Siapa Tokoh Yang Merumuskan Pengertian Sastra Modern?

2025-10-22 23:48:27 128

3 Answers

Zachary
Zachary
2025-10-23 09:28:57
Tidak ada satu tokoh tunggal yang bisa kukatakan sebagai perumus tunggal pengertian sastra modern; pandanganku sederhana: konsep itu lahir dari dialog panjang antar penulis, kritikus, dan gerakan kebudayaan. Nama-nama yang sering muncul dalam pembahasan adalah Sutan Takdir Alisjahbana dan A. Teeuw di ranah Indonesia, serta figur-figur modernis Barat seperti T. S. Eliot kalau melihat aspek estetika dan bentuk.

Buatku, lebih berguna melihat ciri-ciri umum yang kerap dipakai untuk menandai modernitas sastra—eksperimen bentuk, tema-tema baru yang terkait urbanisasi dan individualisme, dan penolakan terhadap pola-pola tradisional—daripada mencari satu definisi tunggal. Dengan begitu, kita bisa lebih fleksibel membaca karya-karya lama maupun kontemporer tanpa terkungkung label kaku.
Peter
Peter
2025-10-27 05:54:34
Ada satu kebingungan yang sering muncul setiap kali obrolan soal 'sastra modern' menyeruak, dan aku suka mengulik hal itu karena bikin diskusi jadi hidup.

Menurut pengamatan dan bacaan yang pernah kutempuh, sebenarnya tidak ada satu tokoh tunggal yang memonopoli perumusan pengertian sastra modern. Di ranah Indonesia, nama-nama seperti Sutan Takdir Alisjahbana sering disebut karena gagasan-gagasannya tentang pembaruan kebahasaan, individualitas, dan tema-tema modern yang berbeda dari tradisi kesusastraan lama. Di sisi akademis, A. Teeuw juga kerap dijadikan rujukan karena analisisnya yang menata kategori-categori sastra Indonesia modern secara lebih sistematis.

Kalau kita meluas ke tradisi Barat, tokoh-tokoh modernis seperti T. S. Eliot atau para kritikus yang membahas modernisme berperan besar dalam merumuskan ciri-ciri estetika modern: fragmentasi, eksperimen bentuk, kesadaran akan krisis nilai, dan penekanan pada subjektivitas. Intinya, pengertian itu berkembang lewat banyak kontribusi—penulis, penyair, kritikus, dan gerakan budaya—bukan produk satu pikiran tunggal. Aku pribadi jadi lebih suka memandang 'sastra modern' sebagai spektrum gagasan yang saling melengkapi, bukan definisi kaku yang musti dikutip dari satu nama saja.
Daniel
Daniel
2025-10-28 16:26:54
Garis besarnya gampang kubilang: definisi sastra modern itu hasil rempah-rempah gagasan dari berbagai pihak, bukan warisan dari satu orang.

Di Indonesia, aku sering nemu rujukan ke Sutan Takdir Alisjahbana karena perannya mendorong tema-tema baru dan cara berekspresi yang berbeda dari tradisi lama. Sementara A. Teeuw bagi banyak pembaca menjadi ujung tombak pengklasifikasian sastra modern secara akademis—dia membantu membedakan mana yang tradisional dan mana yang masuk kategori modern lewat kajian dan tulisannya.

