Mengapa Tokoh Fiksi Memilih Filosofi Diam Saat Konflik Batin?

2025-10-17 08:15:09 297

3 Answers

Kara
Kara
2025-10-18 09:52:13
Ada satu hal sederhana yang selalu kukaitkan dengan filosofi diam: diam itu memberi ruang bagi pilihan. Bukan hanya mengunci mulut, tapi membuka ruang batin untuk menimbang nilai, dampak, dan konsekuensi tindakan.

Dalam pengamatanku, banyak tokoh memilih diam saat konflik batin karena suara mereka sebelumnya sudah luka—entah oleh kesalahan sendiri, pengkhianatan, atau kehilangan. Diam menjadi cara melindungi diri sekaligus menjaga orang lain dari reaksi yang bisa memperburuk keadaan. Secara simbolis, diam juga sering menggambarkan kebijaksanaan; menahan kata bisa menjadi tanda mengakui ketidakpastian dan menunggu waktu yang tepat untuk bertindak.

Terakhir, diam memaksa pembaca atau penonton ikut berpartisipasi: kita mengisi kekosongan dengan imajinasi kita sendiri. Itu membuat konflik batin terasa lebih nyata, karena solusi tak disodorkan, melainkan diserahkan kembali kepada akal dan rasa kita. Dalam banyak cerita, pilihan untuk diam adalah pilihan yang paling sulit dan paling 'berbicara' dari semua yang bisa dilakukan karakter.
Zachary
Zachary
2025-10-19 10:16:19
Paling sering aku terpikat oleh karakter yang memilih diam karena ada sesuatu magnetis tentang ketenangan itu—seolah-olah mereka memegang peta rahasia yang tak bisa dibaca orang lain. Dalam pengamatan pribadiku, diam sering jadi cara paling jujur untuk menghadapi konflik batin: bukan karena mereka lemah, melainkan karena mereka sedang menimbang semua kemungkinan sebelum melangkah.

Beberapa tokoh tiba di titik itu setelah trauma atau rasa bersalah yang dalam; diam memberi mereka ruang aman untuk memproses tanpa tekanan dari komentar orang lain. Aku ingat merasa lega melihat tokoh seperti itu menolak reaksi impulsif, karena itu menunjukkan kontrol diri yang ranum—bukan tanpa emosi, tapi emosinya dipilih dan ditata. Diam juga bisa menjadi bentuk perlawanan: dengan tidak memberi bahan bakar pada konflik, tokoh memecah ekspektasi lawan, mengambil alih narasi dari temperamen ke pemikiran.

Dari sisi naratif, penulis memakai diam untuk memberi pembaca ruang ikut merasakan. Saat kata-kata ditiadakan, subteksnya jadi lebih tebal; kita diajak menebak, menafsir, dan itu membuat keterikatan emosional lebih kuat. Jadi bagi saya, filosofi diam biasanya lahir dari kebutuhan—untuk bertahan, memikirkan etika yang rumit, atau sekadar menahan diri agar tidak merusak sesuatu yang rapuh. Itu bukan kekosongan, melainkan strategi batin yang penuh berat dan, jika ditulis dengan baik, sangat menyayat hati.
Liam
Liam
2025-10-21 05:54:01
Ngomong soal tokoh yang memilih diam, aku sering mikir itu seperti memilih mode bertempur yang tak kasatmata. Dalam beberapa cerita, diam itu semacam penghindaran—karena tokoh takut akan konsekuensi bicara. Tapi kadang diam justru alat komunikasi paling kuat; itu tanda bahwa mereka sedang mendengarkan diri sendiri lebih keras daripada suara dunia.

Aku pernah membaca karakter yang awalnya pendiam karena malu atau takut, lalu belakangan memilih diam sebagai cara menjaga orang lain dari kebenaran pahit. Itu menunjukkan empati dan tanggung jawab moral yang kompleks: lebih baik menyimpan rahasia daripada menyakiti. Dari perspektif psikologis, diam juga bisa jadi mekanisme coping—membuat diri aman dari penilaian dan konflik eksternal.

