Keesokan harinya.
Michael berjalan memasuki kantor dengan langkah tegas, setiap gerakannya memancarkan aura gelap yang membuat suasana seketika menegang. Para karyawan yang sebelumnya sibuk bekerja kini mulai membisiki satu sama lain. Sejak kejadian malam itu, sejak Sahira pergi, Michael berubah. Dia menjadi bos yang galak dan sensitif.
Tidak ada lagi senyum, tidak ada lagi toleransi. Semua harus berjalan sesuai kehendaknya, atau mereka akan merasakan akibatnya.
"Dia semakin mengerikan sekarang."
"Aku dengar-dengar dia bahkan tidak tidur, hanya bekerja dan berlatih setiap malam."
Bisikan-bisikan itu sampai ke telinganya. Michael berhenti di tengah ruangan, matanya menyapu tajam seisi kantor, hingga akhirnya pandangannya tertuju pada dua karyawan yang saling berbisik dengan wajah cemas.
"Kalian berdua," suaranya terdengar dingin dan datar. "Keluar. Sekarang!"
"T-Tapi, Tuan Michael—"
"Kalian dipecat!"
Mereka membeku, ketakutan terpancar dari wajah mereka.
"Tapi, Pak?"
"Tidak ada tapi-t