LOGINSandiyya--murid kebanggaanku--mendadak hamil dan dikeluarkan dari sekolah. Rasanya, aku tak bisa mempercayai hal ini! Bagaimana bisa siswi secerdas dia bisa terperosok ke jurang kesalahan seperti itu? Aku, Bu Endang, akan menyelediki kasus ini hingga tuntas dan takkan membiarkan Sandiyya terus terpuruk. Dia harus bangkit dan memperbiaki kesalahannya. Simak kisahnya!
View More"Your husband is cheating on you!"
Hindi ako naniwala sa sumbong sa akin ng kaibigan ko. Pinanghawakan ko ang sumpaan namin ni Marlon noong ikinasal kami—na panghabang-buhay namin mamahalin ang isa't isa.
Kahit na arranged marriage lamang ang nangyari, naniniwala akong mahal niya ako. I know my husband. He maybe cold and distant, and he was once a womanizer, but he changed.
At least, that's what I thought. Dahil makalipas lang ang isang araw ay narito ako ngayon, nakatayo sa tapat ng pinto ng kaniyang office. Pinakikinggan ang ungol nila ng kaniyang kabit.
"Ohhh! Marlon, honey! You're the best!"
"No, Rachelle, you are!"
Lalo akong lumapit sa pinto nang mapansin na bahagya itong nakaawang. Sumilip ako sa loob at nakita ang eksenang nagpadurog sa puso ko.
My husband... is having sex with a random woman inside his office. Nakakandong paharap sa kaniya ang babae habang nakatingala ito at nakapikit ang mga mata.
Mas lalo akong nawasak nang makitang nasisiyahan ang mukha ni Marlon. Napaatras ako nang ilang ulit. Halos hindi ko na makita nang malinaw ang pinto dahil sa mga luhang nagpapalabo sa mga mata ko. My heart is aching so much... so much that it was killing me.
Kahit masakit, pinilit kong pakalmahin ang sarili ko. I tried so hard to stop myself from crying, and patiently waited for him outside his office.
Makaraan ang mahigit kalahating oras, bumukas ang pinto at lumabas silang dalawa. Natigilan si Marlon nang makita niya ako.
I stood up and fake a smile at him. Desperado akong itago sa kaniya ang tunay kong nararamdaman. Kasi kahit nasasaktan ako ngayon... alam kong mas masakit kapag nawala siya sa akin.
"What are you doing here?" Nakapamulsa siyang tumayo sa harap ko.
Pinauna na niya ang babae niya kaya naiwan kaming dalawa.
"Sino siya?"
"My girlfriend."
Napalunok ako nang walang kagatol-gatol niya akong sagutin. Parang ang dali lang sa kaniyang sabihin ang bagay na iyon.
"Marlon, I'm your wife."
"Sa papel," mabilis niyang sinabi na lalong ikinadurog ng puso ko.
Alam kong hindi niya ako mahal nang ikasal kami. Arranged marriage, plus it was his father's dying wish. Pero sa loob nang halos isang taon, akala ko ay natutunan niya rin akong mahalin. But I was wrong, so wrong.
"Since you already caught me, I might as well stop pretending." Matamis niya akong nginitian katulad ng lagi niyang ginagawa noon.
"P-pretending?"
"Hindi kita mahal, Saga. At kahit kailan, hindi kita magagawang mahalin. Kasal man tayo, hinding-hindi mo makukuha ang puso ko."
