Tempat Bertemunya Nabi Adam Dan Hawa Adalah Fakta Atau Mitos?

2025-10-13 18:02:23 87

3 Answers

Grace
Grace
2025-10-15 21:31:08
Gaya bicara aku agak kritis dan suka tarik benang merah antar-mitos, jadi aku biasanya lihat cerita pertemuan Adam dan Hawa sebagai elemen mitologis dengan lapisan kebenaran simbolik. Banyak budaya punya mitos asal-usul yang mirip: manusia diasingkan dari tempat asal, ada aturan yang dilanggar, lalu konsekuensi eksistensial muncul. Itu pola universal, bukan bukti historis bahwa ada satu lokasi fisik tertentu tempat dua tokoh pertama itu benar-benar bertemu.

Sisi ilmiah juga penting ditekankan. Bukti genetika dan paleontologi menunjuk pada evolusi manusia sebagai proses populasi, bukan keturunan dari satu pasangan tunggal pada waktu tertentu. Jadi kalau pertanyaan diarahkan ke fakta empiris dalam arti ilmiah, klaim tentang lokasi spesifik jadi sangat sulit untuk dipertahankan. Namun kalau pertanyaannya soal makna—mengapa cerita itu diceritakan dan apa yang ingin disampaikan—maka ia kaya akan nilai: etiologi moral, refleksi tentang kebebasan, dan asal-usul norma sosial.

Intinya, aku lebih suka membaca kisah ini sebagai mitos yang sarat pelajaran daripada sebagai laporan geografis literal. Bukan untuk mengurangi nilai spiritualnya, tapi agar kita bisa menggabungkan penghormatan terhadap tradisi dengan pemahaman rasional tentang bagaimana manusia berkembang.
Peyton
Peyton
2025-10-17 18:22:34
Aku dibesarkan dengan banyak kisah kuno, dan salah satu yang paling bikin penasaran adalah tentang di mana tepatnya Nabi Adam dan Hawa bertemu. Dari sudut pandang keyakinan, pertemuan mereka bukan soal koordinat geografis yang bisa diukur, melainkan titik penting dalam narasi teologis: tempat itu mengajari tentang asal-usul manusia, tanggung jawab, dan hubungan kita dengan yang ilahi. Banyak orang memandang lokasi seperti Taman Eden atau 'Jannah' sebagai kenyataan spiritual—sesuatu yang nyata dalam dimensi iman, bukan selalu dalam peta dunia modern.

Kalau dilihat dari historiografi dan arkeologi, klaim tentang lokasi spesifik biasanya lemah karena kisah-kisah ini ditransmisikan lewat tradisi oral dan teks suci yang disaring oleh simbolisme. Beberapa interpretasi tradisional menempatkan Eden di wilayah Mesopotamia, sementara tradisi lain bersikeras itu adalah kondisi paradisiak yang tak terikat lokasi fisik. Bagi saya, wajar jika orang memilih mempercayai lokasi itu sebagai fakta berdasarkan iman, dan juga wajar kalau yang lain melihatnya sebagai mitos yang mengandung kebenaran moral.

Soal personal: aku cenderung menghargai kedua pendekatan. Menjadikan pertemuan Adam dan Hawa sebagai fakta memberi makna konkret bagi kepercayaan dan praktik spiritual. Menganggapnya mitos memungkinkan kita membaca kisah ini sebagai cermin psikologis dan sosial yang kaya. Keduanya sah, selama kita saling menghormati cara orang lain menemukan makna dari cerita lama ini.
Kendrick
Kendrick
2025-10-19 15:25:07
Aku sering ngobrol santai sama teman tentang hal ini dan biasanya singkatnya: susah bilang ini fakta yang bisa diuji atau sekadar mitos. Banyak tradisi agama menganggap tempat pertemuan Adam dan Hawa sebagai kenyataan yang penting secara teologis—itu bagian dari iman. Di sisi lain, pendekatan ilmiah melihat asal-usul manusia bukan lewat cerita satu-dua tokoh, melainkan bukti fosil dan genetika yang menunjukkan proses panjang.

