Share

Bab 14

Penulis: Merspenstory
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-02 15:20:20

Langit sudah gelap ketika Sienna berdiri di depan mansion dengan koper di sampingnya. Udara yang dingin menyusup ke balik mantel panjangnya, tapi bukan itu yang membuatnya menggigil. Melainkan kenyataan bahwa ia akan pergi ke Dubai bersama Sebastian.

Sebastian berdiri beberapa langkah di depannya, tengah berbicara di telepon dengan seseorang. Hanya sepatah dua patah kata, dan lawan bicaranya langsung bungkam.

“Pria ini benar-benar penuh kontrol,” gumam Sienna pelan, tatapannya tak lepas dari Sebastian.

Begitu sambungan telepon ditutup, Sebastian menoleh padanya. “Mobil sudah siap.”

Sienna hanya mengangguk dan mengikuti langkah pria itu ke arah mobil hitam yang menunggu di depan tangga utama. Brandon membukakan pintu belakang, dan Sebastian masuk lebih dulu tanpa menoleh. Sienna mengikuti, duduk di kursi bersebelahan tanpa tahu harus berkata apa.

Mobil begerak stabil menuju bandara.

“Berapa lama penerbangannya?” tanya Sienna basa-basi.

Sebastian menoleh sedikit. “Empat belas jam. Kita
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 96

    Sebastian tertawa pelan. “Tapi kau masih duduk di sini bersamaku.”Sienna hendak membalas. Namun Sebastian lebih dulu menggeser piringnya sedikit ke samping dan mencondongkan tubuh ke depan, jaraknya kini lebih dekat. “Aku juga ingat satu lagi,” bisiknya. Suaranya turun satu nada, rendah dan menggelitik suasana tegang di antara mereka. “Kau suka disentuh tepat di belakang leher saat rambutmu masih basah setelah mandi. Biasanya kau langsung menutup matamu dan menggigit bibir.”Sienna membeku.Sebastian tersenyum tipis, ia makin bersemangat setelah melihat reaksi wanita itu. “Kalau aku salah, kau bebas menyiram wajahku sekarang juga.”Tangan Sienna refleks meraih gelas. Tapi bukan untuk menyiram, melainkan untuk meneguk air cepat-cepat.Sebastian kembali bersandar, rasa puas tercetak jelas di wajahnya.“Jangan terlalu santai,” geram Sienna.“Aku tidak santai, Sayang. Aku hanya menikmati waktu makan siang bersama istriku. Itu saja,” ujarnya, tapi tatapannya jelas bicara lebih dari itu.

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 95

    Sienna tertawa sinis. “Kau terlalu narsis, Sebastian,” ujarnya sambil memiringkan kepala. “Aku terlalu lelah dan pening untuk berdebat denganmu. Sekarang lepaskan aku.”Sebastian mengendurkan pelukannya perlahan, lalu mundur satu langkah penuh. Ia tidak membantah, tidak memohon. Pria itu benar-benar mendengarkan hari ini.Sienna membalikkan badan, menghindari tatapan pria itu. Ia berjalan ke meja, meletakkan tablet, lalu meraih botol air dan meneguknya beberapa kali“Aku datang karena ingin mengajak kau makan siang,” ujar Sebastian.“Aku sudah makan,” balas Sienna cepat, suaranya terdengar sedikit ketus.Tapi tepat setelah kalimat itu meluncur, suara keroncongan jelas terdengar dari perutnya. Begitu keras dan jelas, hingga Sienna pun nyaris mematung di tempat.Sebastian mengangkat alis dan tersenyum miring. “Kau bisa berbohong,” katanya sambil menyilangkan tangan di dada. “Tapi perutmu tidak.”Sienna menatap pria itu dengan sorot jengkel, seolah ingin menusuk pria itu dengan pandangan

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 94

    Keesokan paginya.Hari ini adalah hari pertama Joseph masuk sekolah.Namun pagi itu tidak berjalan semulus yang Sienna bayangkan. Sebuah laporan mendadak dari staf galeri mengacaukan rutinitasnya. Salah satu instalasi utama lukisan yang dijadwalkan tampil mengalami gangguan.“Pindahkan saja ke panel kanan, jangan yang kiri! Cahayanya terlalu banyak makan pigmen biru!” serunya ke ponsel, sambil menyambar blazer dan menyelipkan tablet kerja ke dalam tas.Pintu kamar Joseph terbuka perlahan. Bocah itu muncul dengan rambut masih agak acak-acakan sambil menyeret tas sekolah kecilnya. Seragam sudah dikenakan meski satu sisi kancing bajunya tidak sejajar, kaus kakinya tak seragam panjangnya, dan wajahnya masih tampak mengantuk.“Mommy... aku sudah siap berangkat ke sekolah hari ini. Tapi bajuku masih kurang rapi,” gumamnya pelan.Sienna menoleh, dan seketika mendesah pelan. Ada rasa sesal mengendap di dadanya. Fokusnya pagi ini sepenuhnya tercurahkan pada masalah di galeri hingga ia tak sempa

