SSN-73
Setelah mencoba mengingat, Bima tak kunjung menemukan kesalahannya sendiri. Pria kadang memang tidak peka.
“Aduh, mama kalian tuh emang suka mendadak kayak gitu. Ayah jadi bingung.”
“Ayo susul mama, Yah!” saran Alya.
“Iya nanti saja. Sekarang tanggung, Ayah laper.”
Mereka kembali melanjutkan aktifitas sarapannya dan tak lama Alya yang memang sudah sarapan sejak tadi merasa kenyang.
“Aku dah selesai. Duluan ya Kak, Yah,” izin Alya.
“Sayang tunggu, Ayah boleh minta tolong?”
“Apa itu?”
“Bawain sarapan buat mama. Mama pasti masih lapar. Kan tadi berhenti gara-gara marah sama ayah.”
“Ok.”
Alya segera membawa sepiring sarapan dan mencari mamanya. Ternyata Kanaya sedang duduk di balkon lantai dua.
“Hey Mah.”
“Bawa apa Sayang?”
“Sarapan. Kata ayah, Mama harus sarapan banyak. Kan netein adek Narain.”
“Terima kasih, Sayang.”
Kanaya yang memang lapar langsung mengambil alih piring dari tangan Alya. Alya ikut menemani dengan duduk di samping mamanya.
“Mah, tadi waktu jogging