Buatku pribadi, cerita itu lebih berperan sebagai narasi pembentuk nilai ketimbang catatan sejarah persis. Ia membantu orang memahami soal tanggung jawab, godaan, dan konsekuensi tindakan. Jadi, daripada memaksa memilih antara fakta atau mitos, aku lebih suka menganggapnya sebagai mitos bermakna yang bisa sejajar dengan fakta ilmiah tanpa harus bertabrakan. Kedua pendekatan ini bisa hidup berdampingan kalau kita paham tujuan masing-masing: iman mencari makna, ilmu mencari mekanisme.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat
Suami Dan Adikku Adalah Pengkhianat
Ayu tak menyangka adik kandungnya menjadi orang ketiga di dalam rumah tangganya. Suami yang sangat Ayu cintai begitu tega menjalin hubungan dengan adik dari istrinya sendiri. Jahat! Itulah yang menggambarkan dua manusia itu. Mereka begitu jahat menyakiti hati Ayu. Rasa sesak dalam dada Ayu kian menyeruak saat mengetahui fakta bahwa Vika, adik kandungnya, tengah mengandung anak dari hasil perselingkuhannya dengan Anton, suami kakaknya sendiri. Mau tidak mau, Ayu harus bertahan dan tegar menghadapi ujian berat dalam hidupnya, semua Ayu lakukan hanya untuk, Rey, anaknya.
Not enough ratings
38 Chapters
SUAMIKU TIDAK TAHU KALAU AKU ADALAH BOS DI TEMPAT KERJANYA
SUAMIKU TIDAK TAHU KALAU AKU ADALAH BOS DI TEMPAT KERJANYA
Ferdi adalah seorang yang dipercaya untuk mengelola sebuah restoran besar dan mewah, dia juga dibantu satu temannya. Hanya saja mereka juga masih tidak mengetahui siapa pemilik dari restoran tempatnya bekerja. Setiap hari, Ferdi selalu mengeluh tentang istrinya yang hanya tamatan SMK dan bukan seorang wanita karir, tanpa dia tahu kalau istrinya adalah pemiliknya, dan dia hanyalah pelayan. Yuk ikuti kisah selanjutnya.
9.4
44 Chapters
Iveryne ; Mitos Pedang Iblis
Iveryne ; Mitos Pedang Iblis
"Hanya teman? Bahkan ketika dia mati, kamu ikut bersamanya!" "Mengapa kamu marah? Bukankah kamu sendiri yang mengantarkannya pada kematian?" "Tidak jadi milikku, tidak untuk siapapun." Ketika kegelapan dan cahaya mengulurkan tangan dan mencoba menggapainya, dia tidak memilih, bahkan jika kematian, adalah tujuan akhirnya. Iveryne hanya punya satu cita-cita, menjadi seorang ksatria. Tapi ketika kakaknya di ambil para penyihir untuk dikorbankan, dia hanya punya satu tujuan, dan satu kalimat terukir indah dalam benaknya pada akhir. "Percaya pada orang lain, adalah petaka."
Not enough ratings
75 Chapters
Cinta Palsu, Fakta Tersembunyi
Cinta Palsu, Fakta Tersembunyi
Di pemakaman ibuku, tunanganku Charles datang bersama Chelsea untuk memberikan penghormatan terakhir. Lalu di hadapan semua yang hadir, Charles membatalkan pernikahan kami dan memutuskan untuk menikahi Chelsea. Saat aku ditertawakan oleh semua orang, Sugi, teman masa kecilku berlutut dan melamarku. Dia menyatakan bahwa dia sudah mencintaiku selama bertahun-tahun. Aku tersentuh oleh ketulusannya dan setuju untuk menikah dengannya. Setelah menikah selama tiga tahun, kami belum punya anak. Tapi Sugi malah menghiburku dan berkata dia nggak keberatan kalau nggak punya anak, kehadiranku sudah cukup baginya. Tak lama kemudian, aku mendengar percakapannya dengan dokter, "Pak Sugi, pil KB yang Bapak minta sudah disediakan. Apa perlu terus diberikan pada Nyonya? Sugi Yolanda menjawab dengan dingin, “Iya, jangan berhenti. Menikahinya cuma solusi sementara. Dalam hatiku, hanya Chelsea yang pantas jadi ibu anakku. Ternyata pernikahan yang kuanggap bahagia hanyalah penipuan belaka. Dia nggak mencintai aku. Kalau gitu, aku juga nggak mau dia lagi.
10 Chapters
SAAT PENUMPANGKU ADALAH ISTRIKU DAN SELINGKUHANNYA
SAAT PENUMPANGKU ADALAH ISTRIKU DAN SELINGKUHANNYA
Saat cinta mematikan logika, aku menganggap Shanti adalah sebaik-baik istri. Tapi, ternyata dia tega berbuat zalim di belakangku. Sepasang penumpang yang memesan taksiku rupanya adalah istriku sendiri bersama dengan selingkuhannya. Aku marah. Marah sekali, merasa terhina dan harga diriku seperti ditelanjangi. Aku merencanakan sesuatu untuk membuat peringatan. Tapi ragu, karena ada hati yang harus dilindungi. Apa yang akan aku katakan pada Fikri, anak semata wayang kami tentang hubungan kami nanti?
10
29 Chapters
SEBATAS TEMPAT SINGGAH
SEBATAS TEMPAT SINGGAH
Shania sama sekali tidak menyangka jika kecurigaannya selama ini ternyata benar. Shania mencurigai gelagat aneh suaminya yang setiap awal bulan pasti pamit untuk dinas di luar kota. Padahal sebelumnya tidak pernah. Sampai akhirnya Shania mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal mengenai suaminya itu. Bagaimana akhirnya Shania membongkar kecurangan suaminya? Baca sampai tamat yaa
10
40 Chapters

