Pertanyaan Gallen membuat Alina terdiam sejenak. Amarantha menatap cucunya dan Alina bergantian.
Suasana dalam ruangan itu menjadi lebih dingin dari sebelumnya.
Tak ingin perdebatan Gallen dan Alina berlanjut Amarantha lantas melerai mereka. “Sudah-sudah. Jangan bertengkar. Ini hanya masalah sepele saja tidak perlu sampai berdebat begini, kan?”
“Oma menyalahkanku?” Gallen menoleh tak terima.
“Tentu aku tidak menyalahkanmu. Oma tahu kamu selalu berpikir panjang sebelum mengambil keputusan,” ucapnya pelan, berusaha menenangkan suasana.
“Kandungan lemah di awal kehamilan itu hal yang lumrah, Nak. Tak perlu terlalu cemas. Lihat istrimu, dia tampak sehat dan kuat.”
Gallen menarik napas dalam-dalam, seolah mengisi paru-parunya dengan ketenangan. “Gallen sudah membuat janji dengan dokternya, Oma—”
“Kamu juga harus mengerti, istrimu belum nyaman pergi ke dokter,” potong Amarantha halus, tapi tegas.
Sementara itu, Alina hanya bisa mengamati Amarantha dan Gallen bergantian. Pembelaan dari Ama