Ambassador Program

Precious Dare is a feisty, beautiful 23-year-old Nigerian who has been through a lot but finally wanted peace. She decides to flee to the other side of the world after being crushed by the one she thought would love her. New York was everything she hoped for as she started her new life using her master's degree program as her excuse. However, she soon learns that the place has a lot more in store for her. Ethan White is an arrogant, handsome billionaire who has everything he could ever want but no one to share it with. However, when she comes into his life, he soon learns that there's more to the world than making money. What happens when these two meet most unexpectedly? Will she accept this arrogant man who could have anything, or will they change their lives together? Read this story of love, ex-fling, trust, and betrayal.

In the seventh year of my marriage to Simon Heath, I finally walk away from him after his 32nd mistress shows up at my door. I join a classified government program and disappear from his world. Now he's falling apart and calling me non-stop. "Lily, I was wrong. Please come back." In the past, a single word of apology from him would have been enough to make me stay. But not this time. This time, he's bound to be disappointed.

Suamiku mengalami Astenospermia, penurunan kemampuan sperma untuk mencapai sel telur. Akhirnya, kami memutuskan untuk menjalani program bayi tabung. Sebelum proses pengabungan sperma dengan sel telur menjadi zigot, aku memergoki suamiku menukar sel telur milikku, dia ganti dengan sel telur milik kekasih idamannya. Diam-diam, aku menukar lagi dengan sel telurku. Di saat yang sama, aku juga menukar sperma suamiku dengan sperma mantan pacarku. Dua puluh lima tahun kemudian, kekasih idaman suamiku mendatangi putriku. Dia menangis tersedu-sedu dan berkata, "Nak, akulah ibu kandungmu yang sebenarnya!"

Bella seorang gadis miskin yang karena kepintarannya mendapat keberuntungan beasiswa di salah satu Universitas swasta Jakarta dengan program kedokteran umum. Dia dan Ibunya hidup sederhana di sebuah rumah peninggalan almarhum ayahnya. Keseharian mereka membuat pesanan kue dan juga melayani katering serta membuat warung kecil di depan rumahnya. Awalnya Bella gadis yang ceria. Namun, semenjak kematian ayahnya, dia berubah menjadi pendiam dan agak menutup diri dari dunia luar. Dia hanya membantu ibunya mencari nafkah karena Bella satu-satunya anak semata wayang Ibunya . Bella menyadari kalau bukan dirinya siapa lagi yang akan membantu ibunya yang sudah mulai renta. Dia mempunyai cita-cita menjadi seorang dokter, karena dia tidak ingin nantinya orang yang tidak mampu akan mati sia-sia akibat keterbatasan dana untuk berobat, seperti yang dialami ayahnya 2 tahun silam. Ya, Bella bermimpi ingin membuka klinik gratis bagi orang kekurangan seperti dia. Sungguh cita-cita yang mulia.

Every year, like any other school out there, Apo University has its annual celebration and prior to this event they have what they call University’s Ambassador and Ambassadress Search. Every college should send and choose a pair to represent their respective college and course. But the supposed to be a happy celebration turn out a tragic and traumatizing event. One of the body’s contestant found lying down without any pulse rate and it’s not breathing anymore. Police investigation said that it was a suicide. But here’s Nine and Maxine that didn’t believe that their friend would do that such thing, they’re insisting their friend isn’t a suicidal. The concern and eagerness to bring the justice to the death of their friend lead them to investigate the case with their own even though the Police men wanted to close the case. However the case mysteriously brought them to something they never expected.

On our fifth wedding anniversary, my husband, Damian Pyke, once again left me for his first love. He said, "Taking care of a child alone isn't easy for Waverly. You're both women—can't you show her some understanding?" Not only was I willing to understand Waverly Benson, but I was also ready to step aside entirely so they could raise her child together. So, I packed my bags and applied for an overseas architecture program through my workplace. However, he eventually regretted it, crying and begging me not to go.

Di tengah keterbatasan waktu untuk menyelesaikan kasus gugatan pencemaran lingkungan secara class action terhadap perusahaan Orin, salah satu anak perusahaan TI Wollim, Sophie sebagai pengacara harus mengorek informasi dari seorang saksi di sebuah klub malam. Namun, karena pengaruh obat yang diam-diam dimasukkan saksi ke dalam minuman Sophie, gadis itu justru berakhir melakukan hubungan satu malam dengan seorang pria tampan yang menyelamatkannya, dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan pria tersebut. Masalah bertambah berat ketika Sophie mendapatkan perintah untuk menyamar sebagai karyawan di perusahaan Wollim guna mengorek informasi rahasia terkait kasus pencemaran, dan ternyata CEO Wollim adalah pria yang berhubungan satu malam dengannya, Neil Morianno, terlebih cinta pertama Sophie yang hingga saat ini belum dapat ia lupakan, berkerja di perusahaan Wollim sebagai Wakil CEO perusahaan tersebut. Konflik semakin meningkat ketika ia bukan hanya harus berhadapan dengan permasalahan cinta dan restu, tapi juga melibatkan program kecerdasan buatan, senjata biokimia, serta mafia.

those with money had power. those with power ruled the lupus colony: the world's largest ruthless pack. with a steady decline of desirable omegas over the years, a breeding program had been established where elite wolves and members of the lupus deus council could bid millions of dollars yearly for a hybrid of their own. a wolf created for the sole purpose of fulfilling her alpha's every desire. but what happens when one wolf escapes after committing a crime punishable by death, only to find protection in the shadow of death himself?

Hari ketika aku memutuskan untuk mendonorkan tubuhku untuk kajian ilmiah, keluargaku justru berkumpul mengelilingi adik angkatku, Halida, merayakan diterimanya dia dalam sebuah program perawatan eksperimental paling canggih. Seharusnya akulah yang menderita kanker otak. Tapi Halida menggunakan posisi suamiku, Zafran, di rumah sakit untuk menukar catatan medisnya yang sehat dengan diagnosis terminalku, merebut satu-satunya kesempatan yang kupunya untuk bertahan hidup. Dan bagian terburuknya, semua orang bersorak mendukungnya. Rasanya sakit sekali. Aku berusaha tetap kuat, sampai tanpa sengaja mendengar para perawat berbisik, "Bagus sekali Dokter Zafran bisa mengamankan tempat itu untuk Halida. Mereka bilang dia hanya punya tiga hari lagi." Jadi, dalam 72 jam terakhir hidupku, aku perlahan melepaskan segalanya. Ketika aku memberikan naskah asli novel-novelku yang sudah kutuang seluruh hati dan jiwaku kepada Halida, ayah dan saudaraku menatapku dengan senyum puas. Ketika Zafran memutuskan untuk memenuhi permintaan terakhir Halida dengan menikahinya, dia menyerahkan surat cerai padaku. Aku menandatanganinya tanpa ragu sedikit pun. Dia menghela napas dan memuji aku karena akhirnya bisa berpikir begitu rasional. Dan ketika akulah yang membujuk putri kami, Olivia untuk memanggil Halida Ibu, Olivia justru berseri-seri mengatakan bahwa ibu barunya adalah yang terbaik. "Jangan khawatir." Zafran menenangkanku. "Kami hanya menjaganya untuk sementara. Setelah dia tiada, semuanya akan kembali padamu." Aku memberikan pada Halida segalanya yang kupunya, persis seperti yang mereka mau. Lalu kenapa, ketika mereka akhirnya tahu semua ini hanyalah kebohongan kejam Halida, mereka datang padaku sambil menangis, berkata akulah yang mereka inginkan sejak awal?

I was diagnosed with late stage the Hollowing—Wolf Soul Degeneration. According to the Compatible Soul Restructuring Program, I could survive by receiving a soul transplant. If no match were found, I would be brain-dead in three months. After more than two months of waiting, the soul that matched me best was given away by my mate to my sister. The therapist recommended that I keep waiting for a new match, but I refused. I signed a treatment waiver and left Central Medical Center early. All the wealth and resources I had spent years saving—I gave every last bit to my sister, Lisa. For the first time, during the full moon family dinner, my parents smiled at me. My mate moved into Lisa’s room to take care of her. I did not get angry. I even made him breakfast. Even when my little pup asked if she could be his mom, I nodded and said yes. I gave them everything they wanted. So why are they regretting it now? …