Siapa Yang Menulis Cerita Dongeng Cinderella Versi Pertama?

2025-10-04 17:14:22 62

4 Answers

Sabrina
Sabrina
2025-10-06 10:38:58
Ini bikin aku selalu kepo: sebenarnya tidak ada satu orang tunggal yang bisa diklaim sebagai 'penulis pertama' cerita 'Cinderella'.

Aku suka menggali versi-versi lama, dan yang menarik adalah cerita ini muncul di banyak tempat secara terpisah. Catatan tertua yang sering disebut adalah kisah 'Rhodopis' yang dicatat oleh sejarawan Yunani, Strabo, sekitar abad ke-1 SM/AD — itu menceritakan budak yang kehilangan sandal yang dibawa burung ke raja Mesir. Di sisi lain ada versi Tiongkok yang lebih tua lagi dalam catatan 'Ye Xian' oleh Duan Chengshi pada abad ke-9, yang punya unsur sepatu yang cocok dan bantuan supernatural.

Kalau kamu nanya siapa yang menulis versi yang paling berpengaruh di Barat, jawabannya Charles Perrault dengan 'Cendrillon' (1697). Dia yang memperkenalkan kereta labu dan peri hidup. Namun Perrault bukan pencipta motif dasarnya—dia cuma mengolah tradisi lisan jadi cerita sastra yang populer. Jadi intinya: ini kisah yang lahir dari tradisi lisan berabad-abad, diolah ulang oleh penulis berbeda di berbagai zaman. Aku selalu merasa bagian terbaiknya adalah melihat bagaimana tiap budaya menambahkan warna unik ke cerita itu.
Vincent
Vincent
2025-10-08 06:16:49
Aku suka menceritakan ini sambil ngopi, karena ceritanya nggak simpel: 'Cinderella' lebih tepat disebut mosaik dari banyak legenda. Kalau aku harus memilih satu nama yang sering dituding sebagai pembentuk citra modernnya, itu Charles Perrault dengan 'Cendrillon'—dia yang menambahkan elemen peri, labu jadi kereta, dan sepatu kaca yang bikin imej kita sekarang. Tapi sebenarnya jejak paling tua bergeser-geser: ada 'Rhodopis' yang dicatat oleh Strabo jauh sebelum Perrault, dan ada juga 'Ye Xian' dari Tiongkok abad ke-9.

Satu hal yang selalu kupikirkan adalah bagaimana cerita ini menyeberang budaya. Giambattista Basile menulis versi barunya di Italia pada abad ke-17, lalu Perrault di Prancis merapikannya, kemudian Grimm di Jerman mengubah beberapa detail lagi. Jadi jika maksudmu "versi pertama" dalam arti bentuk tertulis paling awal, Strabo sering dikutip — tetapi kalau maksudmu versi 'Cinderella' yang kita kenal sekarang, itu hasil olahan Perrault. Menyenangkan melihat evolusi cerita ini, karena tiap penulis menaruh selera zamannya sendiri.
Tristan
Tristan
2025-10-08 15:48:49
Sejarah cerita 'Cinderella' itu kaya dan berlapis, jadi aku biasanya menjawab dengan hati-hati: tidak ada satu penulis pertama tunggal. Sumber-sumber tertulis paling awal yang kita ketahui meliputi beberapa contoh yang jauh berbeda. Strabo, sang geografer Yunani, menulis tentang 'Rhodopis' sekitar era Romawi awal—kisah ini sering dianggap sebagai nenek moyang motif sandal yang hilang.

Di Asia ada 'Ye Xian' yang tercatat oleh Duan Chengshi pada abad ke-9, versi yang sudah memuat unsur magis dan sandal yang cocok. Lalu di Eropa, Giambattista Basile menulis versi baroque berjudul 'Cenerentola' dalam 'Pentamerone' (awal abad ke-17), dan Charles Perrault menyusun versi yang paling dikenal di Barat, 'Cendrillon', pada 1697. Brothers Grimm kemudian memasukkan 'Aschenputtel' ke koleksinya di abad ke-19.

