Sapardi Djoko Damono

Tuan Muda
Tuan Muda
Jeremy,dia bukanlah siapa- siapa. Sepanjang hidup, dia kenyang dirundung orang- orang di sekelilingnya. Tidak ada yang perduli dan menghargainya. Siapa yang mau perduli pada si miskin? Hanya Esmeralda, istri yang tulus mencintainya. Selalu berdiri disamping Jeremy dan menguatkannya menghadapi perundungan yang bahkan datang dari keluarganya sendiri. Jeremy tidak menginginkan apapun, kecuali membahagiakan Esmeralda. Tanpa diduga, hidup Jeremy berubah. Dia adalah Tuan Muda yang hilang. Dengan uang dan kekuasaan di tangannya, Jeremy berjanji akan fokus membahagiakan Esmeralda dan diam- diam membalaskan dendam kepada orang- orang yang meremehkannya dan membuat sedih Esmeralda. YUK BACA YUKKK
8.6
147 Chapters
Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu
Kubiarkan Kau Bersama Selingkuhanmu
Nadine tahu kebusukan yang dilakukan suaminya, terlebih lagi wanita yang menghancurkan pernikahannya adalah kakak iparnya sendiri! Tapi dia membiarkan suaminya bersenang-senang bersama selingkuhannya selagi Nadine memikirkan cara untuk membalas pengkhianatan kepada mereka.
9
164 Chapters
Jagoan di Puncak Kejayaan
Jagoan di Puncak Kejayaan
Seorang pekerja kantoran kecil—yang terus-menerus diremehkan oleh orang lain dan ditinggalkan oleh istrinya—berubah menjadi yang terkaya di antara yang kaya dalam semalam.
9
875 Chapters
Menantu Super Kaya
Menantu Super Kaya
Davin dianggap sebagai calon menantu sampah. Dia dihinakan di hadapan semua orang. Tanpa disadari, segerombol pria berjas hitam membawanya, dan saat itu juga dia menjadi miliarder terkaya di Asia!
8.4
577 Chapters
Suami Miskinku Ternyata Konglomerat
Suami Miskinku Ternyata Konglomerat
"Asal Abang tau, jika eneng tuh disuruh bercerai dari Abang, karena Abang dianggap miskin." Risma, seorang perempuan desa yang menikah dengan Riswan, pemuda dari luar desanya yang mengaku sebagai yatim piatu dan tidak punya sanak saudara. Rumah tangga mereka selalu dihina dan direndahkan oleh saudara-saudaranya, termasuk oleh bapaknya sendiri, Juragan Hasyim, karena kehidupan mereka yang miskin.Risma selalu membela suaminya, tidak mempermasalahkan kehidupannya yang susah karena merasa tidak pernah menyusahkan keluarga besarnya. Riswan yang penyabar walaupun selalu dihina membuat Risma merasa kesal. Risma tidak mempermasalahkan hidupnya yang susah, tetapi dia tidak terima jika orang miskin dianggap tidak punya harga diri.Riswan pada akhirnya mengetahui jika istrinya itu dipaksa untuk bercerai dengannya, hingga akhirnya dia pergi meninggalkan istri dan anak-anaknya, dan kembali lagi dengan menunjukkan siapa diri dia yang sebenarnya.
9.1
395 Chapters
Putra Sang Presdir
Putra Sang Presdir
Lerina dibuang setelah pamannya berhasil merebut semua harta peninggalan orang tuanya. Dia terpaksa menumpang di rumah seoaran pelayan temannya. Dia harus mencari pekerjaan saat itu, namun nasib baik tidak berpihak padanya. Hingga temannya Rivera mendengar dari orang tuanya, ada pria kaya yang ingin memiliki anak tanpa menikah. Dia menawarkannya. Lerina yang memang sangat membutuhkan uang untuk tempat tinggal, kehidupan sehari-hari juga biaya untuk kuliah, akhirnya menerima tawaran itu. Lima tahun kemudian takdir mempertemukan mereka.
9.7
345 Chapters

Bagaimana Puisi Sapardi Menggambarkan Tema Kerinduan?

