Di Mana Koleksi Manuskrip Puisi Rendra Bisa Ditemukan?

2025-10-18 04:23:14 23

4 Answers

Wynter
Wynter
2025-10-20 09:00:14
Saya cukup sering menelusuri jejak karya-karya penyair, dan soal naskah-naskah Rendra ada beberapa tempat yang biasanya jadi starting point kalau mau nyari koleksi manuskrip aslinya.

Pertama, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah tempat yang wajib dicoba: mereka punya koleksi besar arsip sastra dan sering jadi gudang naskah penting. Selain itu, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) juga kerap menyimpan dokumen-dokumen bersejarah yang berkaitan dengan kebudayaan—layanan katalog online mereka bisa membantu memverifikasi ada atau tidaknya manuskrip tertentu. Di luar itu, jangan lupa Bengkel Teater Rendra; sebagai pusat aktivitas seni yang diasosiasikan dengan nama Rendra, kemungkinan ada arsip pentas, naskah sandiwara, atau catatan manuskrip yang tersimpan di sana atau di tangan keluarga/pewaris.

Buat saya, strategi paling praktis adalah mulai dari katalog online (Perpusnas/ANRI), lalu kontak langsung pustakawan atau pengelola Bengkel Teater kalau butuh akses fisik. Kalau akses ke manuskrip asli ketat, biasanya mereka bisa bantu fotokopi atau rekaman digital untuk penelitian. Biasanya prosesnya ramah asal tujuan jelas, jadi jangan ragu untuk menanyakan prosedur peminjaman atau reproduksi.
Miles
Miles
2025-10-20 13:32:47
Ada kalanya rasa penasaran membawa aku ke ranah arsip: mencari manuskrip Rendra membutuhkan pendekatan kombinasi antara penelusuran digital dan kunjungan lapangan. Secara sistematis, langkah pertama yang kubiasakan adalah memeriksa database Perpustakaan Nasional—mereka sering mencatat koleksi puisi, manuskrip, dan terbitan langka. Selanjutnya, Arsip Nasional Republik Indonesia layak disurvei karena beberapa materi berkaitan dengan dokumen publik atau koleksi yang diserahkan ke institusi resmi.

Di sisi lain, banyak materi berharga sering kali tersimpan di institusi lokal atau koleksi pribadi: Bengkel Teater yang diasosiasikan dengan Rendra, perpustakaan universitas yang punya spesial koleksi sastra, serta yayasan keluarga. Untuk akses, proses biasanya melibatkan pengajuan permohonan, penjelasan tujuan penelitian, dan terkadang pembayaran biaya reproduksi. Kalau memungkinkan, manfaatkan juga katalog internasional seperti WorldCat untuk melacak terbitan Rendra yang disimpan di perpustakaan luar negeri—ini membantu membangun gambaran lengkap sebelum berangkat. Aku biasanya menyiapkan daftar judul dan nomor referensi supaya saat di tempat tinggal lebih fokus dan efisien.
Cole
Cole
2025-10-24 07:07:21
Malam-malam aku sering kepikiran mau menjelajah koleksi naskah puisi, dan kalau soal Rendra aku bakal mulai dari dua tempat utama: Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional. Kedua institusi itu punya katalog online yang bisa dicari dulu buat menghemat waktu sebelum melangkah ke lokasi. Selain itu, koleksi pribadi keluarga atau yayasan yang mengelola warisan Rendra serta Bengkel Teater sering menyimpan materi yang tidak dipublikasikan secara luas.

Kalau kamu bukan peneliti resmi, tips praktis dari aku: kirim email dulu ke pustaka atau arsip, jelaskan tujuan (mis. studi, penulisan artikel, tugas kuliah), dan minta informasi tentang akses naskah atau fotokopi. Banyak perpustakaan besar juga menyediakan layanan reproduksi digital dengan biaya tertentu, jadi bisa jadi alternatif kalau perjalanan ke tempatnya merepotkan. Aku sendiri pernah memulai dari katalog online dan itu ngirit banyak waktu.
Ethan
Ethan
2025-10-24 11:21:53
Baru saja aku ngobrol sama beberapa teman pecinta sastra, dan kesimpulannya: cari di Perpustakaan Nasional dulu, terus cek Arsip Nasional. Kalau mau yang lebih 'intim', coba hubungi Bengkel Teater atau yayasan/keluarga Rendra—sering kali mereka pegang materi yang nggak masuk katalog umum.