Dari sudut pandang penikmat, aspek-aspek yang biasanya dipakai untuk merumuskan 'modern' itu jelas: kebaruan tema (urbanitas, individualisme, konflik modern), pembaruan bentuk (prosa lebih bebas, puisinya tak selalu terikat rima), serta kesadaran terhadap perubahan sosial. Jadi kalau ditanya siapa yang merumuskan, jawabanku: banyak pihak—penulis, kritikus, dan gerakan kebudayaan sama-sama berkontribusi. Menurutku itu justru seru, karena definisi terus hidup dan berkembang sesuai konteks pembacaan.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Siapa yang Peduli?
Siapa yang Peduli?
Bagaimana rasanya jika saat terbangun kamu berada di dalam novel yang baru saja kamu baca semalam? Diana membuka matanya pada tempat asing bahkan di tubuh yang berbeda hanya untuk tahu kalau dia adalah bagian dari novel yang semalam dia baca.  Tidak, dia bukan sebagai pemeran antagonis, bukan juga pemeran utama atau bahkan sampingan. Dia adalah bagian dari keluarga pemeran sampingan yang hanya disebut satu kali, "Kau tahu, Dirga itu berasal dari keluarga kaya." Dan keluarga yang dimaksud adalah suami kurang ajar Diana.  Jangankan mempunyai dialog, namanya bahkan tidak muncul!! Diana jauh lebih menyedihkan daripada tokoh tambahan pemenuh kelas.  Tidak sampai disitu kesialannya. Diana harus menghadapi suaminya yang berselingkuh dengan Adik tirinya juga kebencian keluarga sang suami.  Demi langit, Diana itu bukan orang yang bisa ditindas begitu saja!  Suaminya mau cerai? Oke!  Karena tubuh ini sudah jadi miliknya jadi Diana akan melakukan semua dengan caranya!
Not enough ratings
16 Chapters
ARKA: Seorang Manusia yang Bukan Siapa-siapa
ARKA: Seorang Manusia yang Bukan Siapa-siapa
Suasana meledak, semua orang maju. Aku segera bergerak cepat ke arah Salma yang langsung melayangkan kakinya ke selangkangan dua pria yang mengapitnya. Aku meraih tangan Salma. Sesuai arahku Ferdi dan tiga temannya mengikutiku. "Fer, bawa!" Aku melepas lengan Salma. Ferdi bergegas menariknya menjauhiku. "Keluar!" tegasku sambil menunjuk arah belakang yang memang kosong. "Nggak, Arka!" teriak Salma, terus menjulurkan tangan. Aku tersenyum. Salma perlahan hilang. Syukurlah mereka berhasil kabur. Hampir lima belas menit, aku masih bertahan. Banyak dari mereka yang langsung tumbang setelah kuhajar. Tapi beberapa serangan berhasil membuat sekujur badanku babak belur. Kini penglihatanku sudah mulai runyam. Aku segera meraih balok kayu yang tergeletak tak jauh, lalu menodongkannya ke segala arah. Tanpa terduga, ada yang menyerangku dari belakang, kepalaku terasa dihantam keras dengan benda tumpul. Kakiku tak kuat lagi menopang, tak lama tubuhku telah terjengkang. Pandanganku menggelap. Sayup-sayup, aku mendengar bunyi yang tak asing. Namun, seketika hening. (Maaf, ya, jika ada narasi maupun dialog yang memakai Bahasa Sunda. Kalau mau tahu artinya ke Mbah Google aja, ya, biar sambil belajar plus ada kerjaan. Ehehehe. Salam damai dari Author) Ikuti aku di cuiter dan kilogram @tadi_hujan, agar kita bisa saling kenal.
10
44 Chapters
Siapa yang Menghamili Muridku?
Siapa yang Menghamili Muridku?
Sandiyya--murid kebanggaanku--mendadak hamil dan dikeluarkan dari sekolah. Rasanya, aku tak bisa mempercayai hal ini! Bagaimana bisa siswi secerdas dia bisa terperosok ke jurang kesalahan seperti itu? Aku, Bu Endang, akan menyelediki kasus ini hingga tuntas dan takkan membiarkan Sandiyya terus terpuruk. Dia harus bangkit dan memperbiaki kesalahannya. Simak kisahnya!
10
59 Chapters
SIAPA ?
SIAPA ?
Johan Aditama dan Anggita Zakiyah, kakak beradik yang harus menerima pahitnya kehidupan dengan meninggal nya orang tua mereka. Kini mereka tinggal bersama om Agung dan bi Lina. Seiring berjalannya waktu, perusahaan peninggalan orang tua Johan yang dipegang oleh om Agung mengalami masalah. Hal itu memaksa Johan harus berlatih menjadi pemegang perusahaan. Di bawah didikan om Agung dan para sahabatnya, Johan dan Timnya berlatih. Di tengah kesibukan latihan mereka, terungkap fakta tentang penyebab kematian orang tua mereka, yang menyeret om Ferdi sebagai tersangka. Sebuah bukti ditemukan Johan dari om Ferdi tentang pelaku sebenarnya. Tetapi dalam membongkar kedoknya, Johan harus kehilangan banyak orang yang ia cintai. Mampukah Johan dan Anggita beserta Timnya itu membongkar siapa pelaku sebenarnya,?.
10
7 Chapters
Nada di Hati Sastra
Nada di Hati Sastra
Nada mengira keluarganya sempurna, tempat di mana ia merasa aman dan dicintai. Namun, semua itu hancur saat ia memergoki ayahnya bersama wanita lain. Dunia yang selama ini terasa hangat, seketika runtuh. Menyisakan kehampaan dan luka yang tidak terhindarkan. Dan dalam sekejap, semua tidak lagi sama.
10
60 Chapters
Bayi Siapa?
Bayi Siapa?
Atik menemukan seorang bayi perempuan dalam kardus di depan rumahnya. Dia bertekad untuk mencari tahu siapa orang tua bayi tersebut. Dia juga mencurigai orang-orang yang tinggal bersamanya
Not enough ratings
46 Chapters

