Suami Pengganti Untuk Gadis Desa

Suami Pengganti Untuk Gadis Desa

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-09
Oleh:  Merisa storiaBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
7Bab
20Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Asih, gadis desa yang polos, dihamili lalu ditinggalkan oleh Ardy Wijaya, putra pemilik perkebunan yang sudah beristri. Di tengah kehancurannya, pria tampan bernama Galih muncul, ia bersedia menikahi Asih karena hutang budi pada ibunya. Pernikahan tanpa cinta itu perlahan berubah menjadi kasih sayang. Galih mencintai Asih dan menganggap anaknya sebagai darah dagingnya sendiri. Namun, Ardy kembali dengan obsesi merebut Asih dan anaknya. Saat kehidupan mulai damai, teror misterius menghantui mereka. Galih diserang orang tak dikenal, dan Asih terkejut mengetahui suaminya yang selama ini sederhana ternyata ....

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Ardy, kamu tahu ini tidak mudah. Keluargamu pasti tidak akan pernah menerimaku."

Ardy mendekat, mengangkat dagu Kinasih dengan lembut.

"Demi dirimu, badai akan kuterjang, gunung akan kudaki, dan dunia pun akan kulawan, asal aku bisa terus bersamamu, Sayang," ucap Ardy, tangannya menggenggam lembut jemari wanita yang sangat ia cintai.

Kinasih, gadis desa berparas cantik yang biasa dipanggil Asih, menatap mata Ardy yang berbinar. Hatinya berdesir mendengar kata-kata itu. Selama ini, ia hanyalah seorang pemetik kopi dari keluarga miskin, sementara Ardy adalah anak dari pemilik perkebunan yang kaya raya. Namun, cinta mereka tumbuh secara alami, melampaui sekat-sekat sosial yang menghalangi.

Mereka merebahkan diri di atas hamparan rumput di antara tanaman kopi yang rimbun. Ardy berbaring menyamping, memandang wajah Asih yang terlihat sangat cantik diterpa cahaya senja.

Ardy menarik Asih mendekat, saling berhadapan. Ia menabrakkan bibirnya pada bibir Asih dengan kerinduan yang menggila.

"Sayang ...." Nafas Ardy semakin memburu.

Jemari Ardy menelusuri setiap lekuk tubuh Asih. Sementara Asih hanya diam tak mengerti. Maklum saja, ini kali pertama ia menjalin hubungan dengan seorang pria.

"Asssh ...." Asih meremas bahu Ardy dan mendesah pelan saat bibir Ardy mendarat di lehernya yang jenjang.

Tak butuh waktu lama. Ardy melepas gaun lusuh gadis itu, menyisakan tubuh polos di bawah langit senja. Kemudian, ia melepas kemejanya sendiri, menghempaskannya ke tanah.

"Sssh .... Jangan Ardy," kata Asih mencoba menghentikan. Namun, Ardy yang sudah tidak bisa menahan hasratnya, semakin liar menelusuri tubuh kekasihnya itu.

"Aku sangat mencintaimu, Sayang, dan aku sangat menginginkanmu," bisik Ardy.

Asih menggeliat, menjerit kecil saat sesuatu dari tubuh Ardy masuk penuh ke dalamnya.

"Assh, sakit ...." Asih merintih.

"Sssst ... jangan bersuara, Sayang. Nanti ada yang mendengar," bisik Ardy menghentikan rintihan Asih dengan ciuman lagi.

Mereka bercinta. Ardy bergerak liar di atas tubuh Asih. Rasa sakit pun perlahan menghilang, dikalahkan gelombang kenikmatan yang terus memuncak.

Hingga akhirnya, Ardy mengerang, tubuhnya mengejang penuh kepuasan.

"Sayang, aku mencintaimu." Ardy mengecup kening Asih, merebahkan tubuhnya disamping Asih dengan napas terengah-engah.

©©©

Dua bulan berlalu ....

"Tidak biasanya Ardy lama," gumam Asih.