Kalau kamu nggak bisa datang, manfaatkan layanan digital dari perpustakaan besar atau minta bantuan pustakawan untuk reproduksi. Aku suka cara itu karena cepat dan tetap menghormati prosedur arsip. Semoga petualangan mencari manuskrip Rendra-mu menyenangkan—selalu ada cerita menarik di balik setiap naskah yang ditemukan.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Di mana Rindu ini Kutitipkan
Di mana Rindu ini Kutitipkan
Adi Nugraha atau Nugie, lelaki muda yang besar dalam keluarga biasa. Namun karakternya saat ini terbentuk dari masa kecilnya yang keras. Nugie dididik orangtuanya menjadi seorang pejuang. Meskipun hidup tidak berkelimpahan harta, tapi martabat harus selalu dijaga dengan sikap dan kerendahatian. Hal itu yang membuat Nugie menjadi salah satu orang yang dipercaya atasannya untuk menangani proyek-proyek besar. Jika ada masalah, pelampiasannya tidak dengan amarah namun masuk dalam pekerjaannya. Seolah pembalasannya dengan bekerja, sehingga orang melihatnya sebagai seorang yang pekerja keras. Namun, sosok Nugie tetap hanya seorang lelaki biasaya. Lelaki yang sejak kecil besar dan terlatih dalam kerasnya hidup, ketia ada seorang perempuan masuk dalam hidupnya dengan kelembutan Nugie menjadi limbung. Kekosongan hatinya mulai terisi, namun begitulah cinta, tiada yang benar-benar indah. Luka dan airmata akan menjadi hiasan di dalamnya. Begitulah yang dirasakan Nugie, saat bertemu dengan Sally. Ketertatihan hatinya, membuat ia akhirnya jatuh pada Zahrah yang sering lebih manja. Hal itu tidak membuat Nugie terbebas dalam luka dan deritanya cinta, tapi harus merasakan pukulan bertubi-tubi karena harus menambatkan hatinya pada Sally atau Zahrah.
10
17 Chapters
Hilang Untuk Ditemukan
Hilang Untuk Ditemukan
Seorang multimiliuner yang memiliki dua orang anak laki-laki berkarisma. Pada suatu hari, anaknya yang bungsu, John dengan angkuhnya meminta harta warisan berupa saham, surat-surat berharga maupun kapital yang menjadi bagian miliknya (𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 𝑎𝑦𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙). Kemudian dengan harta warisannya itu, John berencana untuk melintasi negeri, meninggalkan kebisingan kota dan seluruh tanggung jawabnya serta memilih untuk tinggal di pedesaan yang damai untuk tujuan tertentu: membeli dan hendak mengubahnya menjadi sirkuit mobil balap, klub malam, dan lokasi perjudian elite. Sementara itu, di desa tersebut terdapat seorang gadis peternak yang anggun namun tangguh, Grace. Bagaikan mawar desa yang cantik nan berduri, tidak sedikit pria yang ditolaknya, juragan yang bahkan segan akan kepintarannya, serta polisi lokal yang tidak dapat menyentuh dan menggodanya. Akan tetapi belum pernah dalam hidupnya, Grace menghadapi seseorang yang begitu asing dan mampu membuat dirinya kehabisan kata-kata sehingga ia harus mengumpat untuk kali pertamanya: "berengsek banget sih nih orang!"
10
29 Chapters
Ayah Mana?
Ayah Mana?
