Thalia Greek Goddess

“You killed him! You killed him and now you play games with my child.” She yells at Rex as she struggles to free herself from my grip and attack him again. I can feel her body trembling and for the first time since the whole thing started, I feel so sorry for her and what she has been put through. Lost in the moment, I don’t realize when I hold her down to my chest and start stroking her hair to calm her down. At that very moment, just when I thought I had seen it all and nothing more could come as a surprise, I feel Xan move as a single, powerful word slips from him. “Mate.” He growls and I freeze. ***** After being forced to watch the brutal murder of her new born child and father, at the hands of her ex-mate, Camille Lockwood is thrown between three men when a vaccine is created that could turn almost any wolf into a Lycan. The Lycan king and his beta get so caught up with the struggle to get to the vaccine first that they don’t realize just how much she is changing their lives. What happens when Camille finds out that she is mated to the beta and the Lycan king realizes that she is his second chance mate? Who would win her heart at the end?

What...what are you doing, Simon?" Hazel stuttered, her eyes darting everywhere but into Simon's eyes. "You are pushing me into temptation, Haze. You're slowly turning me into a sinner." His huge, calloused hand ran smoothly down Hazel's cheeks, leaving her breathless. "You...you are my stepbrother," Hazel said. "And?" Simon asked, raising an eyebrow. "And, you have a daughter, Simon. I...I can't do this," Hazel replied, shaking her head. "Look into my eyes, Haze, and tell me you don't want me." ********** The death of Hazel's stepdad marked the beginning of something sinful for her. After the burial, her mother sold the house where Hazel was supposed to live after spending five years in California. Left stranded by her own mother, Hazel had nowhere to go except her step-brother's home. Thinking she could stay with Simon temporarily until she found an apartment, Hazel discovered that living with him brought out forbidden thoughts she once had about him. Simon was slowly turning her into a sinner. With her hot mafia stepbrother hovering around and making her heart flutter, will Hazel give in to this temptation, despite knowing Simon has a daughter and is twelve years older than her?

Setengah bulan sebelum pernikahan, aku dan Radit mengalami pertengkaran hebat. Penyebabnya? Sederhana saja, dia ingin memiliki anak dengan putri profesor pembimbingnya. “Aku dan dia hanya akan melakukan bayi tabung, bukan benar-benar ada hubungan apa pun. Profesorku sedang sakit parah, dan harapan terbesarnya adalah melihat Lisa punya seseorang yang bisa diandalkan di masa depan!” Radit mengatakannya dengan begitu enteng, tapi aku merasakan dingin menjalar ke seluruh tubuhku. “Kita akan menikah dalam setengah bulan lagi, tapi kau malah ingin punya anak dengan wanita lain. Menurutmu itu nggak keterlaluan?” Melihat punggungnya yang menghilang di balik pintu yang dibantingnya keras-keras, aku membuka ponsel dan menulis sebuah status. [ Setengah bulan lagi menikah, tapi ingin ganti pengantin pria. Ada yang berminat? ]

Pada tahun kelima pernikahannya, Stella pergi untuk mengajukan permohonan akta nikah yang baru. Tapi dia malah baru menyadari bahwa akta nikahnya itu palsu dan istri sah suaminya adalah orang lain. Cinta yang dijalin selama lima tahun ternyata palsu. Setelah kembali ke rumah, terdengar suaminya Felix dan pengacara berkata, “Tania sedang kerja keras membangun kariernya di luar negeri, hanya dengan status Nyonya Felix, dia baru bisa punya pijakan di dunia bisnis, aku harus membantunya.” “Sedangkan Stella, dia sangat mencintaiku, demi diriku dia juga putus hubungan dengan keluarganya, jadi dia pasti nggak akan pernah meninggalkanku.” Stella merasa patah hati setelah mendengar ini. Pada saat Felix mendapatkan akta nikah yang asli, Stella sudah pergi jauh dan dia tidak akan pernah bisa menemukan wanita itu lagi.

