SEBATAS TEMPAT SINGGAH

SEBATAS TEMPAT SINGGAH

last update최신 업데이트 : 2025-04-28
에:  Srirama Adafi완성
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
평가가 충분하지 않습니다.
40챕터
9.2K조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

Shania sama sekali tidak menyangka jika kecurigaannya selama ini ternyata benar. Shania mencurigai gelagat aneh suaminya yang setiap awal bulan pasti pamit untuk dinas di luar kota. Padahal sebelumnya tidak pernah. Sampai akhirnya Shania mendapatkan pesan dari nomor tidak dikenal mengenai suaminya itu. Bagaimana akhirnya Shania membongkar kecurangan suaminya? Baca sampai tamat yaa

더 보기

1화

Tempat Dinas

[Shan, suamimu lagi dinas di luar kota, ya? Kamu percaya?]

Shania mengernyit membaca pesan dari nomor tak dikenal tersebut. Bertanya-tanya siapa orang yang tiba-tiba mengirim pesan dengan gaya seperti sudah mengenal Shania.

[Maaf, ini siapa?]

Tak menunggu lama, Shania langsung mengirim balasan. Karena sebenarnya pagi itu ia juga sedang memikirkan keanehan Angga, suaminya.

Shania merasa aneh dengan rutinitas Angga empat bulan terakhir ini. Pasalnya setiap awal bulan setelah gajian, Angga selalu pergi dinas di luar kota. Padahal sebelumnya tidak pernah. Kalaupun ada dinas di luar kota juga hanya sesekali dan tanggalnya tidak tetap. Tidak seperti empat bulan terakhir ini.

Tanpa perlu menunggu lama, balasan pesan tersebut Shania terima. Nomor tak dikenal itu mengirim foto Angga keluar dari mobilnya yang terparkir di depan sebuah rumah minimalis.

[Ini suamimu, kan?]

Shania membeku membaca pesan tersebut dan melihat foto tersebut. Dadanya berdebar tak karuan, perutnya mual, dan kedua telapak tangannya mendadak dingin.

Benarkah Angga membohonginya selama ini?

Belum juga Shania membalas, nomor asing tersebut kembali mengirim pesan. Kali ini melampirkan sebuah alamat rumah.

[Coba deh, kamu cek alamat rumah ini, pasti suamimu ada di sana.]

Tanpa menunggu, Shania langsung bangkit. Wanita itu ingin membuktikan firasatnya selama ini.

"Mungkin ini petunjuk dari Allah," gumam Shania sembari meraih tas dan kontak mobilnya di tempatnya.

Wanita itu kemudian berpamitan pada ibu mertuanya dan meluncur ke alamat rumah yang dikirim nomor tak dikenal tersebut.

Kini, setelah menempuh tiga jam perjalanan, Shania sudah berdiri tepat di depan rumah sesuai dengan alamat yang ia dapat dari nomor asing tadi.

Rumah minimalis dengan cat warna putih dipadu abu-abu. Rasa panas dengan cepat menjalari dada Shania saat matanya menangkap mobil kantor Angga yang terparkir di halaman rumah itu. Di sebelah mobil tersebut terparkir sepeda motor berwarna pink.

Shania tertawa getir. "Ternyata benar Mas Angga ada di sini."

Tangan Shania terulur membuka pintu pagar yang tidak terkunci. Di dalam rongga dadanya kini berkecamuk berbagai rasa yang menguras energinya. Marah, kecewa, sedih, sakit hati, dan perasaan-perasaan memilukan lainnya.

Bagaimana tidak? Kejanggalan-kejanggalan yang selama beberapa bulan ini Shania rasakan, pagi ini ia temukan jawabannya.

Shania membetulkan posisi hijabnya saat sudah berada di teras rumah tersebut. Wanita bergamis cokelat itu kemudian mengetuk pintu kayu yang masih tertutup rapat.

"Siapa?" seru seseorang dari dalam. Dan Shania sangat mengenali suara bariton itu.

Mata Shania terpejam sesaat, menghalau perih yang mendera hatinya.

Belum juga Shania menjawab, pintu yang tadi masih tertutup rapat kini terbuka dengan lebar. Bersamaan dengan mata lelaki itu saat melihat istrinya berdiri di depan pintu.

"Sh-Sh-Shania?"

"Shan, a-aku bisa jelasin!"

Angga berusaha meraih bahu Shania, tetapi wanita itu mundur selangkah.

Shania menggeleng. "Semua udah jelas, Mas!" Suara Shania terdengar tenang, tetapi tegas.

"Enggak, Shan. Kamu salah paham!" Angga berusaha menggoyahkan keyakinan Shania.

"Oh, ya? Bagian mana?" tantang Shania.

"A-aku ... aku ...." Angga menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia merasa kesal sendiri karena tiba-tiba otaknya seperti tidak bisa diajak berpikir.

"Siapa, Mas?" Suara wanita dari dalam rumah semakin membuat Angga terpojok. Apalagi saat wanita itu keluar.

Dan saat melihat keberadaan Shania, kedua bola mata wanita itu nyaris keluar saking terkejutnya.

Shania tersenyum miris. "Hai, Mas! Jadi di sini ya tempat dinas kamu? Tempat dinas yang selalu jadi tujuan kamu setiap awal bulan. Dinas di luar kota!" ucap Shania penuh penekanan.

Melihat Angga tergagap, Shania kembali berkata, "Enggak nyangka, ya, aku bisa ada di sini?"

"Shan, a-aku bisa jelasin!"

Angga berusaha meraih bahu Shania, tetapi wanita itu mundur selangkah.

Shania menggeleng. "Semua udah jelas, Mas!" Suara Shania terdengar tenang, tetapi tegas.

"Enggak, Shan. Kamu salah paham!" Angga berusaha menggoyahkan keyakinan Shania.

"Oh, ya? Bagian mana?" tantang Shania.

"A-aku ... aku ...." Angga menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia merasa kesal sendiri karena tiba-tiba otaknya seperti tidak bisa diajak berpikir.

"Siapa, Mas?" Suara wanita dari dalam rumah semakin membuat Angga terpojok. Apalagi saat wanita itu keluar. Dan saat melihat keberadaan Shania, kedua bola mata wanita itu nyaris keluar saking terkejutnya.

"Hai, Mbak! Kaget, ya?" sapa Shania sembari tersenyum sinis. Lebih tepatnya berusaha menyembunyikan rasa sakitnya yang luar biasa.

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

더보기

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

댓글 없음
40 챕터
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status