"Ayah Upi mana?" tanya anak balita berusia tiga tahun yang sejak kecil tak pernah bertemu dengan sosok ayah. vinza, ibunya Upi hamil di luar nikah saat masih SMA. Ayah kandung Upi, David menghilang entah ke mana. Terpaksa Vinza pergi menjadi TKW ke Taiwan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hingga tiba-tiba Upi hilang dan ditemukan David yang kini menjadi CEO kaya raya. Pria itu sama sekali tak mengetahui kalau Upi adalah anak kandungnya. Saat Vinza terpaksa kembali dari Taiwan demi mencari Upi, dia dan David kembali dipertemukan dan kebenaran tentang status Upi terungkap. *** Bunda puang bawa ayah?" "Iya. Doain saja, ya? Bunda cepat pulang dari Taiwan dan bawa ayah. Nanti Ayahnya Bunda paketin ke sana, ya?" "Lama, dak?" "Gimana kurirnya." "Yeay! Upi mo paketin Ayah. Makacih, Bunda."
10
116 Chapters
Semua Orang Bisa Mendengar Gosip di Pikiranku
Semua Orang Bisa Mendengar Gosip di Pikiranku
Aku adalah putri kandung Keluarga Setiawan, juga memiliki “sistem pengamat drama”. Aku memang terlihat penurut dari luar, tetapi sebenarnya penuh perlawanan dalam hati. Hanya saja, aku tidak tahu bahwa isi hatiku bisa dibaca. Kakak-kakakku berkata, “Meski kamu itu adik kandung kami, kami hanya akui Cheryl sebagai adik. Sebaiknya kamu tahu diri.” Aku bergumam dalam hati, ‘Kayaknya aku sudah singgung Raja Neraka di kehidupan sebelumnya, makanya aku dilahirkan di Keluarga Setiawan di kehidupan ini.’ Langkah kakak-kakakku tiba-tiba terhenti. “Cheryl sangat penurut, juga sayang sama semua orang di keluarga ini. Kamu jangan coba-coba cari perhatian atau buat onar.” Aku mencibir dalam hati, ‘Dia sangat penurut sampai sebabkan orang di seluruh keluarga ini tewas. Cintanya pada kalian juga begitu besar sampai-sampai dia khianati kalian.’ Kali ini, ekspresi para kakak terlihat sangat aneh.
10 Chapters
Seandainya Waktu Bisa Kembali
Seandainya Waktu Bisa Kembali
Suamiku, seorang hakim, demi menyelamatkan cinta pertamanya yang menderita gagal ginjal, diam-diam dia memutuskan untuk mengambil salah satu ginjalku dan memberikannya padanya. Aku mencoba menjelaskan kepadanya bahwa aku sendiri mengidap gagal ginjal, dan jika satu ginjalku lagi diambil, aku pasti akan mati. Namun, suamiku justru berteriak penuh kebencian, “Lolly sudah sakit parah, tapi kau masih saja cemburu dan berebut perhatian! Apa kau nggak punya hati?!” Di bawah keputusan sepihaknya, aku dipaksa menjalani operasi transplantasi ginjal. Pada akhirnya, kondisiku semakin memburuk. Aku menghembuskan napas terakhirku di sudut rumah sakit yang sepi, sendirian, tanpa ada yang peduli.
8 Chapters
Kami Bisa Tanpamu Mas
Kami Bisa Tanpamu Mas
Gianira dan kedua putranya harus mengalami berbagai hal pilu karena kemiskinan hidup yang harus mereka lakoni. Penderitaan bertambah saat Jazirah, pria yang disebut sebagai suami dan ayah tersebut menghilang tanpa kabar. “Dasar anak enggak tau diri! beraninya kamu mencuri roti di warungku?!” terdengar suara teriakan dari bude Rum, pemilik warung klontong di dekat rumahku. “Ampun, Bude, ampun,” Ya Allah, itu suara anakku, Langit. Bagaimana kelanjutan hidup Gianira dan anak-anaknya ke depan tanpa sosok pria yang selama ini menjadi pelindung mereka? Kemana sebenarnya Jazirah? Apakah Gianira dan kedua putranya mampu bertahan di tengah badai cobaan hidup?
10
106 Chapters