Related Questions

Tempat Bertemunya Nabi Adam Dan Hawa Adalah Digambarkan Bagaimana?

3 Answers2025-10-13 21:43:33
Bayangkan sebuah taman yang begitu sempurna hingga namanya terasa seperti nyanyian—itulah gambaran klasik yang muncul kalau aku membayangkan tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa menurut banyak tradisi. Dalam imajinasiku tempat itu dipenuhi cahaya lembut, sungai-sungai yang berkelok, buah-buahan berwarna cerah, dan udara yang tidak membawa beban dosa. Banyak cerita menempatkan awal perjumpaan mereka di ''Jannah'', taman surgawi yang digambarkan dalam 'Al-Qur'an' sebagai tempat penciptaan manusia pertama, sebelum mereka akhirnya turun ke muka bumi. Aku suka memikirkan detail kecilnya: bagaimana mereka bertukar pandang tanpa rasa canggung, bagaimana bahasa mungkin baru terbentuk dari kepolosan itu, dan bagaimana lingkungan sekitarnya terasa hidup—burung berkicau tanpa takut, ranting-ranting menggugah rasa ingin tahu. Di tradisi Yahudi-Kristen, lukisan tentang taman 'Eden' (yang disebut dalam 'Kitab Kejadian') menambahkan unsur geografis seperti empat sungai—Pishon, Gihon, Tigris, dan Efrat—yang memberi nuansa lokasi nyata di timur. Sementara itu, dalam berbagai cerita lokal di berbagai belahan dunia muncul legenda tempat bertemu yang lebih spesifik, dari puncak gunung di Asia hingga lembah-lembah di Arab. Intinya, gambaran pertemuan Adam dan Hawa sering diberi nuansa magis dan polos, sebagai momen manusia pertama yang sarat simbol—awal cinta, keingintahuan, dan pilihan. Aku selalu merasa bagian paling menyentuh bukan soal di mana tepatnya mereka bertemu, melainkan bagaimana cerita itu mengajarkan kita tentang asal-usul hubungan manusia dengan alam, dengan Tuhan, dan satu sama lain. Merenungkannya selalu membuatku tenang dan sedikit geli membayangkan dunia yang baru saja dimulai.

Tempat Bertemunya Nabi Adam Dan Hawa Adalah Di Wilayah Mana?

3 Answers2025-10-13 23:09:22
Menarik melihat bagaimana berbagai tradisi menggambarkan tempat pertemuan Adam dan Hawa; bagi banyak orang itu bukan sekadar titik di peta, melainkan simbol asal-usul manusia. Dalam narasi Yahudi-Kristen, kisah perkebunan itu disebut 'Taman Eden'—tempat Adam dan Hawa pertama kali hidup bersama sebelum diusir. Teks Kitab Kejadian menyebut empat sungai yang mengairi taman itu: Pishon, Gihon, Tigris, dan Efrat. Karena Tigris dan Efrat memang nyata, beberapa penafsir klasik menaruh Eden di wilayah Mesopotamia, kira-kira antara sungai-sungai yang sekarang ada di Irak dan sekitarnya. Di sisi lain, banyak pembaca modern dan teolog menekankan aspek simbolik cerita ini. Bagi mereka, 'di mana' bukan soal koordinat geografis melainkan kondisi eksistensial: taman itu merepresentasikan kedekatan manusia dengan Sang Pencipta, kepolosan, dan titik kehilangan. Ada pula tradisi-tradisi lokal dan riwayat berbeda yang menempatkan pendaratan Adam dan Hawa di lokasi lain—beberapa cerita rakyat menyinggung wilayah di sekitar Jazirah Arab atau titik-titik lain—namun ini bukan konsensus akademis. Aku cenderung menikmati keragaman interpretasi ini: sebagai kisah berlapis, ia membuka ruang untuk membaca secara historis, simbolik, dan spiritual. Kalau ditanya lokasi absolutnya, jawaban teraman adalah menyebut 'Taman Eden' sebagai konsep yang diperdebatkan—ada petunjuk geografis dalam teks, tapi tidak ada bukti arkeologis yang menentukan satu titik konkret. Di akhirnya, ceritanya lebih tentang makna daripada peta, dan bagi banyak orang itulah yang membuatnya abadi.

Tempat Bertemunya Nabi Adam Dan Hawa Adalah Bukti Tafsir Mana?

3 Answers2025-10-13 14:55:10
Unik rasanya melihat bagaimana banyak ulama klasik menjadikan lokasi bertemunya Nabi Adam dan Hawa sebagai alasan untuk tafsiran tertentu tentang wilayah suci. Aku pernah membaca beberapa catatan lama—termasuk referensi yang sering dikutip dari 'Tafsir Ibn Kathir' dan 'Tafsir al-Tabari'—yang menyatakan bahwa mereka bertemu di sekitar Arafah atau daerah Makkah. Narasi-narasi ini biasanya termasuk isra'iliyat (kisah-kisah Israiliyah) dan riwayat populer yang kemudian dipakai oleh mufassir untuk menghubungkan peristiwa al-Qur'an dengan tempat geografis tertentu. Dari pengamatanku, klaim semacam ini paling sering dipakai sebagai bukti untuk tafsir bil-ma'thur, yakni tafsir yang banyak mengandalkan riwayat, hadits, dan tradisi para salaf. Tafsir jenis ini menempatkan nilai historis pada riwayat tentang tempat turunnya Adam dan Hawa, sehingga dipakai untuk mendukung pemaknaan tertentu pada lokasi-lokasi seperti Arafah atau Ka'bah. Namun aku juga sadar ada batasnya: banyak mufassir modern lebih hati-hati karena sebagian riwayat itu derajatnya lemah atau bercampur dengan legenda lokal, sehingga mereka tidak menjadikannya bukti tunggal. Kalau harus menyimpulkan dari pengalamanku membaca berbagai sumber, lokasi pertemuan itu memang sering dijadikan bukti dalam tafsir tradisional berbasis riwayat, sementara tafsir rasional atau kontekstual cenderung menolak penggunaan riwayat lemah sebagai bukti definitif. Aku suka memikirkan bagaimana cerita-cerita lama itu membentuk rasa sakral di masyarakat—kadang membuat kita lebih mengerti praktik dan keyakinan, tapi tetap perlu kritis waktu menilai validitas riwayatnya.

Tempat Bertemunya Nabi Adam Dan Hawa Adalah Menurut Hadits Mana?

3 Answers2025-10-13 07:45:34
Malam ini aku lagi kepo dan ngebahas soal riwayat lama tentang Nabi Adam dan Hawa, khususnya soal di mana mereka bertemu setelah turun dari surga. Dari yang aku baca dan pelajari, tidak ada hadits sahih dalam kitab-kitab utama yang secara tegas menyebutkan tempat pertemuan mereka di bumi. Kalau bicara tentang koleksi hadits yang paling dipegang, seperti 'Sahih al-Bukhari' atau 'Sahih Muslim', keduanya tidak memuat riwayat tegas yang menyatakan lokasi pertemuan itu. Sebaliknya, banyak cerita yang beredar berasal dari tafsir, sejarah, dan narasi Isra'iliyat yang dimuat di karya-karya seperti 'Tafsir Ibn Kathir' atau catatan sejarah klasik—tetapi penulis-penulis ini kadang mengambil dari sumber yang lemah atau cerita rakyat yang beredar. Aku suka menimbang mana yang benar-benar sanadnya kuat dan mana sekadar tradisi populer. Sebagian ulama memperingatkan agar tidak memandang tinggi kisah-kisah lokasi pertemuan kalau sanadnya tidak jelas; fokus mereka biasanya pada pelajaran moral dari kisah Adam dan Hawa daripada detail geografis yang tidak terbukti. Jadi kalau ada klaim spesifik—misalnya mereka bertemu di sekitar Mekkah, Jeddah, atau bahkan tempat jauh seperti Sri Lanka—kebanyakan riwayat itu masuk kategori lemah atau berbentuk Isra'iliyat. Buatku, lebih menarik memikirkan maknanya daripada memperebutkan lokasi, tapi aku juga tetap penasaran membaca berbagai versi dan bagaimana cerita itu menyebar di masyarakat.

Tempat Bertemunya Nabi Adam Dan Hawa Adalah Di Taman Eden?

3 Answers2025-10-13 15:15:56
Ada satu hal yang sering memicu perdebatan seru di grup bacaanku: apakah pertemuan Nabi Adam dan Hawa benar-benar terjadi di Taman Eden? Dalam tradisi Yahudi-Kristen, narasinya jelas ada di Kitab Kejadian: Adam diciptakan, Hawa kemudian diciptakan dari rusuknya, dan mereka berada di taman yang disebut Eden sebelum diusir. Deskripsi tentang empat sungai (Pishon, Gihon, Tigris, Euphrates) bikin banyak orang coba menebak lokasi konkret, dan nggak sedikit yang menunjuk ke Mesopotamia karena cocok dengan sungai-sungai besar itu. Tapi sisi akademis modern sering melihat cerita ini lebih sebagai mitos asal-usul yang sarat makna teologis dan simbolis — tentang kemurnian manusia, godaan, dan konsekuensi — bukan peta geografis yang perlu ditelusuri sampai GPS. Aku cenderung menikmati kedua sudut pandang itu: menghargai kepercayaan yang menganggap Eden sebagai tempat nyata sambil menerima bahwa cerita ini juga bekerja kuat sebagai simbol. Entah Eden sebagai lokasi fisik atau metafora, cerita pertemuan Adam dan Hawa memberi kerangka untuk memahami hubungan manusia dengan Tuhan, moralitas, dan asal-usul budaya. Di akhir hari, aku suka membayangkan taman itu sebagai simbol ruang awal yang penuh kemungkinan — entah itu ada di peta atau di hati manusia sekalipun.

Tempat Bertemunya Nabi Adam Dan Hawa Adalah Di Wilayah Mesopotamia?

3 Answers2025-10-13 12:18:03
Ada satu hal yang selalu bikin imajinasi ku nyala: bayangan sungai-sungai kuno mengalir di dataran yang sekarang disebut Mesopotamia, dan mungkin di sanalah cerita Adam dan Hawa bermula. Teks 'Genesis' menyebut empat sungai yang keluar dari Eden—Pishon, Gihon, Hiddekel (yang biasanya diidentifikasi sebagai Tigris), dan Perat (Euphrates). Itu gampang membuat orang menunjuk ke Mesopotamia karena Tigris dan Euphrates memang nyata di sana. Dari sisi budaya juga masuk akal: peradaban Mesopotamia melahirkan banyak mitos penciptaan dan taman surgawi yang mirip, jadi pengaruh lintas-budaya bisa menjelaskan narasi serupa. Ada pula tafsir yang lebih tradisional yang menempatkan beberapa peristiwa awal manusia di wilayah Irak kuno. Di sisi lain, aku cepat panik kalau orang mau mengubah mitos jadi peta literal. Baik studi teks agama maupun arkeologi modern sering mengingatkan bahwa ‘Eden’ bisa jadi simbol teologis tentang asal-usul manusia, bukan titik koordinat di peta. Ada juga spekulasi lain—sebagian peneliti menunjuk ke teluk Persia, sebagian lagi bilang itu kombinasi wilayah berbeda atau teks yang hilang membuat lokasi tak mungkin ditentukan. Buatku, menarik melihat bagaimana cerita itu beresonansi dengan lanskap Mesopotamia, tapi menganggap Eden sebagai tempat geografis pasti terasa terlalu sempit. Akhirnya yang membuat cerita itu bermakna bukan letak pastinya, melainkan pesan tentang hubungan manusia dengan alam dan ketuhanan. Itu yang sering kubawa pulang setelah membaca dan merenung.

Tempat Bertemunya Nabi Adam Dan Hawa Adalah Apakah Ada Lokasinya?

3 Answers2025-10-13 04:54:18
Aku suka memikirkan bagaimana cerita Adam dan Hawa berakar di banyak tradisi berbeda, dan itu membuat soal 'di mana mereka bertemu' jadi lebih kaya daripada sekadar pencarian geografis. Dalam tradisi Yahudi-Kristen, narasi di 'Kejadian' menyebutkan Taman Eden yang dilewati empat sungai: Pishon, Gihon, Tigris, dan Efrat. Banyak orang klasik dan beberapa peneliti modern mencoba menautkan Eden ke wilayah Mesopotamia karena ada referensi Tigris dan Efrat yang nyata, atau ke lembah sungai di sekitar Teluk Persia. Dalam tradisi Islam, pula ada gagasan bahwa Adam dan Hawa diciptakan di surga dan kemudian diturunkan ke bumi; beberapa riwayat populer menempatkan titik pendaratan mereka di tempat-tempat berbeda seperti sekitar Jazirah Arab atau bahkan dekat Mekah—tetapi itu lebih berupa penafsiran lokal dan tradisi daripada bukti sejarah. Kalau dipikir dari sisi teologi, banyak ulasan klasik menekankan fungsi simbolis taman itu: asal-usul manusia, pilihan moral, dan hubungan dengan Tuhan. Dari perspektif sejarah dan arkeologi, tidak ada bukti material yang bisa mengonfirmasi lokasi pasti; Taman Eden kemungkinan besar adalah topos mitologis yang menggabungkan unsur nyata (sungai, taman) dengan tema kosmologis. Aku cenderung melihat kisah ini sebagai legenda etnogenetik—cara budaya menjelaskan asal-usul—yang memberi ruang bagi iman dan imajinasi lebih dari pelacakan peta literal.

Tempat Bertemunya Nabi Adam Dan Hawa Adalah Sumbernya Dari Mana?

3 Answers2025-10-13 07:17:36
Aku selalu kepo sama gimana cerita-cerita lama itu tersambung ke kisah yang kita dengar sekarang, termasuk soal tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa. Dalam tradisi Islam, sumber utama yang sering dirujuk adalah 'Al-Qur'an' dan kumpulan hadis serta tafsir para ulama. 'Al-Qur'an' menyebut bahwa keduanya tinggal di surga sebelum diturunkan ke bumi — ayat-ayat seperti yang ada di surah Al-Baqarah, Al-A'raf, dan Thaha sering dipakai untuk menunjukkan latar itu. Tafsir klasik, contohnya 'Tafsir Ibn Kathir', menjelaskan bahwa Hawa diciptakan untuk Adam dan keduanya berada di Jannah (surga) sampai mereka tergoda dan akhirnya diturunkan. Di sisi Kristen-Yahudi, narasinya ada di 'Kitab Kejadian' yang menyebutkan Taman Eden; itu juga tempat awal pertemuan dan kehidupan mereka. Kalau aku baca berbagai teks itu, yang menarik adalah perbedaan penekanan: teks-teks suci lebih fokus pada makna moral dan teologis ketimbang memberikan koordinat geografis. Ada ulama dan teolog yang menafsirkan lokasi itu secara harfiah—sebagai taman di alam semesta yang berbeda—sementara yang lain melihatnya sebagai gambaran simbolis tentang keadaan manusia di awal penciptaan. Bagi pembaca yang suka mengaitkan legenda dan sejarah, penting diingat bahwa sumbernya utama tetap teks-teks suci dan penafsiran tradisional, bukan laporan arkeologis modern.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status