, 'The premium plan is more expensive but offers better support.' Kamu juga bisa menambah kata penguat seperti 'a bit', 'much', atau 'significantly' — contoh: 'This model is much more expensive.'
Satu hal penting: jangan pakai 'more expensive' barengan dengan kata komparatif lain (contohnya 'more better' itu salah). Untuk menyatakan superlatif (paling mahal) pakai 'the most expensive'. Dan kalau mau bandingkan harga per unit, sebutkan konteksnya supaya nggak bingung — misal 'more expensive per serving' atau 'more expensive upfront but cheaper to maintain.' Akhirnya, pakai 'more expensive' kapan pun kamu pengin menegaskan perbedaan harga antara pilihan—itu sederhana dan jelas, dan biasanya cukup buat ngobrol soal belanja atau review produk.
3 Jawaban2025-10-13 23:53:50
Aku suka memperhatikan detail kecil dalam bahasa, dan frasa 'more expensive' sebenarnya paling sering diterjemahkan jadi 'lebih mahal'.
Dalam praktiknya, gunakan 'lebih mahal' untuk menyatakan perbandingan langsung: misalnya 'This phone is more expensive than that one' menjadi 'Ponsel ini lebih mahal daripada itu'. Kalau mau menekankan bagian harga secara formal, kamu bisa bilang 'harganya lebih tinggi' atau 'biayanya lebih besar'. Untuk nuansa sehari-hari, orang sering menyingkat jadi 'lebih mahal' atau bahkan 'mahal banget' kalau ingin memberi tekanan. Jika konteksnya kuantitatif—misal data atau laporan—frasa seperti 'memiliki biaya yang lebih tinggi' atau 'mengakibatkan pengeluaran lebih besar' lebih cocok.
Hal lain yang perlu diperhatikan: jangan campur bahasa seperti 'lebih expensive'—itu salah. Juga, kalau konteksnya bukan harga tapi nilai, seperti sesuatu yang 'more expensive' dalam arti emosional atau berharga, terjemahannya bisa jadi 'lebih berharga' atau 'nilai sentimentalnya lebih tinggi'. Dan kalau ingin bandingkan dua hal dengan nada kuat, gunakan 'jauh lebih mahal' atau 'terlalu mahal' sesuai intensitas. Aku biasanya memilih terjemahan berdasarkan siapa yang akan membaca—kasual untuk teman, lebih formal untuk teks tertulis—karena itu memengaruhi pilihan kata dan nuansa akhir.
3 Jawaban2025-10-13 23:52:54
Ada trik sederhana yang selalu bikin anak cepat paham soal 'more expensive'.
Aku biasanya mulai dengan benda yang mereka kenal: dua mainan serupa atau dua snack yang sering mereka minta. Aku letakkan keduanya berdampingan dan bilang, 'Kalau ini harganya 5 koin dan itu 8 koin, yang mana lebih expensive?' Anak sering langsung tunjuk—itu modal visual yang kuat. Lalu aku jelaskan: 'Lebih expensive artinya butuh lebih banyak uang untuk membelinya.' Gampang, langsung terlihat bedanya.
Langkah berikutnya aku pakai permainan pilihan. Beri mereka 10 koin dan minta memilih antara dua barang. Mereka akan merasakan keputusan: kalau pilih yang lebih expensive, koinnya habis; kalau pilih yang lebih murah, masih bisa beli permen lain. Dari situ aku tambahkan sedikit konteks: kadang barang yang lebih expensive punya kualitas atau merek yang berbeda, tapi nggak selalu lebih baik untuk kebutuhan kita. Jadi 'more expensive' berarti keluar uang lebih banyak, dan kita boleh belajar memutuskan kapan itu layak atau nggak.
Penutupnya aku ajak mereka bikin perbandingan lagi di toko atau lewat permainan belanja di rumah. Anak jadi paham bukan cuma arti kata, tapi juga hubungan antara harga, pilihan, dan anggaran—belajar sambil main selalu paling nempel di ingatan.
3 Jawaban2025-10-13 05:06:43
Entah kenapa, kata 'more expensive' selalu bikin aku mikir soal nuansa kecil yang bikin beda besar saat terjemahannya masuk ke kalimat Indonesia.
Untuk terjemahan paling langsung dan umum, kamu bisa pakai 'lebih mahal'. Itu pilihan netral dan cocok hampir di semua konteks sehari-hari: contoh, 'This shirt is more expensive' -> 'Kemeja ini lebih mahal.' Kalau ingin menekankan perbandingan, tambahkan objeknya: 'more expensive than' -> 'lebih mahal daripada' atau 'lebih mahal dibandingkan dengan'.
Kalau situasinya formal atau administratif, sering dipakai frasa yang terdengar lebih resmi seperti 'dengan biaya yang lebih tinggi', 'berbiaya lebih besar', atau 'memerlukan biaya yang lebih tinggi'. Dan bila maksudnya bukan soal harga tetapi nilai (value), alternatifnya bisa 'lebih berharga' atau 'lebih bernilai.' Aku suka jelasin begini ke teman biar mereka tahu nuance-nya – sederhana tapi berguna ketika naskah harus terdengar rapi atau natural di percakapan.
3 Jawaban2025-10-13 00:59:45
Komentar singkat tentang harga sering menimbulkan salah paham, dan aku sering terpukul oleh betapa mudahnya konteks hilang dalam chat.
Di percakapan teks, frasa 'more expensive' gampang kehilangan pembandingnya. Tanpa keterangan, lawan bicara bisa mengira maksudnya 'lebih mahal daripada yang mereka pikir', atau 'lebih mahal dibanding produk lain', bahkan 'lebih mahal dalam jangka panjang'. Aku ingat suatu kali aku bilang 'itu lebih mahal' soal barang koleksi, dan teman yang jual mengira aku sedang menawar; padahal maksudku cuma bilang kaget dengan harga referensi di marketplace. Perbedaan mata uang atau siapa yang membayar ongkir juga sering lupa disebut, jadi angka jadi misleading.
Selain itu, nada dan ironi yang biasa dipakai lisan tidak tersampaikan lewat teks. Emotikon atau tanda seru bisa mengubah interpretasi, tapi juga bisa membuat pesan terkesan sarkastik. Bahasa juga berperan — pengirim mungkin bukan penutur asli sehingga memilih kata yang generik seperti 'more expensive'. Untuk mengurangi salah paham, aku biasanya menulis pembanding eksplisit ('lebih mahal dari X', sertakan mata uang), atau menambahkan konteks jangka waktu dan biaya tambahan. Rasanya simpel, tapi percakapan jadi jauh lebih bersih kalau kita beri angka dan pembanding jelas.