Related Questions

Apa Pengaruh Latar Sejarah Terhadap Puisi Rendra Ini?

4 Answers2025-10-18 09:21:54
Ada kalanya puisi Rendra terasa seperti benda tajam yang dilempar ke jendela sejarah—pecahannya menampilkan gambaran sosial politik yang dulu dan sekarang. Waktu membaca baris-barisnya aku selalu kebayang suasana Indonesia antara akhir Orde Lama dan awal Orde Baru: kegembiraan kemerdekaan yang belum sempurna, konflik ideologis, dan kemudian pengekangan yang makin ketat. Rendra menulis di masa dimana kebebasan berekspresi sering diuji; itu tercermin dalam pemilihan katanya yang berani, ironi yang berlapis, dan figur-figur rakyat yang jadi pusat narasi. Misalnya dalam puisi seperti 'Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota', ada kritik sosial yang terang-terangan—yang bukan sekadar kritik moral, tapi juga kritik terhadap struktur ekonomi dan politik yang membuat orang terpinggirkan. Lebih dari sekadar teks, puisinya sering dipentaskan; pengaruh sejarah membuat karya-karya Rendra jadi alat perlawanan sekaligus cermin. Censorship dan ancaman membuat bahasa puisinya kadang berbelok ke simbolisme, sindiran, dan permainan suara—sebagai cara menyusupkan pesan tanpa langsung bertabrakan dengan sensor. Itu yang bikin aku merasa setiap kata Rendra mengandung beban waktu; membaca puisinya sama seperti membuka arsip emosi kolektif, dan itu masih relevan sampai sekarang.

Bagaimana Bahasa Figuratif Memperkuat Puisi Rendra Tersebut?

4 Answers2025-10-18 00:06:34
Membaca puisi Rendra itu seperti mendapat tamparan halus yang bikin seluruh indera terjaga. Aku sering terpukau oleh cara Rendra memakai metafora bukan sekadar sebagai hiasan, tapi sebagai mesin emosi. Metafora di puisinya mengubah ide abstrak—penindasan, rindu, kemarahan—menjadi gambar konkret yang bisa kulihat dan rasakan, jadi lebih sulit diabaikan. Misalnya, ketika ia menyamakan kebebasan dengan benda yang rapuh atau medan yang terbakar, aku langsung kebayang bau hangus, panas di kulit, dan itu membuat pesan puisinya menancap lebih dalam. Di sela-sela citraan itu, personifikasi dan simbolisme bekerja seperti dialog antara penyair dan pembaca; mereka menyulut empati dan membuka ruang interpretasi. Aku pernah membaca puisinya di kamar yang gelap, dan baris-barispuitifnya membuat aku seperti ikut berdiri di panggung teater — bukan sekadar membaca, tapi mengalami. Gaya bahasa figuratif Rendra bikin puisinya hidup, berongga, dan terus bergema setelah halaman ditutup.

Bagaimana Guru Mengajarkan Puisi Rendra Kepada Siswa?

4 Answers2025-10-18 08:50:35
Panggung kecil di kelas itu selalu jadi titik awalku ketika ingin mengenalkan puisi Rendra; atmosfernya lebih penting daripada teori kering. Aku mulai dengan membaca puisi secara berulang, bukan sekadar membacakan, tapi mendorong siswa untuk mendengar ritme, jeda, dan napas di balik tiap larik. Setelah beberapa baca, aku minta mereka menandai kata-kata yang bikin mereka merasakan sesuatu—bisa kata yang kasar, lucu, atau menusuk. Dari situ kita bahas citra, metafora, dan pilihan diksi tanpa langsung memaksakan istilah akademis. Selanjutnya aku mengajak mereka membawakan puisi itu sebagai pertunjukan singkat. Rendra memang erat dengan teater dan ekspresi, jadi latihan performatif—mimik, intonasi, jeda dramatis—bisa membuka pemahaman lebih dalam. Grup kecil sering lebih efektif: satu membaca, yang lain memberi interpretasi visual atau musik sederhana. Untuk menutup, aku selalu minta refleksi tertulis singkat: apa yang berubah setelah mereka mendengar versi berbeda? Metode ini bikin puisi terasa hidup, bukan sekadar objek untuk dianalisis, dan biasanya membuat siswa pulang dengan rasa ingin tahu yang nyata.

Di Mana Acara Pembacaan Puisi Rendra Pernah Digelar?

