Terjebak Gairah Panas Mantan Suami

Terjebak Gairah Panas Mantan Suami

last updateปรับปรุงล่าสุด : 2025-08-28
โดย:  Leona Valeskaอัปเดตเมื่อครู่นี้
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
คะแนนไม่เพียงพอ
9บท
8views
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

Hidup Aruna berubah sejak perceraian itu. Ia membesarkan putri kecilnya seorang diri, menyembunyikan kenyataan pahit bahwa sang anak menderita sakit jantung bawaan. Saat biaya pengobatan tak lagi mampu ia tanggung, Aruna terpaksa mengetuk pintu masa lalunya—mantan suaminya, Raka. Namun Raka kini bukan lagi miliknya. Pria itu sudah bertunangan dan bersiap menikah. Pertemuan mereka seharusnya hanya sebatas bantuan untuk sang anak, tapi api yang pernah padam kembali menyala. Raka mengajukan syarat yang membuat Aruna terjebak dalam dilema: menyerahkan diri pada hasrat lamanya, atau melihat putrinya kehilangan kesempatan untuk hidup. Mampukah Aruna bertahan menghadapi badai cinta, gairah, dan rahasia yang selama ini ia sembunyikan?

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

Bab 1

“Nyawa putri Anda akan terancam bila operasi tidak segera dilakukan. Waktu kita tidak banyak, Nyonya Aruna. Jantungnya semakin melemah.”

Dunia seakan runtuh seketika. Suara dokter itu bergaung di telinga Aruna, menusuk jauh hingga ke relung hatinya.

Lututnya terasa goyah seakan tubuhnya tak lagi sanggup menopang beban yang menimpa. Ia berusaha menahan air mata, namun getar suaranya tak bisa ia sembunyikan.

“Dokter … berapa biaya yang dibutuhkan untuk operasi itu?” tanyanya dengan sisa keberanian yang dia miliki, meski hatinya sudah setengah hancur.

“Seratus juta, Nyonya. Begitu Anda membayar biaya administrasinya, kita akan segera lakukan operasi sekarang juga.”

Angka itu terdengar seperti palu godam yang menghantam dadanya. Seratus juta. Jumlah yang tak mungkin dia miliki. Pandangannya buram oleh genangan air mata yang kian deras.

Tabungannya nyaris habis untuk biaya obat dan rawat jalan selama ini. Semua yang dia punya, dari hasil kerja kerasnya, sudah terkuras demi mempertahankan hidup sang buah hati.

Kini, saat harapan benar-benar ada di depan mata, justru tembok besar bernama uang menghalangi langkahnya.

Usia putrinya yang baru empat tahun seakan menjadi pengingat pahit: betapa kejamnya dunia. Bocah sekecil itu harus menanggung penyakit mematikan.

Setiap kali melihat tubuh mungil itu berbaring lemah dengan selang infus menempel di tangan, hati Aruna serasa diremas. Kini, kondisinya semakin memburuk. Operasi adalah satu-satunya jalan.

Aruna menutup wajah dengan kedua tangannya. Suaranya pecah dalam tangis tertahan. Ia sangat takut kehilangan anak semata wayangnya—satu-satunya alasan dia masih bertahan di dunia ini, meski seringkali hidup memberinya luka tanpa jeda.

“Bagaimana, Nyonya? Apakah Anda akan melunasinya sekarang?” tanya dokter itu lagi, nada suaranya tenang tapi mendesak, seolah mengingatkan bahwa waktu benar-benar tidak berpihak pada mereka.

Wanita berusia tiga puluh tahun itu perlahan mengangkat wajahnya. Matanya sembab, penuh luka, namun ada cahaya kecil tekad yang masih bertahan. Ia menatap dokter itu dengan suara parau.

“Saya akan … mengusahakannya, Dokter.”

Kalimat itu lebih seperti janji pada dirinya sendiri daripada sekadar jawaban. Ia kemudian berpamitan dengan dokter, menyembunyikan getaran langkahnya yang hampir menyeret.

Malam itu, Aruna melangkah keluar dari rumah sakit dengan hati yang lebih berat daripada tubuhnya yang letih.

Hujan baru saja reda, menyisakan aroma tanah basah yang menusuk hidung. Lampu-lampu jalan berpendar temaram, menciptakan bayangan panjang yang mengikuti langkah gontainya.

Kakinya menapak tanpa tujuan pasti, hanya dorongan naluri untuk pulang, namun pikirannya terus berkelana.

Ia menggenggam tas kecilnya erat-erat, seakan di dalamnya tersimpan harapan terakhir—padahal yang ada hanyalah dompet kosong dan beberapa lembar uang receh.

“Ke mana aku harus mencari uang sebanyak itu?” gumamnya lirih, suaranya hampir tak terdengar di antara desiran angin malam.

“Anakku … aku tidak ingin kehilangannya. Tapi, aku juga tidak punya uang sebanyak itu.”

Setiap kata yang keluar dari bibirnya terdengar seperti doa bercampur putus asa. Pikirannya berputar, mencari celah, mencari keajaiban yang mungkin bisa menolong.

Lalu satu nama terlintas begitu saja: bosnya.

Perusahaan tempatnya bekerja baru saja berganti kepemimpinan. Semua karyawan masih meraba-raba siapa sosok pengganti yang kabarnya datang langsung dari pusat.

CEO baru itu terkenal tegas, dingin, bahkan berwibawa. Isu-isu yang beredar di kalangan rekan kerja membuatnya sedikit gentar, namun di balik rasa takut itu, tumbuh secercah harapan.

Jika ada seseorang yang mampu memberinya pinjaman sebesar itu, hanya orang dengan kekuatan sebesar sang CEO.

Aruna menghentikan langkahnya sejenak di trotoar yang masih basah. Ia mendongak ke langit yang mendung, menahan sesak yang ingin meledak.

“Semoga saja … semoga saja CEO baru itu mau meminjamkan uang padaku. Apa pun akan aku lakukan, asalkan dia mau menolongku.”

Matanya terpejam dan membiarkan air mata terakhir jatuh membasahi pipinya. Tekadnya sudah bulat.

Besok pagi, ia akan datang ke kantor. Ia akan merendahkan hati, menanggalkan gengsi, bahkan rela menukar apa pun yang diminta, asalkan anaknya bisa diselamatkan.

**

Keesokan paginya, Aruna bergegas pergi ke kantor. Dengan kemeja putih sederhana dan rambut disanggul rapi, dia mencoba menutup wajah lelahnya.

Jantungnya berdebar kencang, bukan hanya karena cemas, tapi juga karena dia tahu dirinya akan merendahkan harga dirinya dan memohon demi anaknya.

Ketika sampai di lobi, suasana kantor terasa berbeda. Karyawan-karyawan tampak tegang, berbisik-bisik, bersiap menyambut kedatangan CEO baru dari pusat. Aruna ikut berdiri di antara kerumunan dan menunduk dengan sopan.

Lalu langkah sepatu berderap. Suara dalam, tegas, terdengar menyapa manajemen.

Dan saat Aruna mendongak … napasnya sontak tercekat saat itu juga. Terkejut bukan main setelah melihat CEO baru yang ternyata adalah mantan suaminya sendiri!

Raka.

Pria itu berdiri di sana, gagah dalam setelan jas hitam, wajahnya dingin dan berwibawa. Mantan suaminya. Lelaki yang dulu dia tinggalkan dengan luka dan rahasia yang tidak pernah dia beri tahu siapa pun—alasan dia memilih untuk berpisah dengan Raka.

“Aruna?”

แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

บทอื่นๆ

ถึงผู้อ่าน

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น

ไม่มีความคิดเห็น
9
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status