Di sisi estetika, penulis memakai diam untuk menciptakan tekanan dramatis. Saat tokoh menahan kata-kata, pembaca menunggu ledakan yang mungkin tak pernah datang, dan itu menambah kedalaman cerita. Untukku, diam yang bermakna selalu terasa penuh lapisan—rahasia, penyesalan, harapan—semua bertumpuk di ruang tanpa suara, dan itu membuat pengalaman membaca jadi lebih intens dan personal.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Saat Istri Memilih Pergi
Saat Istri Memilih Pergi
Arum pikir setiap luka pasti meninggalkan darah. Nyatanya, tidak. Luka yang Damar tinggalkan hanya berupa perasaan kalah dan putus asa, lalu menjelma menjadi kebencian yang begitu mendalam. Kali ini wanita itu tengah duduk di kursi kerjanya dengan setangkup harapan, berharap akan ada secercah harapan untuknya. Ia mulai memainkan jemarinya dilayar keyboard yang sudah lama tidak ia sentuh. "Rum, selamat ya kamu diterima? filenya sudah jadi belum?" tanya Lestari. Arum mendongak mencari arah suara. "Iya sebentar lagi ... makasih berkat kamu juga kan." "Bagaimana pernikahanmu?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Lestari. Hening. "Talak tiga." Lestari melotot kaget. "Apa ... gila. Sudah hentikan isak tangismu itu, terdengar bos bisa dipecat nanti. Lagian dunia juga belum kiamat kan jika kamu tidak bersamanya."
10
128 Chapters
KUGUGAT CERAI SUAMI SAAT DIA MEMILIH POLIGAMI
KUGUGAT CERAI SUAMI SAAT DIA MEMILIH POLIGAMI
Tak menyangka istriku memilih pergi dan menggugat cerai setelah aku menikah lagi. Kupikir dia tak akan seberani itu karena dia tak punya keluarga selain aku. Dia yatim piatu dan tak punya penghasilan sendiri. Dia bilang, lebih baik hidup di jalanan daripada tinggal bersama madu.
9.9
55 Chapters
Mata Batin
Mata Batin
Bara, pemuda berumur dua puluh tahun berkelana keluar pulau. Pemuda itu tak menyadari kekuatan dan kelebihan mata batinnya. Ia berniat mencari pengalaman hidup. Selama perjalanan yang dilaluinya, Bara mendapatkan pengalaman pahit dan manis. Tak diduga Bara bertemu gadis kembar bergaun putih dan merah yang menderita akibat kutukan sejak kecil. Dapatkah Bara membantu mereka terlepas dari kutukan itu. Semakin hari Bara menjadi pemuda yang tak terkalahkan tak ada yang berani mengusiknya. Godaan datang bertubi-tubi. Jalan mana yang akan ditempuh Bara kegelapan atau cahaya. Jangan lupa rate dan komentar kalian aku tunggu.
10
63 Chapters
Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam
Saat Aku Butuh Dibela, Suamiku Malah Diam
Dalam pernikahan, cinta saja tidak selalu cukup. Anisa, seorang perempuan sederhana yang memilih menjalani hidupnya sebagai pengusaha makanan di GoFood, harus menghadapi kenyataan pahit bahwa keluarga suaminya, Bagas, tidak pernah benar-benar menerimanya. Mereka menginginkan menantu yang bekerja di perusahaan besar dan mampu menopang kehidupan mereka, bukan seseorang yang dianggap tidak berambisi seperti Anisa. Sejak awal, Anisa berusaha menyesuaikan diri, tetapi selalu dibandingkan dengan Rina, wanita yang dianggap lebih pantas untuk Bagas. Diamnya sang suami terhadap perlakuan keluarganya membuat luka Anisa semakin dalam. Kesalahpahaman yang dibiarkan begitu saja akhirnya meretakkan hubungan mereka. Puncak rasa sakit hati Anisa terjadi ketika ia menyadari bahwa ia tidak pernah dihargai sebagai seorang istri. Dengan hati yang hancur, ia memilih untuk pergi, meninggalkan semua yang telah mereka bangun. Baru setelah kehilangan Anisa, Bagas menyadari betapa besar arti kehadiran istrinya. Ia berusaha menebus kesalahannya, namun akankah permintaan maaf cukup untuk menyembuhkan luka yang telah terlalu dalam? Sebuah kisah tentang cinta, kesalahpahaman, dan penyesalan yang datang terlambat. Akankah cinta yang pernah ada bisa kembali utuh, ataukah semuanya sudah terlalu hancur untuk diperbaiki?
Not enough ratings
30 Chapters
Diam-diam Cinta
Diam-diam Cinta
Svaha dan Arkana sudah berteman selama hampir seluruh hidup mereka. Bisa dikatakan, sebagai mahluk dalam sebuah ekosistem universal, mereka tidak memiliki predator. Tidak ada yang pernah mengancam persahabatan mereka. Mereka tidak berebut jabatan di Unit Kegiatan Mahasiswa. Mereka tidak bersaing dalam kelas. Dan yang paling penting; mereka tidak berpacaran. Bagi Arkana, Svaha adalah kunci kebebasan, apa pun yang atas nama Svaha ibunya akan mengijinkan. Karena Svaha adalah lelaki yang pintar. Sedang bagi Svaha, Arkana adalah perempuan yang unik, ia tidak pernah jadi orang lain. Sampai tadi pagi, Ketika Arkana dan Svaha terbangun tanpa sehelai kain pun yang menempel pada tubuh mereka, pertemanan itu mulai jadi pertanyaan besar.
10
74 Chapters
Diam-Diam Menikmati
Diam-Diam Menikmati
Area dewasa 21++ "Kau menyukainya?" Suara Jacob terdengar berat, matanya menatap dalam gadis di depannya. Luna menelan ludah, gugup dengan perasaan berdebar-debar. "Haruskah ini terjadi?" tanyanya. Jacob membelai wajah gadis itu seraya mendekat dan memberikan ciuman lembut di bibir. Ia tidak mengira bahwa dirinya akan jatuh cinta pada gadis yang berusia sepuluh tahun lebih muda darinya. Sambil tersenyum, Jacob menjawab. "Ya, ini harus terjadi dan kau pasti akan menyukainya." bisiknya dengan sensual. ___ Di hari pernikahan, kabar duka menghancurkan kebahagiaan Jacob. Kekasihnya meninggal dalam kecelakaan tragis di perjalanan menuju tempat pemberkatan, semuanya menjadi kacau meninggalkan luka mendalam bagi Jacob. Patah hati membuatnya pergi ke pulau pribadi nan jauh, yang mempertemukannya dengan gadis bernama Luna, anak korban pembulian. Hubungan yang tadinya biasa saja menjadi jauh lebih bergairah dan berhasil membuat Jacob terperangkap oleh pesona gadis sepuluh tahun lebih muda darinya. Namun semua itu tidak berjalan mulus saat rahasia tentang siapa Luna sebenarnya terungkap, dan Jacob harus memilih melepaskan Luna atau tetap memilikinya dengan konsekuensi yang tidak ia bayangkan.
9.9
202 Chapters

