Benedict Arkitson, sang Komandan Perang Darat sontak mendesah penuh rasa putus asa.Dia tidak tahu mengapa rasa frustasi juga tiba-tiba menyerang dirinya.Lelaki berusia tiga puluh empat tahun itu pun menggelengkan kepala, lalu mengacak rambutnya sendiri untuk melampiaskan rasa sebalnya.Tentu saja dia tidak mungkin membanting meja di depan sahabatnya yang telah menjadi jenderal perang yang sangat begitu dihormati olehnya. Dia kemudian mengangkat bahu dan balas menatap sahabat baiknya dengan tatapan kesal yang tidak bisa ditahannya, “Sialan, James! Ayolah! Pernahkah aku meragukan kemampuanmu?”James memainkan bibir dan kemudian melihat ke atas, berpura-pura sedang menimbang-nimbang sesuatu. Ben yang kesal pun hanya bisa menggertakkan gigi lantaran kesal. Dia tidak memiliki pilihan lain selain menunggu.“Yah, kau … memang tidak pernah meragukan aku selama ini.”Ben menjentikkan jari, luar biasa lega.Namun, tidak lama setelah itu, dia malah mendengar James berkata lagi, “Lantas, apa
Sesungguhnya Gary Wellington tidak bisa menebak apa yang saat itu sedang direncanakan oleh sang jenderal perang yang tengah berdiri tepat di depannya tersebut.Berbeda dengan Riley Mackenzie yang begitu terbuka dan seringkali mudah ditebak. James Gardner justru sebaliknya.James Gardner bukanlah orang yang mudah dibaca jalan pikirannya. Dia tampak seperti buku yang dikunci menggunakan gembok khusus. Lantas, jika tak ada orang yang bahkan bisa membukanya, lalu bagaimana bisa seseorang bisa membaca dan mengetahui isi buku tersebut?Melihat kediaman Gary, James pun berpikir jika kemungkinan besar Gary sedang kebingungan. Tapi, pria itu tidak mau repot-repot mencari tahu tentang hal apa yang membuat pangeran muda itu bingung.Sehingga, dengan segera James berkata lagi, “Yang Mulia, saya tekankan sekali lagi. Anda bukanlah sebuah ancaman besar bagi kami.”Alis kiri Gary bergerak sedikit dan tidak lama kemudian dia membalas, “Oh, begitukah? Jadi … karena kau tidak menganggapku sebagai ancama
James Gardner tercengang selama beberapa saat begitu mendengar perkataan sang pangeran yang namanya tidak dicatat dalam sejarah resmi dalam buku terbaru Kerajaan Ans De Lou itu atas perintah raja terdahulu. Hal itu tentu saja membuat kepercayaan diri Gary Davis atau yang seharusnya dipanggil dengan nama Gary Wellington meningkat drastis. Bahkan, dia kembali menyeringai ketika mendapati James hanya terbengong-bengong saja.Namun, rupanya hal itu hanya berlangsung beberapa saat saja. Hanya dalam hitungan detik, Gary melihat sudut bibir James terangkat membentuk sebuah senyuman yang menurutnya aneh. Sampai-sampai Gary tidak tahu bagaimana mengartikan senyum itu.Dahi pangeran muda itu pun mengerut. Tanpa kata dia menatap James yang kemudian menatapnya dengan tatapan datar meskipun bibirnya masih tersenyum.“Apa ada yang lucu dari apa yang aku katakan?” Gary akhirnya tidak tahan untuk tidak bertanya.James membalas dengan masih mempertahankan senyum di bibir, “Tidak.”Gary memicingkan ma
Tetapi, tentu saja Gary Davis tidak membiarkan dirinya diseret begitu saja oleh komandan perang darat kurang ajar itu. Maka, setelah mencoba beberapa kali, akhirnya dengan berusaha keras dia berhasil melepaskan diri dari Benedict Arkitson.“Saya bisa pergi ke sana sendiri, Komandan Arkitson,” kata Gary cepat-cepat.Ben menyeringai dan malah menggerakkan dagunya dengan anggukan yang menjengkelkan, “Kau sudah di depan pintu masuk ruang tamu kediaman Jenderal Gardner.”Gary membelalak kaget dan langsung menoleh ke arah pintu yang dimaksud oleh pria yang memiliki tinggi badan melebihi dirinya itu.Sialan, aku bahkan tidak sadar ternyata sudah sampai di sini, Gary membatin jengkel.“Sudahlah, biarkan aku yang memanggilnya sekarang. Kau … duduk saja di ruang tamu,” kata Ben dengan santainya.Gary hendak menolaknya, tapi Ben ternyata lebih cepat dan bahkan telah berjalan menuju ke arah dua prajurit yang menjaga pintu masuk gedung itu.Dikarenakan sudah terlanjur terjadi, Gary hanya bisa mend
“Sepertinya memang begitu, Yang Mulia,” sahut Camelia dengan nada suara yang amat pelan.Gary Davis pun tertawa pelan, “Oh, ini sungguh luar biasa!”Camelia menaikkan alis kiri, tampak bingung.Gary yang masih tertawa itu menggelengkan kepala lalu berkata, “Maksudku Jenderal Gardner sepertinya berpikir jika aku akan bertindak bodoh.”“Ah, aku sama sekali tidak mengira jika dia akan berpikir aku akan menyerang rajanya secara diam-diam. Hm, apa dia pikir aku sebodoh itu?” lanjut Gary.“Astaga! Bagaimana bisa dia berpikir seperti itu? Menyerang Xylan ketika dia dalam perlindungan secara penuh itu sama halnya dengan bunuh diri. Apa dia sudah gila?” gumam Gary dengan menyibakkan rambutnya yang menutupi sebagian matanya. Camelia hanya bisa tersenyum samar, tidak tahu bagaimana harus merespon perkataan sang pangeran.Gary yang telah berhenti tertawa tiba-tiba berkata, “Kurasa … aku harus menemuinya.”Kali ini Camelia langsung bertanya dengan ekspresi kaget, “Maksud Anda siapa, Yang Mulia? A
“Siapa?”“Siapa?” Jason mengulang lagi, mencoba mencari-cari siapa yang mungkin akan melakukan pemberontakan terhadap raja.Dengan tidak yakin Jason berkata, “Perdana Menteri? Atau para menteri lain?”Keningnya berkerut memikirkan kemungkinan si pria tua melakukan hal itu. Memang, Philip Crawford memiliki hubungan yang tidak terlalu baik dengan raja muda di negerinya itu. Bahkan, sebelum Xylan Wellington naik tahta, pria tua yang telah menjabat jabatan perdana menteri dalam waktu yang amat lama itu terlihat menunjukkan ketidaksukaannya pada sang putra mahkota secara terang-terangan.Selain itu, dia tidak takut menentang Xylan serta membuat sebuah tuduhan yang besar pada Xylan.Mengingat semua itu, Jason malah menggelengkan kepala dengan tegas. “Tidak mungkin, jelas bukan si tua Crawford.”“Dilihat dari jejak politiknya, dia tidak akan bergerak secara sembunyi-sembunyi. Kalau dia tidak suka pada Raja Xylan, sudah pasti dia akan langsung bergerak secara terang-terangan,” Jason menambah