Siapa yang Peduli?

Siapa yang Peduli?

Oleh:  Irisha  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
464Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bagaimana rasanya jika saat terbangun kamu berada di dalam novel yang baru saja kamu baca semalam? Diana membuka matanya pada tempat asing bahkan di tubuh yang berbeda hanya untuk tahu kalau dia adalah bagian dari novel yang semalam dia baca.  Tidak, dia bukan sebagai pemeran antagonis, bukan juga pemeran utama atau bahkan sampingan. Dia adalah bagian dari keluarga pemeran sampingan yang hanya disebut satu kali, "Kau tahu, Dirga itu berasal dari keluarga kaya." Dan keluarga yang dimaksud adalah suami kurang ajar Diana.  Jangankan mempunyai dialog, namanya bahkan tidak muncul!! Diana jauh lebih menyedihkan daripada tokoh tambahan pemenuh kelas.  Tidak sampai disitu kesialannya. Diana harus menghadapi suaminya yang berselingkuh dengan Adik tirinya juga kebencian keluarga sang suami.  Demi langit, Diana itu bukan orang yang bisa ditindas begitu saja!  Suaminya mau cerai? Oke!  Karena tubuh ini sudah jadi miliknya jadi Diana akan melakukan semua dengan caranya!

Lihat lebih banyak
Siapa yang Peduli? Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
16 Bab
Ini siapa?!
"Kau tidak bisa seperti itu, Diana!" kira-kira itu tujuh jam yang lalu ketika Diana masih di kantor dan seperti biasa berdebat dengan manajernya. Si lelaki tua itu tidak pernah berhenti untuk mencari-cari kesalahan Diana yang sebenarnya tidak ada. Seperti kali ini. Diana dan klien sudah sepakat kalau mereka tidak akan mengganggu satu sama lain selama akhir pekan. Selain untuk menghargai satu sama lain, siapa juga yang mau bekerja pada hari libur?Tapi sepertinya manajer tua merasa kalau itu bukan etika yang baik karena mereka seharusnya bisa melayani klien dua puluh empat jam per tujuh hari. Gila!Diana menolak keras dan meminta satu timnya untuk mematikan ponsel selama akhir pekan dan tidak menjawab panggilan kerja apapun. Karena hal itu sang manajer marah dan memberikan begitu banyak petuah kepada Diana sebelum dia pulang kerja tadi. Pertengkaran kali ini lebih besar dari biasanya dan rekan Diana cukup khawatir dengan nasib Diana di kantor tapi yang jadi pusat kekhawatiran malah
Baca selengkapnya
Dia terkenal?!
Diana turun dari kasur dan merasakan kakinya menyentuh sesuatu yang lembut. Karpet berwarna beige dengan bulu-bulu halus itu membuat Diana merasa berdosa untuk menginjaknya. Di samping kiri kakinya ada sandal rumah yang sama lembutnya dengan si karpet. Menginjak dengan kaki telanjang atau dengan sandal sama saja membuat Diana merasa bersalah tapi ada hal lebih penting dari pada menginjak karpet mahal. Diana harus mengecek tubuhnya. Menjejakkan kakinya pada sandal bulu berwarna merah muda pucat, Diana segera berlari menuju kamar mandiーyang dia duga sebagai kamar mandi dan ternyata benar. Ada kaca bundar di atas wastafel. Diana memperhatikan lamat-lamat pantulan dirinya di cermin. Dia yakin kalau ini masih sama dengan pantulan wajahnya yang dia lihat dari layar ponsel dan jelas ini bukan wajah Diana. Diana tahu kalau parasnya itu di atas standar tapi dia juga sadar kalau tidak secantik pantulannya. Wajah asing itu Diana pegang bahkan dengan sengaja dia menarik, menekan dan menggoso
Baca selengkapnya
Pelayan atau Majikan?
