Search
Library
Home / Romansa / Simpanan CEO Beristri / Bab 5 Nikah Kilat

Bab 5 Nikah Kilat

Author: Miss Nonce
2025-01-15 20:05:29

Esoknya, Bara yang tidak tahu apa-apa dibuat kelimpungan saat pak bos memintanya mencari penghulu, lebih terkejut lagi karena bosnya yang akan jadi pengantin. Tambah mengejutkan lagi dengan Anulika rekan kernya yang menjadi mempelai wanitanya.

“Apa-apaan ini?” pekiknya sendirian, namun tetap saja dia mengerjakan apa yang diperintahkan sang bos.

Sedangkan gadis cantik itu memberengut saja dari tadi, ia kira menikah dengan bos besar walau hanya secara agama, ia akan memakai gaun putih yang cantik dan mahal. Tapi ini apa, ia hanya memakai baju kerjanya. Sederhana namun terasa berat oleh beban yang tak kasat mata. Selendang putih menutupi kepala mereka berdua, simbol kesederhanaan yang mereka junjung.

Dengan perasaan yang campur aduk, Lika menatap Naka yang kini resmi menjadi suaminya. Sesuai dengan kesepakatan, mereka menikah secara sederhana di ruangan kecil dengan hadirnya dua saksi yang seolah muncul begitu saja dari balik pintu.

Setelah akad nikah yang berlangsung singkat dan diucapkan dengan suara yang hampir tak terdengar, penghulu menyatakan mereka sah sebagai suami istri. Lika, dengan rasa kikuk yang mendalam, mendongakkan kepala untuk menatap Naka. Apa yang harus dia katakan? Apakah ini awal dari sesuatu yang indah, atau hanya formalitas belaka?

Naka, dengan wajah yang tidak bisa dibaca emosinya, segera berdiri dan berkata dengan nada yang lebih mirip perintah, "Kembali ke kantor." Lika yang masih mencoba menyesuaikan diri dengan realita baru ini, mencoba meringankan suasana.

"Kok ke kantor sih, Pak. Nggak bulan madu nih kita?" godanya dengan nada santai.

Namun, respons Naka tidak seperti yang diharapkan. Wajahnya mengeras, dan dari dalam dada yang tegap itu terdengar geraman tidak sabar.

"Jangan banyak mau!" bentaknya, membuat jarak antara mereka semakin terasa. Lika tertegun, menyadari bahwa mungkin ini semua hanya transaksi, bukan pernikahan yang didasari perasaan. Hatinya mencelos, namun di wajahnya ia berusaha keras untuk tidak menunjukkan kekecewaan yang membara.

“Galak banget.” Gumamnya.

Bara yang ada disana pun kikuk. Ini dia harus memberi selamat atau bagaimana, dia juga kan turut berbahagia jika ada yang menikah.

“Hmm, Bos selamat ya atas pernikahan barunya.” Ucapnya sopan.

Namun tatapan mata Naka yang tajam menciutkan nyali Bara seketika. “Silakan masuk, bos.” Dia langsung membuka pintu mobil dan mempersilakan sang bos masuk ke dalam Bersama istri barunya.

“Ciyeee pengantin baru.” Ledeknya pelan pada Lika.

“Apa sih.” Cebik Lika galak.

*

*

Anulika tidak habis pikir, kenapa dia malah dpindah tugaskan ke Gudang. Banyaknya karyawan pria disana juga membuat dia risih, lagipula pendidikannya sangat mumpuni jika dia ditugaskan ke Gudang.

“Kok bisa sih pak?” tanyanya pada bagian HRD setelah dia diminta menghadap.

“Ya bisa, ini Keputusan bos.”

“Bos siapa?”

“Ya pak Naka, memangnya bos kamu ada berapa Anulika?” tanya bagian HRD gemas.

“Ya tapi kenapa pak?” tanyanya bingung.

“Pekerjaan kamu enggak bagus jadi sekretaris bos. Atau kamu melakukan kesalahan, hanya kamu yang bisa menjawabnya sendiri.” Ujar Seno, kepala bagian HRD tempat Lika bekerja.

“Sa-saya.. Saya rasa enggak ada masalah deh pak. Baik-baik saja.”

“Ya berarti bos Naka yang bermasalah dengan kamu.” Serunya kembali.

Ah iya benar juga. Ada masalah apa ini suaminya eh salah, bosnya pada dirinya. Sampai dia dipindah ke bagian Gudang. Malah seharusnya Lika naik jabatan jadi manager atau direktur sekalian, secara dia kan sudah sah menjadi istri bos. Ya, walaupun hanya secara agama saja pernikahan mereka.

Lika pun keluar dari ruang HRD, mulai terdengar bisik-bisik jika dia dipindah tugaskan karena mengacau di pekerjaannya sebagai sekretaris bos besar.

