Share

Bab 25

last update Last Updated: 2025-06-25 20:51:20

Gallen mengangguk. “Kita berangkat jam delapan, persiapkan dirimu lebih awal,” katanya sebelum meraih sebuah dokumen dalam tumpukan map.

Sementara Alina yang berdiri di hadapannya berusaha mengatur wajahnya untuk tidak gugup sedikit pun. Kakinya nyaris gemetar, tapi bibirnya ditarik dalam garis datar sempurna.

Gerakan tangan Gallen terhenti. Alina langsung membungkam suaranya.

“Kamu hanya perlu datang.” Suara Gallen terdengar dingin. Tangannya kembali sibuk membalik halaman.

Alina menarik napas dalam. "Dokter sebelumnya bilang kantung janin belum terlihat. Disarankan periksa ulang setelah delapan minggu. Sekarang baru empat minggu hasilnya kemungkinan tetap belum jelas."

Gallen membuang napas, meletakkan dokumen, lalu menatap Alina dalam diam sejenak. “Memangnya kenapa kalau belum jelas?”

Alina menelan ludah. Pria seperti Gallen ini jika sudah membuat keputusan, dunia pun seolah harus mengikutinya.

“Ya tentu masalah,” jawab Alina hati-hati. “Kita hanya buang waktu kalau hasilnya tetap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 26

    Pertanyaan Gallen membuat Alina terdiam sejenak. Amarantha menatap cucunya dan Alina bergantian. Suasana dalam ruangan itu menjadi lebih dingin dari sebelumnya.Tak ingin perdebatan Gallen dan Alina berlanjut Amarantha lantas melerai mereka. “Sudah-sudah. Jangan bertengkar. Ini hanya masalah sepele saja tidak perlu sampai berdebat begini, kan?” “Oma menyalahkanku?” Gallen menoleh tak terima.“Tentu aku tidak menyalahkanmu. Oma tahu kamu selalu berpikir panjang sebelum mengambil keputusan,” ucapnya pelan, berusaha menenangkan suasana.“Kandungan lemah di awal kehamilan itu hal yang lumrah, Nak. Tak perlu terlalu cemas. Lihat istrimu, dia tampak sehat dan kuat.”Gallen menarik napas dalam-dalam, seolah mengisi paru-parunya dengan ketenangan. “Gallen sudah membuat janji dengan dokternya, Oma—”“Kamu juga harus mengerti, istrimu belum nyaman pergi ke dokter,” potong Amarantha halus, tapi tegas.Sementara itu, Alina hanya bisa mengamati Amarantha dan Gallen bergantian. Pembelaan dari Ama

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 25

    Gallen mengangguk. “Kita berangkat jam delapan, persiapkan dirimu lebih awal,” katanya sebelum meraih sebuah dokumen dalam tumpukan map.Sementara Alina yang berdiri di hadapannya berusaha mengatur wajahnya untuk tidak gugup sedikit pun. Kakinya nyaris gemetar, tapi bibirnya ditarik dalam garis datar sempurna.Gerakan tangan Gallen terhenti. Alina langsung membungkam suaranya.“Kamu hanya perlu datang.” Suara Gallen terdengar dingin. Tangannya kembali sibuk membalik halaman.Alina menarik napas dalam. "Dokter sebelumnya bilang kantung janin belum terlihat. Disarankan periksa ulang setelah delapan minggu. Sekarang baru empat minggu hasilnya kemungkinan tetap belum jelas."Gallen membuang napas, meletakkan dokumen, lalu menatap Alina dalam diam sejenak. “Memangnya kenapa kalau belum jelas?”Alina menelan ludah. Pria seperti Gallen ini jika sudah membuat keputusan, dunia pun seolah harus mengikutinya.“Ya tentu masalah,” jawab Alina hati-hati. “Kita hanya buang waktu kalau hasilnya tetap