4 Answers2025-10-18 14:47:26
Suasana gedung kecil yang remang selalu bikin aku teringat pada salah satu pembacaan puisi Rendra yang pernah aku hadiri. Waktu itu acara digelar di Taman Ismail Marzuki—ruang yang memang sering dipakai untuk pertunjukan sastra dan teater independen. Aku masih bisa membayangkan bau panggung, lampu yang agak temaram, serta suara pembaca yang membuai baris demi baris sajak. Selain TIM, Rendra juga kerap tampil lewat komunitas Bengkel Teater, yang sering mengadakan pembacaan di studio-studio teater atau ruang kesenian alternatif di Jakarta dan kota-kota lain. Selain panggung formal, ada juga jejaknya di kampus dan ruang-ruang publik: lapangan, taman kota, sampai café tempat komunitas sastra nongkrong. Intinya, pembacaan Rendra bukan cuma soal tempat elit—dia membawa puisi ke ruang-ruang yang dekat dengan orang banyak. Bagi aku, itu bagian paling keren dari karyanya: puisi yang hidup di mana-mana, bukan cuma di buku atau museum.

Bagaimana Pembaca Menafsirkan Puisi Rendra Yang Terkenal?

4 Answers2025-10-18 12:33:54
Langsung terbayang bagiku bagaimana puisi Rendra bekerja bukan hanya di kepala, tapi di tubuh. Aku pernah duduk di teater kecil, menatap penyair membacakan karya dengan energi yang hampir menggerus ruang; sejak itu aku menafsirkan puisinya lewat kombinasi kata dan aksi—sebuah pengalaman sensorik. Aku membaca setiap baris sebagai undangan untuk ikut berpikir, bukan sekadar menerima pesan. Dari perspektif ini, pembaca menafirkan Rendra dengan memperhatikan ritme dan penekanan: jeda, pengulangan, dan patahan kalimat menjadi kunci makna. Kata-katanya sering terasa seperti protes halus atau ledakan emosi yang diarahkan pada realitas sosial; maka pembaca akan cepat mengasosiasikannya dengan konteks politik zamannya, tetapi juga dengan keresahan eksistensial yang universal. Akhirnya aku melihat bahwa tafsir itu bergantung pada tubuh pembaca: mereka yang pernah melihat pertunjukan akan mendengar nada-suara, sementara pembaca teks akan meraba metafora dan citra visual. Bagi ku, menyelami puisinya selalu seperti menelusuri kota besar penuh kontras—besar, agak brutal, dan tak pernah kehilangan keindahan yang mengganggu.

Siapa Tokoh Sastra Yang Menginspirasi Puisi Rendra?

4 Answers2025-10-18 02:19:25
Rendra selalu berhasil membuatku merasa sedang mendengarkan percakapan yang bergejolak—dan ketika aku mencoba menelusuri sumber semangat itu, nama Chairil Anwar muncul paling nyata di benak. Chairil punya sikap pemberontak, bahasa yang lugas dan berani, serta tema kematian dan kebebasan yang tajam; semua itu bergema kuat dalam puisi-puisi Rendra. Aku sering membandingkan dua sosok ini dalam kepala: Chairil sebagai pemantik, Rendra sebagai peniup api yang membuatnya menyala lebih besar. Rendra mengambil roh kebebasan Chairil—cara mengganggu norma, bermain dengan irama bahasa sehari-hari—tetapi ia juga meluaskan medan tempur kata-katanya ke panggung, politik, dan tradisi lisan Indonesia. Jadi kalau harus menyebut satu tokoh sastra yang menginspirasi puisi Rendra, untukku jawabannya jelas: Chairil Anwar; pengaruhnya terasa dalam vokal, intensitas, dan keberanian bertutur yang Rendra bawakan ke level baru.

Apa Yang Bisa Dipelajari Dari Bahasa Dalam Puisi Karya W.S. Rendra?