“Lika, kamu pindah ke gudang? Kekacauan apa yang kamu bikin?” pertanyaan mengejek dari Kimberlly, salah satu rekan kerja Lika diperusahaan itu. Sog cantik sekali, mana genit semua pria dirasa menyukainya saja.

“Enggak ada masalah kok Ceu Kikim, santai saja.” Seru Lika berani.

“Eh kamu jangan songong ya, anak baru saja songong.”

“Siapa yang anak baru sih. Aku udah lumayan lama ah disini.” Serunya, dia pun sambil berjalan ada hal yang lebih penting yang harus dia urus.

“Sudah ya bye Ceu Kikim.” Kikik Lika.

*

*

Dengan langkah cepatnya Lika langsung menemui bosnya. Dia mau bertanya langsung ada masalah apa sampai dia harus dipindah tugaskan, memangnya dia punya salah apa. Dan ini harus diselesaikan secara jantan.

Lika masuk begitu saja keruangan bosnya, hei kan sudah jadi suami Lika punya hak dong.

“Pak Naka.” Pekiknya lantang. Bara dibelakangnya mencoba menahan gadis ini yang kurang ajarnya langsung masuk ruangan bos.

Namun Naka memberi kode Bara untuk membiarkan, Bara pun menutup pintu an Lika langsung berjalan mendekat.

“Ada apa?” tanya Naka dingin dengan mata yang masih fokus pada berkas ditangannya.

“Pak kok Lika dipindah ke bagian gudang sih?” tanya Lika berkeluh pada bos yang juga suaminya itu.

“Itu perintah, Lika!” jawab Naka masih acuh.

“Iya tapi apa kesalahan saya pak?” tanyanya membela diri, karena merasa dia tidak melakukan kesalahan dalam hal pekerjaan.

“Kenapa kamu berani sekali bertanya?”

“Berani pak, karena saya enggak ngerasa salah kok.”

Naka meletakkan berkas di meja, dan menatap gadis muda dihadapannya itu.

“Pertama, saya tidak butuh sekretaris lagi. Bara sudah cukup. Kedua.. Saya nggak mau didekat kamu, Lika. Itu akan membuat rahasia kita terbongkar.” jawab Naka datar.

Lika membelalakkan matanya, ia kira dia melakukan kesalahan sehingga dipindahkan ke bagian gudang. Ternyata karena masalah pribadi mereka saja yang menjadi alasannya.

“Kok karena hal pribadi sih pak. Saya juga enggak akan membuka rahasia kita, malu pak!” serunya mulai jengah akan sikap otoriter Naka.

“Itu sudah menjadi keputusan saya, Lika. Dan ingat, saya pimpinan kamu disini.” Ingatnya.

“Tapi kenapa harus gudang pak.”

“Disana saja yang terjauh.”

“Enggak sekalian saja dikantor cabang.” Deliknya.

“Kamu mau? Nanti saya urus.” Jawab Kana santai.

“Eh eh nggak pak, jangan disini saja. Kejauhan saya berangkatnya.” Lika buru-buru meralat ucapannya bisa berabe dia kalau pindah ke kantor cabang.

Merasa ada ide, dia mendekati Naka yang duduk di kursi kebesarannya, tanpa aba-aba dia langsung duduk dipangkuan bosnya eh suaminya.

“Apa yang kamu lakukan?” pekik Naka terkejut ada gadis nakal duduk dipangkuannya.

“Ih pak Naka, kan Lika istri bapak. Jadi wajar dong kalau duduk disini.” jawabnya malu-malu, melingkarkan tangannya dileher suaminya yang terbujur kaku.

“Heheheh.. Kok nyaman yah.” Ujarnya semakin menggoda.

“Turun Lika, nanti ada yang lihat”

“Nggak ada, sepi kok,”

Naka berdecak malas, ia menyentak tubuh seksi gadis itu, namun tangan yang melingkar dilehernya, dikuatkan gadis itu. “Diam dulu.” ujar Lika.

“Mau apa?”

“Mau merayu pak suami. Kata orang kalau istri mau sesuatu suaminya harus dirayu dulu pak.”

Naka bedecak malas, mereka bukan suami istri yang sesungguhnya apa gadis ini amnesia, pikir Naka.

“Apa mau kamu, cepat!” Naka tidak nyaman ia khawatir Bara atau keluarganya datang, tanpa mengetuk pintu.

Humppp..

Tanpa aba-aba, istrinya langsung menyumpal bibir Naka dengan berani. Membuat Naka tertegun sesaat, bibir manis yang sempat menggodanya kini ia rasakan lagi. Meski hanya ditempelkan, namun sangat terasa bagi Naka. **

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP