Kembalinya sang Pewaris

Kembalinya sang Pewaris

last updateLast Updated : 2023-03-31
By:  Zila AichaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
26 ratings. 26 reviews
168Chapters
54.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Glenn Brawijaya selalu hidup seenaknya. Ia terlalu mengandalkan kekayaan yang dimiliki orangtuanya dan tidak mau bersusah payah dalam hal apapun karena ia selalu percaya jika kekayaan orang tuanya akan jatuh ke tangan dirinya. Namun, apa yang terjadi jika ia dihantam oleh sesuatu yang tak pernah ia duga? Kekayaan keluarga besarnya malah jatuh ke tangan pamannya setelah kedua orang tuanya mengalami kecelakaan yang menewaskan keduanya. Ia bahkan harus terusir dari rumah mewahnya. Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya? Akankah Glenn merebut kembali apa yang menjadi haknya? Ataukah hanya diam dan menerima nasib?

View More

Chapter 1

Chapter 1: Bangun dari Mimpimu!

“Buatkan aku kopi!" Glenn memerintah.

Fero terbelalak, "Sekarang, Tuan?"

Glenn menatap jengkel, "Kenapa? Kau tidak mau membuatkannya?"

Fero menggeleng cepat, "Tapi ini pukul dua belas malam, Tuan Muda. Kalau Anda minum kopi sekarang, besok Anda akan bangun terlambat. Anda akan-"

"Cerewet. Buatkan saja!" potong Glenn kesal.

Fero melirik cemas ke arah jam dinding tapi ia akhirnya memilih melakukan perintah sang tuan. Ia pun hanya membutuhkan beberapa menit saja menyajikan kopi itu.

Glenn lalu menikmati kopinya sambil berdiri di depan jendelanya dan baru pergi tidur di pukul empat pagi.

Beberapa jam setelahnya, Fero sudah hampir menyerah saat ia tak berhasil juga membangunkan Glenn. Namun, di usahanya yang kedua puluh sembilan, itu membuahkan hasil. Glenn bangun pukul sepuluh.

"Fer, siapkan pakaianku!" titah Glenn.

Sementara itu, di Brawijaya Corporation yang merupakan perusahaan telekomunikasi nomor satu di Indonesia, terlihat Andi Brawijaya sedang duduk mematung di kursinya.

"Kita mulai saja rapatnya!" putusnya kemudian.

"Kita tidak menunggu Glenn, Mas?" tanya Satria, adik Andi Brawijaya yang menjabat sebagai direktur keuangan.

Andi menjawab datar, "Tidak."

"Tapi proyek ini harusnya menjadi tanggung jawab Glenn, Mas," ujar Satria.

Andi bergelut dengan hatinya. Selain malu karena saat ini hanya putranya saja yang belum datang, dia juga luar biasa marah karena lagi-lagi dia tak dianggap oleh sang putra.

Dua jam sebelumnya dia telah memperingatkan putranya itu soal meeting yang harus dihadirinya pagi ini melalui sebuah pesan singkat. Namun, nyatanya putra tunggalnya itu telah mempermalukan dirinya lagi di depan semua dewan direksi perusahaannya.

"Biarkan saja."

Diam-diam Satria tersenyum miring dan memulai meeting itu.

Satu jam kemudian, pintu ruangan itu terbuka. Semua mata sontak menatap ke arah pintu itu dengan tatapan bertanya.

"Maaf, Ayah. Aku terlambat," ujar Glenn saat ia muncul dengan begitu santainya.

Beberapa di antara orang-orang penting itu saling melirik, sementara Andi Brawijaya telah melotot marah pada putranya. "Kau tahu ini jam berapa, Glenn?"

"Sebelas lebih tiga puluh menit," jawab Glenn santai dan ia duduk di kursi dekat sang ayah.

"Apa kau lupa rapatnya dimulai pukul sepuluh?" tanya Andi, berusaha keras meredam amarahnya.

"Tidak."

Andi mengertakkan giginya, "Kalau kau tidak lupa, kenapa kau baru datang sekarang?"

"Karena aku baru bangun jam sepuluh."

Jawaban santai itu sontak membuat Andi semakin murka. Ia pun melempar sebuah map yang berisi file yang sedang mereka diskusikan sebelumnya dengan jengkel ke arah Glenn. Map itu membentur dada Glenn.

Semua orang tersentak kaget. Tetapi Glenn hanya melirik kertas-kertas itu sekilas dan tetap diam tanpa ekspresi.

Andi yang napasnya memburu berkata, "Meeting sudah cukup hari ini!"

Satu per satu dari jajaran direksi itu pun ke luar dari meeting dan kini tinggal menyisakan Andi dan Glenn berdua saja.

"Apa maumu sebenarnya? Katakan pada Ayah!" ujar Andi dengan napas memburu.

"Tidak ada."

Andi berujar, "Apa kau tidak bisa bersikap dengan benar sekali saja? Mau sampai kapan kau akan bertindak seenaknya dan mempermalukan ayahmu seperti ini?"

"Bersikap benar bagaimana, Ayah?" tanya Glenn dengan begitu santainya.

"Bersikap layaknya pria terhormat, Glenn."