Related Questions

Mengapa Kritikus Sastra Menilai Pengertian Sastra Berubah?

3 Answers2025-10-22 08:09:33
Membuka kembali tumpukan buku di rakku kadang bikin aku sadar betapa cairnya istilah 'sastra' itu. Aku sering ngobrol dengan teman yang masih percaya sastra harus selalu 'tinggi' dan hanya meliputi novel klasik, sementara aku sudah nggak kaget melihat puisi jalanan atau cerita penggemar ikut menggeser batasan. Kritik sastra berubah karena para pengkritik sendiri nggak bekerja dalam ruang hampa: teori baru muncul, identitas kolektif bergeser, dan teknologi merombak cara teks dikonsumsi. Ada gelombang pemikiran dari feminisme, postkolonialisme, hingga studi budaya populer yang menantang siapa yang boleh disebut penulis sah dan karya mana yang layak dibaca sebagai 'sastra'. Hal lain yang kusukai diskusikan adalah peran institusi—penerbit, universitas, media—yang menentukan kurasi. Dulu kan kanon gampang terbentuk karena akses terbatas; sekarang penerbit indie, blog, dan platform digital memberi ruang bagi genre hibrida. Akibatnya, definisi resmi jadi lebih cair karena kebutuhan untuk mewakili pengalaman beragam. Kritik juga makin memperhatikan konteks produksi: siapa yang menulis, untuk siapa, dan dengan tujuan apa. Kritik sastra modern sering mempertanyakan asumsi lama, bahkan merayakan teks yang dulu dianggap ringan. Ini bukan sekadar permainan kata: aku merasa perubahan itu sehat. Terbuka pada bentuk-bentuk baru nggak berarti mengabaikan karya klasik, melainkan memperkaya percakapan. Di obrolan klub baca atau forum online, aku suka melihat karya-karya yang dulu diremehkan kini mendapat perhatian analitis—dan itu bikin dunia bacaku jadi lebih berwarna.

Apa Pengertian Teks Fiksi Dalam Sastra?