Karena anak dari wanita yang dia cintai terkurung di dalam mobil hingga dehirasi dan pingsan, dengan penuh amarah, ayah langsung mengikatku dan mengurungku di dalam bagasi mobil. Dengan wajah penuh kebencian, dia menatapku dengan tajam dan berkata, "Aku nggak punya anak sekejam kamu. Renungkan baik-baik kesalahanmu di sini." Aku memohon ampun dan mengakui kesalahan, hanya berharap ayah bisa melepaskanku. Namun, yang kudapatkan hanyalah perintah dinginnya. "Kecuali dia mati, nggak ada seorang pun yang boleh membebaskannya." Mobil itu terparkir di garasi. Tak peduli seberapa keras aku berteriak meminta tolong, tak seorang pun bisa mendengarnya. Tujuh hari kemudian, barulah dia teringat bahwa dirinya masih punya seorang putri. Ayah pun memutuskan untuk membebaskanku. Namun, dia tak tahu bahwa diriku sudah meninggal di dalam bagasi itu dan tak akan pernah bisa sadarkan diri lagi.

Crescent Moon and her mother never settled in a pack. They moved from one pack to another every time her mother noticed people lurking nearby, earning them the name ‘The Rogues.’ Crescent harbored hatred towards her mother for forcing her to disguise as a boy since she was three years old and the constant moving never allowed her to have a life of her own, unlike other she-wolves. As usual, after three months, they were on the run but ended up in the den of their enemies. Her mother was killed, leaving behind a notebook containing words written in a foreign language, while Crescent was forced to flee into the Storm Bringer Pack, posing as a slave brought from another pack. However, she never expected to be chosen by the ruthless Lycan Prince, Anton Storm Bringer, heir to the Lycan throne, as his servant. Crescent was chosen to serve the cursed Lycan Prince, whom everyone feared and prayed to the Moon goddess never to cross paths with. But what happens when the cursed Lycan Prince discovers that his mate, whom he was cursed never to have, is actually his pretty male servant with a sharp mouth and bratty attitude?

Mencari makanan dari tempat sampah, itulah Seina. Seorang wanita gelandangan yang Alistar sangkah sebagai mata-mata perusahaan. Alistar mengurung Seina karena kecurigaanya, tapi bersamanya membuat Alistar menemukan kejutan baru darinya. Kejutan yang tidak pernah dia bayangkan, membuatnya berpikir siapa itu Seina?.

Saat usia kehamilanku memasuki bulan kesembilan, wanita yang merupakan wanita idaman suamiku datang dengan alasan ingin tinggal di rumah kami. Setiap kali bertemu denganku, dia selalu memegangi dadanya dan menunjukkan wajah seolah-olah tengah disiksa oleh kenangan menyakitkan. Suamiku pun menudingku sebagai biang keladi. Dia mengira aku sengaja memamerkan perut besarku hanya untuk menyakiti hati Stella.

Sebelum menikah, mataku yang buta demi menolong Doni tiba-tiba pulih. Aku ingin memberi tahu hal ini padanya dengan senang, tapi malah melihatnya sedang bermesraan dengan adik sepupuku. "Kak Doni, sekarang anak kita sangat sehat, dokter bilang kita sudah bisa melakukan hubungan intim. Bagaimana kalau kita mencobanya di ruang tamu?" "Selain itu, kakak sedang tidur di kamar, kalau kita melakukan hubungan intim di sini, pasti sangat seru, 'kan?" "Diam! Kelak jangan pakai istriku untuk bercanda." Doni memarahinya sambil menciumnya. Melihat gerakan mereka makin mesra, bahkan napas mereka makin desak, dia baru menyadari kenapa setengah tahun lalu, mereka berdua tiba-tiba suka olahraga dalam ruangan. Aku menutup mulutku dengan tangan, lalu kembali ke kamar dan mengunci pintu. Sekarang aku tidak berencana memberi tahu Doni kalau mataku sudah pulih. Aku mengeluarkan ponsel untuk menelepon ibuku. "Ibu, aku nggak mau menikah dengan Doni lagi, aku mau menikah dengan pria vegetatif dari Keluarga Barata itu." "Aku nggak mau Doni si pria berengsek itu lagi."

I gave up everything to become a housewife—all for Tristan Fowler and our daughter. But ever since his first love got divorced, everything has changed. Tristan despises me, and my daughter orders me around like a maid. Crushed, I sign the divorce papers, give up everything, and leave for a faraway place. So why are they the ones now full of regret?