Jadi kalau pertanyaannya siapa yang "menulis pertama", jawabannya: tidak ada satu nama saja—cerita ini berkembang dari tradisi lisan dan diabadikan ulang oleh beberapa penulis di era berbeda.
Ethan
Ethan
2025-10-09 22:14:05
Kalau mau jawaban singkat dan jelas: tidak ada penulis tunggal untuk versi pertama 'Cinderella'.

Cerita ini berasal dari tradisi lisan yang tersebar luas. Catatan tertulis yang paling lama berisi motif serupa termasuk kisah 'Rhodopis' yang dicatat oleh Strabo pada masa kuno dan 'Ye Xian' oleh Duan Chengshi pada abad ke-9. Di Eropa, Giambattista Basile dan kemudian Charles Perrault (dengan 'Cendrillon' tahun 1697) serta Brothers Grimm turut membentuk versi-versi yang dikenal sekarang. Jadi yang menulis "pertama" sulit ditentukan—lebih tepat dikatakan cerita ini hasil perjalanan dan adaptasi lintas zaman dan budaya. Aku selalu kagum bagaimana satu cerita bisa hidup dan berubah begitu banyak di tangan berbagai pembuat cerita.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Bukan Cerita Dongeng
Bukan Cerita Dongeng
Dijodohkan dengan CEO muda, tampan, dan mapan bak cerita dongeng. Tapi jika ikut mendapatkan masalah dan berhadapan dengan masa lalunya, masih mau?
Not enough ratings
66 Chapters
Siapa yang Peduli?
Siapa yang Peduli?
Bagaimana rasanya jika saat terbangun kamu berada di dalam novel yang baru saja kamu baca semalam? Diana membuka matanya pada tempat asing bahkan di tubuh yang berbeda hanya untuk tahu kalau dia adalah bagian dari novel yang semalam dia baca.  Tidak, dia bukan sebagai pemeran antagonis, bukan juga pemeran utama atau bahkan sampingan. Dia adalah bagian dari keluarga pemeran sampingan yang hanya disebut satu kali, "Kau tahu, Dirga itu berasal dari keluarga kaya." Dan keluarga yang dimaksud adalah suami kurang ajar Diana.  Jangankan mempunyai dialog, namanya bahkan tidak muncul!! Diana jauh lebih menyedihkan daripada tokoh tambahan pemenuh kelas.  Tidak sampai disitu kesialannya. Diana harus menghadapi suaminya yang berselingkuh dengan Adik tirinya juga kebencian keluarga sang suami.  Demi langit, Diana itu bukan orang yang bisa ditindas begitu saja!  Suaminya mau cerai? Oke!  Karena tubuh ini sudah jadi miliknya jadi Diana akan melakukan semua dengan caranya!
Not enough ratings
16 Chapters
Phillip and Lillian : Dongeng-dongeng yang Belum Tamat
Phillip and Lillian : Dongeng-dongeng yang Belum Tamat
Beberapa dongeng mempunyai akhir bahagia, beberapa lagi memiliki akhir yang tragis, tapi ada juga beberapa dongeng yang tidak pernah benar-benar tamat. Sebut saja kisah seorang putra mahkota yang tidak pernah dinobatkan menjadi raja, seorang adik yang mengejar balas dendam semu, seorang putri teratai yang tidak pernah menjadi bunga teratai, atau kisah kakak beradik yang dibuang tanpa remah roti. Sekian lama luntang-lantung tanpa ada kepastian, dongeng-dongeng tersebut tanpa sengaja bersatu demi mencapai tujuan yang sama. Berada dalam satu kubu yang sama. Serta berjuang melawan musuh yang sama. Rebutlah akhir bahagia itu, karena kegelapan tidak pantas mendapatkannya.
10
5 Chapters
Bukan yang Pertama
Bukan yang Pertama
*Sequel Istri Nomor Dua* Zaina Rahayu terpaksa menjadi yatim piatu karena kesalahan seorang Nyonya sosialita dari kota. Beruntung wanita kota itu mau bertanggung jawab, dan menawarkan sebuah janji manis sebagai menantu di rumahnya, setelah orang tuanya tiada. Sayangnya, masa lalu sang calon suami membuat Ina hilang respect, dan memutuskan perjodohan itu dengan sepihak. Apalagi dengan sikap dingin dan galaknya sang calon suami. Ina yakin tak akan bisa bertahan hidup dengan pria itu. Lalu, bagaimana saat ternyata takdir tetap mengarahkannya pada pria galak itu? Bisakah Ina bertahan dan membuat sang pria mencintainya? Atau malah kalah dan menyerah dengan cinta yang terlanjur tumbuh tanpa ia sadari. Inilah kisah Zaina Rahayu, gadis lugu yang terjebak dengan pria galak, yang gagal move on dari masa lalunya.
10
55 Chapters
ARKA: Seorang Manusia yang Bukan Siapa-siapa
ARKA: Seorang Manusia yang Bukan Siapa-siapa
Suasana meledak, semua orang maju. Aku segera bergerak cepat ke arah Salma yang langsung melayangkan kakinya ke selangkangan dua pria yang mengapitnya. Aku meraih tangan Salma. Sesuai arahku Ferdi dan tiga temannya mengikutiku. "Fer, bawa!" Aku melepas lengan Salma. Ferdi bergegas menariknya menjauhiku. "Keluar!" tegasku sambil menunjuk arah belakang yang memang kosong. "Nggak, Arka!" teriak Salma, terus menjulurkan tangan. Aku tersenyum. Salma perlahan hilang. Syukurlah mereka berhasil kabur. Hampir lima belas menit, aku masih bertahan. Banyak dari mereka yang langsung tumbang setelah kuhajar. Tapi beberapa serangan berhasil membuat sekujur badanku babak belur. Kini penglihatanku sudah mulai runyam. Aku segera meraih balok kayu yang tergeletak tak jauh, lalu menodongkannya ke segala arah. Tanpa terduga, ada yang menyerangku dari belakang, kepalaku terasa dihantam keras dengan benda tumpul. Kakiku tak kuat lagi menopang, tak lama tubuhku telah terjengkang. Pandanganku menggelap. Sayup-sayup, aku mendengar bunyi yang tak asing. Namun, seketika hening. (Maaf, ya, jika ada narasi maupun dialog yang memakai Bahasa Sunda. Kalau mau tahu artinya ke Mbah Google aja, ya, biar sambil belajar plus ada kerjaan. Ehehehe. Salam damai dari Author) Ikuti aku di cuiter dan kilogram @tadi_hujan, agar kita bisa saling kenal.
10
44 Chapters
Siapa yang Menghamili Muridku?
Siapa yang Menghamili Muridku?
Sandiyya--murid kebanggaanku--mendadak hamil dan dikeluarkan dari sekolah. Rasanya, aku tak bisa mempercayai hal ini! Bagaimana bisa siswi secerdas dia bisa terperosok ke jurang kesalahan seperti itu? Aku, Bu Endang, akan menyelediki kasus ini hingga tuntas dan takkan membiarkan Sandiyya terus terpuruk. Dia harus bangkit dan memperbiaki kesalahannya. Simak kisahnya!
10
59 Chapters

Related Questions

Kapan Cerita Dongeng Cinderella Pertama Kali Diterbitkan?

4 Answers2025-10-04 08:53:18
Ngomong soal 'Cinderella', aku selalu terpesona bagaimana satu cerita bisa punya begitu banyak versi dari zaman ke zaman. Kalau ditanya kapan pertama kali diterbitkan, jawabannya agak rumit: versi sastra yang paling berpengaruh muncul pada 1697, ketika Charles Perrault memasukkan 'Cendrillon' ke dalam kumpulan 'Histoires ou contes du temps passé'. Versi Perrault inilah yang memperkenalkan elemen-elemen ikonik seperti sandal kaca, peri pengasuh, dan labu yang jadi kereta—ciri-ciri yang sering kita bayangkan hari ini. Tapi sebelum Perrault ada cerita-cerita serupa yang jauh lebih tua: ada kisah Yunani kuno tentang 'Rhodopis' yang dicatat oleh Strabo pada abad pertama SM/Masehi, dan versi Tiongkok 'Ye Xian' dari abad ke-9. Jadi, kalau maksudnya "pertama kali diterbitkan" dalam artian versi yang membentuk Cinderella modern, jawabannya 1697. Namun jejak cerita ini sendiri berjalar jauh ke masa lampau, dan itulah yang bikin dongeng ini terasa seperti warisan global—aku suka membayangkan bagaimana tiap versi menambah warna yang berbeda pada kisah itu.

Apa Merchandise Populer Dari Cerita Dongeng Cinderella?

4 Answers2025-10-04 03:05:48
Rak koleksi di kamarku penuh warna karena suka banget ngumpulin barang-barang dari dongeng, dan 'Cinderella' jelas jadi salah satu sumber merchandise favoritku. Paling banyak yang aku lihat itu boneka berpakaian pesta sampai edition collector—ada figure resin yang detailnya rapi, juga boneka cloth dengan kain halus yang mirip gaun biru ikonik. Selain itu, replika kaca sepatu selalu bikin mata berbinar; mulai dari versi acrylic murah sampai versi kristal limited edition yang harganya bisa bikin kaget. Aku pernah pegang satu replika edisi museum—beratnya beda banget dan ada sertifikat keaslian, koleksi semacam itu enak buat pajang di lemari. Selain itu, ada juga pernak-pernik kecil yang gampang bikin senang: pin enamel lucu, gantungan kunci, art print ilustrator indie, sampai Funko Pop edisi khusus. Barang-barang kolaborasi fashion juga seru—kadang ada bros atau kalung bertema kaca sepatu dan motif labu yang elegan. Menurutku, yang membuat merchandise 'Cinderella' tetap populer adalah kombinasi nostalgia, desain yang romantis, dan banyak opsi buat semua kantong. Pasang lampu display, taruh satu atau dua replika di rak, dan suasana kamar langsung berasa seperti ballroom mini—cukup buat senyum tiap lihatnya.

Bagaimana Versi Indonesia Mengadaptasi Cerita Dongeng Cinderella?

4 Answers2025-10-04 19:44:28
Aku selalu kebayang versi 'Cinderella' yang dipindahin ke kampung halaman, lengkap dengan piring kaca diganti selop batik dan istana berganti pendopo balai desa. Dulu waktu kecil aku sering nangkep cerita-cerita lokal yang bener-bener bikin aku merasa dekat sama tokoh. Dalam adaptasi Indonesia, banyak pembuat cerita memilih menukar latar Eropa jadi desa atau kampung, biar pembaca/penonton bisa relate — kebaya, gamelan, dan arsitektur joglo muncul menggantikan gaun dan ballroom. Adegan pesta besar biasanya bukan dansa sarung di ballroom, melainkan kenduri atau pesta adat yang penuh tumpeng dan wayang. Bukan cuma setting: unsur gaib juga ikut dirombak, dari peri pohon berubah jadi makhluk lokal seperti nenek kebayan, or roh leluhur yang ngasih pertolongan. Yang aku suka, pesan moralnya sering disesuaikan; gotong royong, rasa hormat pada orang tua, dan nilai komunitas lebih ditekan ketimbang romantisisme individual. Tokoh utama sering digambarkan lebih aktif menempuh nasibnya, atau keluarga dan tetangga yang turut berperan menemukan 'sepatu' itu — yang kadang bukan sepatu kaca, melainkan selop, gelang, atau kain batik yang tertinggal. Versi macam ini bikin kisah klasik terasa hangat dan akrab banget buatku.

Bagaimana Fanfiction Mengubah Tokoh Cerita Dongeng Cinderella?

4 Answers2025-10-04 01:51:56
Salah satu hal yang selalu membuat aku terpana adalah bagaimana penggemar bisa mengambil gambaran klise 'Cinderella' dan mengubahnya jadi karakter yang terasa hidup dan kompleks. Dalam beberapa fanfiction, Cinderella diberi agenda, trauma, atau latar belakang yang tidak pernah dikisahkan dalam dongeng klasik: ia bisa menjadi yatim yang penuh dendam, pejuang yang menyembunyikan identitasnya, atau penulis yang menggunakan sepatu kaca sebagai metafora kehidupan. Ada yang memperdalam hubungan keluarga, menjelaskan alasan langkah kejahatan ibu tiri, atau malah membalik peran sehingga pangeran jadi yang perlu diselamatkan. Efeknya bukan cuma estetika—tokoh itu berubah fungsi. Dari simbol kebajikan pasif, ia menjadi agen cerita, subjek konflik, atau bahkan figur kontroversial yang memaksa pembaca mempertanyakan moralitas asli dongeng itu. Kadang hasilnya menghangatkan hati, kadang mengganggu, tapi selalu memperkaya dunia naratif 'Cinderella'. Aku suka ketika fanfiction membuka celah empati untuk tokoh yang awalnya satu-dimensi; itu membuat dongeng lama terasa relevan lagi.

Bagaimana Penulis Menutup Cerita Dongeng Cinderella Versi Asli?

4 Answers2025-10-04 19:19:44
Entah, ending versi-versi lama itu selalu berhasil buat aku mikir dua kali tentang kebahagiaan di dongeng. Dalam versi paling populer di Prancis yang ditulis Charles Perrault, 'Cendrillon' ditutup dengan nuansa manis: si gadis miskin jadi istri pangeran setelah sepatu kaca pas di kakinya. Perrault menekankan moral—kebaikan hati, kesopanan, dan bantuan dari peri jadi jalan menuju kebahagiaan. Akhirnya ada perayaan, pengampunan, dan kalimat yang hampir sinonim dengan "hidup bahagia selamanya". Itu terasa hangat, penuh harapan. Di sisi lain, versi Jerman oleh Brothers Grimm, 'Aschenputtel', menutup cerita dengan nada yang jauh lebih gelap dan memuaskan secara naratif: kedua saudari tiri mencoba menipu untuk mendapatkan pangeran, bahkan memotong tumit dan ujung kaki agar sepatu masuk. Kebenaran terbongkar dan di hari pernikahan, burung-burung membalas dendam—mematuk mata saudari tiri sampai buta. Aku suka bagaimana dua penulis berbeda menutup cerita yang sama dengan pesan yang bertolak belakang; satu pengampunan lembut, satu pembalasan yang tegas. Itu bikin dongeng ini terasa hidup sekaligus kompleks, nggak cuma belaka "dan mereka hidup bahagia".

Apa Pesan Moral Utama Dalam Cerita Dongeng Cinderella?

4 Answers2025-10-04 13:01:50
Masih terbayang adegan sepatu kaca yang jatuh dan bagaimana semuanya berubah untuk tokoh utama di 'Cinderella'—itu yang membuatku berpikir soal pesan moral utama cerita ini. Bagiku, pesan paling kuat adalah nilai kebaikan dan ketabahan. 'Cinderella' menegaskan bahwa sikap baik hati, sabar, dan tetap menjaga martabat meskipun diperlakukan tidak adil, punya kekuatan sendiri. Tapi bukan hanya soal menunggu keajaiban; ada juga elemen kerja keras dan kesetiaan terhadap jati diri. Di banyak versi, kebaikan Cinderella menarik bantuan (entah dari peri atau orang lain), yang menunjukkan bahwa kebaikan sering memunculkan dukungan balik. Di sisi lain, cerita ini juga mengajarkan tentang harapan dan kemungkinan perubahan status sosial—bahwa hidup bisa berubah lewat peluang dan hubungan. Aku suka bagaimana cerita klasik itu memberi ruang untuk bermimpi tanpa kehilangan rasa hormat pada diri sendiri. Itu selalu membuatku senyum, sekaligus berpikir soal cara kita bisa menerapkan kebaikan dan keberanian dalam kehidupan nyata.

Mengapa Cerita Dongeng Cinderella Tetap Populer Di Indonesia?

4 Answers2025-10-04 16:31:40
Lihat, aku masih bisa merasakan getarannya setiap kali nama 'Cinderella' disebut di ruang keluarga. Dulu, sebelum ada layar lebar yang memukau, cerita itu sering dipentaskan dengan sederhana: ibu atau nenek mengisah di sela-sela memasak, anak-anak menatap sambil berharap ada keajaiban nyata. Di Indonesia, budaya bertutur yang kuat membuat cerita seperti 'Cinderella' gampang nempel — plotnya sederhana, karakter mudah diingat, dan pesan moralnya terang: kerja keras, kebaikan hati, dan harapan akan perubahan nasib. Selain itu, unsur visualnya kuat. Gaun, sepatu, dan transformasi magis itu mudah divisualkan dalam pementasan rakyat, pagelaran sekolah, bahkan acara pernikahan. Adaptasi film dan animasi, terutama versi berbahasa Indonesia, memperkuat ingatan kolektif generasi demi generasi. Ada juga faktor psikologis: masyarakat yang masih memendam hasrat mobilitas sosial sering menemukan resonansi dalam dongeng tentang gadis sederhana yang naik ke kelas sosial lebih tinggi. Jadi bukan hanya soal romantisme atau 'happily ever after', melainkan kombinasi nostalgia, ketersediaan media yang mudah diadaptasi, dan simbol-simbol perubahan yang relevan dengan pengalaman banyak orang di sini. Aku sendiri masih suka tersenyum kalau ingat adegan tarian dan sepatu itu — sederhana, tapi penuh makna.

Film Mana Yang Paling Setia Pada Cerita Dongeng Cinderella?

4 Answers2025-10-04 09:41:48
Di teater kecil yang bau popcorn itu aku kerap membandingkan tiap adegan 'Cinderella' yang kutonton dengan versi dongengnya—dan kalau diminta memilih yang paling setia, aku condong ke versi Kenneth Branagh tahun 2015. Film itu menjaga banyak elemen inti dari cerita Perrault: ibu peri yang jelas-jelas ada, labu berubah jadi kereta, sepatu kaca sebagai titik fokus nasib si tokoh utama, serta pesan moral tentang kebaikan dan kesopanan yang diberi penekanan. Branagh menambahkan kedalaman pada karakter, terutama hubungan si tokoh utama dengan ibunya dan sang ayah, sehingga motivasinya terasa logis tanpa mengubah struktur dasar dongeng. Bandingkan dengan 'Cinderella' Disney 1950 yang menambahkan banyak unsur kartun—hewan peliharaan yang cerewet, lagu-lagu yang jadi ciri khas, serta humor yang membuatnya lebih adaptif untuk anak-anak tapi sedikit menjauh dari nuansa orisinal Perrault. Kalau mau jujur pada teks dongeng tradisional, versi Branagh mengambil posisi paling aman: tetap magis dan romantis, tapi tidak bereksperimen terlalu jauh sampai mengubah inti cerita. Itu yang bikin aku merasa puas saat menontonnya—ada rasa nostalgia sekaligus penyajian yang rapi dan berperasaan.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status