3 Answers2025-10-02 07:32:23
Menggali lebih dalam tentang teks fiksi dalam sastra selalu terasa menarik! Teks fiksi merujuk pada karya sastra yang menciptakan cerita, karakter, dan dunia yang tidak nyata, tetapi bisa terasa sangat hidup bagi pembacanya. Dalam fiksi, penulis memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi ide dan emosi, merangkai alur cerita yang bisa berkisar dari kehidupan sehari-hari hingga petualangan yang fantastis. Saya ingat ketika pertama kali membaca 'Harry Potter', bagaimana J.K. Rowling membawa kita ke dunia sihir yang seakan bisa kita sentuh. Ini adalah salah satu daya tarik teks fiksi: membuat pembaca terhubung dengan karakter dan ceritanya, bahkan ketika itu semua hanyalah imajinasi penulis. Selain itu, fiksi memiliki banyak subgenre, seperti novel, cerpen, fanfiction, dan bahkan graphic novel. Masing-masing menawarkan pengalaman yang unik dan berbeda. Misalnya, fiksi ilmiah sering mengeksplorasi tema futuristik dan teknologi, sementara romansa menyoroti hubungan manusia. Aspek penulisan ini memberikan ruang bagi penggemar untuk menemukan cerita yang sesuai dengan preferensi mereka. Kadang, aku suka mencari rekomendasi novel fiksi dari komunitas online karena menemukan harta karun tersembunyi adalah salah satu keseruan yang bisa kita nikmati sebagai pembaca. Terlepas dari semua itu, apa yang membuat teks fiksi menjadi karya yang berharga adalah kemampuannya untuk membangkitkan emosi dan mengajak kita merenungkan realitas dari perspektif yang berbeda. Teks fiksi bukan hanya sekadar cerita; mereka adalah jendela ke banyak kemungkinan dan gagasan yang mungkin tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Seiring waktu, aku percaya fiksi telah memberikan sumbangsih besar dalam membentuk pemahaman kita tentang diri sendiri dan dunia di sekitar kita.

Bagaimana Siswa Dapat Memahami Pengertian Sastra Dengan Mudah?

3 Answers2025-10-22 06:45:12
Membaca sastra sering terasa seperti ngobrol dengan teman dari masa lalu—itu yang membuatnya gampang didekati kalau kita berhenti mikir soal 'kewajiban' dan mulai ngikutin rasa penasaran. Aku biasanya mulai dari teks pendek: puisi satu halaman, cerpen, atau kutipan dari novel. Biar terasa enteng, aku baca santai dulu tanpa catatan, lalu tandai kalimat yang bikin aku ngerasa 'eh, ini menarik'. Setelah itu aku balik lagi buat baca dengan lebih teliti: cari tokoh, suasana, konflik, dan pola pengulangan. Kadang aku suka pakai pertanyaan sederhana seperti, "Siapa yang bicara? Untuk siapa? Kenapa dia marah/lega?" Dari situ, metafora dan simbol gampang muncul — misalnya satu sungai di cerita bisa jadi lambang perubahan. Contoh konkret membantu: baca sebuah bab dari 'Laskar Pelangi' lalu bandingkan cara penulis membangun suasana dengan sebuah cerpen kontemporer; perbedaan gaya bakal bikin konsep sastra lebih konkret. Biar makin nempel, aku sering ubah teks jadi sesuatu yang aku kuasai: bikin catatan visual (mind map), rewrite adegan dalam bahasa gaul, atau diskusi kecil sama teman lewat grup chat. Menghubungkan cerita dengan pengalaman pribadi bikin maknanya hidup—aku pernah nangis pas baca ulang satu paragraf karena ingat momen yang mirip, dan itu bikin tema cerita langsung melekat. Pada akhirnya, sastra berubah dari teori jadi pengalaman kalau kita berani dekat sama teks dan membawanya ke kehidupan sehari-hari.

Bagaimana Ahli Budaya Menjelaskan Pengertian Sastra Sekarang?