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 93

    Suara mesin mobil mendengung pelan di telinga Sienna, berbaur dengan gumaman pelan Joseph yang duduk di kursi belakang. Namun bagi Sienna, dunia seolah terbungkam. Semua suara teredam di balik kepalanya sendiri.‘Kau masih istriku, Sienna! Aku tak pernah menceraikanmu, ingat itu.’Ucapan Sebastian hari itu kembali terngiang di kepalanya. Pria itu mengucapkan kalimat itu dengan nada tinggi, tapi yang paling mengganggu bukan suaranya.Yang paling menghantam adalah kebenaran dalam ucapannya. Fakta yang selama ini ia hindari untuk diakui, bahkan pada dirinya sendiri.Tangan Sienna menggenggam kemudi lebih erat. Jari-jarinya terasa dingin, padahal kabin mobil tidak pernah serendah itu suhunya. Ia menatap lurus ke jalanan yang padat, mencoba fokus, namun pikirannya terus kembali ke tatapan mata Sebastian saat mengucapkan kalimat itu.Tajam. Tegas. Tak terbantahkan.Mereka memang tidak pernah resmi bercerai.Ia yang pergi. Ia yang menghilang. Tapi tidak pernah ada satu pun proses legal yang

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 92

    Kepala sekolah berdiri sambil merapikan berkas di tangannya. “Mohon maaf,” ucapnya sopan. “Seharusnya saya menyerahkan satu formulir tambahan untuk data siswa baru, tapi tampaknya tertinggal di ruang arsip. Saya akan mengambilnya sebentar.”Sienna dan Sebastian mengangguk hampir bersamaan.Begitu kepala sekolah keluar dari ruangan, keheningan menyergap mereka. Tak ada lagi yang perlu diputuskan. Sienna telah menyetujui pendaftaran Joseph.Namun itu tidak berarti segalanya telah selesai.“Aku tidak menyuruhmu mencampuri urusanku,” ucap Sienna.“Aku tidak mencampuri,” jawab Sebastian pelan. “Aku hanya mengambil bagian yang memang seharusnya menjadi tanggung jawabku.”Sienna memejamkan mata sejenak. Kata-kata Sebastian terlalu masuk akal untuk disangkal.“Aku tidak tahu apakah aku siap untuk ini,” gumamnya. “Untuk membiarkanmu masuk ke dalam hidup Joseph.”Sebastian menatapnya, kali ini tanpa menginterupsi. Ia membiarkan Sienna berbicara, karena ia tahu, apa pun yang ia katakan sekarang t

  • Lari dari Perjodohan, Jatuh ke Pelukan CEO Dingin   Bab 91

    “Kau mencintaiku? Omong kosong, Sebastian. Kau pikir aku akan tertipu lagi seperti enam tahun yang lalu?”Suara Sienna nyaring, seperti cambuk yang menghantam udara. Tapi matanya yang basah oleh air mata tidak sekokoh ucapannya.Sebastian tidak menjawab seketika.Ia berdiri diam, hanya menatap wanita di hadapannya—wanita yang telah ia khianati dengan rencana dan kebohongan, tapi juga wanita yang tak pernah berhenti ia cari, ia tunggu, dan ia sesali selama enam tahun terakhir.Tatapan itu membuat Sienna semakin geram. Ia melangkah maju. “Jangan pandangi aku seperti itu. Kau tidak berhak!”Joseph memandang mereka bergantian. Suara ibunya yang meninggi membuat ekspresi wajahnya berubah gelisah. Tangannya melingkar erat di leher Sebastian, seolah takut ayah yang baru ia temukan itu akan menghilang lagi.Namun Sebastian menenangkan bocah itu dengan pelukan ringan. Satu tangan mengusap punggung Joseph, sementara tatapannya tetap tertuju pada Sienna.“Aku tidak akan membela diri,” ucapnya pel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status