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 24

    Meskipun wajah Gallen nyaris seperti harimau yang hendak menerkam mangsanya tetapi Alina hanya memasang senyum santai, seolah tak terjadi apa-apa. Satu tangannya menahan lengan Gallen, agar pria itu tidak bergerak.“Bukankah tadi, suamiku bilang,” suara Alina terdengar lebih keras, lebih tepatnya sengaja dikeraskan, “kalau tidak selera makan... kecuali disuapi, hm?”Hal itu tentu memicu reaksi Gallen. Pria itu kini memicingkan matanya. “Jangan macam-macam kamu!” tegurnya rendah tetapi penuh penekanan. Telapak hangat Alina menyentuh pundak tegap suaminya dengan ringan. “Ada pembantu Oma di luar, beraktinglah dengan baik!” katanya lalu mulai menyendok bubur dan mengipasnya pelan dengan satu tangannya.Gallen membeku. Hanya matanya yang bergerak, melirik ke arah pintu yang terbuka lebar. Ia memang sudah melihat Belinda dan pembantu Oma sedang mengepel lantai.“Tapi tidak perlu seperti ini, kan?” Gallen berbalik tanya dengan nada yang sama lirihnya. Namun, raut wajahnya sudah mengendur.

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 23

    Kalimat terakhir Gallen terdengar seperti perintah. Nadanya tenang, tapi cukup untuk membuat siapa pun tidak berani membantah.Andreas diam sejenak, lalu menunduk sopan sebelum membuka suara dengan hati-hati. “Tapi saya masih tidak mengerti satu hal.”Gallen menoleh ke arahnya. Gerakannya biasa saja, tapi jelas menunjukkan perhatian.“Nyonya adalah anak tunggal. Tuan juga melihat sendiri, ada beberapa foto masa kecil yang menunjukkan Nyonya sangat dekat dengan ibunya. Tapi sikap Bu Yasmin… tidak seperti seorang ibu yang dekat dengan anaknya,” lanjut Andreas.Gallen tidak langsung menjawab. Alisnya hanya sedikit terangkat, tanda bahwa ia mendengarkan.“Biasanya, seorang ibu yang benar-benar peduli pada anaknya akan merasa cukup jika pihak laki-laki sudah bertanggung jawab. Tapi Bu Yasmin justru terlihat sangat antusias saat Tuan datang melamar, bahkan meminta mahar sebanyak itu,” lanjut Andreas. “Lalu saat hari pernikahan, setelah acara selesai, Bu Yasmin langsung pulang. Tidak seperti

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 22

    Manik mata Amarantha masih tertuju padanya.Seketika, Alina nyaris ingin menampar mulutnya sendiri. Kenapa bisa-bisanya ia bicara tanpa memikirkan situasi?Perlahan, Alina bangkit berdiri dan menyelipkan kembali map ke dalam tumpukan dokumen di meja. Cepat-cepat ia mengubah raut wajah, lalu melangkah mendekat ke arah Amarantha sambil menyunggingkan senyum tipis, berusaha terlihat santai di depan sang Oma.“Bukan apa-apa, Oma. Tadi aku tidak sengaja menjatuhkan map-map Gallen,” kata Alina, mencoba terdengar ringan. “Oma tahu sendiri, dia sensitif kalau barang-barangnya bergeser satu senti saja.”Amarantha menghela napas pendek, lalu menepuk lengan Alina dengan gerakan lembut. Wanita berambut perak itu mengangguk pelan. “Maafkan cucuku yang terlalu perfeksionis itu, ya,” tuturnya sambil tersenyum tipis. “Tapi kamu tenang saja. Kalau dia marah, bilang padaku. Biar aku yang menegurnya.”Alina terkekeh kecil. Entah kenapa, ia merasa telah merebut posisi cucu kesayangan Amarantha. Bahkan Ga

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 21

    Alina refleks merengkuhnya, berusaha menahan bobot tubuh itu semampunya.“Gallen…?” bisiknya nyaris berteriak.Napas hangat pria itu terasa di bahunya, tetapi Gallen tak mengucap sepatah kata pun. Ia hanya terdiam dan Alina mendadak tak tahu harus berbuat apa.Tidak ada orang selain dirinya di lorong itu."Biar aku panggilkan Andreas dan membawamu ke dokter."Ia hendak menjauhkan tubuh kekar itu dari dirinya, tetapi kekuatannya tak sebanding dengan berat tubuh Gallen. Sejurus kemudian ia mendengar gumaman lirih yang hampir tidak terdengar. “Tidak perlu."Keadaanmu seperti ini masih bilang tidak perlu?" protes Alina.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status