4 Answers2025-10-14 21:12:49

Puisi-puisinya selalu membuatku terdiam. Aku ingat pertama kali membaca 'Aku Ingin' sambil menyesap kopi dingin—bahkan cara dia menulis kata-kata sederhana itu terasa seperti napas yang lama tersimpan. Sapardi tidak memaksa pembaca untuk memahami rindu lewat metafora berat; dia menaruh rindu pada benda-benda sehari-hari, pada gerak matahari dan hujan, sehingga rindu terasa sangat mungkin dan dekat.

Bahasanya minimalis tapi padat; baris pendek, jeda yang ditinggalkan antarbaris, dan pengulangan sederhana seperti pengulangan napas membuat perasaan itu bergema. Dalam 'Hujan Bulan Juni' misalnya, rindu hadir lewat suasana, lewat kesunyian hujan yang seolah menyimpan suara yang tidak pernah diucapkan. Semua itu menciptakan rasa kurang—sebuah ruang yang menuntut kembalinya sesuatu—tanpa perlu meneriakkan emosi.

Bagiku, membaca Sapardi seperti menelusuri rumah yang penuh kenangan; setiap sudut menyimpan bayangan seseorang. Itu rindu yang lembut, tidak dramatis, namun menancap jauh. Aku sering menutup buku dengan perasaan hangat sekaligus getir, merasa dia sudah menulis apa yang sering aku tak mampu ucapkan.

Mengapa Puisi Sapardi Sering Dikutip Dalam Pernikahan?

4 Answers2025-10-14 20:13:08

Ada sesuatu tentang baris-baris Sapardi yang terasa seperti undangan halus untuk menaruh rasaku pada meja yang sama dengan pasangan—bukan pamer cinta, tapi berbagi ruang kecil yang tenang.

Aku ingat membaca 'Aku Ingin' dan merasa kata-katanya menempel di dinding rumah yang baru saja dicat: sederhana, hangat, dan mudah diulang. Itu sebabnya banyak orang pakai puisinya di pernikahan; bahasanya gampang dipahami tapi nggak murahan. Kata-katanya punya ritme lirik yang pas dibacakan, dan gambaran sehari-hari yang familier—hujan, senyum, cangkir kopi—membuat momen sakral terasa intim dan bukan upacara panggung.

Selain itu, Sapardi berhasil merangkum banyak nuansa cinta—kesetiaan, kerinduan, keheningan—dalam baris yang pendek. Jadi pembaca nggak perlu jadi pakar sastra untuk nangkap maknanya; tamu undangan bisa ikut merasakan tanpa tersesat. Untukku, puisi-puisinya selalu menjadi jembatan antara romantisme klasik dan kenyataan rumah tangga, dan itulah yang bikin mereka jadi favorit untuk dinyatakan di depan orang-orang terdekat.

Bagaimana Puisi Sapardi Diadaptasi Menjadi Lagu Atau Musik?

5 Answers2025-10-14 15:35:29

Mendengarkan puisinya diubah jadi lagu selalu membuatku merinding—terutama saat bait-bait Sapardi itu tiba-tiba menemukan napas musikal yang pas.

Aku ingat pertama kali mendengar versi lagu dari 'Hujan Bulan Juni' yang sederhana: hanya gitar akustik, vokal hangat, dan sedikit reverb. Penyusunan musik biasanya dimulai dengan menangkap mood puisi—apakah itu rintik, rindu, atau tenang. Dari situ melodi dirancang mengikuti frase kalimat, bukan metrum puitiknya secara kaku, karena bahasa lisan punya tekanan yang berbeda dari syair bernyanyi. Produser atau pengaransemen seringkali menambahkan pengulangan atau refrein pada baris tertentu supaya pendengar gampang mengingat, sementara baris lain dibiarkan sebagai jembatan naratif.

Dalam banyak adaptasi, instrumen dipilih untuk menegaskan citra puisi: piano lembut untuk kesedihan ringan, cello untuk resonansi yang lebih gelap, atau ambient pad untuk suasana melayang. Yang paling aku kagumi adalah ketika aransemen tidak memaksakan ritme, tapi malah memberi ruang pada jeda bahasa Sapardi—jadi musiknya tidak menutupi makna, malah mempertegasnya. Akhirnya, yang membuat adaptasi berhasil bagiku adalah keseimbangan antara kesetiaan pada teks dan keberanian musikal untuk menambah warna baru; kalau pas, hasilnya bikin puisi terasa hidup di telinga baruku.

Siapa Tokoh Hidup Yang Sering Muncul Dalam Puisi Pak Sapardi?

1 Answers2025-10-14 06:34:42

Membaca puisi Sapardi selalu membuatku merasa dibawa masuk ke ruang kecil berisi percakapan lembut antara 'aku' dan seseorang yang sangat dekat dengannya.

Aku sering memperhatikan bahwa tokoh hidup yang paling sering muncul dalam puisi-puisinya adalah sosok yang tak pernah diberi nama secara eksplisit—orang yang dicintai, yang kerap disebut dengan kata ganti 'kau' atau 'engkau'. Sosok ini biasanya digambarkan sebagai kekasih atau pasangan hidup, perempuan dalam banyak bacaan kritis, tetapi Sapardi mempertahankannya dalam bentuk yang sengaja sederhana dan universal. Contohnya pada puisi-puisi seperti 'Aku Ingin' dan dialog-dialog batin yang terasa sangat intim: si penyair berbicara langsung ke seseorang yang nyata, terasa hangat dan akrab, lengkap dengan detail sehari-hari yang membuatnya hidup.

Gaya Sapardi membuat figur ini terasa manusiawi dan dekat—bukan tokoh mitis atau abstrak, melainkan manusia biasa dengan rutinitas, rindu, dan kesunyian. Ia muncul lewat sapaan, melalui tindakan-tindakan kecil, atau hanya sebagai pendengar bagi doa dan kebisuan sang penyair. Tema cinta yang sederhana dan tidak berlebihan, penekanan pada hal-hal domestik seperti secangkir kopi, hujan, atau sepatu yang tertinggal, memberi wujud pada tokoh hidup itu tanpa harus menjelaskan namanya. Kalau dipikir-pikir, itulah kekuatan Sapardi: ia menghadirkan sosok nyata dengan cara yang membuat pembaca bisa memproyeksikan orang yang mereka cintai—istri, suami, kekasih, atau sahabat—ke dalam puisi itu.

Menariknya, Sapardi juga sering menggabungkan tokoh hidup itu dengan alam dan benda sehari-hari, sehingga sosok tersebut tidak hanya berdiri sendiri tetapi juga menjadi bagian dari lanskap emosi yang lebih luas. Misalnya di 'Hujan Bulan Juni' atau puisi-puisi lain yang memadukan suasana alam dengan rindu, tokoh manusiawi itu terasa saling terikat dengan hujan, malam, atau ruang rumah. Aku suka bagaimana hal ini membuat puisinya terasa akrab sekaligus elegan—tidak dramatis berlebihan tapi menancap di hati. Untukku, tokoh hidup dalam puisi Sapardi adalah representasi cinta yang sederhana, konsisten, dan sangat manusiawi; ia hadir tanpa harus dinamai, dan justru karena itu menjadi lebih dekat bagi banyak pembaca.

Di Mana Saya Bisa Menemukan Kumpulan Puisi Pak Sapardi Asli?

1 Answers2025-10-14 04:03:24

Berburu kumpulan puisi Sapardi bisa terasa menyenangkan sekaligus penuh nostalgia; kuncinya tahu di mana mencari dan bagaimana membedakan edisi asli atau cetakan resmi dari yang abal-abal. Salah satu cara paling gampang adalah mulai dari toko buku besar dan jaringan ritel yang terpercaya. Gramedia (online maupun toko fisik) biasanya punya stok berbagai kumpulan karya Sapardi, termasuk edisi populer seperti 'Hujan Bulan Juni'. Selain itu, cek juga toko buku independen di kotamu—seringkali mereka menyimpan cetakan lama atau terbitan ulang yang sudah langka. Saat mencari secara online, manfaatkan marketplace besar seperti Tokopedia, Shopee, atau Bukalapak, tetapi perhatikan detail listing: lihat nama penerbit, tahun terbit, dan ISBN untuk memastikan itu bukan cetakan tidak resmi. Kalau penjual mencantumkan foto sampul dan halaman data penerbit, itu membantu memastikan keaslian.

Kalau kamu lebih suka yang gratis atau riset dulu sebelum membeli, perpustakaan adalah sumber emas. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan perpustakaan universitas besar (UI, UGM, ITB, Unair, dan lain-lain) biasanya punya koleksi lengkap karya-karya Sapardi, termasuk edisi lama. Banyak perpustakaan kampus menyediakan akses katalog online—cari nama penulis 'Sapardi Djoko Damono' atau judul kumpulan seperti 'Hujan Bulan Juni' untuk mengetahui ketersediaan. Selain itu, perpustakaan digital dan katalog internasional seperti WorldCat membantu melacak edisi yang tersebar di berbagai perpustakaan di luar negeri. Jika kamu menemukan edisi langka, pertimbangkan juga toko buku bekas atau pasar buku antik—toko-toko seperti itu kadang menyimpan cetakan pertama atau cetakan terbatas yang menyenangkan untuk kolektor.

Untuk memastikan keaslian dan kualitas teks, perhatikan beberapa hal: cek kolofon halaman hak cipta untuk nama penerbit dan tahun terbit, cari ISBN, dan periksa apakah ada pengantar atau catatan editor yang menunjukkan edisi resmi. Hindari unduhan PDF yang tidak jelas asal-usulnya karena seringkali itu merupakan pemindaian tanpa izin yang kualitasnya buruk atau bahkan tidak lengkap. Jika kamu ingin edisi dengan nilai koleksi, cari informasi tentang cetakan pertama, halaman tanda tangan, atau apakah buku itu pernah dijual di lelang atau pameran buku. Selain membeli, ikut komunitas pecinta sastra di media sosial atau grup tukar-buku bisa jadi jalan pintas untuk menemukan penjual tepercaya atau rekomendasi tempat yang jarang diketahui. Menutup obrolan ini, kalau sudah pegang kumpulan puisinya, coba baca di malam yang tenang dengan secangkir teh—puisi-puisi Sapardi punya cara membuat momen sederhana terasa penuh makna, dan itu selalu bikin hati adem.

Bagaimana Sapardi Djoko Damono Puisi Menggambarkan Cinta Dan Kesedihan?

2 Answers2025-09-24 07:38:47

Puisi Sapardi Djoko Damono sangat dikenal karena keindahan dan kedalamannya, terutama dalam menggambarkan tema cinta dan kesedihan. Salah satu bahagiannya yang paling menarik adalah bagaimana ia membentangkan cinta dalam nuansa yang tak selalu romantis, melainkan sering kali terikat pada kenangan dan kehilangan. Misalnya, dalam puisinya yang terkenal 'Hujan Bulan Juni', ia menyiratkan cinta yang tulus meski berada di balik kesedihan. Dalam puisi itu, hujan berfungsi sebagai metafora kerinduan dan harapan yang terjalin, menciptakan suasana yang hangat namun melankolis. Saya teringat saat saya pertama kali membaca puisi itu, rasanya seperti merasakan air hujan di wajah—segarnya membawa kembali kenangan manis, namun di saat bersamaan juga membuat kita teringat pada yang telah pergi.

Banyak karya Sapardi lebih mengandalkan nuansa dan atmosfer ketimbang narasi yang eksplisit. Ini membuat kita, sebagai pembaca, mengisi kekosongan dengan pengalaman pribadi. Misalnya, pada bait-bait yang menggambarkan momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari, ada perasaan kesedihan yang menyelinap saat kita menyadari bahwa waktu terus berjalan, dan cinta yang pernah ada mungkin hanya tersisa dalam ingatan. Dalam hal ini, cinta menjadi lebih dari sekadar hubungan romantis; ia adalah entitas yang terjalin dengan semua kenangan indah dan sedih yang kita miliki. Keterampilan Sapardi dalam memilih kata-kata sederhana tapi sangat bermakna membuat semua ini menjadi sangat relatable, terutama bagi siapa saja yang pernah merasakan cinta dan kehilangan.

Melalui puisi-puisinya, saya merasa dia berhasil menangkap esensi dari perasaan manusia yang kompleks. Cinta dan kesedihan dalam setiap baitnya sering kali tidak bisa dipisahkan, menciptakan harmoni antara apa yang kita inginkan dan realitas yang tak terelakkan. Ini adalah siklus yang akan selalu ada dalam pengalaman kita, dan Sapardi, dengan kekuatannya sebagai penyair, mengajak kita untuk merenungkannya.

Apa Makna Yang Tersembunyi Dalam Sapardi Djoko Damono Puisi Cinta?

3 Answers2025-09-24 08:42:10

Puisi cinta Sapardi Djoko Damono itu memang memiliki kedalaman yang luar biasa. Setiap baitnya bagaikan jalan setapak menuju perasaan yang mungkin sering kita rasakan, tapi sulit untuk diungkapkan. Dalam banyak puisinya, Sapardi tidak hanya memfokuskan pada cinta yang romantis, tetapi juga cinta yang universal—cinta terhadap kehidupan, alam, dan keberadaan. Misalnya, ketika dia menuliskan tentang hujan; hujan itu bukan sekadar air yang jatuh dari langit, tapi menjadi simbol kerinduan dan harapan. Dalam hal ini, saya merasa seperti diingatkan bahwa cinta bukan hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang merasakan dan memahami. Hujan, dalam konteks tersebut, mampu melambangkan kedalaman emosi dan kerinduan seseorang terhadap sang kekasih.

Hal lain yang mencolok adalah penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna. Pembaca bisa merasa langsung terhubung dengan kata-kata yang diucapkan. Di sini, saya merasakan kekuatan puisi sebagai alat komunikasi; tidak perlu berbicara dengan rumit untuk menyampaikan perasaan yang dalam. Sapardi juga sering kali menggambarkan cinta melalui benda-benda sehari-hari, seperti secangkir kopi atau secarik kertas. Dengan cara ini, dia mengajak kita untuk menemukan makna cinta dalam hal-hal kecil yang ada di sekitar kita—apalagi dalam rutinitas sehari-hari yang sering kali kita anggap remeh.

Puisi-puisi Sapardi merangkum banyak perasaan kompleks ke dalam ungkapan yang bisa kita resapi. Saya pribadi sering kali merasa seolah Sapardi bisa menggambarkan apa yang ada dalam benak saya, perasaan yang sulit untuk ditangkap dalam kata-kata biasa. Dalam banyak hal, puisi-puisinya mengajarkan saya bagaimana merayakan cinta dalam berbagai bentuknya, menjadikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari.

Pembaca Muda Kenapa Memilih Puisi Sapardi Djoko Damono?

3 Answers2025-09-02 22:40:16

Waktu pertama kali aku membaca puisinya, aku merasa seperti ketemu teman lama yang ngomong langsung ke hati. Aku masih ingat duduk di bangku taman, buka buku kumpulan puisi dan nemu 'Hujan Bulan Juni'—kalimatnya sederhana tapi nempel. Bukan karena bahasanya susah, justru karena Sapardi pakai kata sehari-hari yang gampang dicerna tapi mengandung banyak lapisan perasaan. Buat banyak anak muda, itu pintu masuk yang ramah: nggak perlu kamus, nggak perlu mikir makna simbol yang njelimet, cuma perasaan yang nyampe cepat.

Selain itu, puisinya sering banget tentang hal-hal kecil yang kita alami — hujan, janji, cinta, perpisahan, waktu — jadi gampang relate. Aku sering lihat teman-teman share kutipan Sapardi di story atau chat, dan itu bikin puisinya hidup di ruang digital. Pendek-pendek juga, cocok buat yang nggak sabar duduk baca puisi tebal; bisa dihapal, diulang, atau dijadiin caption buat foto. Dari pengalaman aku, puisi-puisi itu juga aman buat dipakai ngerasa; mereka nggak memaksa jadi puitis, tapi membantu kita ngasih makan rasa.

Terakhir, ada elemen musikal dan ritme yang halus. Kalau aku baca keras, ada nada yang mengalun tanpa perlu gaya berlebihan. Itu membuat pembaca muda merasa percaya diri waktu pertama kali coba nge-deklamasi di depan teman. Intinya, mereka milih Sapardi karena puisinya terasa dekat, mudah dibawa, dan ngasih ruang buat ngerasa — dan sebagai pembaca yang tumbuh bareng puisinya, aku ngerti betul kenapa dia jadi favorit generasi baru.

Bagaimana Pembaca Maknai Puisi Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono?

2 Answers2025-09-07 07:00:03

Membaca 'Aku Ingin' selalu membuatku berhenti sejenak — bukan karena bahasanya rumit, melainkan karena kesederhanaan yang menampar halus. Aku sering terasa seperti berada di ruang tamu yang tenang: tidak ada drama besar, hanya pengakuan yang lembut dan sangat manusiawi. Dalam sudut pandangku, pembaca diminta untuk merasakan lebih dari sekadar memahami; puisi ini bekerja melalui ketidakberlebihan, memakai gambar sehari-hari untuk menyentuh hal paling rumit: cinta, kerinduan, dan keikhlasan.

Pada lapisan teknik, aku memperhatikan bagaimana ritme dan pengulangan menghadirkan kedekatan. Kalimat yang pendek, metafora yang tidak menggurui, serta pemilihan kata yang rendah hati membuat pembaca merasa diajak bicara, bukan diajar. Daripada memberi definisi, puisi ini lebih suka memberi tempat — ruang kosong di antara kata-kata yang bisa diisi oleh pengalaman masing-masing pembaca. Bagi orang yang ingin tafsir personal, coba perhatikan kata-kata yang terasa familiar: benda-benda biasa atau tindakan kecil yang berubah jadi simbol besar. Ketika sebuah kata yang tampak remeh tiba-tiba mengacu pada sesuatu yang abadi, di situlah makna meluas.

Secara emosional, aku membaca 'Aku Ingin' sebagai undangan: undangan untuk menerima cinta dalam bentuk yang sederhana dan mungkin tak sempurna. Pembaca bisa memaknai ini secara literal—sebagai pernyataan cinta antar manusia—atau lebih luas lagi: rindu pada kampung halaman, keinginan merawat dunia, atau kerinduan pada masa lalu yang menenangkan. Cara aku menyarankan membaca adalah dengan dua langkah: pertama, baca pelan dan biarkan setiap baris mengendap; kedua, pikirkan satu pengalaman pribadi yang resonan dan lihat bagaimana puisi itu mengubah konteks pengalamanmu. Karena bagi banyak orang, puisi ini jadi cermin, bukan jawaban tunggal — dan itu justru kekuatannya. Di akhir hari, yang tersisa bagiku adalah rasa hangat yang sederhana, sejenis pengingat bahwa hal paling mendalam seringkali tidak perlu berlebihan untuk terasa benar.

Mengapa Kritik Sastra Memuji Sapardi Djoko Damono Sebagai Inovator?

3 Answers2025-09-04 05:55:28

Baru setelah lama berkutat dengan kumpulan puisinya aku merasa seperti menemukan rahasia kecil tentang bahasa—itulah kesan pertamaku yang sulit dilupakan tentang Sapardi Djoko Damono. Dalam perspektifku yang agak rewel soal kata-kata, para kritikus memujinya karena ia merombak wajah puisi modern Indonesia tanpa perlu pamer teknik rumit: ia menurunkan bahasa ke meja makan, membuat kata-kata sehari-hari jadi portal ke pengalaman yang sangat pribadi. Gaya itu terlihat jelas pada baris-baris yang sederhana tapi penuh gema, seperti di 'Hujan Bulan Juni' atau baris terkenal dari 'Aku Ingin'—bahwa kesederhanaan bisa menyimpan kerumitan emosi.

Selain soal diksi, inovasinya juga terletak pada ritme dan ruang: Sapardi sering bermain dengan jeda, enjambment, dan kesunyian antarbaris sehingga pembaca diajak merasakan ketukan yang mirip napas. Kritikus menyukai ini karena ia menggeser fokus dari keheranan atas teknik semata ke pengalaman baca yang lebih intim—puisi jadi percakapan, bukan monumen. Dari sudut pandang generasiku, pengaruhnya terasa luas: banyak penulis muda meniru economy of words-nya, menulis tentang hal sepele tapi mampu membuat pembaca terhenyak. Itu kenapa para pengamat sastra menyebutnya inovator bukan hanya karena apa yang ia tulis, tapi karena cara ia membuka ruang baru bagi bahasa Indonesia untuk bernapas dan terasa dekat.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status