3 Answers2025-10-22 03:56:27
Ada sesuatu yang membuatku terus memikirkan bagaimana kata-kata berubah makna di era sekarang. Sebagai penggemar yang sering mengobrol soal buku dan cerita di berbagai forum, aku suka melihat bagaimana ahli budaya menjelaskan sastra bukan sekadar sebagai teks yang dibaca, melainkan sebagai praktik sosial yang hidup. Mereka menekankan relasi: siapa menulis, bagaimana teks beredar, siapa yang memberi makna, dan kekuatan institusi yang menentukan apa yang dianggap 'kanon'. Jadi sastra kini dipahami sebagai medan pertarungan nilai, ingatan, dan identitas—bukan artefak mati. Dari perspektif itu, metode lama seperti close reading masih penting, tetapi digabungkan dengan perhatian pada konteks produksi dan sirkulasi. Misalnya, sebuah novel yang dulu dibaca melalui terbitan cetak sekarang punya kehidupan baru lewat diskusi Twitter, fan art, atau adaptasi serial—semua ini mengubah makna aslinya. Ahli budaya juga sering membawa isu-isu politik: gender, ras, kolonialitas, dan ekonomi budaya masuk ke dalam analisis sehingga saat membaca 'One Hundred Years of Solitude' atau puisi modern, kita sekaligus menelaah struktur sosial yang melingkupinya. Secara pribadi, aku merasa penjelasan seperti ini menyegarkan: sastra jadi terasa relevan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Bukan hanya soal kata-kata indah, tapi soal siapa mendapat ruang suara, bagaimana cerita menempel di memori kolektif, dan bagaimana pembaca aktif turut membentuk makna. Itu membuat diskusi tentang teks jadi lebih ramai dan beragam, dan aku selalu senang melihat perspektif baru muncul di obrolan komunitasku.

Seberapa Penting Penokohan Dalam Menjelaskan Pengertian Sastra Kini?

3 Answers2025-10-22 12:52:00
Aku selalu merasa karakter kuat itu seperti magnet dalam cerita modern. Di referensi sastra sekarang, tokoh bukan lagi hanya penggerak plot; mereka adalah lensa untuk melihat masyarakat, identitas, dan rasa. Saat sebuah novel atau cerpen berhasil membuatku merasakan getaran batin tokoh, semuanya jadi hidup: tema terasa nyata, konflik jadi bermakna, dan simbol-simbol yang awalnya abstrak berubah menjadi pengalaman yang bisa dirasakan. Itu sebabnya penokohan penting—ia membuat gagasan abstrak jadi konkret. Dalam praktiknya aku suka memperhatikan detail kecil: kebiasaan, dialog yang tampak sepele, atau pilihan kata yang mengulang—semua itu menunjukkan siapa karakter itu tanpa perlu dijelaskan panjang lebar. Di era sekarang yang penuh eksperimen bentuk, karakter yang kompleks membantu pembaca memahami junctures budaya dan politik tanpa harus membaca teori berat. Penokohan juga membuka ruang untuk empati; tokoh yang multifaset memaksa kita menimbang moral, bukan hanya mengikuti plot. Jadi, kalau ditanya peran penokohan dalam menjelaskan pengertian sastra kini, bagiku itu seperti mesin penerjemah yang menerjemahkan ide ke dalam emosi dan pengalaman nyata.

Ahli Sastra Bagaimana Menjelaskan Pengertian Cerita Fiksi?

5 Answers2025-10-13 12:46:54
Bayangkan sebuah dunia yang sepenuhnya dibuat oleh imajinasi—itulah inti cerita fiksi menurutku. Cerita fiksi adalah rangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa oleh pengarang untuk membangkitkan pengalaman, bukan untuk menyampaikan fakta objektif. Dalam pandanganku, yang membuat sesuatu jadi fiksi bukan hanya kebohongan faktual, melainkan niat pembuatnya: membangun karakter, konflik, dunia, dan suara narasi yang semuanya diarahkan untuk membangkitkan perasaan, pemikiran, atau estetika tertentu. Ada beberapa elemen penting yang selalu kucatat: karakter yang punya tujuan, konflik yang memaksa mereka berubah, latar yang terasa konsisten, serta sudut pandang yang memilih informasi apa yang dibagikan pada pembaca. Teknik seperti metafora, simile, dialog, dan alur membantu menghidupkan semuanya. Menariknya, bahkan ketika latarnya realistis atau terinspirasi dari sejarah, fiksi tetap beroperasi di ranah kemungkinan—ia menanyakan "bagaimana jika" lebih sering daripada menyatakan "begini adanya". Buatku, nilai fiksi sering terletak pada apa yang ia ungkapkan tentang pengalaman manusia. Novel seperti 'Norwegian Wood' atau manga seperti 'Monster' misalnya—mereka bukan hanya cerita, tapi alat untuk memahami kecemasan, cinta, atau moralitas. Di akhir hari, fiksi adalah undangan: untuk percaya sementara, merasakan mendalam, lalu keluar dengan sesuatu yang baru di pikiran. Itu yang selalu membuatku kembali membaca.

