Ranjang Panas Presdir Posesif

Ranjang Panas Presdir Posesif

last updateLast Updated : 2025-05-04
By:  minayaUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
29Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Demi menyelamatkan kebangkrutan keluarganya, Elena memilih untuk menyerahkan kesuciannya yang sudah dia jaga selama ini pada pria asing. Namun siapa sangka, Elena justru berakhir dengan Damin Falcone--salah satu cucu dari orang terkaya di negeri--yang tengah mabuk berat setelah dikhianati kekasih. Lantas, bagaimana nasib Elene? Belum lagi, keduanya terpergok oleh sang kakek yang memaksa keduanya menikah!

View More

Chapter 1

One Night Stand

“Tunggu kau masih perawan?” Suara berat seorang pria yang tengah telanjang itu membuat wanita yang ada dibawahnya menegang.

Elena, wanita itu menutup matanya sembari mengangguk ragu. Dia memang masih perawan dan terpaksa menjual dirinya untuk menyelamatkan papanya dari rentenir.

“T-tunggu…t-tuan akan pergi?” Elena terkejut ketika pria itu bangkit dan malah memungut pakaiannya. Apa dia melakukan kesalahan?

Elena mendadak menjadi ketakutan. Jika dia gagal memuaskan pelanggan utama sekaligus pertamanya ini maka Mami Lily, ketua mucikari di club ini tidak akan mau membayar Elena.

Pria itu membelakangi Elena. Otot otot punggungnya terpampang di dalam cahaya remang remang ruangan itu. “Aku tidak bermain dengan seorang perawan.” Kata kata itu keluar dari bibir pria itu.

Elena terdiam, bagaimana bisa pria ini langsung tahu?

Dengan tangan bergetar Elena bangkit dan berlutut di hadapan pria itu. Memohon dengan nada yang sangat lirih. “T-tuan aku mohon jangan pergi. Jika tuan pergi aku tidak akan dibayar sama sekali sementara aku perlu uang yang banyak untuk—

“Untuk apa?” Pria itu mencengkeram erat dagu Elena dengan sorot mata yang memerah menahan amarah. “Apa semua wanita akan melalukan apapun demi uang hah? Sebegitu rendah dirimu hingga kau melakukan ini?” sinis pria itu.

Elena tidak tahu kenapa pria ini menjadi begitu marah. Tetapi melihat dari sorot matanya sepertinya memang ada sesuatu.

Mami Lily mengatakan pria ini adalah adalah pelanggan baru dan paling VVIP di clubnya. Kata wanita itu, pria ini ditinggal oleh tunangannya keluar negeri dan membatalkan pernikahannya. Semenjak itu pria ini mulai rutin mengunjungi club ini untuk menyalurkan rasa emosinya.

Semua wanita di mata pria ini sama. Rendah, dan hanya memikirkan tentang uang saja. Termasuk Elena yang langsung membuat emosinya tersulut.

“Y-ya…..aku memang tidak berarti,” jawab Elena, sorot matanya penuh dengan kesedihan dan penderitaan yang dalam. Tidak ada yang tahu seberapa banyak rasa sakit yang sudah Elena alami hingga berakhir di tempat ini.

“Tuan tidak perlu berpikir sampai sejauh itu, aku memang melakukannya demi uang karena uang bisa melakukan segalanya,” lirih Elena.

Pria itu terkekeh dengan penuh ketidakpercayaan. Dia tidak habis pikir kenapa semua wanita berubah menjadi rendahan seperti ini. Uang bisa melakukan segalanya katanya? Bahkan seluruh uang yang dia miliki tidak bisa mengobati rasa sakit yang dia alami.

Lalu kenapa wanita ini dengan entengnya mengatakan uang bisa melakukan segalanya?

“Baiklah, kau sendiri yang memberikan harga untuk tubuhmu ini. Aku tidak akan segan kalau begitu!” ucap pria itu sebelum akhirnya mulai mengangkat tubuh mungil Elena dan melemparnya keatas kasur dengan sangat kasar.

Elena terperajat kaget ketika pria itu mulai melancarkan aksinya. Walau sangat frustasi memikirkan bagaiamna caranya mendapatkan uang cepat, tidak bisa dipungkiri betapa ketakutannya Elena saat ini.

Ini adalah pertamakalinya dia melakukan hal hal seperti ini. Elena selalu percaya bahwa tubuhnya hanya untuk cintanya dimasa depan namun itu hanya harapan untu orang yang punya masa depan, tidak seperti Elena yang memang ditakdirkan untuk menderita.

Jadi apa gunanya harga diri? Apa itu masa depan? Elena tidak mengenal semua itu.

Pria itu menyadari kekakuan wanita dibawahnya ini. Seluruh tubuhnya bergetar ketakutan. “Aku membayarmu mahal, seharusnya kau yang melayaniku,” ucap pria itu kini mengubah posisinya menempatkan Elena diatasnya.

“Cepat, puaskan aku!” titah pria itu. Dari temaran cahaya di ruangan ini Elena dapat melihat garis wajah tampan pria ini. Sorot matanya yang memikat dan tubuhnya yang begitu atletis membuat siapa saja bisa berlutut untuk memuaskannya.

Tetapi Elena pengecualian. Dia bukanlah profesional disini.

Elena terdiam sembari menelan ludahnya ketika pria itu melepas seluruh pakaiannya dan sesuatu yang besar dan keras terasa menusuk paha bawahnya. “T-tuan maafkan aku….ini benar benar pertama kalinya bagiku,” cicit Elena.

Melihat keluguan wanita ini membuat pria itu tidak sabaran. Dia langsung membalik tubuh seksi Elena dan mengungkungnya di bawahnya. “Baiklah, jika di tengah jalan kau merintih dan ingin berhenti jangan salahkan aku.” Pria itu berucap kemudian langsung menyambar Elena lagi.

Pria itu mulai melakukan  pemanasan lagi dan menyentuh semua bagian sensitif wanita itu dan mencium setiap inci tubuh molek Elena.

“Ahh…” Erangan demi erangan keluar dari bibir seksinya dan pria itu tanpa ragu memaut bibirnya dan menciumnya dengan brutal.

Elena bahkan tidak punya kesempatan untuk bernapas sebelum pria itu memposisikan tubuhnya dan langsung menghantamnya dengan keras.

“Arghh….” Elena merintih kesakitan. Rasanya ada sesuatu yang robek dibawah sana dan rasanya sangat perih.

“Ahhh ini sakit,” cicitnya.

“Setelah ini tidak akan sakit lagi.” Setelah mengucapkan itu, pria itu langsung mempercepat tempo permainannya. Dia benar menggila karena tubuh Elena sangat molek bak gitar spanyol.

“Ahh….Thalia….kau sangat nikmat.”

Deg!

Kesadaran Elena langsung terkumpul saat dia mendengar pria yang sedang menganggahi tubuhnya ini mendesahkan nama seorang wanita. Apa itu nama tunangannya yang kabur itu?

Namun Elena mengabaikannya. Dia tidak peduli walau pria ini membayangkan wanita lain saat bersamanya karena yang terpenting baginya adalah uang. Hingga di akhir permainan keduanya sama sama terkulai lemas diatas tempat tidur itu.

Elena meraskan perih di area sensitifnya karena permainan pria ini. Namun, tidak dapat dia pungkiri dia sudah mendapatkan kenikmatan tiada tara.

 Pria itu langsung bangkit saat keduanya sudah selesai. Dia berlalu menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan kembali beberapa menit kemudian.

Elena sudah selesai memakai seluruh pakaiannya dan berniat menunggu hanya untuk mengucapkan pamit pada pria ini karena dia adalah salah satu pelanggan dengan sumbangsih terbanyak di club ini.

“T-tuan karena sudah selesai aku akan pergi,” ucap Elena tanpa berani menatap mata pria itu. Dengan langkah gontai karena sakit di area sensitifnya Elena berjalan hendak keluar.

“Siapa yang mengizinkanmu pergi?”

Elena terdiam, langkahnya terhenti.