Begitu halaman profil terbuka, Diana bisa melihat informasi mengenai Diana Tami Brawija dengan lengkap. Dari penjelasan umum hingga detail kehidupannya bisa dibaca. Ada banyak informasi yang perlu Diana tahu mengenai tubuh barunya ini sebelum bertemu dengan orang lain yang mengenal 'Diana' muncul. Pertama, 'Diana' adalah putri dari keluarga Brawija yang bergelut di industri tekstil sejak tahun 1952. Dia dijodohkan dengan suaminya, Angga, sejak berumur dua belas tahun karena kakek Diana dari pihak ibu dan kakek Angga adalah teman lama. keduanya menikah saat menginjak umur dua puluh satu tahun. Mereka apa yang dibilang cinta dengan teman masa kecil. Tapi sayang itu hanya apa yang dipikir publik untuk sesaat karena pernikahan ini tidak disetujui oleh Angga atau orang tua Angga. Angga jatuh cinta pada Anggun yang merupakan adik tiri 'Diana' hasil perselingkuhan ayah 'Diana'. Ketiganya berumur sama, jadi ayah 'Diana' berselingkuh dari awal pernikahannya dengan ibu Diana. Apa ini sebu
Baca selengkapnya
Bertemua 'Keluarga' Suami
Amarahnya meredam sedikit setelah mengumpat. Diana duduk di atas kloset. Dia kembali membaca artikel yang tadi sedang dibaca sebelum pelayan sial itu mengganggunya. Berita ini baru dikeluarkan pagi ini. Meliput mengenai Angga yang tertangkap kamera masuk ke dalam lingkup apartemen milik Anggun dan tidak keluar sampai pagi. Melihat kasur sebelahnya yang kosong, itu menjelaskan kemana Angga pergi. Dasar tukang selingkuh. Tidak ada lelaki yang benar di sekeliling 'Diana'. Tidak lagi berminat mencari tahu mengenai kehidupan 'Diana' atau pun suaminya, ponsel itu pun di taruh di atas wastafel. Diana mencari sikat gigi yang baru dan membuang sikat giginya yang lama. Hanya ada satu sikat gigi yang tersimpan dan itu berwarna merah muda.Diana yakin itu milik dirinya yang lain tapi Diana enggan memakainya. Membuang satu sikat gigi tidak akan membuat keluarga ini jatuh miskin. Semuanya dilakukan dengan cepat dari membersihkan diri sampai mengeringkan rambut. Diana keluar dengan wajah lebih
Baca selengkapnya
Ini....Sungguhan??
Kakek Tanuraja berdiri di ambang pintu. Satu tangannya bertumpu pada tongkat kayu yang bagian pegangannya terdapat bantalan busa berbalut kulit berwarna hitam yang diberi ukiran emas. Sosoknya terlihat gagah dan penuh wibawa walau sudah termakan usia. Kanya menggigit bibirnya gugup. Di bawah meja dia menggenggam gaun terusannya, dan memberikan lirikan gugup kepada ibunya. Sementara ibu mertua Diana diam-diam meremas lembut tangan Kanya untuk menenangkan gadis muda itu. Diana memperhatikan semua itu dalam diam. Dia ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh kakek Tanuraja juga menilai bagaimana hubungan orang-orang ini di dalam rumah dan seperti apa posisi ‘Diana’ disini. “Sudah berapa kali kakek bilang untuk sopan kepada Diana?!” Kakek Tanuraja tidak berteriak atau membentak tapi suaranya lantang dan tegas yang justru membuatnya terlihat lebih menyeramkan. “Apa aku tidak boleh berpendapat?” Kanya berusaha membela dirinya. “Tentu saja boleh tapi berpendapat bukan berarti kau tida
Baca selengkapnya
Di Kantor
Ini di dalam novel. Ini di dalam novel. Ini di dalam novel. Kalimat itu terus berulang di kepala Diana dan membuatnya pusing. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di kepala Diana seperti bagaimana dia bisa ada disini, kenapa dia yang ada disini, dan caranya dia bisa disini. Seberapa keras pun Diana berusaha mencari jawaban dia tidak menemukannya. Gila. Ini gila. Diana membenturkan kepalanya pada kepala jok mobil di depannya membuat supir yang sedang menyetir melirik ke arahnya melalui kaca. Diana tidak memperdulikan itu karena sekarang dia terlalu sibuk untuk memikirkan tentang hidupnya yang begitu konyol. Masuk ke dalam novel. Jika sekarang Diana masih duduk di bangku SMA mungkin Diana akan berjingkrak senang tapi umurnya akan menginjak kepala tiga dua tahun lagi. Dia sudah terlalu tua untuk hal seperti ini. Jika harus jujur, tidak ada hal yang benar-benar mengikat Diana di dunianya. Karirnya bagus, Diana bangga dengan pekerjaannya tapi hubungan Diana dengan atasannya buruk da
Baca selengkapnya
Bertemu 'Ibu'
