Filter By
Updating status
AllOngoingCompleted
Sort By
AllPopularRecommendationRatesUpdated
Tanda Pemberontak Langit

Tanda Pemberontak Langit

​Ji Yun (孤云 - Awan Sendirian) lahir dengan noda yang disebut 'Tanda Sanghyang'—sebuah kutukan yang membuat Akar Spiritualnya lumpuh dan memberinya batas hidup kultivasi yang singkat. Ia adalah yang terbuang dari Sekte Pedang Gerbang Utara, yang hanya menganggapnya sebagai pelayan, bukan murid. Di dunia Xianxia yang didominasi oleh kekuasaan dan tingkat kultivasi, kelemahan ini adalah hukuman mati. Dalam upaya putus asa untuk memperpanjang hidupnya (Ticking Clock), Ji Yun menemukan warisan tak terduga: sisa-sisa kesadaran seorang alkemis kuno yang pernah dikutuk oleh Kaisar Surgawi karena menentang Dao Agung. Alkemis ini mewariskan kepadanya pengetahuan terlarang: seni kultivasi Primal Qi yang melampaui energi Qi normal dan filosofi Taois kuno tentang penyempurnaan tiga harta: Jing (Esensi), Qi (Energi), dan Shen (Roh). ​Perjalanan Ji Yun dimulai bukan hanya untuk mencari kekuatan, tetapi untuk mencari kebenaran di balik kutukannya. Ia menemukan bahwa leluhurnya dituduh mencuri fragmen dari Sembilan Kuali Surga (Tripods of the Firmament)—artefak kuno yang mampu mengontrol energi kosmik Tiga Alam. ​Dipaksa untuk meninggalkan sektenya dan melarikan diri dari pengejaran Sekte Naga Giok (yang secara diam-diam bekerja untuk Surga), Ji Yun harus menaiki Tangga Kultivasi dengan kecepatan yang menakutkan, mengatasi Turnamen Regional dan menjelajahi Gua Warisan kuno. Ia berkonflik dengan Kaisar Surgawi dan birokrasi langit, yang memandang semua kultivator sebagai subjek yang harus tunduk pada Wu Wei (Non-Tindakan) mereka sendiri. Ji Yun harus memilih: menerima takdirnya dan mati damai sesuai Mandat Langit, atau menentang seluruh tatanan kosmik untuk menulis ulang Dao (Jalur) miliknya sendiri.
Fantasi
137 viewsOngoing
Read
Add to library
The Day We Bonded

The Day We Bonded

The world was divided into the mortal realm and the divine realm. The Rain Clan belonged to the divine realm. They could hear the prayers from the mortal realm. The Rain Maidens would bring rainfall to the mortal realm through prayers. They could ascend to heavens through cultivation. In the Rain Clan, every rain maiden was born with a dragon who would ascend with her and become her mount. When my sister and I were born, we shared only one spirit beast—a white dragon. The white dragon was the lowest of all dragons, yet I ignored the clan’s objections and insisted on forming a bond with him so that we could ascend. However, on the day I succeeded in calling the rain and married him, he shot an arrow straight through me while I was pregnant and at my weakest from summoning rain. As I lay dying, I saw him rush toward my sister. “Leigh, now I can finally be with you forever.” Only then did I realize the white dragon had chosen me under pretenses to help Leigh ascend. When I opened my eyes again, he and I had both returned to the day of our bond. There, he learned that Leigh was the true heir to the Rain Goddess mantle. He dropped to his knees and loudly confessed that he had always loved Leigh, and that he wished only to be her mount. Everyone knew I had spent half my cultivation to save him when he first hatched. I smiled and pointed at a mottled green snake at the edge of the barrier. The white dragon thought that as long as he bonded with my sister, he would ascend. However, what he never knew was that without me, Leigh could never ascend.
Short Story · Imagination
2.5K viewsCompleted
Read
Add to library
PREV
1
...
161718192021
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status