Dengan langkah panjang dan pasti pria itu mengangkat tubuh Elena lagi dan hendak membawanya menuju ke kamar mandi. “Kita harus melakukan ronde kedua, sayang.”

Deg!

Elena benar benar kehabisan kata kata. Jadi belum selesai setelah semua tenaga yang habis?

Tepat saat Damian hendak membawa Elena ke kamar mandi, pintu didobrak dengan paksa dari luar dan suara langkah kaki mendekat ke arah ruangan.

 “DAMIAN! APA YANG KAU LAKUKAN?”

“Kakek…”

Apa? Kakek? Elena benar benar tidak paham apa yang sedang terjadi.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
29 Chapters
One Night Stand
“Tunggu kau masih perawan?” Suara berat seorang pria yang tengah telanjang itu membuat wanita yang ada dibawahnya menegang.Elena, wanita itu menutup matanya sembari mengangguk ragu. Dia memang masih perawan dan terpaksa menjual dirinya untuk menyelamatkan papanya dari rentenir.“T-tunggu…t-tuan akan pergi?” Elena terkejut ketika pria itu bangkit dan malah memungut pakaiannya. Apa dia melakukan kesalahan?Elena mendadak menjadi ketakutan. Jika dia gagal memuaskan pelanggan utama sekaligus pertamanya ini maka Mami Lily, ketua mucikari di club ini tidak akan mau membayar Elena.Pria itu membelakangi Elena. Otot otot punggungnya terpampang di dalam cahaya remang remang ruangan itu. “Aku tidak bermain dengan seorang perawan.” Kata kata itu keluar dari bibir pria itu.Elena terdiam, bagaimana bisa pria ini langsung tahu?Dengan tangan bergetar Elena bangkit dan berlutut di hadapan pria itu. Memohon dengan nada yang sangat lirih. “T-tuan aku mohon jangan pergi. Jika tuan pergi aku tidak aka
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more
Penderitaan Elena
“Kami ingin memulai ronde kedua apa kakek tetap akan berdiri dan menganggu kami?” Ucapan pria yang ternyata namanya Damian ini sukses membuat Elena melotot tajam.Sudah ketahuan tapi pria ini malah menantang lagi?“KAU! Mau sampai kapan kau akan terus bermain main seperti ini Damian?” Pria dengan pakaian rapi dan beberapa pengawal di belakangnya itu terlihat sangat marah. “Kau benar benar mencoreng nama baik keluarga kita!”Dia sudah lama tahu kalau Damian memang suka mengunjungi tempat ini dan sudah selama itu pula dia menahan amarahnya karena awalnya dia mengira Damian hanya sakit hati sementara. Saat dia sudah bisa melupakan mantan tunangannya itu maka dia akan kembali normal namun semuanya salah besar.“Sebelum mencoreng, aku sudah memberikan banyak untuk keluarga jadi impas.” Damian menjawab tanpa ragu. Sementara Elena yang masih diangkat oleh pria itu hanya bisa menyembunyikan seluruh wajahnya di ceruk leher Damian. Dia sungguh sangat malu saat ini.Melihat keadaan yang memang t
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more
Bukan Pria Biasa
Elena, Damian dan Rico sampai di apartement sementara Damian, tempatnya biasanya tidur sementara karena dekat dengan perusahaannya.Elena berjalan mengikuti kedua pria itu dengan wajah pucat. Saat sampai di ruangan, Elena memberanikan dirinya membuka suara. “T-tuan, bagaimana dengan papaku apa dia akan dilindungi?” tanya Elena.Damian bersandar sambil menyilangkan kakinya. Tatapan matanya sangat intens mentap Elena dari ujung kepala sampai ujung kaki seakan dia bisa menelanjangi Elena hanya dari tatapannya itu.Elena menelan ludahnya, merasa gugup karena dia tahu betul makna dari tatapan pria itu. “Anak buahku sudah mengurus itu semua, yang perlu kau pikirkan sekarang hanya aku, Elena,” ujar Damian dengan santainya.Elena bahkan tidak tahu sejak kapan pria ini tahu namanya tapi mengingat semua hal ini mulai dari pengawal, asistem pribadi, pelanggang utama di club dan semuanya sepertinya Damian ini memang bukan orang sembarangan.Elena tak membalas setelah itu, dia hanya duduk kaku men