Related Questions

Bagaimana Filosofi Diam Diterapkan Dalam Kepemimpinan Modern?

3 Answers2025-10-17 23:29:26
Diam sebagai alat kepemimpinan sering terasa seperti jurus yang selalu saya remehkan sampai benar-benar mencobanya dalam rapat penting; setelah itu, saya tidak lagi melihatnya sebagai kekosongan, melainkan sebagai energi yang penuh arah. Dalam praktik saya, diam pertama-tama adalah soal memberi ruang—ruang bagi orang lain untuk mengisi, bagi ide-ide yang biasanya tertindih suara keras untuk muncul. Ada kekuatan tak terlihat ketika seorang pemimpin memilih mendengarkan lebih banyak daripada berbicara: tim jadi merasa didengar, dan keputusan yang muncul cenderung lebih matang. Saya menggunakan diam dalam dua cara: sebagai jeda strategis dan sebagai cermin emosional. Jeda strategis membantu memecah pola reaksi otomatis—misalnya, memberi jeda beberapa detik setelah pertanyaan sulit supaya jawaban tidak gegabah. Sebagai cermin emosional, diam bisa meredakan ketegangan; ketika konflik memanas, menahan komentar langsung sering membuat lawan bicara sadar dan menyesuaikan nada mereka. Tentu bukan berarti diam itu pasif; bagi saya, diam yang efektif selalu disertai observasi aktif dan tindak lanjut yang jelas. Setelah diam, saya biasanya merumuskan pertanyaan yang membuka perspektif atau mendorong refleksi, jadi tim tahu diam itu bukan pengabaian tapi ruang kerja bersama. Praktik kecil yang saya coba: batasi slide presentasi, sisipkan momen hening 30 detik di akhir diskusi, dan latih 'pause' sebelum memberi feedback. Itu sederhana, tapi efeknya nyata—kualitas diskusi naik dan orang merasa lebih bertanggung jawab atas kata-kata mereka.

