Home / Romansa / Simpanan CEO Beristri / Bab 6 Kecupan Nakal

Share

Bab 6 Kecupan Nakal

Author: Miss Nonce
last update Last Updated: 2025-01-16 23:05:14

Tubuh seorang Bayanaka Rasyid Gasendra membeku, tegang dikecup tiba-tiba oleh seorang gadis cantik yang sialnya, pernah ia rasakan tubuhnya.

Tidak ada yang berubah masih manis, dengan perlahan Lika memberanikan diri memagut bibir Naka dengan kakunya. Merasakan sensasi yang lain, meski awalnya Naka diam namun lama kelamaan semakin tergoda, hingga tanpa sadar Naka membalasnya, malah kini Lika yang kehabisan napasnya.

Keduanya saling memejamkan mata, menikmati lumatan dan belitan lidah yang hangat itu. Naka menekan tengkuk Lika, agar ia bisa melesakkan lidahnya kedalam dan semakin dalam.

Eungh..

Lenguhan bernada sensual dari mulut Lika terdengar. Membuat Naka makin dalam lagi melumat bibit mania yang sepertinya akan membuatnya candu.

Sesuatu yang terasa panas mulai menjalar ditubuh Naka, sebagai pria normal tentu dia sangat tertarik dengan tubuh Lika, apalai kini dia sudah sah menjadi istrinya.

Hingga tangan Naka mulai nakal menjalar ke area punggung, dia memberi usapan lembut. Sedangkan Lika tidak tinggal diam, dia menjambak rambut Naka dengan beraninya. Sampai tangan Naka mulai berpindah ke arah depan, sesuatu yang pas di cakupan tangannya terasa kenyal dan lembut.

“Pakk..” pekik Lika mendorong dada Naka karena meremas buah semangkanya.

Hosh hohs hosh

"Pelan-pelan bapak mau bunuh saya ya." kesalnya karena malah Naka yang melahap bibirnya. Niat ingin menggoda, malah dia yang kalah.

“Tangannya nakal.” Pekiknya menutupi dada dengan kedua tangannya.

Naka meringis, sialan gadis ini mengujinya saja.

“Kamu mau menggoda saya? sengaja!” sindir Naka dengan wajah dinginnya. Sok-sok’an merasa jika ciuman itu tidak berarti apa-apa padahal ia sangat menikmatinya.

“Lika mau disini saja pak. Nggak mau pindah ke gudang.” rengeknya.

“Tidak! Keputusan saya sudah bulat, sekarang pergi saya banyak kerjaan.” Tegas Naka menurunkan kasar tubuh Lika dari pangkuannya.

Segera Lika turun karena suaminya menyentak tubuhnya agar turun dari pangkuan.

“Punya suami galak banget.” pekik Lika kesal, karena gagal merayu suaminya.

Naka yang melihat kepergian Lika langsung menyenderkan kepalanya disenderan kursi. Menarik napas panjang dan menghelanya, dia memejamkan matanya. Mengusap bibirnya, ciuman tadi begitu indah dan sangat menenangkan baginya.

Ada sesuatu dalam dirinya yang ingin menarik tubuh gadis itu ke ranjangnya, dan menghabiskan malam dengan hebatnya. Jujur Naka tertarik pada Lika, gadis itu sangat cantik. Bisa merasakan tubuhnya yang masih putih adalah hal yang tidak bisa ia lupaka, dia ingin lagi. Namun Naka harus menahan diri, khawatir jika Lika malah akan hamil jika ia menjeratnya lagi.

*

*

Hahh.. Baru masuk gudang induk Lika sudah mendesah saja. Bos sialan yang sayangnya suaminya sendiri, dengan teganya memindahkannya ke bagian gudang. Kebanyakan karyawan disini adalah laki-laki, karena memang pekerjaannya berat dan banyak tenaga yang dibutuhkan.

“Loh mbak Lika pindah kesini sekarang?” tanya beberapa rekan di gudang Lika mengangguk, iya dia dibuang suaminya ke divisi gudang. Jahat sekali suami barunya itu, menikah belum ada hitungan minggu ia sudah disiksa begini. Lika juga tadi menunggu nafkah, berupa uang jajan tapi suaminya malah anteng saja.

