Siapa Penulis Yang Mempengaruhi Makna Lagu Always You?

Ada satu hal yang selalu bikin aku terpana saat dengar lagu 'always you': maknanya seringkali bukan cuma hasil satu orang, melainkan lapisan-lapisan pengaruh dari penulis lirik, komposer, dan tentu referensi sastra atau puisi yang mereka suka.

Kalau aku mengulik dari sudut pandang yang sentimental dan puitis, penulis yang paling berpengaruh biasanya adalah penyair-penyair romantis seperti Pablo Neruda atau E. E. Cummings—itu terasa kalau liriknya penuh metafora sensual dan kasih sayang yang meledak-ledak. Di sisi lain, kalau liriknya mengandung unsur kesunyian, nostalgia, atau absurditas lembut, aku bisa merasakan aroma Haruki Murakami: ruang kosong, memori yang melayang, dan cinta yang ambivalen. Selain itu, penulis lagu sering menyerap tradisi puisi sufistik seperti Rumi kalau temanya lebih spiritual dan menyatu.

Di luar nama-nama besar itu, jangan lupa pengaruh langsung dari penulis lirik itu sendiri—pengalaman hidup, surat-surat asmara, bahkan novel yang sedang mereka baca. Jadi ketika ditanya siapa penulis yang mempengaruhi makna 'always you', menurutku jawabannya multilapis: penyair klasik dan modern, novelis yang membentuk suasana batin, lalu penulis lirik itu sendiri yang meramu semua bahan itu menjadi bait-bait yang kita dengar. Itu yang bikin lagu jadi terasa akrab dan juga kaya makna—kayak halaman buku yang diputar ke nada, dan aku selalu senang nemuin lapisan baru tiap kali dengar ulang.

Bila harus singkat namun tetap jujur menurut perasaan aku, penulis yang membentuk makna 'always you' biasanya adalah sosok yang mencampurkan pengaruh puisi romantis dan narasi modern. Aku melihat tiga sumber jelas: penyair klasik yang menekankan perasaan intens, novelis kontemporer yang memberi nuansa memori dan kesepian, serta penulis lirik asli yang menulis dari pengalaman personal.

Karena lirik adalah hasil rekayasa emosional, nama yang tercantum sebagai penulis lirik tentu penting, namun jejak Neruda, Rumi, atau Murakami sering terasa dalam cara metafora, ruang batin, dan penggambaran rindu. Akhirnya, apa yang membuat lagu itu menyentuh adalah bagaimana penulis-penulis tadi bercampur jadi satu suara—aku suka membayangkan lirik itu seperti surat tua yang dibacakan ulang dengan melodi hangat.

Lagu kadang terasa seperti gabungan cerita pendek dan puisi; untuk 'always you' aku sering mengasosiasikan maknanya dengan penulis-penulis yang piawai bikin suasana sunyi yang manis. Kalau aku bicara sebagai orang yang suka ngobrol panjang soal musik dan fandom, ada dua tipe pengaruh utama yang keliatan jelas.

Pertama, ada pengaruh sastra populer yang gampang dikenali—misalnya gaya naratif menyendiri ala 'Norwegian Wood' karya Haruki Murakami yang sering memengaruhi lirik-lirik penuh memori dan regret. Kedua, ada pengaruh puisi cinta klasik seperti Pablo Neruda yang bikin kata-kata terasa intens dan intim. Di dunia pop modern juga sering ada tim penulis bersama, jadi selain referensi sastra, makna juga dipengaruhi oleh produser, pengalaman vokalis, dan bahkan terjemahan kalau lagunya diadaptasi ke bahasa lain.

Jadi menurut perasaanku, penulis yang ‘mempengaruhi’ bukan hanya satu orang terkenal, melainkan kombinasi: novelis yang menyuntikkan suasana, penyair yang menajamkan metafora, dan tentu penulis lirik itu sendiri. Itu alasan kenapa satu lagu bisa diterjemahkan berbeda-beda oleh setiap pendengar.