author-banner
Allensia Maren
Allensia Maren
Author

Novels by Allensia Maren

Panasnya Dendam di Ranjang Pengantin

Panasnya Dendam di Ranjang Pengantin

Selina menikahi Giovanni hanya untuk satu tujuan: menghancurkan Dusan Mathias, ayah mertuanya. Dengan pesona dan tipu dayanya, ia berhasil membuat Dusan jatuh ke pelukannya.  “Kau menantuku… tapi mengapa tubuh ini hanya menginginkanmu?” bisik Dusan, membuat Selina yakin kemenangannya tinggal selangkah lagi. 
Read
Chapter: Chapter 114 | Selisih Kelahiran?
“Bukan buat main-main. Hanya keperluan kontrak sebagai model. Kamu juga harus menjalani pemotretan, sama seperti model-modelku yang lain.” Selina menoleh ke arah Raven. Kerutan di dahi pria itu perlahan menghilang setelah mendengar penjelasan tersebut. Bahkan tak tersisa sedikit pun raut curiga di wajahnya. “Nggak usah fisiknya, fotonya aja nggak apa-apa,” imbuh Selina lagi. Raven hanya mengangguk-anggukkan kepala. “Ya, nanti aku kirim fotonya ke kamu,” ujar pria itu sambil memainkan rambut Selina dengan tangan yang ditindih oleh kepala wanita itu. Senyum Raven berubah menyeringai. Ia kembali melingkarkan tangannya di pinggang Selina. “Tapi kalau begitu aku juga punya satu syarat lagi,” bisiknya, dan entah sejak kapan tatapan pria itu berubah menjadi sayu. “Syarat...” Selina bergumam seraya menundukkan kepala, melihat pergerakan tangan Raven yang makin tidak biasa. “Syarat apa?” Senyum di bibir Raven semakin mengembang sempurna. “Menghabiskan malam ini... dengan olahraga malam.
Last Updated: 2025-12-17
Chapter: Chapter 113 | Meminta Kartu Identitas
Raven menggeser tubuhnya mendekat, mempersempit jarak di antara mereka. Lengannya melingkar santai di pinggang Selina, menarik tubuh wanita itu sedikit lebih dekat ke dadanya. Kekehan tawa pelan keluar dari bibirnya, terdengar malas namun sarat sindiran.“Kamu benar-benar nggak bisa sabar, ya?”Selina mengerutkan kening. Tatapannya tertuju pada wajah Raven, bingung sekaligus kesal.“Maksudmu apa?”Raven memiringkan kepala. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum miring.“Baru saja selesai bercinta, kamu sudah ingin bertanya soal suamimu. Benar-benar memanfaatkan kesepakatan kita dengan sempurna.”Selina mendengkus. Ia melepaskan diri dari pelukan Raven, lalu bangkit setengah duduk. Kedua lengannya menyilang di depan dada, seolah memasang jarak.“Bukannya memang begitu perjanjiannya? Kamu yang bilang punya banyak solusi untuk masalahku. Kamu mau bantu asal aku jadi pacarmu, benar?”Wanita itu menatap Raven tanpa gentar. Sorot matanya tegas, nyaris menantang.“Sekarang aku sudah menep
Last Updated: 2025-12-16
Chapter: Chapter 112 | Mengerti Dirimu [21+]
Selina kembali mendorong dada Raven semakin jauh. "Pakai pengaman dulu," peringat wanita itu meski napasnya putus-putus. Rasanya oksigen dalam tubuhnya mulai menipis. Peringatan itu justru membuat Raven tersenyum samar. Ia membuat jarak dengan tubuh Selina membuka laci nakas di samping ranjang, lalu mengambil sebuah kotak berwarna biru bertuliskan Invisible di sisi kemasannya. Raven menatap nakal. Lalu melempar benda itu padanya. Selina yang tak mengerti menegakkan tubuhnya. Keningnya berkerut ke arah Raven. “Bantu pasang," kata pria itu dan rona merah kembali menghiasi wajah Selina. Namun, Selina tidak mengatakan apa pun. Ia hanya meraih kotak itu, membuka kemasannya dengan hati-hati. Raven merubah posisi tubuhnya menjadi berlutut di depan wanita itu. "Pasang yang betul," bisik Raven membiarkan wanita itu memegang miliknya dan memasang lapisan lateks tipis di sana. Ketika Selina hendak kembali berbaring di ranjang, Raven mencegah tangannya. Pria itu segera menarik tubu
Last Updated: 2025-12-14
Chapter: Chapter 111 | Kutunggu Jandamu!
Selina membeku. Kata-kata Raven barusan seperti suhu dingin menghentikan seluruh gerakan tubuhnya. Beberapa detik berlalu tanpa suara. Bahkan riak air pun seolah ikut menahan napas. Raven tidak terlihat menuntut. Ia hanya diam pada posisinya, menatap Selina dengan sabar… tetapi jelas menanti penjelasan yang sejelas-jelasnya dari wanita itu. Selina akhirnya melepaskan napas panjang. Ia menegakkan tubuhnya, mencoba mengumpulkan kosa kata yang pas sebelum menghadapi tatapan tajam pria itu. Dengan sedikit usaha, ia memasang ekspresi datar meski dadanya terasa sesak oleh detak jantung yang kacau. “Memangnya kamu berharap apa?” Selina memiringkan kepalanya sedikit, berusaha tetap santai, menyembunyikan gejolak di hatinya. “Kamu maunya aku hamil?” Raven tidak tertawa. Wajahnya juga tidak berubah sedikitpun. Tatapannya justru semakin fokus, seolah ia sudah memikirkan hal itu jauh sebelum Selina mengucapkannya. “Waktu itu kamu lagi subur banget,” ujarnya pelan. Nada suaranya bukan men
Last Updated: 2025-12-10
Chapter: Chapter 110 | Jauh Lebih Nikmat [21+]
"Jangan kepedean! Itu ... bukan karena aku terangsang sama kamu!" Selina segera menendang kain segitiga tipis itu menjauh dari hadapannya dengan satu kaki. "Oh ya? Terus? Celanamu itu basah karena apa, hm? Jangan-jangan kamu sudah membayangkan adegan panas kita?" Raven menatapnya penuh selidik. Sepasang mata Selina seketika melotot. "I—itu mungkin karena aku habis menstruasi. Biasanya keluar lendir seperti itu." Jawaban Selina justru membuat Raven tertawa. "Benarkah? Bukan karena kamu nggak sabar dengan sentuhanku, hm?" Selina terdiam. Entah kenapa ia tak menemukan satupun jawaban. "Kenapa, hm? Kita bukan pertama kali pernah melakukannya, nggak usah gugup kaya perawan nggak punya pengalaman." Raven mengusap pipi Selina yang merah seperti kepiting rebus. "Aku... Cuma nggak terbiasa kaya gini," jawab Selina kemudian. Entah mengapa walau bukan pertama kali melakukannya Selina merasa sangat canggung. Beberapa kali membuang pandangan berusaha untuk bersikap tenang di depan R
Last Updated: 2025-12-10
Chapter: Chapter 109 | Basah [21+]
Pegangan Selina di pundak Raven semakin mengencang tanpa ia sadari. Hanya dengan mendengar kata mandi, ia sudah bisa menebak ke mana arah pikiran pria itu. Jantungnya berdetak lebih cepat, bukan hanya karena tebakannya… tetapi juga karena ada hal lain yang membuatnya gelisah. “Tapi… aku nggak bawa baju ganti, Raven.” Selina menggigit bibirnya pelan ketika Raven mulai menaiki tangga menuju lantai dua. Suaranya terdengar ragu, menanyakan hal itu. Raven hanya terkekeh. Ia terus melangkah dengan mantap, lalu beberapa detik kemudian menurunkan Selina di sebuah kamar luas. Warna hitam mendominasi interiornya, senada dengan tampilan fasad bangunan yang mereka lihat dari luar. Selina mengedarkan pandangan dengan bingung, tubuhnya masih sedikit kaku setelah diletakkan di lantai. Ia lalu meletakkan tas kerjanya di atas meja kerja Raven. "Aku pesan baju dulu aja." Selina hampir menarik zipper tas kerjanya. Raven melangkah mendekat dan segera menangkup kedua pipinya, membuat Selina menata
Last Updated: 2025-12-10
Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif

Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif

Karena kebohongan saudara kembarnya, Alina terpaksa harus pura-pura hamil dan menerima pernikahan kilat dengan Tuan Muda Gallen Dhira Sankara demi melindungi keluarganya. Alina harus menerima hidup bersama pria dingin, cerdas, dan terlalu protektif itu jauh lebih sulit dari yang ia kira. Namun, saat kebohongannya terancam terbongkar, masalah terbesarnya justru tumbuh di hatinya, yaitu perasaan yang tak seharusnya ada.
Read
Chapter: Bab 93
Aluna terdiam membeku. Lidahnya terasa begitu berat, seakan ada simpul tak kasatmata yang mengikatnya rapat. Tenggorokannya kering, napasnya tertahan. Tatapan tajam Gallen menekan seperti bilah pisau yang siap menembus pertahanannya kapan saja.“Jangan paksa saya untuk menggunakan cara kejam, Aluna!” Suara Gallen merendah, namun justru terdengar semakin mengancam. Aura dingin memancar dari sorot matanya yang gelap, membuat udara di antara mereka terasa kian menyesakkan.“Jawab! Kalau kamu berhubungan dengan kakak saya, mengapa bisa berhubungan dengan pria lain?!”Tubuh Aluna tersentak kecil. Jari-jarinya meremas kain gaun yang ia kenakan hingga kusut. Kedua matanya menunduk, menghindari tatapan pria itu. Butuh waktu baginya untuk menarik napas panjang, memaksa suaranya keluar.“Saya… akui, saya salah,” bisiknya lirih, nyaris seperti pengakuan dosa yang terpaksa keluar dari bibirnya. “Awalnya saya tidak tahu siapa itu Rakha. Waktu itu Alina bekerja di butik, dan dia pernah mengantar se
Last Updated: 2025-08-10
Chapter: Bab 92
Aluna menatap layar ponselnya dengan mata membelalak, tangan yang menggenggam perangkat itu bergetar halus, seolah berat menahan beban kecemasan yang mencekam. Ia menekan tombol panggil ulang berkali-kali, namun suara nada dering yang monoton terus berputar tanpa ada jawaban di ujung sana.“Tristan! Jawab, tolong!” Suaranya pecah, bergetar penuh kepanikan. Nafasnya tersengal, dada sesak seolah ada beban berat menindihnya.Setiap detik berlalu seperti menyeret waktu menjadi sangat lambat. Matanya melirik ke sekeliling ruang tamu vila yang mewah, dinding putih yang bersih dan perabotan elegan terasa sunyi dan dingin, sama sekali tak memberi ketenangan. Hanya ada suara detak jam dinding yang kian memperbesar rasa gelisah di dalam dadanya.Aluna berdiri, langkahnya mulai mondar-mandir tanpa tujuan pasti, tangan terkepal rapat, berusaha menenangkan diri namun gagal. Kepalanya berputar dengan pertanyaan-pertanyaan yang menggantung tanpa jawaban.“Kenapa kamu tidak mengangkat? Apa yang seben
Last Updated: 2025-08-10
Chapter: Bab 91
Begitu tiba di rumah sakit, Gallen tak membuang waktu. Langkahnya lebar dan cepat, nyaris seperti berlari melewati lorong-lorong yang dipenuhi bau menyengat antiseptik. Udara dingin dari pendingin ruangan seakan tak mampu meredam panas amarah dan cemas yang membakar dadanya.Ia langsung mendorong pintu ruang UGD, tatapannya segera tertuju pada sosok Alina yang terbaring di atas brankar. Wajah istrinya pucat, mata terpejam, dan oksigen tipis menggantung di hidungnya. Selang infus menempel di lengan, menyalurkan cairan bening yang menetes pelan.Di sisi brankar, dokter Sarah berdiri dengan clipboard di tangan, wajahnya penuh keseriusan.“Bagaimana keadaannya?” suara Gallen terdengar dalam, tegang, nyaris pecah. Ia menarik kursi kecil dan duduk di tepi brankar, jemarinya langsung meraih lengan Alina yang diinfus, menggenggamnya seolah takut kehilangan.Dokter Sarah menghela napas pelan sebelum menjawab, “Meskipun terjatuh cukup kencang, untungnya janin dalam kandungan Nyonya cukup kuat.