Hari itu ia habiskan untuk mengenali tugas barunya, menjadi purchasing admin di gudang. Mencatat dan menghitung jumlah barang yang masuk dan keluar, juga jika beberapa bahan yang akan dipakai untuk pembangunan sebuah gedung maka Lika yang akan turun langsung sendiri. Mana barang yang akan habis dia harus mencatatnya, jangan sampai lupa sangat diperlukan sekali.

“Lika, kamu pelajari ini dulu. Jangan sampai salah, nggak apa-apa kamu kan baru jadi belajar saja dulu.” kata pak Teo, kepala di divisi gudang. Ia hanya dapat mandat dari Bara agar mengajari Lika. Selebihnya biar gadis itu sendiri yang berusaha.

Kebanyakan rekan kerja Lika tentu kaum Adam, karena gudang identik dengan pekerjaan berat. Sore menjelang tubuhnya langsung kaku, karena harus bolak balik ruangannya dan ruang workshop.

“Mbak Lika mau pulang, mau bareng nggak nih?” tawar salah satu rekan kerja Lika di bagian gudang.

“Bareng sampai stasiun kereta mau tidak. Lumayan mbak hemat ongkos.” Ujarnya lagi.

Tawaran yang merupakan godaan mampir ke Lika, wajar saja biasa melihat batangan kini seorang gadis, mana cantik lagi semok.

“Nggak usah pak, makasih.” Tolak Lika sopan.

“Nggak usah malu-malu, nggak saya culik kok.” Memaksa sekali. Lika menolak kembali, karena dia lebih baik angkutan umum saja.

“Beneran nih?”

“Benar pak. Sudah sana pulang, sudah sore.” Pekik akhirnya tidak tahan juga.

“Ya sudah mbak Lika, saya duluan ya.”

“Iya pak.” Sahut Lika. Dia kemudian keluar area gudang dan akan menuju luar kantor.

Seharian ini dia merasa tidak enak sekali, mungkin kena debu dan sesak karena dia juga memakai masker sepanjang bekerja. Namanya juga gudang ya penuh dengan debu. Lemas Lika ini, seperti tidak makan seharian. Padahal tadi makan siangnya banyak sekali, nasi padang.

“Oh ya Tuhan, kenapa perjalanan jauh sekali.” Keluhnya menuju halte.

*

*

Dikamar apartemennya yang sempit, Lika mengurut kakinya sendiri dengan minyak angin. Pegal sekalim seharian gadis itu mondar mandir kesana kemari.

“Pegal banget sih.” Pekiknya.

Maunya urut dengan terapis, namun Lika terlalu malas bepergian. Alhasil dia dirumah saja, urut sendiri.

“Tega emang tuh suami. Berasa hidup sendiri aja.” Keluhnya.

Ah Lika tersadar akhir-akhir ini dia banyak mengeluh, siapa lagi coba kalau bukan karena Bayanaka Rasyid Gasendra. Bos yang sudah menjadi suaminya. Suami bayangan, tidak terlihat sama sekali.

Iseng Lika memainkan ponselnya. Lalu entah ide darimana dia mengetikkan nama suami di kolom pencarian. Keluarlah berita-berita tentang Naka. Umumnya tentang pencapaian karirnya sebagai seorang pengusaha dan pewaris tunggal kerajaan bisnis Gasendra.

“Ganteng sih.. Sayang galak.” Gumam Lika sendirian.

Ada banyak berita mengenai Naka, tak terkecuali berita tentang pernikahannya. Memberanikan diri Lika membuka foto istri Naka. Terpampanglah seorang perempuan cantik dengan tinggi semampai di samping Naka.

“Cantik.” Lirihnya pelan.

Memang cantik, Ivanka dulunya adalah seorang model. Dia berhenti dari dunia modelling semenjak menikah dengan Naka. Sampai sekarang tidak ada kabar lagi atau pun foto terbaru darinya. Hanya foto-foto lama saja.

“Cocok banget sama Pak Naka. Ganteng dan cantik.”

