Luka Smiling At Booker

Violet's world was shattered when she emerged from prison after three long years, only to discover her husband Loenard had moved on with his life. He'd married his childhood best friend Francess, and the ultimate betrayal - they'd claimed violet's own son as their own. The pain and anger ignited a fire within violet, fueling her desire for revenge. But fate had other plans. She was kidnapped by a mysterious figure from her past, hell-bent on taking down Loenard and his family. It seems like the universe was smiling ok Violet until things began to get complicated.

"I welcome the bride and groom onto the stage!" A pastor said on the mic when the guest and the family members started clapping their hands while welcoming our beautiful couples. Julian grabbed Merry's wrist when she shared a look with him with a smile on his lips. Both of the couples are the center of attention in the hallway—they start walking on the stage while waving their hands at guests. Merry looked at her family members. The family members are smiling at her, but there is a mask behind those smiling faces. They are the monsters in the human-form, she knew very well. "Smile as you can because now the bad time has started for all of you—you people will cry day and night. "I am going to take everything from you guys!" Merry YELLED IN MIND while passing a fake smile to her members. Merry's parents have been separated by her own family. She has been far from her father for decades and missed the love. Merry came to take revenge on her family. "Now, the bride and groom can kiss each other!" The pastor said this after completing the rituals. Merry turned to Julian while biting her lips to kiss him. She was so shy, but Julian stepped close and didn't hesitate to kiss her on the lips. Her eyes widened as soon as his lips touched hers—his lips were so warm, and her body shivered to the spine, making her eyes close in response. This story is not just about revenge but also about a beautiful love story.

Gladys Maharani Wiradarma mengira hari pernikahannya akan menjadi momen paling bahagia dalam hidupnya. Namun, siapa sangka calon suaminya, justru membatalkan pernikahan secara sepihak dan mempermalukannya tanpa alasan yang jelas. Luka hati Gladys belum sempat pulih, ketika tragedi berikutnya menimpanya: sang ayah kolaps akibat tekanan dan rasa malu. Di tengah kekacauan dan air mata, ayahnya menyampaikan permintaan terakhir—Gladys harus tetap menikah hari itu juga dengan pria pilihan ayahnya, seorang pengawal bernama Tyo. Siapa Tyo? Kenapa ayahnya begitu yakin padanya? Dan sanggupkah Gladys menjalani pernikahan yang bukan berasal dari cinta, sementara hatinya masih dipenuhi luka dan pertanyaan? Sebuah kisah tentang pengkhianatan, harga diri, dan perjalanan menyembuhkan luka, yang akan membuatmu mempertanyakan: apakah pernikahan bisa menjadi awal dari cinta yang sejati?

Kidnapped. Betrayed. Desired. When Kendra's life shatters after a cruel betrayal by her own sister, she’s forced into the ruthless world of Julio the Mafia King dangerous, dominant, and heartbreakingly alluring. But as sparks fly between captor and captive, dark secrets begin to unravel. Behind the power and passion lies a twisted web spun by Olivia Smith and Richard Sulley two smiling faces hiding deadly motives. As Kendra navigates a world of deception, loyalty, and forbidden love, she must choose: surrender to her fate or rise and reclaim her power. Love was never supposed to be part of the deal… But neither was betrayal

"PAPA SUDAH BILANG JAGA OLIVE! TAPI KAMU TIDAK BISA MEMBUKTIKANNYA! KAMU SELALU MEMBUAT ORANG-ORANG YANG SAYA SAYANGI TERLUKA!" Perlahan Rian mulai membuka ikat pinggangnya. Ia ingat jelas ketika mendiang istrinya—Rindu tertabrak mobil, karena menyelamatkan Sina. Ia juga mengingat Lili meninggal sebab melahirkan Sina. Luka yang Rian alami tak lain dan tak bukan adalah karena Sina—anaknya sendiri. SET! Sina memejamkan kedua matanya kala ikat pinggang itu mencambuk tubuhnya. Gadis malang itu mulai terduduk dengan tubuh gemetar hebat. "Jika Olive mati, papa tidak akan pernah memaafkan kamu!" "Saya bingung, kenapa Tuhan menghadirkan kamu di kehidupan saya!" "Pertama, Lili! Kedua Rindu dan sekarang Olive?" sentak Rian pada anak itu. "Kenapa kamu harus hidup dengan membawa kesialan?!" "KENAPA BUKAN KAMU SAJA YANG MATI!" Mendengar kalimat terakhir tangis Sina pecah. Ulu hatinya tiba-tiba merasa sakit. Dadanya mendadak sesak. PLAK! SEAT! Sina tidak melawan. Ia hanya bisa meringkuk mendapat perlakuan kasar dari ayah kandungnya sendiri itu. Hanya air mata yang bisa menerjemahkan tentang seterluka apa Sina saat ini. "I'm okay." Nyatanya kata-kata itu hanyalah kalimat palsu yang sering Sina tunjukkan. Selama ini Sina tidak baik-baik saja. Ia dihujam ribuan luka dan menyimpannya sendiri. Tak ada yang baik-baik saja kala semua orang membencinya. Tak ada yang baik-baik saja saat semua orang mengharapkan kepergiannya. Sina berharap lukanya berakhir. Namun, nyatanya luka itu terus datang dan membuat luka yang lainnya ikut menganga. Sinar Rembulan redup, sebab sulit bertahan dengan luka di dalam kesendirian. Tak ada tempat baginya untuk bersandar. Tak ada manusia yang memberikannya semangat atau motivasi. Sina kehilangan arah, saat ini gadis itu sudah sampai di puncak keletihan. Lalu harus bagaimana? Mengakhiri hidupn? Atau bertahan dengan luka yang tiada akhir?

Pernahkah terbayang olehmu, jika suami yang kau anggap paling setia, baik hati dan pengertian adalah orang yang paling menusuk, orang yang memberikan luka paling menyakitkan seumur hidup. Apa kau pernah membayangkan itu? Tidak! Jangan sampai kau membayangkan apalagi mengalami hal itu. Karena pada nyatanya, itu adalah luka paling menyakitkan seumur hidup dan itulah yang aku alami. Di mana suamiku--Mas Ardi, melakukan sebuah penghianatan yang tidak bisa aku maafkan seumur hidup.

Citra tidak pernah menyangka kalau Dwiyan akan pergi menyisakan luka yang masih membekas di sudut memorinya. Setelah kepergian pemuda yang mengisi hari-harinya, ia harus menghadapi kenyataan mengenai penyakit yang dideritanya. Setelah melewati hari-hari penuh sakit hati yang berkepanjangan, Citra bertemu Panggih yang membuat segala luka di masa lalu mulai membaik. Mampukah Citra menyingkirkan bayang-bayang di masa lalu? Dan, berbahagia dengan Panggih? Atau, terperangkap dalam bayangan di sudut memori?

Yandi anak kedua dari tiga bersaudara, dari keluarga yang cukup berada. Ia adalah anak yang selalu berlangganan masuk ke ruang kepala sekolah. Meskipun kedua orang tuanya mengetahui hal itu, namun mereka lebih mementingkan pekerjaan mereka. Yandi juga menjadi siswa yang kurang di sukai, karena sikapnya yang selalu saja membuat teman-temannya kesal. Namun semua sikapnya itu hanyalah pelampiasan atas luka yang ia rasakan. Luka yang terus bersamanya tanpa diobati sekalipun. Luka yang dialaminya sama seperti kerusakan yang sulit diperbaiki, karena ia tak pernah mendapat pengobatan hingga parah. Jika sudah parah pasti sulit untuk sembuh. Begitu pun sesuatu yang sudah rusak memang dapat di perbaiki. Namun, kerusakan itu tetap ada. Kerusakan itu tak akan menghilang. Lalu bagaimana cara memperbaiki kerusakan itu agar dapat kembali sempurna?

In those eight terrifying seconds when the plane dropped into darkness, my first thought was how devastated Lucas would be if I never made it to the airport. However, after surviving and landing safely, what greeted me instead…was a photo he shared with his childhood sweetheart, the two of them smiling on a hike. The caption read: [Here's to still being wild with you at sixty.] If it had been before, I probably would have blown up his phone, demanding an explanation and picking a fight. However, then, after brushing so close to death, I just felt… tired.. So I typed out a message: [Let's get a divorce.]

"When Ava thinks her life is finally falling into place, with her dream wedding just around the corner, her world is shattered by a devastating double betrayal. Her fiancé's infidelity and her best friend's betrayal goes deeper by the shocking murder of her father ___ There, on the bed, were Gabe and Sophie. My fiancé and my best friend, wrapped in each other's arms. They didn't notice me at first. I watched as Sophie leaned in and kissed Gabe, her hands running through his hair. Gabe pulled her closer, smiling in a way he hadn't smiled at me in months.