Last Updated: 2025-08-10
Chapter: Bab 90
Beberapa hari setelah Aluna melahirkan, bukannya suasana menjadi tenang, justru hati Alina terusik. Seolah setiap hal, sekecil apa pun, menjadi alasan bagi Aluna untuk merepotkan Gallen. Pagi ini saja, baru lewat pukul tujuh, telepon dari Aluna sudah berdering dengan nada panik. Suaranya terdengar terburu-buru, hampir seperti menangis. Katanya, bayinya muntah setelah menyusu, dan ia tak tahu harus berbuat apa. Gallen yang saat itu tengah sarapan bersama Alina pun diminta segera datang. Untungnya, Gallen tidak pernah turun tangan sendiri. Pria itu selalu mengutus orang untuk datang ke rumah Aluna, entah itu bidan, dokter, atau staf rumah tangga yang bisa membantu. Setiap kali itu terjadi, Alina hanya bisa menggelengkan kepala. Ia tak habis pikir, bagaimana mungkin seorang ibu baru bisa begitu bergantung, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya bisa ditangani sendiri. Malam ini pun sama. Menjelang tengah malam, ketika Alina baru saja hendak memejamkan mata, Andreas muncul di ambang
Last Updated: 2025-08-09
Chapter: Bab 89
Gallen mendongak, menatap istrinya. Secepat kilat, ekspresinya berubah menjadi lebih ramah, bahkan sudut bibirnya terangkat membentuk senyum tipis yang nyaris meyakinkan."Masalah pekerjaan," jawabnya singkat, suaranya terdengar santai—terlalu santai untuk seseorang yang baru saja memancarkan aura sedingin baja.Namun, Alina bisa merasakan bahwa di balik senyum itu, ada sesuatu yang berusaha disembunyikan. Tatapan Gallen hanya bertahan sebentar sebelum ia meraih gelas kopinya, meneguk pelan seakan ingin mengakhiri pembicaraan.***Setelah makan, Gallen mengajak Alina menuju rumah sakit. Udara sore itu terasa sedikit pengap, bercampur aroma antiseptik begitu mereka memasuki lobi. Di bangsal rawat, Aluna sudah terbaring di ranjang pasien dengan wajah dibuat pucat memelas, meski riasan tipisnya masih terlihat rapi.Begitu melihat Gallen masuk, senyumnya langsung merekah. Ia menegakkan tubuh, lalu menggendong bayi mungil yang dibungkus kain bedong warna putih.“Tuan Gallen, lihatlah…” Sua
Last Updated: 2025-08-09
Chapter: Bab 88
Keesokan paginya, udara masih dingin saat Gallen dan Alina tiba di rumah sakit. Bau antiseptik langsung menyergap begitu mereka memasuki lobi. Suara langkah kaki para perawat dan denting alat medis berpadu menjadi irama yang tak pernah berhenti.Di depan ruang operasi, suasana penuh kecemasan. Yasmin sudah duduk di kursi tunggu, wajahnya pucat, jemari terus meremas sapu tangan seolah mencoba menyalurkan ketegangan. Begitu melihat Gallen dan Alina datang, ia berdiri terburu-buru."Bu? Bagaimana keadaan Aluna?" tanya Gallen. “Operasinya baru saja dimulai,” ucap Yasmin dengan suara pelan namun tergesa. “Dokter bilang butuh waktu sekitar satu jam.”Gallen hanya mengangguk singkat, sebelum berjalan mrndekat ke arah Andreas.Sementara Alina lalu duduk di kursi kosong. Dia ingin menyapa ibunya tapi Yasmin justru berpindah tempat, menjauh dari Alina. Dalam hati, Alinabtersenyum miris. "Hanya duduk berdamlingan saja, Yasmin menganggapnya seolah barang yang menjijikkan.""Ibu mau aku pesankan
Last Updated: 2025-08-09
You may also like
Miracle You
Miracle You
Romansa · Drama Hati
10.6K views
Mr arrogant Mrs simple
Mr arrogant Mrs simple
Romansa · Mulyarial Gare
10.6K views
Bukan Istri Idaman
Bukan Istri Idaman
Romansa · Bintang Aldebaran
10.6K views
DIRTY ROMANCE
DIRTY ROMANCE
Romansa · Kumara
10.6K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status