Lika mendesah, ah kalau bukan karena kesalahan satu malam dia dengan bosnya. Mungkin tidak akan seperti ini. dia seperti pelakor yang merebut suami orang. Tapi Lika juga perempuan biasa, yang mengalami kekhawatiran jika dia hamil diluar nikah dan tidak memiliki suami. Apa kata orang, ah tidak, Lika tidak peduli kata orang. Dia hanya mempedulikan kata keluarganya di Bandung.

“Maaf ya ma.. Lika jadi anak yang nakal.” Lirihnya, selalu sedihjika mengingat mamanya yang seorang single parents itu. **

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 153 Bertemu Istri Kembali

    Galen berdiri terpaku di depan ranjang rumah sakit, matanya membelalak melihat Iren yang terbaring lemah dengan wajah pucat dan mata sembab. Istrinya sudah dapat ia temukan, betapa senang hati Galen melihat Iren.Dengan jantung berdetak kencang Galen masuk semakin dalam, Iren sedang memejamkan matanya. Vera yang melihat pria asing yang ia Yakini itu suami Iren lalu mempersilakan masuk.“Aku tunggu diluar,” kata Vera pelan. Galen mengangguk, seraya mengucapkan terima kasihnya.Diluar sendiri Vera bertemu dengan Naka dan Lika, orang tua Galen.Di dalam, Galen mendekat ke ranjang sang istri. "Sayang," suaranya bergetar, penuh campur aduk antara cemas dan penyesalan.Iren yang sudah bangun merasa mendengar suara suaminya. Dia pun menoleh, matanya yang basah menatap tajam, terkejut sekaligus bingung saat melihat suaminya di sana."Ngapain kamu kesini?" suara Iren lirih, namun penuh penolakan yang keras. Tubuhnya mencoba menarik diri, tapi Galen melangkah lebih dekat, menundukkan kepala seo

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 152 Akhirnya Ada Kabar Darimu..

    Iren duduk di sudut kamar yang remang, tubuhnya menggigil meski udara tak terlalu dingin. Perutnya mulai terasa bergejolak, namun wajahnya pucat pasi, dahi berkerut karena mual yang tak kunjung reda.Setiap kali berdiri, kepala berputar begitu hebat hingga ia harus cepat-cepat duduk lagi. Nafasnya tersengal-sengal, dan tangan yang gemetar tak mampu meraih segelas air di meja. Vera menatapnya dengan penuh kekhawatiran.“Ke dokter ya, Iren. Jangan dibiarkan terus-terusan seperti ini,” ucap Vera lembut, namun tegas.Iren menggeleng pelan, mata berkaca-kaca. “Nggak usah, Ver.”“Kamu kan lagi hamil,” ujar Vera khawatir.“Iya katanya orang hamil memang begini. Mual dan pusing.”“Tapi mereka konsul ke dokter kandungan. Kamu kan nggak Ren.” Vera makin khawatir karena wajah Iren yang pucat.“Ren, aku khawatir banget nih,” kata Vera yang tidak bisa menutupi kekhawatirannya. “Kita telepon suami kamu ya, Ren-““Ver, please,” desis Iren memohon untuk jangan membahasnya lagi.Vera berdecak, dia jug

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 151 Masih Berusaha Mencari

    Iren mengusap pelipisnya yang mulai berdenyut, perutnya mulai terasa tidak enak. Belum lagi mual dan ia coba tahan karena sedang bekerja. Sumpah demi apapun yang Iren ingin lakukan adalah merebahkan diri, bersantai saja dirumah.Kehamilannya membuat langkah Iren semakin berat di antara meja-meja yang penuh pelanggan. Aroma bumbu dan asap gorengan menusuk hidungnya, membuat rasa mual semakin menghantui. Vera yang melihat wajah Iren yang pucat langsung merangkul bahunya, "Istirahat sana, aku yang gantikan kamu dulu." Suara Vera penuh perhatian, tapi Iren hanya bisa mengangguk lemah sambil melangkah ke sudut restoran. Karena tidak tahan ia menurut saja, lagipula Iren takut mengacaukan pekerjaan yang lain.Namun, di sana Iren tak menemukan ketenangan. Ayu, rekan kerja yang lebih senior berdiri tak jauh, melontarkan suara pedas tanpa ampun, "Enak banget, anak baru kerja kok istirahat terus! Makan gaji buta, ya?" Tatapannya tajam, seolah ingin menekan Iren lebih dalam.Iren menunduk, mencob

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 150 Kamu Di mana Sayang?

    Galen berjalan gontai menuju apartemennya, dia membawa banyak cemilan, termasuk cokelat, es krim, bahkan sampai bunga. Galen berharap Iren bisa memaafkannya. Mungkin tak akan mudah, tetapi setidaknya ini bisa mengurangi kemarahan Iren padanya.Saat pintu apartemen dibuka, semua tampak normal saja. Apartemennya memang selalu rapi, walaupun sibuk dengan urusan kampus, tetapi Iren cukup pandai membersihkan rumah. "Baby!" panggil Galen."Iren Sayang!" panggil Galen lagi saat tak mendapatkan jawaban dari istrinya.Perasaan Galen mulai merasa aneh, saat apartemennya ternyata hening tanpa aktivitas Iren seperti biasanya. Setidaknya selalu terdengar musik atau suara film yang diputar Iren, tetapi kali ini apartemen itu benar-benar sepi.Galen langsung berlari ke kamar dan benar saja Iren tidak ada di sana. Galen mencari Iren ke balkon, ke taman belakang, dan ke semua penjuru apartemen, tetapi sialnya dia tak menemukan istrinya di sana."Astaga, Iren kamu di mana?" tanya Galen dengan panik.Ga

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 149 Mengakui Semuanya

    Rasanya begitu sesak saat mengetahui kebenaran yang selama ini disembunyikan rapat, Lika melirik Naka, menunjukkan bagaimana kekecewaannya pada kedua anak mereka yang ternyata selama ini membohonginya.Lika mengusap wajahnya, dia berjalan mondar-mandir dengan pikiran yang kacau. "Maksud kamu apa Galen, Belinda, kalian sengaja membohongi Mami sama Papi?" ujar Lika."Bukan gitu Mami, a-aku hanya ingin melindungi Belinda. Aku tahu dia salah, tapi—""Tapi apa? Kamu pikir dengan menjadikan kamu sebagai pelaku semua masalah menjadi selesai? Kamu bahkan harus menikahi Iren yang bahkan seharusnya bukan tanggungjawab kamu!" tegas Lika yang mulai marah dengan kenyataan ini.Galen tengah bicara dengan Belinda dan tidak sengaja Lika mendengar itu. Naka juga kebetulan berjalan di belakang istrinya, membuatnya juga tahu kebenaran yang sebenarnya.Mau tak mau Galen pun membuka semuanya, bukan untuk meminta pembelaan tapi dukungan dari keluarganya.Naka hanya menutup mata saat Lika marah besar pada a

  • Simpanan CEO Beristri   Bab 148 Istri Rahasia Galen

    Lika semakin tidak habis pikir dengan jalan pikiran Galen. Bisa-bisanya Galen menikah tanpa izin dan restu tarinya. Galen seperti tidak menganggap keberadaan Lika dan Naka sebagai orangtuanya."Kamu bukan anak yang kayak gini, Galen. Kenapa kamu menikah tanpa bilang sama Mami sama Papi? Dia siapa? Mami harus tahu dong dia dari mana, gimana keluarganya dan ...." Lika tidak bisa menyelesaikan kalimatnya, dia hanya melirik Iren, kemudian menangis karena merasa kecewa.“Mami tolong maafkan aku. Aku bisa menjelaskan semuanya,” ucap Galen, Mami Lika menggeleng sudah terlalu sakit hatinya.“Jelaskan pada papi sekarang juga, Galen!” bentak Naka marah. Namun tetap saja, Lika mengelus tangan suaminya. Untuk tidak emosi dulu, bagaimana pun ada orang baru bersama mereka saat ini.Galen mendekati Lika, dia bertekuk lutut di hadapan Lika. "Mami, Galen tahu ini salah tapi keadaannya memang rumit pada saat itu. Aku menabrak ayahnya Iren, aku bertanggungjawab dan membawanya ke rumah sakit, tapi ternya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status