Liu Feng berjalan perlahan di jalan setapak yang hampir tertutup kabut tebal. Udara di sekitarnya dingin dan berat, seolah menekan paru-parunya dengan setiap langkah yang ia ambil. Di kejauhan, suara angin menderu seperti bisikan makhluk-makhluk yang mengintai dari balik bayangan. Tempat ini adalah perbatasan antara Lembah Kaisar Takdir dan wilayah kegelapan yang disebut "Batas Kegelapan."
“Ini tempat yang menyeramkan,” gumam Wu Lan, sahabat setianya yang berjalan di samping. Ia menggenggam gagang pedangnya erat, matanya terus bergerak mencari tanda bahaya.
“Berhati-hatilah,” ujar Shen Tao yang berjalan di depan mereka. Mantan pengelana legendaris itu tampak waspada, matanya menyipit seolah mencoba menembus kabut. "Tempat ini adalah daerah tak bertuan. Banyak yang memasuki Batas Kegelapan, tapi hampir tak ada yang kembali."
Liu Feng mengangguk. Ia tahu betul bahwa tempat ini adalah ujian baru dalam perjalanannya. Batas Kegelapan tidak hanya dikenal karena bahayanya, tetapi juga karena