Ternyata orang-orang itu tadi melihat kendaraan yang Martis gunakan. Dan saat ini, benda itu Martis simpan kembali di garasi sistem miliknya. Dan orang-orang yang menghadang mereka berdua ini sangat menginginkan kendaraan yang Martis miliki. Jadi, mereka dengan terang-terangan ingin merebutnya dari Martis. "Kau, serahkan benda aneh yang tadi kau gunakan! Kami menginginkannya!" Martis menatap ke arah salah satu dari mereka. "Atas dasar apa kalian ingin meminta benda milikku? Aku sedang buru-buru, menyingkir lah!" Bam...! Martis tanpa basa-basi memukul pria itu sampai mati hanya dengan satu gerakan. "Kau...! Kurang ajar! Beraninya membunuh Anak Buahku! Kau ternyata sudah bosan hidup!" Ada satu lagi pria yang nampak marah dengan sikap Martis. "Huft...," ujar Martis menghela nafasnya. "Kenapa Semut seperti kalian ini bisanya hanya mengganggu orang lain saja? Pergi sana!" Dengan satu gerakan lagi, Martis memukul ketiga orang yang tersisa sampai mati. Bahkan, tubuh mereka lenyap tanp
Marni menceritakan tentang sejarah wilayah Peri Iblis Inti. Ternyata, ratusan tahun yang lalu, ada kejadian aneh yang mengakibatkan distorsi antar dimensi. Akibat kejadian ini, tak sengaja ada sekelompok Peri yang masuk ke dalam dunia iblis dan akhirnya menetap.Awalnya, kelompok Peri ini diburu oleh para ras Iblis dan menyebabkan peperangan hebat. Tapi karena kekuatan para Peri sangatlah kuat, mereka akhirnya memutuskan untuk berdamai. Dan ada suatu hari di mana diadakannya pernikahan antara Iblis terkuat dan Peri terkuat guna menjalin perdamaian antara kedua ras.Marni menjelaskan pada Martis secara keselurahan. "Dan Nak Martis, aku sebenarnya adalah keturunan ketiga dari Peri Iblis. Tapi sayangnya, ada suatu tragedi yang membuat keluargaku diusir dan dikucilkan dari Wilayah Inti." Ternyata, kala itu, ayah Marni yang tak lain Anak keempat dari penguasa Wilayah Peri Iblis Inti difitnah telah berkhianat. Ia dituduh telah menyembunyikan keberadaan seorang manusia yang kala itu dikatak
Martis sengaja mengumpulkan semua keluarga Putri Edis untuk memulihkan tubuh mereka yang nampak kurang gizi dan juga penuh luka akibat siksaan yang mereka alami dari Lord Sardan dan anak buahnya."Aku ingin bertanya, siapa di antara kalian yang merupakan kedua Orang tua dari Edis? Apakah kedua Orang Tua Edis juga berada di sini?" tanya Martis.Mendengar nama putrinya disebut, salah seorang pria paruh baya langsung maju dan mendekati Martis."Tuan..., aku adalah Ruly. Aku adalah Ayah dari Edis. Apakah Edis baik-baik saja, Tuan?" Ruly bersujud di hadapan Martis. Namun Martis langsung mengangkatnya untuk kembali bangkit."Oh..., jadi Paman adalah Ayahnya Edis? Tenang saja, Edis baik-baik saja. Dan saat ini dia sedang bersembunyi tak jauh dari tempat ini."Seorang lagi datang, dia adalah ibunda Edis. "Tuan..., apakah benar yang Tuan katakan? Apakah Putriku baik-baik saja? Syukurlah..., hiks, hiks, hiks...!" Dia adalah Marni, walaupun usianya sudah terbilang tua, namun aura kecantikannya m
Martis menggandakan kecepatan dan kekuatannya, dia pun berhasil mengalahkan Lord Sardan. "Huek...!" Lord Sardan memuntahkan darah dari mulutnya setelah Martis berhasil menginjak perutnya. "Kalian semua dengarkan aku...!" seru Martis kemudian. Boom...! Martis ternyata mengeluarkan aura Raja Kegelapan. "Hah...?! I-ini...?!" ujar Zadi terkejut. "Raja Kegelapan?!" seru Undus yang sama terkejutnya. "Ternyata kalian baru sadar siapa aku." Martis lalu memukul perut Lord Sardan sekali lagi. Akibat pukulan ini, nyawa Lord Sardan berhasil Martis renggut. "Aku kemari ingin membalas perbuatan kalian!" seru Martis seraya menunjuk dua Tetua yang tersisa. "Membalas...?" tanya Undus bingung. "Oh..., kalian pura-pura lupa ya? Baiklah kalau begitu." Siuw...! Martis melesat dengan sangat cepat, ia langsung menangkap kedua leher Tetua itu. "Ya-yang Mulia..., maafkan Hamba." Undus mencoba meminta ampun. "Be-benar Yang Mulia..., Hamba mengaku salah. Hamba buta, tidak mengenali siapa Yang Muli
Lord Sardan kali ini mengerahkan seluruh kemampuannya. Namun sepertinya, kekuatannya tetap bukanlah tandingan Martis. Martis mengaktifkan beberapa teknik baru yang ia dapatkan dari sistem akhir-akhir ini. Dia juga ingin mencoba, bagaimana kuatnya teknik ini. "Pukulan Api Surgawi...!" teriak Martis dengan lantang seraya mengarahkan tinjunya tepat ke wajah Lord Sardan. Wajah Lord Sardan berubah pucat saat merasakan kekuatan Martis yang amat dahsyat. Dia mencoba menghalau pukulan Martis dengan tombak emas miliknya. Namun, tombak emas itu hancur berkeping-keping. Dan saat tinju Martis hanya berjarak satu centimeter lagi dari wajah Lord Sardan, tiba-tiba ada serangan mendadak yang membantu Lord Sardan menahan pukulan Martis. "Hey, Bocah tengik! Berani sekali kau mengacau!" seru seorang Iblis tua dengan tongkat di tangan kanannya. Martis mengalihkan perhatiannya pada iblis tua itu. "Ternyata ada Kakek Tua yang cukup kuat di sini. Mari kita lihat, siapa yang lebih kuat di antara kita!"
Esok harinya, dengan mengikuti arahan peta yang mereka berdua bawa, Martis dan Putri Edis pergi dengan hati-hati. Sebab, di dunia iblis ini tidak ada tempat yang benar-benar aman. Dan itu terbukti ketika Martis dan Putri Edis baru saja keluar desa dan memasuki wilayah desa lain, mereka disergap oleh sekelompok orang. "Berhenti! Serahkan semua yang kalian miliki!" seru Pemimpin sekelompok orang itu. "Kalian ingin merampok kami berdua? Jangan bermimpi di siang bolong!" Martis tidak mau membuang waktu. Baginya, sekelompok orang ini hanyalah semut di matanya. Boom...! Martis menggunakan kekuatan apinya untuk membakar habis tubuh orang-orang itu. Putri Edis sempat bergidik ngeri melihat aksi Martis. 'Sangat kejam!' batinnya dalam hati. "Ayo kita lanjutkan," ujar Martis. Mereka lanjut ke tempat berikutnya. Tempat tujuan mereka adalah salah satu desa yang ada di dalam wilayah yang dikuasai oleh sekelompok orang yang dulu menyerang keluarga Putri Edis. Ketika sampai di sebu