Home / Thriller / TUKANG SOL SEPATU / Bab 2 AMBISI YANG MEMATIKAN

Share

Bab 2 AMBISI YANG MEMATIKAN

Author: tedi sugiri
last update Last Updated: 2024-02-01 11:47:49

Beberapa tahun sebelum kejadian di masa kini, saat Kakek Zaki masih muda, kehidupannya sangat berbeda. Zaki tinggal di daerah perkotaan bersama kedua orang tuanya, namun kisahnya penuh dengan kebandelan.

Sejak kecil, Zaki telah menunjukkan sikap yang sangat bandel dan tidak patuh terhadap kedua orang tuanya. Dia sering melanggar aturan dan seringkali terlibat dalam kegiatan yang tidak diizinkan. Meskipun begitu, ada satu hal yang membuatnya fokus dan berkomitmen, yaitu hobi berlatih beladiri.

Zaki menyimpan obsesi yang mendalam terhadap seni bela diri sejak usia dini. Meskipun dia tidak selalu patuh di rumah, namun ketika berlatih beladiri, dia menunjukkan kegigihan yang luar biasa. Rutin berlatih setiap hari, Zaki mengembangkan keahlian bela diri hingga mencapai tingkat yang luar biasa, melebihi batas kemampuan rata-rata.

Keahlian bertarung Zaki terus berkembang, dan dia mulai dikenal di kalangan beladiri lokal. Teman-teman sebayanya mengagumi skilnya yang luar biasa, meskipun kedua orang tuanya terus merasa cemas dengan tingkah bandelnya di luar lingkungan latihan.

Suatu hari, Zaki terlibat dalam situasi yang memaksa dia menggunakan keahliannya di luar dojo. Konfrontasi dengan sekelompok preman di lingkungan sekitarnya membawa Zaki untuk melibatkan diri dalam pertarungan jalanan. Dengan keterampilan bela dirinya yang tak tertandingi, Zaki berhasil mengatasi para preman tersebut.

Namun, peristiwa itu juga membuat kedua orang tuanya semakin khawatir. Meskipun Zaki memiliki bakat luar biasa, tetapi penggunaannya dalam pertarungan jalanan membuat mereka resah terhadap masa depan anak mereka.

Saat itu, Zaki, terjerumus dalam pergaulan yang keras, dipenuhi ambisi terhadap kekuasaan, dan akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan kelompok gangster yang disebut Gelang Hitam. Sebagai syarat untuk menjadi anggota, Zaki harus menjalani tes kemampuan yang tidak mudah.

**Pimpinan Gelang Hitam:** "Hei, Zaki, sebelum kamu bisa bergabung dengan kita, kamu harus melewati tes kemampuan dulu. Bersiaplah untuk diuji!"

**Zaki:** "Baik, saya siap. Lakukanlah tes kemampuan itu."

Tanpa ampun, beberapa anggota Gelang Hitam mulai menyerang Zaki secara tiba-tiba. Meskipun dikeroyok tanpa ragu, Zaki dengan ambisinya dan keahliannya dalam bela diri menunjukkan ketangguhannya.

**Anggota Gangster 1:** "Kamu pikir bisa bergabung dengan Gelang Hitam? Kami akan membuatmu menyesal!"

**Anggota Gangster 2:** "Kamu orang baru, harus diuji dengan keras!"

Zaki dengan sigap dan tanpa ragu melawan serangan brutal para anggota Gelang Hitam. Setiap gerakan yang dia lakukan penuh kebrutalan, membuat mereka terkejut dan kagum.

**Pimpinan Gelang Hitam:** "Lihat dia, dia bukan orang sembarangan. Ambisinya dan keahliannya luar biasa!"

Zaki berhasil mengatasi serangan para anggota Gelang Hitam dengan kebrutalan dan kecepatan yang luar biasa. Pimpinan kelompok, yang sebelumnya meremehkan Zaki, kini melihat potensi besar dalam dirinya.

**Pimpinan Gelang Hitam:** "Hentikan! Kamu melebihi harapan kami. Kamu layak menjadi bagian dari Gelang Hitam. Selamat, Zaki!"

**Zaki:** "Terima kasih, tapi ingatlah, saya tidak bergabung untuk menjadi boneka kalian. Saya ingin kekuasaan, dan saya akan memastikan bahwa Gelang Hitam mendominasi kota ini!"