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more
Mansion Falcone
Aneh! Tapi nyata itulah yang terjadi saat ini.Elena menerima sebuah surat panggilan karena dia sudah lolos tahap administrasi untuk menjadi maid di mansion Keluarga Falcone. Jatungnya berdebar dengan kencang. Walau memang tujuannya kesana adalah untuk memuaskan hasrat tuan muda keluarga itu tetapi ini sungguh pengalaman yang sangat berkesan di hidupnya.Pagi ini Elena sudah bisa ke mansion utama untuk menjalani tes keterampilan dan menunggu pengumuman penerimaan disana.Beberapa orang terlihat sudah berkumpul di bagian belakang mansion karena bagian utama hanya boleh dilalui oleh penghuni mansion sementara maid dan pengawal harus masuk lewat belakang atau samping.Elena tak henti hentinya berdecak kagum ketika melihat betapa besarnya mansion ini. Dengan taman yang sangat luas dan rumah utama bak istana terlihat sangat megah dan berkilau dari kejauhan.Elena sekarang paham kenapa Damian bisa mengatakan ingin membeli seseorang dengan mudahnya. Dia terlahir sebagai pangeran disini mungk
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more
Memuaskan Tuan Muda
“Aku tidak memakan makanan pembuka, apa kau maid baru?” Seorang pria yang wajahnya persis seperti Damian namun versi lebih tuanya itu berbicara kepada Elena dengan wajah datar.Elion Alexander Falcone, cucu pertama dari Tuan Falcone dan kakak dari Damian sendiri. Elena tahu semua itu karena orientasi yang diberikan tadi namun karena gugup dengan perilaku Damian tadi dia melupakan ini.Elena mengambil makannnya sembari membungkuk, “Iya, Tuan saya maid baru mohon maafkan saya,” ucap Elena.Elion tidak membalas tetapi dia menatap Elena dengan tatapan yang cukup dalam, entah kenapa suara dan caranya berbicara mengingatkannya pada seseorang namun Elion tidak yakin siapa.“Aku tidak perlu maafmu jika kau melakukan ini lagi keluar dari mansion ini,” ucap Elion tegas membuat Elena merutuki dirinya sendiri.Mila tidak berani ikut campur karena temperamen Elion yang paling buruk disini. Dia hanya bisa menasehati Elena ketika ada di dapur nanti tidak didepan majikan.“Elion, sudahlah jangan mena
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more
Hanya Aku Yang Berhak
Terhitung sudah 1 minggu lebih Damian pergi entah kemana semenjak kejadian itu. Elena tahu betul pria itu kesal namun apa boleh buat? Elena benar benar datang bulan saat itu.“Lena, gelas dan sendok di meja utama kurang tolong hitung dengan benar!” Suara Mila membuyarkan lamunan Elena yang tengah mencari gelas dan piring kecil.“Iya, akan aku bawa segera,” jawab Elena. Buru-buru dia berjalan ke arah luar namun seseorang sengaja menabraknya dengan cukup keras hingga piring kecil itu hampir jatuh.“Tuan muda tiba hari ini, awas jika kau berani menggodanya kau pikir kau penguasa disini hanya karena kau adik dari Rico?” sinis Miranda sembari mencengkeram pundak Elena dengan sangat keras.Semenjak kejadian minggu lalu saat Elena membawakan Damian makan ke ruangan kerjanya, Miranda mulai menunjukkan sifat aslinya.Karena Elena cukup lama ada disana untuk berbicara dengan Damian karena pria itu terus menggodanya, Mira menuduh Elena berusaha mencari perhatian Damian, apalagi saat itu Damian s
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more
Tidak Punya Waktu Lagi