“Apa kau sudah gila?!” Diana menarik kasar tangannya dari genggaman Tina. Jika Diana tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, maka bokong Diana sudah berciuman dengan lantai. Tina sendiri terkejut karena tarikannya tadi begitu kuat hingga membuat tubuh Diana limbung. Suara teriakan Diana menarik perhatian karyawan yang berada di divisinya. Diana bisa merasakan sorot pandang penasaran dari belakang punggungnya tapi begitu Diana membalikan tubuh, mata yang tadinya menatap ke arahnya kini menunduk takut dengan buru-buru. Berkas yang ada di tangan Diana diangkat tinggi agar bisa dilihat, “Dimas. Kenapa baru memberi ini sekarang?” tanya Diana tanpa tahu mana yang bernama Dimas di antara meja-meja berisikan staff-nya. Lelaki dengan kemeja putih bergaris biru yang memiliki tubuh agak berisi berdiri dengan ragu lalu mengangkat tangannya. “Anu…..Saya sudah kasih itu sejak minggu lalu, Bu.”“Kasih ke Saya?”“Bukan, ke Bu Tina.” Diana berbalik menatap Tina lalu melipat kedua tangannya, “Kenapa
Baca selengkapnya
Ibu dan Anak
!!Trigger Warning!!Mention of Suicide“Dengar Diana,” Mama mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat. Suaranya lebih pelan tapi jauh lebih tegas dari sebelumnya. “Lupakan apa yang kau pikirkan kemarin malam dan bertahanlah menjadi istri Angga dan tetap menjadi menantu keluarga Tanuraja.” ujar Mama dengan penuh penekanan di setiap katanya. Diana merasa sangat tidak enak mendengar ucapan Mama. Perutnya terasa diaduk oleh tangan bayangan yang juga meremas jantungnya. Itu bukan reaksi Diana. Dia yakin kalau pun wanita di depannya itu berulah tidak akan membuat Diana merasa takut, gugup atau apapun itu karena pada dasarnya dia hanya menganggap Mama sebagai orang asing. Reaksi ini adalah reaksi dari Diana yang asli atau reaksi asli dari tubuh ini yang memiliki hubungan emosional dengan Mama. Hal yang tidak dimiliki oleh Diana. Diana memandang mata hazel milik Mama yang sialnya begitu mirip dengan mata yang dimiliki tubuhnya sekarang. Diana bahkan bisa melihat pantulan dirinya di mata Ma
Baca selengkapnya
Bercerai saja dengan Papa
“Aku masih sangat waras.” Setidaknya untuk Diana dia waras walau tidak begitu untuk Mama. Mata hazel milik Mama yang serupa dengan milik Diana itu tengah menatap Diana lamat-lamat.Mama mencoba mencari sesuatu yang berbeda dari Diana dan menemukan alasan kenapa Diana seperti ini agar dia bisa kembali memegang kendali atas situasi ini. Atas Diana. Tapi itu sepertinya percuma. Tatapan mama sama sekali tidak membuat Diana takut atau pun tegang karena bagi Diana saat ini Mama hanya menatapnya dengan rasa curiga, penasaran berlebih dan berusaha memahami bukan sesuatu yang menusuk, menuntut dan mengulik.Melihat Diana yang sama sekali tidak bereaksi dengan apa yang Mama lakukan membuat wanita itu gusar. Dia meremas kedua tangannya di bawah meja dan mengelus ibu jarinya ke punggung tangan. Diana tidak perlu melihat itu untuk benar-benar tahu bahwa Mama gusar. Cangkir teh yang tadi dia minum kini diputar-putar lalu kembali di taruh tanpa diminum oleh Diana. Dia hanya ingin membuat Mama jauh
Baca selengkapnya
Lelaki Misterius
Percakapan ini tidak tidak berujung. Diana dan Mama sama-sama tidak ingin mengalah untuk apapun yang mereka inginkan. Untuk kebahagiaan mereka. Diantara mereka Mama yang paling putus asa. Dia sudah hidup lebih dari dua puluh delapan tahun dalam pernikahan ini dan melepaskan itu semua bukan hal yang mudah. Tidak seperti Diana yang baru menjalani hidupnya. Diana bisa mengorbankan hal lain dibandingkan Mama. Yang menurut Mama adalah hal yang perlu Diana lakukan karena itu bentuk baktinya terhadap Mama. Tapi lucunya penolakan Diana jauh lebih seperti penghianatan dibandingkan tindakan durhaka. Mama memang hanya ingin menganggap Diana sebagai anak disaat menguntungkan saja. Jauh di dalam hatinya dia tidak benar-benar menganggap Diana sebagai anak. Bukan juga alat seperti yang Diana buat terlihat seperti itu. Teman seperjuangan. Bagi Mama itu adalah Diana. Mereka berdua sama-sama memperjuangkan apa yang Mama inginkan.Tujuan mereka sama dan perbedaan antara mereka bukan sesuatu hal yang
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status