Bagaimana KBBI Menjelaskan Pengertian Sastra Secara Ringkas?

3 Answers2025-10-22 03:50:35
Geli sendiri rasanya setiap kali aku menelusuri definisi kata 'sastra' di KBBI — sederhana tapi membuka banyak pintu pemahaman. Menurut KBBI, 'sastra' pada intinya adalah karya tulis yang meliputi puisi, prosa, drama, dan bentuk-bentuk sejenis yang mengandung nilai estetika serta ungkapan imajinatif. Definisi itu menekankan bentuk tulisan dan nilai seni bahasa: bukan sekadar menyampaikan fakta, melainkan meramu kata untuk menimbulkan pengalaman estetis, perasaan, atau pemikiran. Buatku, yang sering menyelami novel dan cerpen, penjelasan KBBI ini terasa seperti peta awal — jelas dan praktis. Dia tidak membahas teori sastra yang rumit atau batasan sekolah kritik tertentu; KBBI lebih pada menjelaskan apa yang umum dimaksud masyarakat ketika menyebut 'sastra'. Jadi, ketika aku membaca sebuah novel yang membuat dada berdebar atau puisi yang bikin merinding, aku tahu itu layak disebut sastra menurut pengertian kamus: karya tulisan penuh estetika dan imajinasi. Itu saja, simpel tapi memuaskan sebagai titik mula memahami kenapa kita mencintai kata-kata.

Kapan Guru Mulai Mengajarkan Pengertian Sastra Di Sekolah?

3 Answers2025-10-22 04:53:23
Aku ingat betapa anehnya perasaan waktu pertama kali guru di kelas membahas apa itu sastra—seperti membuka pintu ke dunia yang tadinya terasa abstrak. Di sekolah dasar guru biasanya belum menyodorkan definisi formal; mereka lebih sering mengenalkan elemen-elemen sastra lewat cerita, dongeng, dan puisi yang mudah dicerna. Aktivitas seperti membacakan cerita, minta murid menceritakan kembali, atau membuat puisi sederhana seringkali menjadi fondasi. Dari situ anak-anak mulai mengerti bahwa ada perbedaan antara teks informasi biasa dan teks yang bermuatan emosi, imaji, atau pesan tersirat. Waktu masuk jenjang yang lebih tinggi, barulah pengertian sastra dipetakan lebih jelas: pembahasan genre (naratf, liriks, drama), unsur intrinsik seperti tokoh/plot/tema, dan perangkat bahasa seperti majas atau simbol. Di sini guru mulai memberi definisi yang lebih eksplisit—misalnya menyatakan sastra sebagai karya seni bahasa yang mengungkap pengalaman manusia dan estetika. Di tingkat akhir sekolah menengah, analisis jadi lebih mendalam dan dikaitkan dengan konteks sejarah, sosial, atau teori sastra. Kalau menurutku, prosesnya bertahap dan bermakna: dari 'merasakan' lewat bacaan sederhana sampai 'memahami' lewat istilah dan konsep. Jadi, kapan guru mulai mengajarkan pengertian sastra? Secara informal sejak awal SD lewat cerita dan puisi, dan secara formal biasanya baru jelas dijabarkan mulai jenjang menengah ke atas—dengan cara dan kedalaman yang berbeda-beda tergantung kurikulum serta guru. Aku suka cara itu karena membuat konsep jadi nggak menakutkan; pelan-pelan murid diajak mencintai bahasa dulu, baru kemudian dianalisis.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status