Glenn mengangkat alisnya, "Oh, seperti apa itu? Tidak mungkin seperti Ayah kan?"

Sudut alis Andi berkedut. Ia berujar pelan, "Apa maksudmu?"

"Pikirkan saja sendiri!" ujar Glenn.

Ia lanjut berkata, "Meeting-nya sudah selesai kan Ayah?"

Belum sempat Andi bereaksi, Glenn sudah bangkit dari kursinya dan melangkah menuju ke luar ruangan. "Aku pulang dulu, Ayah."

"Pulang bagaimana maksudmu? Kau punya banyak pekerjaan yang harus kau lakukan, Glenn."

“Glenn!” pekik Andi.

Glenn menguap, "Tapi aku ngantuk sekali, Ayah. Aku tidak yakin bisa melakukan pekerjaan dengan benar. Dari pada Ayah marah karena aku melakukan kesalahan, lebih baik aku pulang."

"Glenn, kau tidak bisa seperti ini terus. Glenn-"

"Ayah, perusahaan ini tidak akan bangkrut hanya karena aku tidak masuk kerja kan?"

"Kau-"

"Aku pulang dulu dan sampaikan maafku pada ibu karena aku tak bisa menemuinya dulu," ucap Glenn dengan begitu santainya.

Andi Brawijaya menggebrak mejanya begitu putranya ke luar dari sana.

Dengan tidak sabar dia kembali memanggil Edgar, "Lakukan sekarang juga!"

"Baik, Tuan."

Glenn merasa puas telah membalas sang ayah yang telah mengacaukan pestanya semalam. Dengan senyum yang menghiasi bibirnya, ia berjalan menuju lift tapi senyumnya itu lenyap begitu saja saat ia berpapasan dengan salah satu orang yang tidak ia suka.

"Bersikaplah begini terus, Tuan Muda Brawijaya. Semakin kau berandal, semakin aku senang," ucap Narendra dengan ekspresi senang yang sangat tercetak jelas di wajahnya.

Glenn balas tersenyum sinis, "Seberandal apapun aku, aku tetap pewaris resmi perusahaan ini."

"Jangan terlalu percaya diri dulu, Glenn!" peringat Narendra.

Glenn tertawa, "Kenapa aku tak boleh percaya diri? Jelas-jelas aku satu-satunya putra ayahku."

Narendra memang tak bisa menghapus fakta itu.

Melihat Narendra terdiam, Glenn berkata dengan cepat, "Oh, atau jangan-jangan kau menginginkan perusahaan ini, Rendra?"

Narendra terdiam, Glenn tertawa sampai badannya terhuyung-huyung. "Ternyata memang benar. Astaga, apa kau sungguh percaya bisa mewarisi perusahaan ini?"

Narendra berujar, "Kenapa tidak? Kalau kau tidak becus, posisi itu bisa saja jatuh ke tanganku."

Glenn membalas dengan sinis, "Bangun dari mimpimu, Ren! Itu tidak akan pernah terjadi."

"Kita lihat saja nanti," ujar Narendra dingin.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(26)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
26 ratings · 26 reviews
Write a review
user avatar
Zila Aicha
Halo, Readers Saya ada buku lain nih, judulnya "Sang Dewa Perang Terkuat" dan "Suamiku Bukan Tukang Sol Sepatu Biasa" ^•^
2024-09-02 06:18:27
4
user avatar
Zila Aicha
Halo, Good Readers. Zila ada novel baru lagi nih. "CEO Tampan Itu Ayah Putraku", coba baca yuk! Love from Zila ^.^
2023-11-09 05:31:28
4
user avatar
denis Ars
mana upnya thor? dah beli koin nih
2023-03-26 19:27:14
2
user avatar
Mario Des
suka karakter nggak lemah begini. meski di bawah, bisa lawan.
2023-03-24 06:22:12
2
user avatar
Cenderawasih Deg
Cerita novelnya bagus, saya menyukainya.
2023-03-22 22:55:23
2
user avatar
Femilia
ngikutin dari novel miliarder yg trsembunyi, anak miliarder, terus yg ini. penasaran sama penulisnya. ini laki apa prempuan? kalau cew kok kejam banget. peace thor
2023-03-19 09:11:25
3
user avatar
santyagr
next thor. suka
2023-03-19 09:08:36
1
user avatar
vera_ana
lanjut dong.
2023-03-19 09:06:32
1
user avatar
Aliya
ketinggalan dong
2023-03-19 09:05:29
0
user avatar
rey-21
mulai baca
2023-03-19 09:03:47
0
user avatar
deric
good. next. jangan lama
2023-03-19 09:00:57
0
user avatar
Maria Visea
covernya ini kaya kenal. Yibo kah?
2023-03-19 08:59:35
0
user avatar
Anggita_23
keren. sellau suka dari sejak miliarder yang tersembunyi
2023-03-19 08:57:25
0
user avatar
Qiaa Gracia
Bagus. suka
2023-03-19 08:54:59
0
user avatar
Dorothy Wats1
Nice. Ditunggu upnya
2023-03-19 08:53:56
0
  • 1
  • 2
168 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status