Elena baru saja meletakkan nampan kopi di meja saat Damian menarik tangannya. Tanpa peringatan, tubuhnya jatuh ke pangkuan pria itu, kedua tangannya terperangkap dalam genggaman erat. Ia menegang, tetapi tatapan Damian yang gelap membuatnya tak bisa bergerak."Tuan—""Ssst," Damian menempelkan jari di bibir Elena. "Aku sudah cukup bersabar. Hari ini, kau tidak akan pergi sebelum aku puas."Elena sebenarnya ingin menolak dengan mentah mentah pria ini namun apa hak yang dia punya? Damian sudah berhasil memegang kendali atas semuanya termasuk tubuhnya dari perjanjian itu. Datang bulan kemarin saja sudah cukup membuat Damian mendiaminya selama hampir seminggu dan Elena tahu cepat atau lambat dia harus melakukan pekerjaan utamanya walau dia sudah sangat terbiasa dan nyaman menjadi maid di mansion ini. “Ah…T-tuan bagaimana kalau ada yang masuk ke sini? Bukankah ini ruangan kerja?” cicit Elena dengan wajah yang sudah bersemu merah karena posisi intim keduanya. Damian menikmati melihat waja
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
Belum Selesai
“Ahh…Euhh.” Elena terus meloloskan desahan tanpa ia sadari. Tangannya bergetar saat dia berusaha berpegangan erat tetapi saking kerasnya gerakan Damian, Elena hampir tidak bisa berdiri dengan kedua kakinya. Damian akhirnya melepaskan tautan keduanya hingga bisa memberikan waktu bagi Elena untuk bernapas sebentar. Keringat mengucur di pelipisnya dan Elena samasekali tidak berani melihat ke belakang dimana ada Damian. Dia merasa sangat malu melihat milik Damian dicahaya seterang ini. Entah kenapa rasanya sangat canggung walau mereka sudah pernah melakukannya sebelumnya. Damian, pria itu selalu membuat Elena merasa terintimidasi hanya dengan kehadiran pria itu saja. Elena mengatur deru napasnya yang tidak beraturan dan dia segera menurunkan rok dan hendak mengancingkan kembali bajunya namun Damian tiba tiba menekan tubuh Elena hingga wanita itu menempel di tembok.Kedua tangan Elena menempel di tembok dan dikunci oleh Damian hingga Elena benar benar terhimpit oleh tubuh pria itu, sam
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
Upah Lebih
Elena bergegas merapikan pakaiannya dan mengambil tisu untuk mengelap wajahnya yang berkeringat. Penampilannya sudah berubah menjadi kacau seperti ini jika dia keluar langsung pasti ada maid lain yang curiga dengannya, terutama Miranda. Elena mengambil napas dalam dalam lalu berjalan menuju ke dekat meja Damian dimana sepatunya berada. Elena memakainya dengan cepat karena sebentar lagi waktu istirahat makan siang akan berakhir. Sebelum pergi, Elena melihat foto-foto wanita yang berjejer diatas meja itu. Semuanya adalah foto-foto wanita dari Kalangan atas yang sebanding dengan Keluarga Falcone. Bahkan, diantaranya ada model, artis, dan anak pejabat politik. Semuanya terlihat sangat serasi jika bersanding dengan seorang Damian Alexander Falcone dan Elena hanya bisa tersenyum miris melihat semudah itu Damian men
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
Aku Datang
Grand opening cabang baru Falcone Fashion di pinggir kota digelar dengan penuh kemewahan. Gedung megah berarsitektur modern berdiri tegak dengan dinding kaca yang memantulkan cahaya sore, menciptakan kilauan yang nyaris menyerupai berlian. Para tamu undangan dari kalangan pebisnis, selebriti, dan sosialita hadir mengenakan busana terbaik mereka, berharap bisa mencuri perhatian pria yang menjadi pusat acara ini—Damian Alexander Falcone.Sebenarnya sesuai rumor, Thomas Falcone yang akan menghadiri acara ini namun h-3 jam sebelum acara rumor sudah tersebar kalau Damianlah yang akan hadir jadi semua orang berbondong-bondong untuk melihat tuan muda yang dirumorkan menjadi yang tertampan di Keluarga Falcone. Saat Damian tiba, suasana seakan berubah. Setelan jas hitam rancangan desainer ternama membalut tubuh t
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status