3 Answers2025-09-22 07:07:05
Ketika saya membaca puisi-puisi W.S. Rendra, saya selalu terpesona oleh kekuatan bahasa yang ia gunakan. Rendra memiliki cara unik untuk menghidupkan emosi melalui kata-kata. Ia mengajak pembaca untuk bukan hanya mendengarkan, tetapi juga merasakan setiap bait yang ditulisnya. Dari sudut pandang seorang penikmat sastra, saya merasa bahwa bahasa dalam puisi Rendra bukan hanya sekedar alat komunikasi; ia adalah jendela menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita dan masyarakat di sekitar kita. Misalnya, dalam puisi 'Sajak-sajak', dia menciptakan kata-kata yang mampu menyoroti ketidakadilan dan kesedihan kehidupan manusia. Dengan menggunakan metafora dan simile yang tajam, ia menusuk jauh ke dalam norma sosial yang sering kita abaikan. Tentu, penggunaan bahasa yang kaya dan beragam ini tidak hanya mengedukasi kita tentang teknik puisi, tetapi juga memperkaya kosakata kita. Melalui puisi-puisinya, saya belajar banyak tentang nuansa emosi—bahwa ada kalanya kata-kata harus lembut dan kadang perlu berani dan tegas. Misalnya, saat Rendra mengekspresikan cinta, ia tidak takut menunjukkan kerentanan, sementara di lain waktu, ia menyuarakan kemarahan terhadap ketidakadilan dengan bahasa yang bertenaga. Bahasa bukan hanya medium, tetapi juga medium yang menggugah, dan itu adalah sesuatu yang selalu menggugah pikiran saya. Lebih jauh lagi, ada pelajaran tentang ketidakpuasan terhadap keadaan yang bisa kita petik. Rendra sering kali memberikan kritik sosial yang mendalam melalui liriknya. Dia menggambarkan perjuangan manusia untuk menemukan makna dalam hidup yang sering kali diracuni oleh ketidakadilan. Melihat dari perspektif ini, saya melihat bagaimana puisi-puisinya merefleksikan kondisi manusia yang selalu berusaha mencari kebenaran dan keadilan, dan melalui pemilihan kata-kata yang cermat, ia menciptakan suara bagi orang-orang yang terpinggirkan. Ini adalah salah satu pelajaran berharga yang saya ambil—bahwa bahasa memiliki kekuatan untuk mengubah pandangan dan membuka dialog. Dalam setiap puisi, ada pelajaran untuk mendengarkan dengan seksama, bukan hanya apa yang tertulis, tetapi apa yang tidak tertulis. Rendra mengajarkan saya bahwa makna tak selalu terletak pada kiasan yang kompleks, melainkan juga pada kesederhanaan dan kejujuran dari pengalaman manusia. Setiap kata yang ia pilih seolah tersimpan dalam sebuah waktu, memberi kita kesempatan untuk merenung dan menemukan arti kehidupan yang lebih dalam. Dari situ, saya merasa terinspirasi untuk mengasah kemampuan kata-kata saya sendiri, dan lebih peka terhadap kekuatan bahasa dalam sehari-hari.

Mengapa Puisi Karya W.S. Rendra Masih Relevan Hari Ini?

3 Answers2025-10-22 00:41:15
Ada sesuatu tentang bahasa Rendra yang selalu bikin merinding. Aku masih ingat bagaimana ritme puisinya merobek kebisuan—bahasa yang bukan cuma indah, tapi juga menuntut. Rendra menulis dengan keberanian moral; ia menaruh amarah, canda, dan belas terhadap apa yang dilihatnya. Itu sebabnya puisinya, dari baris yang paling provokatif sampai yang paling lirih, terasa hidup di panggung, di kelas, atau di linimasa yang sering penuh kebisingan. Puisi-puisinya menabrak hampa: kritik sosialnya bukan sekadar marah tanpa rencana, melainkan pengamatan yang tajam tentang kekuasaan, kemiskinan, dan kemanusiaan. Dalam pembacaan nabinya di atas panggung, bahkan puisi yang pendek menjadi pidato yang menyentuh banyak orang. Contoh yang gampang diingat adalah karya seperti 'Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota'—judulnya sendiri sudah memaksa kita berpikir tentang marginalisasi, estetika, dan empati. Gaya teatrikalnya membuat kata-kata Rendra mudah dipakai kembali dalam konteks lain: aksi, musik, atau proyek seni kontemporer. Kenapa masih relevan? Karena masalah-masalah yang dia sentuh tidak hilang; cara ia merangkai bahasa memberi kita alat untuk bicara. Ia mengajarkan kita bahwa puisi bisa keren sekaligus pedas, bisa menghibur sekaligus menggugat. Bagi siapa pun yang pernah merasa gusar terhadap ketidakadilan, Rendra tetap terasa seperti teman yang ngomong blak-blakan—seringkali menyakitkan, tapi juga membebaskan. Aku sering kembali ke puisinya untuk menemukan kata yang keras tapi jujur, dan itu membuatnya tak pernah basi.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status