Bagaimana Filosofi Diam Dapat Memperbaiki Hubungan Antarpribadi?

3 Answers2025-10-17 03:01:49
Diam sering terasa seperti alat musik yang belum disentuh—potensi besar yang tak banyak orang sadari. Aku pernah berpikir bahwa diam itu pasif, tapi pengalaman panjang ngobrol sama teman-teman dari berbagai latar bikin aku berubah pikiran. Dalam perdebatan panas, kemampuan untuk menahan kata-kata selama beberapa detik bisa meredam emosi dan mencegah kata-kata yang nanti sulit ditarik kembali. Contoh nyata yang nempel di ingatanku: waktu aku berantem hampir sampai putus komunikasi dengan sahabat, aku memilih untuk nggak langsung membalas pesan yang emosional. Aku tarik napas, beri ruang, dan balas setelah kepala adem. Hasilnya, obrolan jadi lebih terfokus ke solusi, bukan saling menyalahkan. Diam di sini bukan menghisap masalah ke dalam—melainkan memberi waktu bagi diri dan orang lain untuk memproses. Praktisnya, aku pakai beberapa trik sederhana: menghitung napas sebelum menjawab, mengulang kata kunci lawan bicara untuk memastikan aku nangkep maksudnya, dan kadang bilang, 'aku butuh waktu sebentar' sebagai sinyal bahwa diamku bukan menghindar. Seiring waktu, kebiasaan ini malah bikin hubungan lebih aman karena kedua pihak belajar menghormati ruang batin masing-masing. Itu yang paling kusukai—diam yang bukan dingin, tapi memberi kesempatan untuk menjadi lebih jujur dan lebih hadir.

Bagaimana Filosofi Diam Memengaruhi Penulisan Novel Introspektif?

3 Answers2025-10-17 01:20:21
Ada kalanya aku merasa suara terkuat adalah yang tak terdengar. Diam dalam novel introspektif sering jadi medan latihanku untuk membaca karakter lebih dalam: bukan dari apa yang mereka katakan, melainkan dari ruang kosong di antara kata-kata. Aku suka menulis kalimat pendek, memberi jeda panjang, lalu membiarkan pembaca mengisi kekosongan itu sendiri. Teknik ini bikin pembacaan terasa seperti berbicara di ruangan gelap—kita harus menajamkan indera lain untuk menangkap makna. Dalam praktik, filosofi diam memengaruhi pilihan gaya: aku sering menggunakan paragraf pendek, elipsis, dan penceritaan yang fragmentaris agar emosi muncul secara implisit. Alih-alih menjelaskan, aku menaruh detail sensorik kecil—bau kopi, bunyi hujan di genteng—lalu membiarkan pembaca menautkan perasaan. Hasilnya, karakter terasa lebih nyata karena pembaca ikut “mengisi” batinnya. Kadang aku sengaja menyisakan konflik tak terselesaikan; diam menjadi ruang bagi pembaca untuk merenung dan membuat interpretasi sendiri. Sekarang aku lebih percaya bahwa diam bukan kekurangan kata, melainkan strategi. Diam memberi ruang bagi subteks, memperpanjang efek momen, dan membuat pembaca aktif. Saat menulis fragmen introspektif, aku sering membayangkan sebuah adegan tanpa dialog—hanya napas, ritme langkah, dan pikir—dan membiarkan itu memandu narasi. Penutupnya selalu terasa lebih pribadi karena pembaca ikut berperan sebagai saksi bisu.

Apakah Filosofi Diam Membantu Mengurangi Kecemasan Pada Remaja?

3 Answers2025-10-17 10:40:22
Sunyi kadang terasa kayak ruang latihan buat kepala yang selalu sibuk, dan aku sering pakai ide itu buat ngatur kecemasan. Aku percaya filosofi diam — bukan hanya menutup mulut, tapi sengaja memberi jeda untuk pikiran — bisa bantu remaja menurunkan intensitas kecemasan. Dari pengalamanku, ketika aku sengaja menonaktifkan notifikasi, duduk 10 menit napas dalam-dalam, atau jalan tanpa musik, ada semacam kejernihan: pikiran yang biasanya lompat-lompat jadi bisa lihat satu hal sekaligus. Tapi aku juga nggak mau romantisasi diam sampai jadi penghindaran. Diam yang sehat itu terstruktur dan punya tujuan: refleksi, pengamatan diri, atau latihan pernapasan. Untuk remaja yang punya kecemasan karena overthinking, teknik ini memotong siklus rumination. Namun buat yang kecemasannya terkait trauma atau isolasi, diam tanpa dukungan malah bisa memperburuk perasaan. Aku pernah ngerasain dua sisi itu — tenang setelah meditasi, tapi juga pernah merasa makin terjebak kalau nggak ada teman atau orang dewasa yang bisa diajak bicara setelahnya. Jadi menurutku filosofi diam sangat berguna sebagai alat: dipakai bareng strategi lain seperti menulis jurnal, bergerak ringan, dan ngobrol sama orang dipercaya. Intinya bukan diam terus-menerus, tapi menjadikan kesunyian sebagai ruang aman untuk menata ulang pikiran. Itu yang paling ngebantu aku saat suasana hati lagi kacau, dan mungkin berguna buat remaja lain kalau dipandu dengan bijak.

Dapatkah Filosofi Diam Meningkatkan Produktivitas Kerja Jarak Jauh?

3 Answers2025-10-17 09:16:32
Gila, pernah terpikir kalau menekan tombol mute di kehidupan bisa jadi cheat productivity? Aku sempat mencoba strategi ini waktu lagi ngebut menerjemahkan fanfic panjang sambil kuliah—hasilnya bikin kaget sendiri. Praktiknya sederhana: aku bikin jam 'deep silence' dua jam setiap sore tanpa notifikasi, tanpa tabong streaming, cuma musik instrumental rendah dan secangkir kopi. Efeknya bukan cuma soal kerja cepat, tapi ide-ide yang biasanya mengambang tiba-tiba jelas, seperti diurutkan rapi. Diam bikin otak turun dari mode multitasking yang habis-habisan ke mode satu tugas yang fokus. Ini mirip sensasi masuk ke 'stealth mode' di game, semua gangguan dimatikan dan kamu bisa mengeksekusi dengan presisi. Di sisi lain, filosofi diam juga soal komunikasi. Di tim remote aku dan teman-teman pakai aturan: waktu tertentu untuk async, dan selalu dokumentasi. Dengan begitu, diam bukan berarti ditinggal—melainkan ruang buat kualitas. Tips praktis yang aku pake: set status 'focus', jadwalkan blok tanpa meeting, pakai earplugs, dan bikin ritual pembuka seperti stretching supaya otak tahu sekarang waktunya serius. Intinya, diam bisa meningkatkan produktivitas kalau dipakai sebagai alat—bukan pelarian dari kerjaan atau kolega—dan dikombinasi dengan budaya tim yang jelas. Kalau kamu suka analogi pop culture, silent mode itu kayak skill buff: nggak terlihat tapi ngasih keuntungan nyata. Aku tetap suka ngobrol dan nongkrong virtual, tapi setelah rutin pakai diam terjadwal, quality kerja dan mood jadi jauh lebih stabil.

Bagaimana Filosofi Diam Bekerja Dalam Praktik Meditasi Sehari-Hari?

3 Answers2025-10-17 11:44:31
Diam itu seperti sebuah ruangan kecil yang aku pelajari pelan-pelan. Di praktik sehari-hari, aku sering mulai dari hal yang sederhana: duduk lima menit, menutup mata, dan memperhatikan napas tanpa berusaha mengubahnya. Teknik paling praktis yang kusukai adalah memberi label ringan pada apa yang muncul—'pikir', 'rasa', 'rindu'—lalu kembali ke napas. Kebanyakan orang kaget karena mengira diam harus kosong; kenyataannya, diam itu ruang yang menampung semua itu tanpa harus bereaksi. Dalam rutinitas yang padat, aku menyelipkan micro-meditation: menutup mata selama satu napas penuh sebelum membuka email, atau memperlambat langkah selama 30 detik saat berjalan ke warung. Diam bekerja di sini sebagai reset kecil yang menurunkan nada emosi dan membuat respons jadi lebih sadar. Saat pikiran rempong datang, aku membiarkan mereka lewat seperti awan—tidak menahan, tidak mengejar—dan ini mengurangi impuls untuk bereaksi berlebihan. Ada hari ketika diam terasa tegang atau penuh kecemasan; waktu-waktu itu aku menggunakan pengamatan tubuh—menyebutkan sensasi di dada atau perut—sebagai jangkar. Terus latihan membuat diam bukan lagi kosong yang menakutkan, melainkan kebiasaan untuk hadir. Kalau aku harus bilang satu hal: jangan memaksakan kesunyian total, latihlah dengan belas kasih pada diri sendiri, lalu biarkan efek kecil itu menumpuk dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana Filosofi Diam Tercermin Dalam Dialog Film Indie Indonesia?

3 Answers2025-10-17 04:29:31
Ada satu hal yang bikin film-film indie Indonesia terasa seperti ruang napas: diamnya yang beriak dalam dialog. Di umur kepala dua aku masih gampang terpesona oleh cara pembicaraan yang dipangkas sampai ke tulang, karena di situ tersimpan banyak lapisan. Film seperti 'The Seen and Unseen' memanfaatkan sunyi bukan sekadar sebagai jeda, melainkan sebagai ‘kata’ tambahan; dialog singkat disisipkan antara panjangnya keheningan, lalu kamera yang lama menatap menambah arti. Dalam film lain, misalnya 'A Copy of My Mind', percakapan yang tampak biasa-biasa saja justru menyelipkan friksi sosial—diam antara kalimat sering lebih kuat daripada penjelasan panjang. Cara ini bikin penonton dilibatkan: kita harus membaca mimik, nada, dan ruang kosong yang sengaja ditinggalkan. Gaya ini juga terasa personal—sebagai penonton muda yang sering nonton festival kecil, aku suka ketika dialog tidak memaksa semua emosi keluar lewat kata. Kalau sutradara percaya pada diam, mereka menaruh kepercayaan pada penonton untuk merangkai cerita sendiri. Itu yang bikin dialog indie terasa jujur dan intim; bukan karena kata-katanya banyak, tapi karena setiap jeda punya fungsi. Kadang sunyi itu justru lebih memukul daripada monolog panjang, dan aku selalu pulang dari bioskop dengan kepala penuh bayangan tentang apa yang tak terucap.

Apa Arti Filosofi 'Diam Itu Emas' Dalam Konteks Komunikasi?

2 Answers2025-09-30 20:37:23
Saat membahas filosofi 'diam itu emas', saya teringat betapa pentingnya mendengarkan dalam komunikasi. Dalam banyak situasi, kita sering kali terjebak dalam keinginan untuk mengeluarkan pendapat kita atau menanggapi tanpa mempertimbangkan konteks atau perasaan orang lain. Dengan memilih untuk tetap diam, kita memberi ruang untuk orang lain berbicara dan mengekspresikan diri. Ini bukan hanya tentang berbagi ruang, tetapi juga menghormati sudut pandang orang lain. Komunikasi yang efektif bukan hanya soal berbicara, tetapi juga soal memahami. Ketika kalian atmosfernya hangat dan terbuka, mendengarkan yang penuh perhatian bisa membantu membangun hubungan yang lebih dalam dan lebih sehat. Selain itu, ada kalanya diam bisa menjadi bentuk komunikasi yang sangat kuat. Misalnya, dalam konflik, terkadang tidak mengatakan apa-apa bisa menyelesaikan masalah lebih baik daripada kata-kata panas yang bisa memperkeruh suasana. Ketika kita memilih untuk tidak berbicara, kita memberikan diri kita waktu untuk merenung dan mencari solusi terbaik, daripada hanya terbawa emosi. Seperti yang pernah saya katakan kepada teman-teman: tidak semua pikiran harus diungkapkan, dan kadang kala keheningan lebih berbicara daripada kata-kata. Dengan cara ini, 'diam itu emas' menekankan nilai dari kesabaran dan kepekaan dalam berkomunikasi.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status