Pimpinan Gelang Hitam tersenyum puas, "Kamu punya ambisi besar, Zaki. Ayo, mari kita bangun kekuasaan bersama-sama!"

Dengan itu, Zaki resmi menjadi anggota Gelang Hitam, membuka babak baru dalam kehidupannya yang penuh intrik dan kegelapan. Ambisinya untuk kekuasaan membawanya ke dalam dunia yang lebih rumit dan berbahaya.

Semenjak Zaki bergabung dengan anggota Gelang Hitam, jarang pulang dan pertemuan dengan kedua orangtuanya menjadi semakin jarang. Kecemasan di wajah orangtuanya semakin mendalam, tetapi Zaki tetap bersikeras dengan pilihannya, tanpa penyesalan sedikitpun.

**Ibu Zaki:** "Anakku, mengapa kau terus hidup seperti ini? Kami khawatir dan merindukanmu."

**Zaki:** "Kalian tidak perlu campur tangan dalam hidupku. Aku tidak butuh keterikatan keluarga seperti kalian selalu sampaikan."

Orangtuanya mencoba memahami, tetapi jawaban Zaki penuh dengan penuh kebencian dan ketidakpedulian.

**Ayah Zaki:** "Zaki, keluarga adalah segalanya. Kami hanya ingin kebaikanmu."

**Zaki:** "Keluarga? Hanya penghalang dalam hidupku. Jangan berpura-pura peduli."

Kedua orangtuanya merasakan patah hati, seakan-akan anak satu-satunya telah berubah menjadi sosok yang tidak dikenal.

**Ibu Zaki:** "Anakku, bahkan saat kau menghina kami, hati ini masih memilih mencintaimu."

Namun, Zaki hanya mengabaikan pernyataan ibunya dan meninggalkan rumah tanpa sepatah kata pun. Kedua orangtuanya terdiam, meratapi kepergian anak yang kini terjebak dalam gelapnya kehidupan yang dipilihnya sendiri.

**Ayah Zaki:** "Kita mungkin tidak bisa menyelamatkannya, tapi kita akan selalu mendoakannya agar sadar dari jalur yang salah."

Sementara Zaki melanjutkan hidupnya dalam kegelapan, orangtuanya ditinggalkan dalam kesedihan dan kehilangan, tanpa tahu apakah suatu hari nanti Zaki akan menyadari arti keluarga yang sesungguhnya.

Suatu hari, di tengah persaingan sengit antar kelompok geng di kota, Zaki mendapat perintah tak terelakkan dari bosnya, Bruno. Tugasnya adalah menghancurkan salah satu geng yang telah menipu dalam bisnis haram Gelang Hitam. Bruno ingin memberikan peringatan kepada semua pihak bahwa kekecewaan terhadap Gelang Hitam akan berakhir dengan konsekuensi yang mematikan.Bruno: "Zaki, ini tugas spesial untukmu. Ada geng yang berani menipu kita dalam bisnis ini. Hancurkan mereka, tunjukkan pada semua orang bahwa tidak ada yang bisa mengecewakan Gelang Hitam."Zaki: "Akan kuselesaikan tugas ini, Bruno. Mereka akan merasakan akibat dari perbuatannya."Tanpa ragu, Zaki melangkah ke dalam misi yang gelap, bertekad untuk menjalankan perintah bosnya dengan cara yang tak terlupakan.

Malam itu, Zaki memimpin sepuluh anggota Geng Gelang Hitam untuk menyusup ke wilayah geng rival. Dalam kegelapan yang menyelimuti, mereka menyusup tanpa diketahui, siap untuk memulai pertempuran yang dahsyat.

Saat mereka tiba di markas lawan, atmosfer tegang segera terasa. Anggota Geng Gelang Hitam yang dipimpin oleh Zaki bersiap untuk pertempuran hebat. Teriakan pertama meletus, memecah keheningan malam.

Pertempuran pun dimulai, dan kekerasan meletus di antara dua kelompok geng yang saling bersaing. Zaki memimpin dengan kebrutalan dan keahlian beladiri yang mematikan. Anggota Geng Gelang Hitam dan rival saling berhadapan, senjata-senjata tajam berkelebat di udara.

Saat pertarungan berlangsung, keanggotaan Geng Rival mulai berkurang. Dari sepuluh anggota, hanya tinggal dua orang yang berdiri tegak.

**Zaki (dengan sombong):** "Kalian lihat? Mereka tidak sebanding dengan kekuatan Gelang Hitam. Hanya dua orang yang tersisa, kita selesaikan dengan mudah."

Zaki mengejek sisa anggota rival, meremehkan keberadaan mereka. Namun, apa yang terjadi selanjutnya melebihi ekspektasi.

Sisa dua anggota rival yang tersisa, meskipun kelelahan, menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Mereka menghadapi Zaki dengan tekad yang kuat. Tanpa basa-basi, Zaki mulai membantai mereka tanpa belas kasihan.

Wajahnya yang dingin dan tatapan matanya yang kejam menunjukkan bahwa dia tidak mengenal belas kasihan. Zaki melakukan serangkaian gerakan beladiri yang diluar batas, membuat lawannya tidak berdaya. Pukulan dan tendangan yang presisi membuat darah bercucuran di medan pertempuran.

Saat terakhir pun tiba, Zaki dengan dinginnya menatap sisa anggota rival yang bersujud di hadapannya. Dengan satu gerakan yang tajam dan brutal, dia mengakhiri nyawa mereka tanpa ragu.

**Zaki (dengan dingin):** "Jangan sekali-kali menantang Gelang Hitam. Ini hanyalah pembelajaran untuk kalian semua."

Setelah mengakhiri pertempuran dengan brutal, Zaki dengan dingin memutuskan untuk membiarkan dua orang anggota geng rival yang tersisa tetap hidup. Alasan di balik keputusan itu adalah agar mereka dapat menyampaikan kekejaman dan kekalahan yang mereka alami kepada bos besar geng rival.

**Zaki (dengan dingin):** "Bawalah pesan ini kepada bos besar kalian. Gelang Hitam tidak mengenal belas kasihan. Mereka harus tahu apa yang mereka hadapi jika melawan kita."

Kedua anggota geng rival yang selamat, meskipun terluka dan penuh rasa takut, dipaksa berlutut di hadapan Zaki. Mereka kemudian diberi aman untuk kembali ke markas geng rival mereka, membawa cerita pahit tentang pertemuan dengan Gelang Hitam.

Saat Zaki kembali ke markas Gelang Hitam, langit masih diwarnai oleh bayang-bayang malam. Bruno, sang bos, menanti di tengah kegelapan, dan tatapan tajamnya segera melihat keberhasilan Zaki.

**Bruno (dengan bangga):** "Zaki, kau membuktikan dirimu dengan baik. Bagaimana jalannya pertempuran?"

**Zaki (dengan puas):** "Semua berjalan sesuai rencana. Sisa dua anggota rival akan menyampaikan pesan kita kepada bos mereka."

Bruno tersenyum puas, menilai keberhasilan misi tersebut sebagai langkah maju dalam persaingan antar geng.

**Bruno:** "Kau memberi peringatan yang tepat. Mari bersiap, Zaki, Gelang Hitam akan semakin dihormati di jalanan kota ini."

Zaki merasa puas dengan kemenangan ini, tetapi dalam hatinya, kegelapan dan ambisi masih terus tumbuh. Pertempuran tadi menjadi momentum yang semakin meresapi dirinya dengan kekerasan dan ketidakberdayaan.

Seiring langkahnya kembali menuju ke dalam gelap, Zaki membawa kemenangan Gelang Hitam, namun juga membawa beban dari kebrutalan yang telah dia lakukan. Misi ini telah menandai perjalanan Zaki ke dalam jalur yang semakin gelap dan tak terduga.

Kembali ke markas Gelang Hitam setelah memenangkan pertempuran, Zaki disambut dengan tepuk tangan meriah dari para anggota geng dan Bruno sendiri. Keberhasilannya di medan pertempuran membuatnya mendapatkan pengakuan yang luar biasa.

**Bruno (dengan bangga):** "Zaki, kau telah membuktikan dirimu sebagai prajurit yang tak tergoyahkan. Kalian semua, beri hormat pada pahlawan kita!"

Para anggota geng Gelang Hitam bersorak dengan penghormatan, mengakui kehebatan dan keberanian Zaki. Bruno mengulurkan tangannya kepada Zaki dengan senyuman yang bangga.

**Bruno:** "Zaki, kau telah membawa Gelang Hitam ke tingkat baru. Untuk pengorbanan dan keberanianmu, aku memberimu posisi khusus. Kini, kau akan menjadi tangan kananku."

Keputusan ini memicu reaksi positif dari seluruh anggota. Zaki, dengan wajah tanpa ekspresi, menerima penghargaan tersebut. Dia kini memiliki posisi yang sangat dihormati di dalam geng Gelang Hitam.

**Zaki:** "Terima kasih, Bruno. Aku akan melaksanakan tugas ini dengan setia."

Dengan posisi barunya, Zaki menjadi sosok yang semakin mendominasi dan dihormati di antara rekan-rekannya. Gelang Hitam kini memiliki pemimpin yang handal dan kejam dalam diri Zaki.

Pada malam itu, di tengah sorakan dan perayaan, Zaki menghadapi masa depan yang semakin tak terduga. Keberhasilannya di medan pertempuran membuka pintu menuju posisi yang lebih tinggi, tetapi juga membawanya semakin dalam kegelapan yang menyelimuti jalannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 82 Warisan Kakek Zaki: Cahaya Perjuangan dan Kebajikan

    Lalu dikeesokan harinya, Maya kembali ke rumah sakit, namun kali ini maya bersama anaknya indri, dan kakek roni juga dicki. Saat itu di rumah sakit kakek zaki dengan kondisi lemah tapi sudah sadar.Maya memasuki ruangan perawatan bersama Indri, Kakek Roni, dan Dicki. Mereka melihat Kakek Zaki terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat dan tubuhnya lemah. Meskipun begitu, matanya bersinar ketika melihat mereka semua masuk.Indri berlari mendekati tempat tidur Kakek Zaki dengan mata berkaca-kaca, mencium tangannya lembut. Kakek Zaki tersenyum lemah dan meraih tangannya dengan lembut. Kakek Roni dan Dicki juga mendekat dengan penuh kekhawatiran.Maya berdiri di samping tempat tidur, mencoba menahan air matanya. Dia menatap Kakek Zaki dengan penuh kasih sayang dan kekhawatiran. Hatinya terasa berat melihat keadaan Kakek Zaki yang lemah seperti itu.Kakek Zaki tersenyum tipis melihat mereka semua berkumpul di sekitarnya. Dia mencoba memberi mereka senyuman yang kuat, meskipun tubuhnya teras

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 81 Perjuangan Melawan Teror dan Pemulihan yang Penuh Semangat

    Dalam sekejap, hutan menjadi sorotan api dan suara peluru yang membahana. Kakek Zaki dan timnya segera mengambil posisi perlindungan, membalas tembakan dengan sigap. Meskipun mereka terluka, tekad untuk menangkap Cakra tidak pernah padam.Dalam kekacauan pertempuran, kakek Zaki melihat sebuah gerakan di semak-semak di seberangnya. Tanpa ragu, ia mengambil sikap serangan, berlari maju dengan samurainya yang siap menyerang. Namun, Cakra dan anak buahnya sudah melarikan diri, meninggalkan jejak-jejak perlawanan mereka.Saat asap mereda dan suara senjata reda, kakek Zaki dan timnya mengecek keadaan. Beberapa anggota terluka, tapi semuanya masih bisa berdiri tegak. Mereka mengetahui bahwa pertempuran belum berakhir, dan Cakra pasti akan kembali dengan rencana baru.Dengan hati yang penuh dengan tekad dan keberanian, kakek Zaki memimpin timnya melanjutkan pengejaran mereka melalui hutan yang gelap. Mereka tahu bahwa mereka harus bertindak cepat sebelum Cakra melancarkan serangan lainnya. Pe

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 80 Perburuan kakek Zaki melawan Cakra

    Ketika kakek zaki mulai menemukan jejak cakra, tiba tiba kakek zaki mendapat telepon dari kakek roni menanyakan keberadaan kakek zaki, dan menyampaikan bahwa indri telah disandera oleh cakra.Kakek Zaki merasakan kejutan dan kecemasan merayapi dirinya saat mendengar kabar tersebut. Dalam sekejap, prioritasnya beralih dari mengejar Cakra menjadi menyelamatkan Indri. Tanpa ragu, dia meminta Kakek Roni untuk memberikan detail lokasi dan kondisi terbaru Indri.Namun disini kakek roni menyampaikan bahwa dirinya tidak mengetahui lokasi cakra sekarang, dan cakra meminta langsung berbicara dengan kakek zaki lewat telepon.Kakek Zaki merasa tegang saat mendengar permintaan tersebut, tetapi dia tetap tenang dan siap untuk berbicara dengan Cakra. Dia menerima panggilan telepon dengan hati-hati, siap menghadapi apa pun yang akan diungkapkan oleh musuh bebuyutannya.Kakek Zaki merasa perasaan campur aduk antara ketakutan akan keselamatan Indri dan amarahnya terhadap Cakra yang telah menyandera cuc

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 79 Penyamaran Canggih dan Penentangan Tidak Kenal Takut

    Saat itu akhirnya, dengan langkah tegap dan tekad yang kuat, Kakek Zaki meninggalkan rumah sakit untuk memulai pencarian yang berbahaya dan penuh dengan ketidakpastian. Meskipun cakra telah mengubah wujudnya menjadi seorang kakek-kakek yang tak dikenal, dan keberadaannya masih menjadi misteri, Kakek Zaki bertekad untuk menemukannya dengan segala cara.Diperkuat oleh kemarahan yang meluap-luap dan kebrutalannya yang legendaris, Kakek Zaki siap menghadapi bahaya dan menghadapinya dengan keahliannya. Dia tidak akan mengenal takut dan tidak akan berhenti sebelum dia menemukan dan menuntut balas atas kejahatan yang dilakukan oleh cakra.Dengan setiap langkah yang diambilnya, Kakek Zaki membayangkan wajah-wajah yang telah merenggut segalanya darinya, dan api kemarahannya semakin berkobar di dalam dirinya. Hatinya dipenuhi oleh tekad yang tak tergoyahkan untuk menyelamatkan Maya, membalas dendam atas kematian keluarganya, dan menghentikan keganasan cakra sekali dan untuk selamanya.Dalam per

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 78 Perjuangan Kakek Zaki untuk Keadilan dan Keselamatan

    Meskipun Kakek Zaki berhasil merebut senjata dari para penyerang, situasi di pasar tetap tegang dan berbahaya. Para pemuda, kakek-kakek, dan anak-anak tersebut masih terus melancarkan serangan, meskipun mereka tidak lagi memegang senjata. Mereka masih dipengaruhi oleh efek obat yang diberikan oleh tim Cakra, membuat mereka tidak bisa dihentikan begitu saja.Melihat situasi semakin tidak terkendali, para polisi yang bertugas segera mengambil tindakan. Dengan sigap, mereka menahan para penyerang yang masih berusaha menyerang, menggunakan keahlian dan keterampilan mereka untuk menahan mereka tanpa melukai lebih banyak orang.Dalam sekejap, para penyerang yang masih terpengaruh oleh obat tersebut berhasil ditangkap dan dibawa ke tempat yang aman. Meskipun situasi menjadi tegang, para polisi bertindak dengan profesionalisme dan keberanian untuk menyelesaikan konflik tersebut dengan sebaik mungkin, sambil tetap memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat.Kakek Zaki, meskipun lega meli

  • TUKANG SOL SEPATU    Bab 77 Pertempuran Melawan Kekacauan

    Dengan tekad yang kuat dan niat yang gelap, Cakra dan timnya memasuki daerah pasar, tempat yang menjadi target utama mereka untuk melancarkan balas dendam terhadap Kakek Zaki. Mereka telah merencanakan setiap langkah dengan cermat, siap untuk menyebarkan kekacauan dan ketakutan di tengah-tengah masyarakat.Dengan mengenakan penampilan kakek-kakek yang ramah dan tidak mencurigakan, Cakra dan timnya mulai menjual makanan ringan mereka kepada pengunjung pasar yang ramai. Namun, di balik senyum mereka yang ramah, tersembunyi niat jahat untuk memanfaatkan orang-orang tersebut untuk mencapai tujuan mereka yang gelap.Mereka memilih sasaran mereka dengan hati-hati, mencari pemuda, kakek-kakek, dan bahkan anak-anak remaja yang rentan terhadap pengaruh mereka. Setiap kali ada yang tertarik dengan makanan mereka, Cakra dan timnya melihat kesempatan untuk memasukkan obat terlarang ke dalam makanan tersebut, merencanakan untuk mengendalikan korban mereka sesuai dengan kehendak mereka.Dengan seti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status