Gadis cantik itu duduk dengan gelisah di atas bangku kayu yang sudah dimakan usia. Pandangannya menyapu jalanan berbatu yang mengarah ke perkebunan kopi tempat dirinya berada. Sudah hampir satu jam ia menunggu, tapi sosok yang ditunggunya belum juga muncul.

Jemarinya menggenggam bungkusan kecil yang tersembunyi di saku rok lipatnya. Sebuah senyum tipis tersungging di bibir mungilnya setiap kali tangannya menyentuh bungkusan itu. Hari ini adalah hari istimewa, di mana hidupnya akan berubah selamanya.

Dari kejauhan, terdengar derap langkah tergesa-gesa. Asih menegakkan tubuhnya, matanya berbinar penuh harap. Sosok lelaki berjaket denim yang dinanti akhirnya muncul, berlari terengah-engah dengan peluh membasahi dahinya.

"Maaf, kamu lama menunggu," ucap Ardy dengan napas tersengal, tangannya bertumpu pada lutut sementara dadanya naik turun berusaha meraup oksigen sebanyak mungkin. Wajahnya yang tampan memerah karena berlari. "Tadi, ada masalah di kantor yang tidak bisa kutinggalkan."

Asih tersenyum manis, jemarinya menyeka keringat di dahi pria yang telah menjadi kekasihnya selama lima bulan itu. "Tidak apa-apa," bisiknya. "Yang penting kamu sudah di sini sekarang."

Ardy duduk di samping Asih, masih berusaha mengatur napasnya. Matanya menatap teduh wanita yang dicintainya itu.

"Jadi ... apa kejutan yang ingin kamu berikan, Sayang?" tanyanya, menggenggam tangan Asih yang terasa dingin meski hari cukup terik.

Asih menatap Ardy dengan mata yang berbinar-binar, seolah ada jutaan bintang yang menari di kedua iris hazelnya. Jantungnya berdegup kencang. Inilah saat yang ditunggu-tunggu. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia mengeluarkan bungkusan kecil dari sakunya.

"Aku hamil," bisik Asih, sementara tangannya menyodorkan alat tes kehamilan dengan dua garis merah yang tampak jelas.

Kedua mata Ardy membelalak lebar. Tubuhnya tiba-tiba menegang, dan genggaman tangannya pada jemari Asih mengendur. Wajahnya yang semula sumringah perlahan berubah pucat pasi, seolah seluruh darah tersedot dari tubuhnya. Ia menatap benda dalam genggamannya dengan tangan yang bergetar hebat, seakan sedang memegang bara api yang panas.

"Ardy?" Asih memanggil namanya ragu, keningnya berkerut melihat reaksi kekasihnya yang jauh dari ekspektasi. Seharusnya, ini menjadi momen bahagia mereka berdua. Seharusnya Ardy memeluknya erat, menciumi wajahnya, dan berjanji akan segera menikahinya. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. "Apakah kamu tidak suka dengan kejutan yang aku berikan?"

Ardy mengusap wajahnya dengan kasar, lalu menghela napas berat. Matanya tak berani menatap langsung mata Asih yang mulai berkaca-kaca. Ada jeda panjang yang menyiksa sebelum akhirnya ia memberanikan diri bersuara.

"Maaf Asih," ucapnya dengan suara serak, setiap kata terasa seperti silet yang mengiris tenggorokannya sendiri. "Aku tidak bisa menikahimu."

Asih tersentak, jantungnya seakan berhenti berdetak. "Apa maksudmu?"

"Sebenarnya ...," Ardy menelan ludah dengan susah payah, "... aku sudah mempunyai istri dan dua anak di Jakarta."

Dunia Asih seakan runtuh dalam sekejap. Telinganya berdenging, pandangannya mengabur. Ia menatap Ardy dengan tatapan tak percaya, berharap pria di hadapannya ini sedang membuat lelucon yang sama sekali tidak lucu.

"Tidak, itu tidak mungkin."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
7 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status