Sari mendengus, lalu berkata, "Membantu dia apanya? Jelas-jelas dia yang harus membantuku."Walaupun berbicara demikian, dia tetap segera mengambil seperangkat jarum dan mulai melakukan desinfeksi.Berbeda dengan 108 jarum biasanya, seperangkat jarum Sari ini berjumlah 360 buah, ada yang kasar, halus, panjang, pendek, semuanya berbeda-beda, bahkan terbuat dari emas.Ardika tahu wanita ini cukup profesional, jadi dia juga tidak beromong kosong lagi.Setelah Clara dan Sari selesai bersiap-siap, Ardika mulai memberikan arahan. "Jarum pertama di tengah-tengah antara hidung dan bibir atas, jarum kedua di dekat sudut kuku ibu jari, jarum ketiga di bagian dalam jempol kaki, jarum keempat di atas batas atas tulang lutut pada samping luar paha, jarum kelima di pergelangan kaki, jarum keenam di bagian bawah tempurung kepala, jarum ketujuh di tengah-tengah antara sudut mulut dan bagian bawah daun telinga, jarum kedelapan di tengah lekukan bawah bibir ...."Keahlian akupunktur Sari memang luar bia
Namun, seiring dengan Ardika menyebutkan kosakata-kosakata itu seperti menyebutkan nama sayuran, baik Raja Obat maupun Sari langsung tercengang di tempat bagaikan tersambar petir."Ini ... ini adalah rumus untuk tiga belas titik akupunktur Tiga Belas Jarum Sekte Hantu!""Ada ribuan kombinasi berbeda tergantung pada metode jarum, bahkan aku juga hanya tahu beberapa di antaranya."Saat ini, bibir Raja Obat mulai gemetaran. Entah dari mana datangnya kegembiraannya itu, dia bertanya, "Ardika, kamu ... bagaimana kamu bisa tahu semuanya?!"Walaupun dia tidak ahli dalam akupunktur, tetapi mendengar Ardika menyebutkan rumus Tiga Belas Jarum Sekte Hantu yang sudah lama menghilang itu, perasaannya tetap bergejolak.Selain itu, dia sama sekali tidak mencurigai apa yang dikatakan oleh Ardika itu palsu.Karena dia mengetahui beberapa di antaranya. Selain itu, susunan dalam penyebutan Ardika juga sama persis.Sari juga menatap Ardika dengan ekspresi terkejut. "Kamu ... bagaimana kamu bisa tahu Tiga
"Bagaimana cara orang itu mengambil teratai? Apakah akan melukai Clara?" tanya Sari dengan gugup.Walaupun temperamen wanita ini buruk, tetapi sesungguhnya dia adalah orang yang baik hati.Raja Obat berkata dengan ekspresi sangat muram, "Menurutmu bagaimana cara pengambilannya? Teratai itu ditanam di dada Nona Clara, tumbuh dan berkembang di sana, sudah menyatu dengan jantungnya.""Mungkin dokter bedah dengan keterampilan medis paling luar biasa di dunia ini juga nggak bisa mengambil teratai dan memastikan Nona Clara masih bisa hidup pada saat bersamaan!"Maksudnya sudah sangat jelas.Begitu teratai diambil, Clara pasti akan mati!Ahli sehebat apa pun tidak akan punya cara untuk menyelamatkannya.Apa yang diucapkan oleh Raja Obat sebelumnya, dengan pengetahuan dan wawasan Clara yang terbatas, dia tidak sepenuhnya mengerti.Namun, saat ini dia sudah mengerti. Dalam sekejap, bulir-bulir air mata menggenangi kelopak matanya, ekspresi putus asa tampak jelas di wajahnya.Bagi seorang gadis
Konon katanya, memakan kesembilan kelopak ini pada saat bersamaan bisa langsung mencapai keabadian!Tentu saja, ini hanyalah sebuah rumor yang konyol.Sementara itu, di buku medis kuno yang pernah dibaca oleh Sari, Teratai Hantu Sembilan Kelopak memang memiliki khasiat untuk memperpanjang usia. Walaupun tidak sampai bisa menghidupkan kembali orang yang telah mati, tetapi ia benar-benar harta karun yang bisa menyelamatkan nyawa.Namun, kelopak Teratai Hantu Sembilan Kelopak bukan bisa dikonsumsi oleh orang biasa, melainkan harus memiliki tubuh fisik yang khusus.Kalau tidak, sama saja dengan cari mati. Energi jahat dari Teratai Hantu Sembilan Kelopak akan menggerogoti organ dalam orang tersebut. Konsekuensi ringannya adalah orang tersebut akan menjadi seperti monster, yang bukan manusia, juga bukan hantu. Keberadaannya di dunia ini akan seperti zombi. Konsekuensi beratnya adalah, vitalitas kehidupan orang tersebut akan langsung dilahap oleh energi jahat. Orang tersebut akan langsung keh
"Nona, jangan gugup. Proses pemeriksaan ini sangat sederhana, hanya perlu mengoleskan racikan obat ini di punggungmu saja."Raja Obat juga tidak memedulikan perdebatan antara dua anak muda itu. Dia berjalan mendekat dengan membawa semangkuk obat, lalu mencelupkan kapas ke dalamnya sedikit, hendak mengoleskannya ke tubuh Clara.Tubuh Clara langsung gemetaran saking gugupnya. Dia menundukkan kepalanya dan berkata dengan lemah dan volume suara kecil, "Kak ... Kak Ardika, bisakah kamu yang mengoleskan obat padaku ....""Clara, aku saja yang oleskan obat padamu," kata Sari.Clara agak ragu-ragu, seakan-akan sedikit enggan, tetapi dengan kepribadiannya, dia juga tidak bisa menolak.Bisa mengutarakan ingin Ardika saja yang mengoleskan obat padanya tepat di hadapan Raja Obat, dia sudah mengumpulkan keberanian yang cukup besar.Ardika mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku saja. Kepribadiannya memang penakut, ditambah lagi tadi dia mengalami kejadian seperti itu, orang y
Kamu masuk untuk melakukan tindakan kejahatan?"Berasal dari keluarga bangsawan? Nama belakangnya Jaidim. Mungkinkah dia berasal dari Keluarga Bangsawan Jaidim Thavo?"Ardika tercengang. Dia tidak menyangka Sari adalah nona sebuah keluarga bangsawan besar, sosok nona dengan latar belakang luar biasa itu bersedia mempelajari ilmu medis dari Raja Obat tanpa takut susah. Sungguh luar biasa!Ini bukan hanya sekadar hobi.Setelah memilih jalan ini, tanpa perjuangan berat selama dua puluh hingga tiga puluh tahun, jangan harap bisa menjadi seorang ahli.Tentu saja, dengan bakat luar biasa yang dimiliki oleh Sari, mungkin waktu yang dibutuhkannya akan lebih singkat.Raja Obat hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Secara tidak langsung, dia sudah membenarkan hal tersebut.Kemudian, dia bangkit, pergi ke ruang obat untuk mengambil beberapa herba secara pribadi, lalu meracik semangkuk obat berwarna kuning muda.Tak lama kemudian, Sari berjalan keluar dari ruangan dan berkata, "Guru,