Siapa yang Menghamili MuridkuBab 59 : Tamat“Selama, Sandiyya, kamu berhak atas nilai ‘A’ dalam skripsimu ini.” Dosen pembimbing menyalamiku.Ya Allah, air mata kebahagiaanku jatuh tak tertahan, aku tak menyangka kalau akan mendapatkan nilai terbaik. Aku langsung melakukan sujud syukur.“Selamat, ya, Sandiyya. Semoga gelar Sarjana Pendidikan ini bisa kamu manfaatkan sebagai mana mestinya!” Kepala Jurusa Prodi Matematika memasangkan tanda lulus yang bertuliskan “Sandiyya, S,Pd” di bahuku, seperti putri Indonesia tampilanku saat ini, senang tak terkira hatiku.Air mata masih tak dapat kutahan, aku tersenyum senang dan menyalami dua dosen penguji, dosen pembimbing juga Kepala jurusan.“Sayang, selamat, ya.” Om Egi menyalamiku saat ruangan mulai sepi, para dosen sudah keluar dari ruangan sidang.“Makasih, ya, Mas, semua ini tak lepas dari dukungan kamu, Bu Endang, Ibuk juga anak-anak. Aku persembahkan keberhasilan ini kepada kalian,” jawabku sambil menerima uluran tangannya.“Kita pulan
Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 58 : LegaSaat membuka mata di pagi hari, aku merasa semua drama yang terjadi semalam adalah mimpi. Akan tetapi, pria yang masih terlelap di sampingku ini membuatku yakin kalau hal semalam adalah nyata adanya.Aku segera bangkit dari tempat tidur dan menarik napas lega, hati ini terasa berbunga-bunga saat ini. Nggak nyangka saja, kalau kini aku telah resmi menjadi istri Om Egi. Melani, dia wanita tegar, yang rela mundur dari pernikahannya. Aku berhutang budi kepadanya, kalau bukan karena dia, aku tak yakin bisa menikah Papa dari putraku itu.“Selamat pagi, Sayang.” Sebuah pelukan serta ciuman mendarat di dahiku.Aku menoleh dan menahan senyum, sedikit malu juga sebab pagi status kami tak lagi seperti kemarin lagi.“Saya mau mandi dulu,” ujarnya sambil melepaskan pelukannya dariku lalu turun dari tempat tidur.Aku mengangguk lalu melipat selimut juga merapikan bantal. Jadi kangen dengan anak-anak, sedang apa mereka dan di mana? Kuraih ponsel dan melak
Siapa yang Menghamili MuridkuBab 57 : Trauma“Terima kasih, ya, Tante Melani. Diyya janji akan selalu mengingat pesan ini, terima kasih juga atas—“ Aku tak bisa melanjutkan kata-kata ini, hanya air mata yang kembali menjawab semua ini.“Iya, sama-sama, saya mengerti, semoga kalian selalu bahagia.” Melani melepaskan pelukannya.Bu Endang menghampiri Melani dan memeluknya, mereka sedikit menjauh dan terlihat berbicara. Om Egi dan aku mendekat kepada Ibuk lalu salim kepadanya.“Jaga putri Ibuk yang masih kekanak-kanakan ini ya, Egi, cinta dan sayangi dia. Tuntun dan bimbinglah dia menjadi istri yang sholeha dan berbakti kepada suami. Ibuk sangat senang kalian bisa berjodoh,” ujar Ibuk dengan sambil menepuk pundak Om Egi.“Insyallah, Buk,” jawab Om Egi.Aku langsung memeluk Ibuk dan menangis di pundaknya, dan Ibuk mulai mengeluarkan nasihat-nasihatnya untuk kami.“Bu Melani, terima kasih, telah menikahkan putri saya dengan pria yang ia sayangi tapi tak berani ia ungkapan karena masa lalu
Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 56 : Pergantian Mempelai“Maafkan aku, Melani!” Om Egi menundukkan kepalanya.“Semua ini tak cukup hanya dengan meminta maaf saja, Egi! Kamu kenapa sih? Kalau memang tak mau nikah denganku, kenapa nggak bicara terus terang saja!” Melani menatap tajam Om Egi dan mengangkat wajah pria bertubuh tinggi itu hingga mereka bertatapan.“Semua terjadi tanpa kuasaku, bukan mauku seperti ini, Melani!” jawab Om Egi dengan suara parau, wajahnya terlihat kacau saat ini.“Jadi maumu apa?!” Melani berteriak marah yang membuat aku memegangi dada karenanya. “Apa maumu menikah dengan gadis muda ini? Bilang dong sama dia, jangan menjadikanku korban begini!”Om Egi terdiam.“Lalu kamu ... Sandiyya ‘kan namamu? Kenapa kamu menolak Egi kalau kamu tak ikhlas melihat dia menikah denganku?!” Melani kini menatapku tajam.“I—iya ... nggak gi—gitu, Tante ... Diyya i—ikhlas kok kalian me—menikah .... “ jawabku dengan terbata-bata, mati kutu rasanya dimarahkan calon istrinya Om
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviews