Novelis Adalah

Pernikahan Raja Vampire (Indonesia)
Pernikahan Raja Vampire (Indonesia)
An adalah novelis yang tidak populer, bahkan penghasilannya dari menulis sangat kecil. Tidak banyak pembaca karyanya, ia hanya bisa merenung dan melihat tulisannya penuh cinta. Dia suka komposisinya sendiri, mengejar hingga selesai. Raja vampir akhirnya hidup bahagia bersama keluarganya. Tetapi sesuatu yang aneh membawanya ke tempat yang akrab. "Apakah aku di dunia novelku sendiri? Ini luar biasa, dan lebih indah dari dunia asliku!"*Bahasa Indonesia dan Inggris ringan
9.2
304 Chapters
Lady Bug
Lady Bug
Di toko buku Vivi, si author abal-abal yang tidak suka membaca dan hanya bisa copy-paste karya orang, bertemu pemuda super tampan yang dia klaim sebagai calon imam dan bapak dari anak-anaknya kelak. Ternyata pemuda orang hebat di dunia literasi. Bagaimana kisah Vivi dalam usaha menjadi novelis terkenal?
9.7
45 Chapters
Istri Kontrak Tuan Nathan
Istri Kontrak Tuan Nathan
"Lepaskan saya! Saya bersumpah akan menaklukkan Anda di bawah kaki saya, Tuan tampan!" Alicia Wood. "Saya pun bersumpah akan menjadikan Anda sebagai wanita yang hidup di bawah kaki saya! Jadi, cepat tandatangani kontrak dan menikah!" Nathan Czarford. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah yang pantas disematkan kepada Nathan Czarford. Pria 29 tahun ini ditinggal sang kekasih pergi mengejar karir. Tidak hanya itu, berita negatif mengatakan bahwa Nathan adalah penyuka sesama jenis muncul sehingga membuat sang kakek murka dan memaksanya untuk menikah. Untuk menutupi kedua skandal tersebut, Nathan pergi ke kantor pencatatan sipil sesuai saran sang asisten. Dia bertemu dengan Alicia yang gagal menikah. Kemudian, Nathan pun menyodorkan kontrak pernikahan kepada Alicia. Namun, sang mantan kekasih justru kembali hadir di kehidupan Nathan. Alicia Wood. Tepat di usia 22 tahun, seorang novelis juga pekerja paruh waktu ini bernasib sial karena gagal menikah. Dia menangis tersedu-sedu di depan kantor pencatatan sipil. Dia terlibat cinta masa lalu yang sulit dilupakan dan memiliki kebencian mendalam terhadap pria karena kegagalannya. Apakah Nathan berhasil membuat Alicia menandatangani kontrak pernikahan atau dia justru memilih menerima cinta lamanya kembali? *** Hello, Zoyaliciouz! Please find me on IG: @zoyaalicia_dmitrovka
10
123 Chapters
Sir, You are Dumb!
Sir, You are Dumb!
Demi menghilangkan kegelisahan sang ibu, Selena Brawijaya, gadis berusia 24 tahun yang merupakan seorang novelis, akhirnya menikah dengan seorang lelaki asing yang sama sekali tak dikenalnya. Lelaki berparas menawan yang memiliki karir gemilang sebagai seorang tentara. Yang sayangnya, ia memiliki trauma mendalam yang telah mengakar kuat dalam dirinya. Janji suci di depan penghulu pun seakan hanyalah ritual belaka, layaknya cangkang kosong tanpa isi. Lantas, apa yang akan dilakukan Selena dengan status ikatan suami-istri yang mereka miliki di saat ia memiliki keyakinan kuat bahwa apa pun yang terjadi dalam hidupnya bukanlah suatu kebetulan? Tak butuh waktu ribuan tahun bersama untuk menyadarinya. Karena di detik yang sama saat ia tahu dirinya tak lagi mampu menolak takdir yang telah ditetapkan untuk dirinya itu, ide cemerlang langsung muncul di benaknya. Sebagai seorang novelis yang telah memiliki ratusan juta pembaca di seluruh dunia, tentu ia tidak akan mau dirugikan baik secara mental maupun fisik karena pernikahan yang sama sekali tak ia inginkan ini. Dan menikah dengan seorang tentara yang kehidupannya syarat akan kedisiplinan dan kerja keras, mengangkat senjata menantang maut, bergerilya di rimbunnya hutan belantara bersantap ular, tentu akan memberinya gambaran utuh yang tak semua orang mengetahuinya. Ini adalah harta karun. Ide itulah yang membuatnya tak lagi menyuarakan protes tentang perjodohan mereka, alih-alih, gadis itu justru mengangguk mantap tanpa sedikit pun keraguan. Apa yang ia khawatirkan dengan pernikahan yang memiliki berlembar-lembar poin kesepakatan? Terlebih lagi, kesepakatan tentang tak akan saling menyentuh tanpa persetujuan. Dan dari yang ia lihat dari sosok menawan Arjuna, lelaki itu adalah lelaki sejati yang tak akan pernah melanggar janji yang telah disepakati. Di sisi lain, Arjuna sama sekali tak menyadari tentang akal bulus calon istrinya itu. Ia sama sekali tak pernah berpikir jika gadis bar-bar itu akan dengan begitu riang gembira mengikutinya ketika tengah menjalankan sebuah misi rahasia, dan tentu saja, tanpa sepengetahuannya.
10
22 Chapters
Love in Kyoto
Love in Kyoto
Anindya Vannisa Putri, adalah seorang mahasiswi yang mendapatkan kesempatan untuk kuliah di Universitas Kyoto, Jepang. Ia mengambil kuliah di Universitas di Surabaya jurusan Bahasa Jepang. Senangnya hati Nindy, panggilan gadis remaja itu yang berbinar-binar saat membaca pengumuman bahwa ia lolos menjadi mahasiswi pertukaran ke Jepang. Nindy yang sejak kecil bermimpi pergi ke Jepang, karena ibunya adalah seorang novelis yang sering menceritakan tentang negeri matahari itu. Berkat doa dari sang ibu, ada jalan menuju kesana. Dari ia mengambil kuliah jurusan sastra Jepang, kemudian mendaftarkan diri secara acak dimana para peserta wajib mengikuti ujian. Berhasillah Nindy lolos masuk tiga besar. Singkat cerita, Nindy bersama dengan seorang teman lainnya pergi ke Kyoto-Jepang. Di sana ia tinggal di dalam sebuah dorm atau apartemen kecil khusus untuk mahasiswa pertukaran. Mempelajari berbagai macam budaya Jepang dan keunikan-keunikan lainnya, membuat Nindy selalu tak lupa membawa kamera dan dipost melalui jejaring sosial facebooknya. Agar ibu Nindy juga bisa memantau aktivitas anaknya tersebut. Hingga pada suatu hari, ketika bulan demi bulan berlalu. Ia berkenalan dengan seorang laki-laki yang kuliah di Universitas Seika. Tetapi berbeda jurusan, ia mengambil jurusan ilustrator komik. Namanya Takuya. Seorang pemuda berumur 23 tahun dan bekerja di toko boneka. Dari perkenalan itu, berbincang-bincang mengenai dunia komik yang ternyata adalah kesukaan Nindy juga. Di sana mereka bertemu, di sana pula mereka harus berpisah. Ketika waktu memisahkan jarak mereka, dan keharusan Nindy yang wajib pulang ke Indonesia oleh sebab hanya mendapatkan jatah 1 tahun. Pada saat terakhir mereka bertemu, Nindy berkata bahwa ia mencintai Takuya. Begitupun ternyata Takuya juga mencintai Nindy dan memberikan kecupan terakhir di pipi Nindy. Sebelum Nindy kembali ke Indonesia, Takuya mengajak gadis itu berkeliling Kyoto dan mengabadikan momen-momen mereka. Takuya berjanji pada Nindy setelah kuliahnya rampung, ia akan menyusul Nindy ke Indonesia, dan tinggal di kota Bali. Menjadi guru ilustrator komik disana.
10
16 Chapters
TERJEBAK MANISNYA PSIKOPAT GILA
TERJEBAK MANISNYA PSIKOPAT GILA
Pada siang hari Ha Ji-an hanyalah seorang guru sekolah menengah biasa yang sering di sepelekan orang, tetapi pada malam hari, dia adalah novelis horor top Korea Selatan. Ha Ji-an merupakan penulis buku terlaris dari seri Endless Night. Namun di balik nama penanya yang terdengar keras, Ed Scar. Ji-an sebenarnya seorang pengecut yang selalu takut dengan segala hal. Ketakutan terburuknya menjadi kenyataan saat keyboard yang dia pesan secara online entah bagaimana membuat semua yang dia tulis menjadi hidup, termasuk karya aslinya yakni karakter Hades, seorang pembunuh berantai yang dengan kejam memburu penjahat. Satu-satunya harapan JI-an untuk bertahan hidup adalah agar Hades mencintainya. Bisakah seorang penulis novel horor ini merubah situasi untuk menyelamatkan hidupnya sendiri, entah dengan melenyapkan sang tokoh utama atau sebelum dia benar-benar jatuh cinta padanya?
10
74 Chapters

Novelis Adalah Pemegang Hak Cipta Saat Bukunya Diadaptasi?

4 Answers2025-10-30 15:06:06

Ada kalanya aku merasa ini soal yang bikin kepala panas, tapi intinya cukup sederhana: hak cipta pada awalnya memang milik si penulis. Dalam banyak yurisdiksi penulis otomatis memegang hak eksklusif atas karyanya — hak untuk menggandakan, menerjemahkan, menyebarkan, dan tentu saja membuat karya turunan seperti adaptasi film atau serial. Itu berarti kalau orang lain mau bikin versi layar dari novelnya, mereka perlu izin eksplisit dari pemegang hak.

Realitanya, banyak novel pernah 'dibagi' lewat kontrak: penerbit atau rumah produksi bisa diberi lisensi atau hak penuh lewat penjualan/penugasan. Perusahaan film biasanya pakai 'option agreement' dulu, bayar untuk hak eksklusif sementara, lalu bayar lagi jika jadi produksi. Ada juga kasus work-for-hire, di mana pihak yang mempekerjakan bisa otomatis memegang hak — itu bukan hal yang tabu di beberapa kontrak. Selain itu, di beberapa negara hak moral (misalnya hak untuk diakui sebagai pengarang atau menentang mutilasi karya) tetap melekat pada penulis meski hak ekonomi ditransaksikan.

Jadi kebijakan terbaik menurutku: baca kontrak sampai detail, usahakan mempertahankan hak-hak penting (seperti hak untuk sekuel, adaptasi di medium lain, atau reversion clause jika produksi tidak terjadi), dan pastikan klausul mengenai kredit dan pembagian keuntungan jelas. Aku selalu merasa lega kalau penulis bisa tetap terlibat—adaptasi yang baik sering muncul dari kerja sama, bukan pelepasan total hak. Itu cara paling aman supaya cerita tetap hidup seperti yang kita bayangkan.

Novelis Adalah Tokoh Kunci Dalam Kolaborasi Adaptasi Seperti Apa?

4 Answers2025-10-30 11:20:40

Gambaran paling hidup yang ada di kepalaku tentang peran novelis dalam adaptasi adalah sebagai penjaga jiwa cerita — bukan sekadar pencipta premis, tapi orang yang paham betul nada, motif, dan kepedihan yang membuat pembaca jatuh cinta pada karya itu.

Aku sering berpikir novelis hadir sebagai referensi moral dan emosional saat cerita dipotong-potong jadi adegan-adegan visual. Mereka bisa membantu menyeleksi apa yang harus dipertahankan agar karakter tetap terasa 'nyata', memberi konteks latar yang tak terlihat di layar, atau menulis ulang dialog agar tetap setia pada suara tokoh. Di banyak proyek, keterlibatan mereka bervariasi: ada yang aktif menulis skenario, ada yang hanya memberi catatan, dan ada yang diberi peran eksekutif kreatif. Peran itu krusial ketika adaptasi mencoba menambah atau mengubah plot — tanpa penulis yang bisa menjelaskan kenapa suatu hal penting, adaptasi sering kehilangan inti cerita.

Di sisi lain, aku juga paham bahwa melepaskan sedikit kontrol kadang perlu supaya karya bisa bernapas di medium baru. Novel dan film punya logika berbeda; ruang batin tokoh sering kali harus diubah jadi ekspresi visual. Bagiku, kolaborasi terbaik adalah yang saling menghormati: sutradara yang berani eksplorasi, dan novelis yang tahu kapan harus mempertahankan core dan kapan harus memberi ruang. Akhirnya, ketika semuanya sinkron, adaptasi itu terasa seperti kelahiran ulang — bikin aku senyam-senyum sekaligus terharu.

Novelis Adalah Profesi Yang Membutuhkan Keterampilan Apa?

4 Answers2025-10-30 17:01:44

Ada kalanya keterampilan seorang novelis terasa seperti kotak alat yang selalu terus diisi—dan aku suka membongkar isinya satu per satu.

Pertama, ada kemampuan bercerita: kemampuan merangkai konflik, membangun ketegangan, dan menuntun pembaca sampai halaman terakhir. Itu bukan cuma bakat melainkan teknik yang diasah lewat membaca banyak karya, menulis ulang adegan, dan memahami ritme narasi. Kedua, karakterisasi penting; aku belajar menulis dialog yang terasa alami dan memberi latar belakang psikologis bagi tokoh sehingga tindakan mereka masuk akal bahkan saat mereka membuat keputusan buruk.

Selain itu, disiplin menulis dan kemampuan merevisi adalah kunci. Banyak orang berpikir naskah yang bagus muncul sekaligus, padahal seringnya saya menulis draf buruk berulang kali sampai bagian yang benar-benar menyentuh muncul. Terakhir, kemampuan observasi dan empati membantu menangkap detail kecil—mulai dari gestur tangan sampai cara bicara—yang membuat cerita terasa hidup. Di akhir hari, menulis bagi saya adalah campuran kreativitas, kerja keras, dan keberanian untuk terus memperbaiki karya hingga tulang rusuk ceritanya kuat dan berdetak.

Novelis Adalah Sumber Inspirasi Untuk Adaptasi Film Bagaimana?

4 Answers2025-10-30 23:33:22

Ada sesuatu magis saat membaca novel yang kemudian aku lihat hidup di layar—itu seperti melihat kenangan sendiri tiba-tiba dibentuk ulang oleh orang lain.

Aku suka memperhatikan bagaimana penulis menanamkan ritme cerita: kalimat-kalimat pendek untuk ketegangan, paragraf panjang untuk penghayatan. Sutradara dan penulis naskah sering mengambil ritme itu sebagai acuan tempo film. Kalau novel penuh monolog batin, adaptasi biasanya mencari cara visual atau suara latar untuk memberi “suara” yang setara tanpa kehilangan energi aslinya.

Di pengalaman menontonku, adaptasi paling memikat adalah yang menangkap inti tematik penulis—bukan menyalin setiap adegan. Kadang adegan favoritku dipangkas demi fokus emosional yang lebih kuat; kadang dialog dirombak supaya lebih natural di layar. Novel memberi peta: karakter, motif, simbol; tugas pembuat film adalah memilih jalur yang paling efektif agar penonton merasakan peta itu dalam 90–150 menit. Itu proses kolaboratif yang sering bikin deg-degan, tapi ketika selaras, hasilnya terasa seperti kelahiran ulang karya yang tetap menghormati sumbernya.

Kapan Novelis Menggunakan Kata Kata Sastra Untuk Efek Dramatis?

4 Answers2025-10-21 04:39:56

Ada momen dalam bacaan yang membuat napas terasa berat—itu biasanya saat penulis sengaja memilih bahasa yang 'sastra' untuk menendang efek dramatis.

Aku sering terpukau ketika deskripsi mendadak berubah jadi musik: kalimat memanjang, metafora datang seperti ombak, dan ritme kata-kata melambatkan waktu di halaman. Penulis pakai trik itu untuk menandai titik balik emosional, memberi ruang pada perasaan tokoh, atau membiarkan pembaca meresapi konsekuensi peristiwa. Contohnya, sebuah adegan perpisahan bisa terasa biasa jika ditulis langsung, tapi dengan pilihan kata yang rapi dan metafora yang meluncur lembut, momen itu berubah jadi sesuatu yang susah dilupakan.

Di sisi lain, aku bukannya mendukung penggunaan bahasa puitis sepanjang buku. Ada saatnya untuk bahasa pasif dan polos—misalnya saat membangun dunia atau dialog cepat—karena kelebihan gaya justru bisa membuat pembaca lelah. Jadi, bagi saya, penulis menggunakan kata-kata sastra sebagai alat sorot: dipakai pada momen-momen penting untuk memperlambat, menonjolkan, atau menyalakan resonansi emosional yang ingin ditinggalkan di benak pembaca. Itu terasa seperti menekan pedal rem supaya setiap detil bergaung lebih lama.

Novelis Adalah Penentu Gaya Dalam Genre Fiksi Modern Apa?

4 Answers2025-10-30 11:03:28

Garis tipis antara literatur dan genre sering ditentukan oleh novelis yang berani bereksperimen. Aku selalu kagum melihat bagaimana satu penulis bisa mengubah cara bercerita di sebuah genre: bukan hanya plot atau tema, tapi nada, ritme bahasa, dan cara karakter berpikir. Contohnya, pengaruh novelis pada fiksi spekulatif modern sangat besar—ketika penulis seperti 'Philip K. Dick' atau 'Margaret Atwood' menulis dengan kecokelatan emosional sekaligus ide-ide besar, banyak penulis lain meniru intensitas internal itu dalam fiksi ilmiah yang lebih kontemporer. Di sisi lain, novelis juga pemimpin gaya dalam fiksi realis kontemporer dan sastra. Mereka yang fokus pada suara interior dan observasi detail—bayangkan pengaruh 'Kazuo Ishiguro' atau penulis-penulis postmodern—membuat cara penulisan yang introspektif menjadi trend, memengaruhi banyak penulis genre lain untuk memasukkan sudut pandang psikologis lebih dalam ke dalam cerita mereka. Untuk fiksi kriminal dan noir, gaya gelap yang bernada lirikal datang dari penulis yang mengutamakan atmosfer dibanding aksi semata. Akhirnya, novelis tak hanya menentukan estetika, mereka men-setting ekspektasi pembaca: apakah sebuah cerita akan menekankan kerumitan karakter, worldbuilding, atau twist struktural. Itu alasan kenapa aku sering kembali ke novel sebagai referensi gaya ketika ingin tahu ke mana sebuah genre bergerak—selalu ada sesuatu baru untuk dirasakan dan dipelajari.

Berapa Panjang Ideal Fiksi Adalh Untuk Debut Novelis Pemula?

3 Answers2025-08-29 17:14:01

Waktu pertama kali aku kepikiran soal panjang ideal buat debut, aku lagi duduk di kafe sambil baca ulang halaman pertama draf lama sambil menyesap kopi—rasanya semua kekhawatiran itu mendadak berkurang. Intinya: aku biasanya bilang, target realistis itu sekitar 70.000–90.000 kata untuk novel fiksi umum. Angka ini cukup panjang buat membangun karakter, alur, dan dunia tanpa bikin pembaca kecapekan atau editor mengernyit karena terlalu bertele-tele. Ada pengecualian, tentu saja; beberapa karya seperti 'The Great Gatsby' jauh lebih pendek, sementara fantasi epik sering melangit sampai 120.000 kata. Namun untuk debut, terlalu panjang itu berisiko karena penerbit atau agen sering lebih suka teks yang terfokus dan mudah dinilai.

Aku pernah menulis draf 120.000 kata dan memotongnya sampai 85.000—proses itu brutal tapi menyadarkan aku soal apa yang esensial dan apa yang cuma dekorasi. Strategi yang kupakai adalah: lihat tiap bab, tanyakan apakah tiap adegan menggerakkan plot atau mengembangkan karakter. Kalau nggak, potong. Selain itu, baca novel pembanding (comparables) di genre yang sama dan catat kira-kira berapa kata mereka—itu memberi gambaran realistis tentang ekspektasi pasar. Untuk YA biasanya 50.000–80.000, romance 70.000–90.000, misteri 70.000–90.000, sedangkan fantasi debut sebaiknya diusahakan di bawah 100.000 kecuali benar-benar perlu.

Saran praktis dari aku: tulis dulu sampai selesai tanpa terlalu mikir angka, lalu atur ulang di revisi. Pakai beta reader untuk tahu bagian mana yang terasa melambat. Dan sebelum kirim ke agen atau penerbit, pastikan 10–20 halaman pembuka benar-benar tajam; panjang total penting, tapi impresi awal seringkali yang menentukan. Kalau masih ragu, jangan takut memecah cerita jadi seri atau novella—kadang itu pilihan yang lebih cerdas daripada memaksakan satu volume super panjang.

Apakah Novelis Menjelaskan Makna 'Maaf? Tidak Untukku'?

2 Answers2025-10-15 06:31:46

Gelar 'Maaf? Tidak untukku' langsung terasa seperti tantangan kecil — judul yang berteriak sekaligus merayu, dan itu membuatku ingin menyelami tiap baris untuk tahu siapa yang mengatakan itu dan kenapa.

Saat saya membaca, saya merasakan bahwa sang novelis sengaja tidak memberi definisi tunggal. Alih-alih menuliskan sebuah penjelasan tegas di paragraf pertama atau menyisipkan glosarium emosi, dia menata serangkaian adegan yang perlahan mengukir makna itu: momen-momen ketika tokoh menolak permintaan maaf karena luka yang terlalu dalam, ketika penyesalan datang terlambat, atau ketika kata 'maaf' dipakai untuk menutupi ego. Teknik naratifnya seringkali subtil — potongan dialog yang terputus, monolog batin yang kontradiktif, bahkan pengulangan kata-kata kecil yang membuat frasa itu bergema di kepala pembaca.

Menurutku, makna 'Maaf? Tidak untukku' lebih merupakan tema yang dirangkai lewat tindakan daripada sebuah definisi eksplisit. Ada adegan-adegan kunci yang memberi petunjuk: misalnya, saat seorang tokoh menutup pintu tanpa menoleh, atau ketika seorang lain menerima maaf tapi tubuhnya tetap tak tenang. Itu semua menunjukkan bahwa penolakan bisa lahir dari harga diri, dari trauma, atau dari keputusan sadar untuk tidak kembali ke situasi yang merusak. Penulis memberi ruang bagi pembaca untuk mengisi kekosongan itu dengan pengalaman sendiri—entah kita menganggap penolakan itu sebagai pemberdayaan atau sebagai dinding yang dibangun karena takut terluka lagi.

Akhirnya aku merasa sang novelis memang memilih kecermatan alih-alih penjelasan jelas: dia mempercayai pembaca untuk merangkai makna. Itu bikin kadang frustasi—aku ingin dijawab—tapi sekaligus memuaskan karena setiap kali kututup buku, frasa itu masih menempel, menantang aku untuk menimbang setiap maaf yang kuterima atau kutolak dalam hidupku. Itu cara penceritaan yang berani, dan buatku, membuat cerita ini tetap hidup lama setelah halaman terakhir ditutup.

Novelis Adalah Profesi Dengan Penghasilan Rata-Rata Berapa?

4 Answers2025-10-30 01:44:19

Tidak semua penulis hidup enak, itu jelas.

Di Indonesia dan global, penghasilan penulis novel sangat bervariasi—mulai dari hampir nol sampai puluhan atau bahkan ratusan juta rupiah per tahun untuk yang masuk kategori best-seller. Banyak penulis pemula hanya mendapatkan sedikit royalti atau honor dari penerbit, kadang cuma cukup untuk menutup biaya cetak dan promosi. Untuk penerbit tradisional, skema umum adalah pembayaran di muka (advance) yang kecil sampai sedang dan royalti persentase dari harga jual; angka royalti umum yang sering disebut-sebut berkisar antara 5–15% dari harga jual atau dari bersih penjualan.

Sisi lain yang sering terlupakan adalah penulis yang memilih jalur self-publishing: untuk buku digital, platform tertentu memberi persentase lebih tinggi—kadang sampai sekitar 70% untuk e-book—namun penulis harus menanggung semua biaya promosi sendiri. Di samping itu, banyak penulis menggabungkan penghasilan dari hak terjemahan, lisensi adaptasi, kerja freelance, atau mengajar menulis untuk menambal pendapatan utama.

Jadi, kalau kamu tanya "rata-rata"—jawabannya bergantung definisi: rata-rata statistik seringkali rendah karena jumlah penulis sukses sangat sedikit, sementara median tiap kelompok bisa berbeda jauh. Intinya, menulis novel bisa menjadi sumber penghasilan, tapi biasanya bukan jalan cepat menuju kestabilan finansial tanpa strategi dan diversifikasi pendapatan.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status